Anda di halaman 1dari 2

Trypanosoma rhodesiense dan Trypanosoma gambiense

 Morfologi dan Daur hidup

Kedua spesies tersebut terdapat dalam stadium tripomastigot yang hidup dalam
darah. Ada dua macam bentuk, yaitu bentuk panjang (32 mikron) dan bentuk
pendek (16 mikron) yang tidak mempunyai flagel. Mempunyai sifat polimorf.

Stadium tripomastigot hidup di luar sel (ekstraseluler) dalam darah, limpa kelenjar
limfe, cairan otak dan di otak. Berkembang biak secara belah pasang longitudinal
dan dalam darah tampak bentuk yang membelah.

 Hospes dan Nama penyakit


Hospes reservoar T. rhodesiense adalah binatang liar seperti antilop dan
hospes reservoar T. gambiense adalah binatang peliharaan seperti
sapi,babi,kambing dan sebagainya. Lalat Glossina berperan sebagai hospes
perantara. Penyakitnya disebut tripanosomiasis Afrika atau sleeping
sickness.
 Patologi dan Gejala klinis
Pada pore d’entrée, parasit berkembang biak di sela-sela jaringan di bawah
kulit dan dalam waktu kira-kira satu minggu timbul syanker tripanosoma.
Stadium tripomastigot masuk ke pembuluh darah dan terjadi parasitemia.
Timbulnya demam disebabkan oleh parasit yang menyerang kelenjar
limfe. Kelenjar limfe menjadi besar dan nyeri. Pembesaran kelenjar limfe
terjadi di daerah ketiak dan inguinal. Selain itu terjadi pula
hepatosplenomegali. Pada stadium berikutnya, parasit dapat masuk ke otak
dan menyebabkan meningitis, ensenfalitis dengan gejala sakit kepala yang
berat, kelainan motorik, apatis, letargi, koma dan berakhir dengan
kematian.
T. rhodesiense sangat virulen, penyakitnya akut sehingga penderita
meninggal dalam waktu yang singkat sebelum gejala otak tampak,
T.gambiense penyakitnya menahun dan sesudah satu tahun penderita
dapat meninggal dengan gejala otak.
 Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan parasit :
1. Secara langsung dalam sediaan darah dan atau cairan otak
2. Dalam biopsy kelenjar dan fungsi sumsum tulang
3. Secara imunologi dengan zat anti fluoresen
 Pengobatan
Pengobatan pada penyakit tidur afrika biasanya berhasil baik bila dimulai
pada permulaan penyakir (Infeksi dini) yaitu pada stadium darah-limfe.
Untuk itu dapat di pakai suramin atau pentamidin.
Bila susunan saraf sudah terkena maka dipakai triparsamid.
Obat yang tersedia umumnya toksik untuk manusia, dan beberapa strain
parasit menjadi resisten terhadap obat tersebut. Untuk itu dapat dipakai
melarsopol : Mel B (arsobal)
 Epidemiologi
Penyakit yang disebabkan oleh T.rhodesiense sangat jarang tetapi penting
karena penyakit ini sangat berbahaya. Hospes perantaranya adalah lalat
Glossina morsitans yang hidup di daerah padang rumput ( savannah ).
Tripanosomasiasis rodiesinse hospes reservoar penting karna penularan
terjadi dari hospes reservoar melalui lalat ke manusia. Hospes perantara
untuk T. gambiense ialah lalat glossine palpalis yg terdapat di daerah
dataran rendah dan keadaan lembab. Hospes reservoar T gambiense
ditularlkan dari manusia ke lalat. Bila penduduk pindah ke daerah yang
tidak ada vektornya, kadang –kadang dijumpai kesulitan, misalnya tidak ada
air untuk diminum (jauh dari sumber air atau sungai ). Di Indonesia
terdapat T evansi yang dapat menyebabakan penyakit sura pada binatang
hospes perantaranya lalat stomoxys calcitrans atau lalat kandang.

Anda mungkin juga menyukai