Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

“IDENTIFIKASI FLAGELLATA RONGGA MULUT SECARA


MIKROSKOPIS”

DISUSUN OLEH :
GUSTI AYU RATIH WULANDARI
(211310843)

DOSEN PENGAMPU :
SRI IDAYANI, S.KM.,M.Kes

D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
I. JUDUL
Identifikasi Flagelata Rongga Mulut Secara Mikroskopis

II. DASAR TEORI


Trypanosoma rhodesiense Trypanosoma rhodesiense erat hubungannya
dengan Trypanosoma gambiense, morfologinya sulit dibedakan. Stephans dan
fantham pada tahun 1910 menemukan Trypanosoma rhodesiense dalam darah
seorang pasien penyakit tidur. Mereka membedakannya dari Trypanosoma
gambiense berdasarkan vektor penularnya, virulensinya dalam tikus, dan
ditemukannya varian morfologi yang belum ada pada Trypanosoma
gambiense. Trypanosoma rhodesiense atau penyakit tidur Afrika Timur
distribusinya lebih terbatas daripada Trypanosoma gambiense, yaitu ditemukan
di Afrika Timur bagian tengah. Infeksinya lebih cepat fatal daripada infeksi
Trypanosoma gambiense, dan binatang buruan seperti rusa semak (bushbuck)
merupakan hospes reservoar alamiahnya. Morfologi Trypanosoma mempunyai
ukuran 14-33 x 1,5-3,5 μm (rata-rata 15-20 μm). Membran bergelombang
terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung anterior,
kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus di tengah-
tengah atau sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah perantara maupun
sebenarnya. Trypanosoma masuk didalam tuan rumah perantara pada waktu
mengisap darah sebagai makanannya. Di dalam tubuh manusia Trypanosoma
hidup ekstra selluler di dalam darah, limfe dan cairan otak. Terdapat granula
spesifik, tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membelah
memanjang, bila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, inti akan berwarna
merah udang, dan sitoplasma berwarna biru. Bentuk kritidia berukuran 15-20
μm (rata-rata 15 μm). Membran bergelombang terdapat pada bagian tubuh
kean¬terior, kinetoplas letaknya lebih ketengah dengan axonema, letak nukleus
di tengah-tengah, terdapat granula spesifik (seperti trypanosoma). Terdapat
sebagai stadium sementara pada lalat Genus glossina untuk T.gambiense,
T.rhodesiense, sedangkan untuk T.cruzi adalah serangga Genus triatoma.
Berkembang biak membelah dua dan memanjang, dan di dalam kelenjar ludah
lalat glossina tadi, kritidia tersebut mengalami metamorfose menjadi
trypanosoma yang siap ditularkan. Siklus hidupnya yaitu lalat tsetse menjalani
metamorfosis sempurna yang terdiri 4 fase :Fase telur, larva belatung ( maggot
), kepompong, dan lalat dewasa. Jika diamati secara seksama dan kemudian
dibandingkan dengan siklus hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse biasa
dikatakan unik. Contoh keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah
wktunya bertelur, induk lalat tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di
dalam tubuhnya sehingga menetas menjadi larva yang baru menetas tersebut
tetap berada di dalam tubuh induknya dan hidup dengan mengkomsumsi
senyawa mirip cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar induknya. Jika larva
sudah memasuki ukuran tertentu, barulah larva lalat tsetse keluar dari tubuh
induknya dan lahir ke dunia. Masa hidup larva di dunia relatif singkat karena
hanyya dalam waktu beberapa jam usai keluar dari tubuh induknya, larva lalat
tsetse segera mencari tempat yang terlindung untuk berubah menjadi pupa.
Masa pupa atau kepompong berlangsung selama beberapa hari dan sesudah itu
lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup dari
mengisap darah mamalia dan bisahidup hingga usia 4 bulan. 2.
Trypanosoma gambiense morfologi bentuk tripomastigot (Trypanosome
form) yaitu bentuk memanjang dan melengkung langsing, inti di tengah inti di
tengah besar berbentuk lonjong, terletak di tengah dan berfungsi untuk
menyediakan makanan. Disebut juga troponukleus kinetoplas dekat ujung
posterior kinetoplas, berbentuk bulat atau batang. Ukuran lebih kecil dari inti
dan terletak di depan atau di belakang inti. Kinetoplas terdiri dari 2 bagian yaitu
benda parabasal dan blefaroplas Flagela membentuk dua sampai empat kurva
membran bergelombang, Flagela merupakan cambuk halus yang keluar dari
blefaroplas dan berfungsi untuk bergerak. Undulating membrane (membran
bergelombang), adalah selaput yang terjadi karena flagela melingkari badan
parasit, sehingga terbentuk kurva-kurva. Terdapat 3-4 gelombang membrane
ukurannya 20-30 mikron.
Siklus Hidup ada waktu darah mamalia dihisap, oleh lalat tse tse yang
infektif (genus Glossina) maka akan memasukkan metacyclic trypomastigotes
kedalam jaringan kulit. Parasit–parasit akan masuk ke dalam sistem lymphatic
dan ke dalam aliran darah. Di dalam tubuh tuan rumah, mereka berubah
menjadi trypomastigotes di dalam aliran darah. Dan ini akan dibawa ke sisi lain
melalui tubuh, cairan darah kaya yang lain dan berlanjut bertambah banyak
dengan binary fission. Segala siklus hidup dari African Trypanosomes telah
ditampilkan pada tingkat ektra seluler. Lalat tsetse menjadi infektif dengan
trypomastigotes dalam aliran darah ketika mengisap darah mamalia yang
terinfeksi. Pada alat penghisap lalat parasit berubah menjadi procyclic
trypomastigotes, bertambah banyak dengan binary fission. Binary fission
meninggalkan alat penghisap, dan berubah menjadi epimastigotes. Air liur lalat
kaya akan epimastigotes dan pertambahan banyak berlanjut dengan binary
fission. Diagnosis dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengetahui riwayat tempat tinggal dan riwayat bepergian ke daerah
endemik.
b. Menemukan tanda dan gejala klinis
o Demam yang bersifat periodik
o Dijumpai reaksi inflamasi lokal (primary chancre) pada tempat
inokulasi, rash pada kulit, lympadenopati pada bagian cervical posterior
(Winterbotton’s sign)
o Gangguan neurologis, terutama pola tidur (diurnal somnolence,
nocturnal insomnia), gangguan status mental, gangguan keseimbangan
otak kecil, gangguan ekstrapiramidal
c. Menemukan parasit pada pemeriksaan
o Darah tepi dengan pewarnaan.
o Biopsi aspirasi pada primary chancre
o Cairan cerebrospinal
d. Pemeriksaan Serologi
o ELISA
o Immunofluorescent indirek
Trypanosoma cruzi morfologi Trypanosoma cruzi adalah penyebab
Trypanosomiasis Amerika atau penyakit Chagas. Penyakit ini merupakan
penyakit zoonosis dengan distribusi geografi yang luas dari sebelah selatan AS
sampai dengan Meksiko dan Amerika Selatan. Trypanosoma cruzi memiliki
stadium amastigot intraseluler yang berkembang di jantung, otak dan alat-alat
dalam, disamping stadium trypomastigot pada sirkulasi perifer. T. cruzi
ditransmisikan oleh serangga yang berasal dari genus Panstrongilus atau
Triatoma, serangga ini telah mengalami adaptasi untuk dapat hidup berdekatan
dengan manusia. Parasit berkembang dalam saluran pencernaan serangga dan
terkadang masuk ke dalam tubuh manusia bersamaan dengan proses defekasi
ketika Triatoma sedang menghisap darah manusia. Infeksi tertinggi terjadi
pada anakanak. Siklus hidup. Trypanosoma cruzi memiliki dua fase dalam
siklus hidupnya. Satu fase terjadi dalam tubuh manusia atau hospes reservoir
dan fase lain dalam tubuh serangga (Triatoma). Transmisi ke dalam aliran
darah manusia terjadi ketika Triatoma berdefekasi selama menghisap darah dan
trypomastigot metasiklik yang infekstif terdapat dalam feses berpenetrasi kulit
melalui luka garukan. Trypomastigot menginvasi histiosit dan sel-sel jaringan
lain secara aktif. Di dalam sel-sel tersebut parasit bertransformasi menjadi
amastigot dan bermultiplikasi secara pembelahan biner. Pada pewarnaan
giemsa, amastigot tampak berbentuk oval. Parasit dapat berbentuk transisional,
promastigot dan epimastigot sebelum menjadi trypomastigot dan semuanya
terjadi di dalam sel. Sel yang terinfeksi kemudian mengalami ruptur dan
melepaskan parasit baru yang akan menginfeksi sel lain. Trypomastigot secara
periodik terdapat pada sirkulasi perifer sebagai penyebaran dari nodus
limfatikus. Pewarnaan giemsa menunjukkan bentuk ’S’ atau ’C’. Pada
Triatoma, parasit tampak dalam stadium epimastigot pada mid-gut dan
bertransformasi menjadi trypomastigot metasiklik pada hind-gut.
Trypomastigot metasiklik bersifat infektif pada manusia dan hospes reservoir
ketika mereka secara mekanis mempenetrasi jaringan kulit yang terluka.
Transmisi Sebagian besar korban yang terinfeksi adalah anak-anak berusia di
bawah 5 tahun. Ketika serangga menggigit, kotoran serangga yang bersifat
infekstif yang terdapat di sekitar luka gigitan menimbulkan rasa gatal, hal ini
merangsang hospes untuk menggaruk daerah tersebut sehingga menimbulkan
luka, luka tersebut digunakan oleh parasit untuk masuk ke dalam tubuh hospes.
Pencegahan Pencegahan penyakit chagas membutuhkan kombinasi dari
penyuluhan pada masyarakat di daerah endemik dan pemberantasan vektor
penyakit, perbaikan kondisi sosial ekonomi. Konstruksi tempat tinggal yang
baik.
Leishmania donovani adalah endoparasit protozoa menghuni sel-sel dari
system retikulo-endotel manusia menyebabkan leishmaniasis visceral kala-
azar, yang artinya penyakit hitam, oleh karena kulit penderita berwarna hitam
akibat terjadinya hiperpigmentasi. penyakit ini terdapat endemik di India, Cina,
Afrika, Eropa Selatan, Amerika Selatan, dan Rusia. Di dalam tubuh manusia
Leishmania donovani terdapat dalam bentuk leishmania dijumpai intrasesluler
di dalam sel-sel sistem retikuloendotel. Selama siklus hidupnya parasit ini
mempunyai dua bentuk yaitu bentuk leishmania (stadium aflagella atau
amastigot) yang terdapat didalam tubuh mammalia, misalnya manusia, anjing,
dan hamster dan berada di dalam sel-sel retikuloendotel, dan bentuk
leptomonad yaitu stadium flagella atau promastigot yang terdapat di dalam
usus artropoda yang bertindak sebagai vector. Bentuk ini juga akan didapatkan
jikalau dilakukan biakan parasit pada media buatan. Bentuk leishmania
(aflagella) mempunyai bentuk yang oval dengan ukuran antara 2 sampai 4
mikron, mempunyai flagella, terdapat axonema, 1 nukleus, 1 blefaroplas dan 1
kinetoplas.. Intinya kecil dengan garis tengah kurang dari 1 mikron. Inti yeng
terletak sentral ini berbentuk bulat atau lonjong. Kinetoplas yang tampak
sebagai bintik yang kecil. Dari kinetoplast keluar benang halus (fila ment) yang
menuju ke tepi tubuh, yang disebut aksonema atau rhisoplas dan terdiri dari
akar dan flagel. Di sepanjang aksonema terdapat ruangan-ruangan jernih yang
tidak berwarna atau vakuol. Bila organisme tersebut diwarnai dengan Giemsa
atau Wright, maka nukleus dan kinetoplas akan berwarna merah, sedang
sitoplasma akan berwarna biru. Leishmania hidup intra selluler dan
berkembang biak dengan membelah diri. Morfologi bentuk leptomonad
berbeda antara bentuk masih muda dengan bentuk yan telah matang.
Leptomonad yang muda berbentuk lonjong pendek, berukuran antara 5 sampai
10 mikron panjangnya dan lebar antara 2 sampai 3 mikron. Bentuk leptomonad
yang matang bentuknya panjang dan langsing dengan panjang antara 15 sampai
20 mikron dan lebar antara 1 sampai 2 mikron, dan belum memiliki flagella,
mempunyai flagella pada posterior, terdapat 1 nukleus dan 1 kinetoplas yang
bekerja sebagai inti lembaga flagella. Bentuk Leptomonad berkembang biak
dengan membelah memanjang.. Inti terletak sentral, sedangkan kinetoplas
terletak di dekat ujung anterior dari tubuh. Pada tempat akar flagel yang terletak
di depan kinetoplas, terdapat rongga berwarna yang disebut vakuol eosinofilik.
Flagel yang timbul dari bagian depan tubuh berukuran sama panjang atau lebih
panjang daripada ukuran panjang tubuh parasit. Dalam siklus hidup parasit ini
terdapat dua jenis tuan rumah yaitu tuan rumah defenitif yaitu manusia, dan
hospes reservoirnya adalah anjing, dan antilop. Lalat pasir (sandfly) yang
termasuk genus Phlebotomus merupakan vektornya atau hospes perantara. Di
dalam tubuh manusia, stadium primastigot masuk ke dalam sel makrofag dan
berubah menjadi bentuk leishmania (stadium amastigot). Parasit pada tubuh
manusia hidup secara intraselular di darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel
(RE) dalam bentuk leishmania (stadium amastigot). Bentuk ini mampu
membelah diri secara longitudinal sehingga sel tuan rumah (host-cell)
membesar dan pecah. Parasit yang keluar dari sel-sel sistem retikuendotel yang
pecah ini kemudian akan mencari sel-sel sistem retikuloendotel lainnya atau
masuk kedalam aliran darah, selanjutnya stadium ini dapat ditemukan dalam
sel retikulo-endotel (RE) hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limpe viseral.
Parasit yang berada di dalam darah inilah yang kemudian akan terisap oleh
vektor penular parasit ini, yaitu Phlebotomus aguntipus. Di dalam tubuh
Phlebotomus, bentuk leishmania (stadium amastigot atau aflagella) yang
terisap masuk ke dalam lambung (mid-gut) kemudian berubah menjadi bentuk
leptomonad (stadium promastigot atau flagella), berkembang biak dengan
cepat secara belah pasang longitudinal dan menjadi banyak dalam waktu 3–5
hari. Di dalam mid-gut vector akan berlangsung multiplikasi parasit. Dari mid-
gut, parasit-parasit akan menuju kebagian anterior alat pencernaan serangga
yaitu ke faring dan ke rongga mulut dan akan ditularkan melalui proboscis lalat.
Dalam anterior station development ini, kelenjar ludah tidak terinfeksi dengan
parasit sehingga tidak turut berperan dalam sistem penularan penyakit. Vektor
penular leishmaniasis donovani ini menjadi sangat infektik pada hari ke-6
sampai hari ke-9 sejak saat mengisap darah penderita.
Leishmania tropica morfologi berbentuk oval, berdiameter 2 mikron atau
dengan ukuran 3x4 2 mikron, tidak mempunyai flagella, terdapat axonema, 1
nukleus, 1 blefaroplas dan 1 kinetoplas. Bila organisme tersebut diwarnai
dengan Giemsa atau Wright, maka nucleus dan kinetoplas akan berwarna
merah, sedang sitoplasma akan berwarna biru. Stadium leishmania hanya
terdapat didalam tubuh tuan rumah (manusia), leishmania hidup intra seluler
dan berkembang biak dengan membelah diri. Bentuk Leishmania tropica tidak
dapat dibedakan dari morfologi Leishmania donovani. Siklus hidup
Leishmania tropica sama dengan siklus hidup Leishmania donovani, kecuali
bahwa bentuk leishmania terdapat di sel mononuklir besar dari kulit dan tidak
ada di dalam visera. Baik bentuk leishmania yang terdapat pada manusia
maupun bentuk leptomonad yang terdapat di dalam tubuh vektor, mampu
memperbanyak diri dengan membelah diri secara binary fission.
Leishmania donovani morfologi parasit ini tidak dapat dibedakan dari
Leishmania donovani dan Leishmania tropica. Stadium amastigot hidup dalam
sel retikuloendotel (RE) di bawah kulit pada porte d’entree dan menyebar ke
selaput lendir (mukosa) yang berdekataan seperti mulut, hidung, dan tulang
rawan telinga. Dalam siklus hidupnya, parasit ini membutuhkan Lutzomyia sp.
sebagai vektornya. Bertindak sebagai hospes reservoir adalah anjing.
Penularan pada manusia terjadi melalui gigitan vektor yang infektif, tetapi jga
dapat melalui kontak langsung dari satu penderita kepada orang lain. Auto-
infection dapat juga terjadi pada seorang penderita. Stadium amastigot hidup
didalam sel retikuloendotel (RE) dibawah kulit pada porte d’entree dan
menyebar ke selaput lendir (mukosa) yang berdekatan, seperti mulut, hidung
dan tulang rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada lalat phlebotomus
sebagai bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan pula dalam baikan NNN. Infeksi
terjadi seperti pada L.donovani dan L.tropica.

III. TUJUAN
Untuk mengetahui atau melihat bentuk atau morfologi dari preparat
awetan yaitu flagellata rongga mulut (trichomonas tenax dan opistorchis sp.)
flagellate darah ((Trypanosoma (T. gambiense, T. rhodiense, T. cruzi) dan
Leishmania (L. donovani, L. tropica, L. braziliensis)).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Mikroskop Monokuler
2. Mikroskop Binokuler

B. Bahan
1. Minyak imersi
2. Preparat Awetan dari golongan protozoa (flagellata rongga mulut
(trichomonas tenax dan opistorchis sp.) flagellata darah
(Trypanosoma (T. gambiense, T. rhodiense, T. cruzi) dan Leishmania
(L. donovani, L. tropica, L. braziliensis). Chilomstix

V. PROSEDUR KERJA
1. Pra Analitik
a) Mencuci tangan dengan 6 langkah menggunakan sabun dan air
mengalir, kemudian keringkan dengan menggunakan tissue.
b) Menggunakan APD lengkap (masker, jas laboratorium, hand scoon dan
memakai sepatu tertutup).
c) Meja praktikum di desinfeksi dengan alcohol 70% sebelum melakukan
praktikum.
d) Menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum.
e) Menyiapkan sampel untuk praktikum.
f) Memberi label identitas sampel.
g) Menyimpan sampel sesuai stabilitasny

2. Analistik
a) Diambil salah satu preparat awetan dari golongan protozoa.
b) Diletakkan salah satu preparat awetan diatas meja mikroskop
c) monokuler atau mikroskop binokuler.
d) Ditetesi minyak imersi.
e) Dilihat dengan pembesaran lensa obyektif 100 x.
f) Diamati dan digambar setiap bentuk preparat yang telah dilihat.
3. Post Analitik
a) Laporkan hasil yang diamati.
b) Bersihkan alat dan bahan yang sudah di gunakan.
c) Dibuang bahan yang telah dipakai pada tempatnya.
d) Dibersihkan meja praktikum dengan desinfeksi alkohol 70% agar steril.
e) Lepaskan handscoon yang telah di gunakan.
f) Mencuci tangan dengan tujuh langkah tepat dan keringka menggunakan
tissue.
g) Lepaskan alat pelindung diri dan rapikan.
h) Menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
i) Menyusun laporan praktikum.

VI. HASIL PENGAMATAN MIKROSKOP


No Gambar Pengamatan Keterangan

1 Trichomonas tenax

2 Telur Cacing
Opisthorchis
viverrini

VII. PEMBAHASAN
Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau
protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi
superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan
zooflagelata. Mastigophora terbagi menjadi 2 golongan berda-sarkan
tempat hidupnya: Flagelata darah dan jaringan (hemo-flagelata) yg
hidup dalam darah & jaringan tubuh seperti Trypanosoma dan
Leismania dan Falgelata yang hidup di traktus digestivus (hidup di
rongga usus & mulut), seperti Giardia lamblia, Trichomonas hominis
(usus) Trichomonas tenax (mulut) urogenital (hidup di vagina, uretra &
prostat) contoh : Trichomonas vaginalis (genital).
Pada praktikum kali ini digunakan sediaan preparat awetan dari
golongan protozoa, yang mana preparat di tetesi minyak emersi dan
dilihat dengan pembesaran lensa obyektif 100 x. Hasil praktikum
ditemukannya Trichomonas tenax dan Telur Cacing Opisthorchis
viverrini. Opisthorchis viverrini adalah trematoda parasit yang berasal
dari filum Platyhelminthes yang menginfeksi manusia melalui konsumsi
ikan mentah air tawar. Cacing Opisthorchis viverrini merupakan parasit
ini diketahui menjadi penyebab penyakit kanker saluran empedu
Cholangiocarcinoma. Metacercariae akan masuk ke dalam tubuh
manusia melalui konsumsi ikan mentah. Daerah yang konsumsi ikan
mentah seperti makanan koi pla lebih tinggi memiliki kasus penyakit
Opisthorchiasis lebih tinggi. Orang yang terinfeksi parasit ini akan
menunjukkan gejala pusing, rasa sakit di perut bagian kanan atas,
kelelahan, mual, anoreksia, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan
diare. Umumnya jika jumlah parasit di dalam tubuh manusia sedikit
maka tidak muncul gejala terinfeksi. Efek paling parah dari parasit ini
adalah munculnya kanker kolangiokarsinoma.
Sedangkan untuk Trichomonas tenax Parasit ini bersifat apatogen.
Infeksi Trichomonas tenax tidak menimbulkan gejala yang berarti. Dan
dapat Diagnosis ditegakkan dengan menemukan parasit dalam bahan
kerokan mulut.
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ditemukannya Trichomonas tenax dan Telur Cacing Opisthorchis
viverrini pada sediaan preparat awetan dari golongan protozoa.
2. Meskipun ditemukan Trichomonas tenax karena bersifat apatogen
yang berarti Infeksi Trichomonas tenax tidak menimbulkan gejala
yang berarti.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Farantika, Rafika. 2016. Eksplorasi Dan Prevalensi Jenis Telur Cacing
Pada Feses Kucing Liar Dan Kucing Peliharaan Di Kawasan
Kampus Universitas Negeri Semarang. Tersedia Pada
Http://Lib.Unnes.Ac.Id/28966/1/4411411035.Pdf. Diaksess pada
tanggal 9 desember 2022.
Haryanto, Eko. 2020. Trichomonas tenax dan Trichomonas hominis.
Tersedia pada https://fdokumen.com/document/trichomonas-
tenax-55c43c73c274b.html?page=1 diakses pada tanggal 9
desember 2022.
Parwati, Putu Ayu, dkk. 2020. Modul Praktikum Parasitologi I.
STIKES Wira Medika Bali.

Anda mungkin juga menyukai