Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 
Sebelum penulis memulai pembahasan lebih lanjut mengenai penyakit malaria, ada
baik nya saya memaparkan sedikit bahwa malaria ialah penyakit berbahaya, penyakit yang
telah merenggut jutaan bahkan mungkin milyaran  nyawa di dunia.Penyakit ini sudah
berumur ribuan tahun. Wabah malaria ini di sebarkan oleh makhluk hidup kecil yang sangat
berbahaya. Kalian tentu sudah tahu siapa sosok nyamuk itu. Dia hidup berdampingan dengan
kita. Dia bisa ada di mana saja, dirumah, sekolah, pasar, hotel, perkantoran, bahkan di hutan
ataupun gua juga ada. Hewan lemah inilah yang menyebarkan terror di seluruh bagian dunia
ini Walaupun begitu tidak semua nyamuk bisa menyebarkan/menularkan wabah malaria ini,
nyamuk yang menularkan penyakit ini ialah keluarga “anophles”. Merekalah tersangka
dibalik pembunuhan jutaan jiwa warga dunia.Berbagai kegiatan yang sudah dilakukan untuk
mengurangi insiden malaria adalah :
1. Mengindari atau mengurangi kontak/gigitan nyamuk anopheles (memakai kelambu,
obat nyamuk dll).
2. Membunuh nyamuk dewasa menggunakan berbagai insektisida
dan fooging/pengasapan oleh pemerintah.
3. Membunuh jentik/kegiatan anti larva, baik secara kimiawi dengan larvasida maupun
biologik dengan ikan, tumbuhan, jamur dan bakteri.
4. Mengurangi tempat perindukan (source reduction).
5. Mengobati penderita malaria.
6. Pemberian pengobatan untuk pencegahan (profilaksis).
7. Vaksinasi (masih dalam tahap riset dan clinical trial).

Adapun sebagian kecil kejadian penyebaran wabah ini yang pernah terjadi di indonesia
yaitu di pulau sabu dan pulau semau pulau ini menjadi saksi kembali mengganasnya penyakit
ini. Tercatat, tidak kurang dari 1.730 orang sabu (Pos Kupang 06/05) dan 556 orang semau
(Pos Kupang 05/05) positif malaria. Dari jumlah ini sedikitnya delapan bocah di desa
uitiuana, kecamatan semau, akhirnya menyerahkan nyawanya direnggut keganasan penyakit
itu.Dalam buku the World Malaria Report 2005, badan kesehatan dunia (WHO),
menggambarkan walaupun berbagai upaya telah dilakukan, hingga tahun 2005 malaria masih
menjadi masalah kesehatan utama di 107 negara di dunia. Penyakit ini menyerang sedikitnya
350-500 juta orang setiap tahunnya dan bertanggung jawab terhadap kematian sekitar 1 juta
orang setiap tahunnya. Diperkirakan masih sekitar 3,2 miliar orang hidup di daerah endemis
malaria Itulah sebagian kecil dari keganasan penyakit terkenal “malaria” ini. Sedangkan untuk
kasus malaria di kabupaten Kediri sendiri tahun 2017 jumlahnya mencapai 13 total kasus malaria,
yaitu dari kecamatan Kandat 3 orang , kecamatan Pagu 1 orang , kecamatan Mojo 1 orang, kecamatan
Kandangan 1 orang , kecamatan Gurah 4 orang , kecamatan Papar 1 orang , kecamatan pare 1 orang
dan kecamatan Kras 1 orang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan malaria?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya malaria?
3. Bagaimana upaya pencegahan, pengobatan malaria?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan malaria
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya malaria.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan, pengobatan malaria.

1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui segala
sesuatu tentang malaria, bagaimana mekanisme terjadinya malaria, dan bagaimana upaya
pencegahan, pengobatan malaria. Dengan demikian, diharapkan masyarakat ikut
memberantas penyakit ini secara aktif sehingga tidak menjadi endemi di masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

 
A. Pengertian Malaria.

Istilah malaria ini diperkenalkan oleh dr. Francisco torti pada abad ke-17. Dalam
perkataan itali malaria bermaksud udara kotor. Malaria adalah penyakit yang disebabkan
oleh protozoa yang disebut plasmodium, yang dalam salah satu tahap perkembang
biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah. Plasmodium yang
menyebarkan penyakit malaria berasal dari spesies plasmodium falciparum dan plasmodium
vivax, plasmodium ovale, plasmodium malariae, dan plasmodium knowlesi.Vektor yang
berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk anopheles, terutamanya anopheles
sundaicus diasia dan anopheles gambiae di afrika.Jenis malaria yang paling ringan adalah
malaria tertiana yang disebabkan oleh plasmodium vivax, dengan gejala demam yang dapat
terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu
setelah infeksi). Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga
malaria tropika, disebabkan oleh plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian
besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma,mengigau serta kematian. Malaria kuartana yang disebabkan oleh
plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama dari pada penyakit malaria
tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18-40 hari setelah infeksi
terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari dan ini merupakan
jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh plasmodium ovale dan mirip
dengan malaria teriana. Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh di dalam sel hati;
beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, kemudian organisme tersebut menyerang dan
menghancurkan sel darah merah dan menyebabkan demam pada penderita

3
B. ETIOLOGI
Etiologi malaria melibatkan 5 spesies plasmodium, disebarkan oleh vektor nyamuk
dari kebanyakan host manusia.  
Agen
Plasmodium penyebab malaria terdiri dari 5 spesies berikut:

1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium malariae
5. Plasmodium knowlesi: parasit malaria pada monyet yang telah dilaporkan mampu
menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian di Asia Tenggara
Vektor
Terdapat sekitar 430 Anopheles sp tetapi hanya 30-40 spesies merupakan vektor
penularan malaria. Nyamuk-nyamuk malaria tersebut menggigit sejak waktu matahari
terbenam hingga waktu matahari terbit. Hanya nyamuk malaria betina yang mampu
menularkan penyakit ini pada manusia. Nyamuk yang paling sering menggigit
manusia, secara berurutan adalah spesies Anopheles sundaicus, Anopheles gambiae,
Anopheles freeborni, Anopheles dirus.

Inang (Host)
Host malaria adalah terutama manusia tetapi hewan peliharaan dan ternak seperti
babi, sapi, dan anjing juga dapat menjadi host malaria. Plasmodium
knowlesi memiliki host spesifik monyet dan di Indonesia terdapat di Kalimantan.
Walau demikian, terdapat penyebaran dari monyet ke manusia sehingga menyebabkan
kematian.

4
C. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi infeksi malaria berkembang melalui dua fase.Fase 1 dalam tubuh manusia dan

fase 2 dalam tubuh nyamuk malaria


I. Fase dalam Tubuh Manusia

Dalam tubuh manusia, terdapat dua tahapan yang terjadi, yaitu siklus ekso eritrosit dan
eritrosit.

Siklus Ekso Eritrosit


Ketika nyamuk betina Anopheles sp yang terinfeksi plasmodium malaria menggigit manusia,
sejumlah sporozoit yang terdapat dalam air liur nyamuk masuk ke dalam peredaran darah
manusia. Sporozoit ini kemudian akan menginvasi hepar, berkembang biak dan bertambah
banyak secara aseksual. Situasi ini berlangsung sekitar 8 hingga 30 hari secara asimtomatik.
Plasmodium menjadi dorman dalam hepar dalam suatu periode waktu tertentu, kemudian
organisme ini akan melepaskan ribuan merozoit ke dalam aliran darah seiring dengan
rupturnya sel-sel hepar. Merozoit ini akan memasuki dan menginfeksi sel-sel darah merah
untuk memulai siklus eritrosit kehidupannya.
Disfungsi hepar akibat dari infeksi malaria sangat jarang terjadi. Biasanya terjadi pada
penderita yang telah mengidap penyakit sebelumnya seperti hepatitis virus, penyakit hati
kronis. Sindrom yang terjadi disebut sebagai malaria hepatitis. Telah dilaporkan, kejadian
yang meningkat akan malaria hepatopati yang terjadi di Asia Tenggara dan India.
Sejumlah sporozoit dari Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale tidak segera berkembang
menjadi merozoit dalam siklus ekso-eritrosit nya tapi memproduksi sejumlah hipnozoit.
Hipnozoit ini mampu bertahan dalam sel-sel hepar untuk jangka waktu panjang berbulan-
bulan hingga tahunan, secara tipikal 7-10 bulan. Setelah periode dorman, hipnozoit ini akan
kembali aktif dan memproduksi merozoit-merozoit untuk dilepaskan ke dalam peredaran
darah. Hipnozoit bertanggungjawab untuk masa inkubasi yang panjang dan terjadinya relaps
di kemudian hari.
Siklus Eritrosit
Merozoit yang memasuki dan menginfeksi eritrosit akan mengalami proses skizogoni
menjadi tropozoit imatur stadium cincin (ring stage) yang kemudian akan melalui 2 tahapan.
1.Maturasi Tropozoit
Tropozoit akan tumbuh dan berkembang menjadi tropozoit matur yang lalu berubah menjadi
skizon. Skizon akan menyebabkan terjadinya rupture eritrosit dan terlepas bebas ke dalam
aliran pembuluh darah untuk kemudian memasuki eritrosit sehat dan membentuk tropozoit
imatur kembali.
Adanya sejumlah tropozoit dalam peredaran darah manusia, akan menjadikan tubuh manusia
melepaskan sitokin (cytokine) secara alami, sebagai respon terhadap parasitemia tersebut.

5
2. Pembentukan gametosit
Tropozoit imatur juga akan berkembang menjadi gametosit yang kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi gametosit jantan (mikrogamet) dan betina (makrogamet). Gametosit ini
beredar dalam darah. Apabila penderita digigit nyamuk Anopheles, maka gamet jantan dan
betina akan masuk ke dalam tubuh nyamuk, dan mulai menjalani siklus hidup selanjutnya
sampai membentuk sporozoit kembali.
3.Mekanisme Proteksi Malaria
Parasit malaria berdiam dalam hepar dan sel-sel darah sehingga secara relatif tidak terdeteksi
dan terlindungi dari sistem imun tubuh. Namun parasite malaria tetap dapat dihancurkan
dalam limpa. Untuk mengantisipasi hal tersebut, organisme ini akan membentuk protein
sehingga sel darah merah yang terinfeksi dapat melekat pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat mengakibatkan terjadinya blokade pembuluh darah mikro.
II. Fase dalam Tubuh Nyamuk (Siklus Sporogonik)

Dalam tubuh nyamuk, mikrogamet akan melepaskan flagelanya, siap bereproduksi dengan
makrogamet secara seksual. Mikrogamet akan melakukan penetrasi terhadap makrogamet
dalam lambung nyamuk, menghasilkan sejumlah zigot. Zigot, kemudian akan menjadi motil
dan memanjang, disebut sebagai ookinet. Sejumlah ookinet akan menginvasi dinding usus
nyamuk untuk membentuk ookis. Ookis tumbuh, ruptur dan melepaskan sejumlah sporozoit,
lalu beredar memasuki kelenjar liur nyamuk dan siap menginfeksi host berikutnya.

D. MANIFESTASI KLINIS

Lama periode prodromal 3-5 hari dengan tanda-tanda penyakit atipis, seperti nyeri


kepaladan otot, mual, anoreksia, rasa letih dan sakit. Kemudian timbul serangan malaria
primer yangkhas, seperti menggigil dan sangat dingin, disusul perasaan panas dan demam
tinggi yangdisertai keringat berlimpah. Gejala penting lainnya adalah anemia akibat hemolisa
danmembesarnya limpa (Tjay dan Rahardja, 2002).Gejala umum pada malaria tropika adalah
berkurangnya kesadaran dan serangan demamyang tidak menentu, seringkali terus menerus
dan suhu rektal di atas 48°C, dapat
juga berlangsung berkala tiga hari sekali. Tidak menimbulkan residif (kambuh) seperti jenis
malarialainnya. Penyakit ini juga sering ditandai dengan pembesaran hati dengan adanya
penyakitkuning (icterus) dan urin berwarna coklat tua atau hitam akibat hemolisa (blacwater
fever  ).Malaria otak merupakan komplikasi malaria tropika yang lebih gawat yang ditandai
denganhilangnya kesadaran secara cepat, timbul kejang-kejang, koma dan kematian (Tjay
dan Rahardja,2002).Sedangkan pada malaria tertiana ditandai dengan demam berkala selama
tiga hari sekalidengan puncak setelah 48 jam. Gejala lainnya berupa nyeri kepala dan
punggung,
mual, pembesaran limpa dan malaise. Pada malaria kwartana ditandai dengan demam berkala 
selama empat hari sekali, dengan puncak demam setiap 72 jam serta gejala lain yang sama
dengan malaria tersiana.Secara umum manifestasi klinis malaria terdiri dari:
Gejala awal meliputi demam, menggigil, muntah, hipotensi ortostatik,
abnormalitaselektrolit.Fase Eritrositis

6
Prodrome: sakit kepala, anoreksia, malaise, mual, lelah2)
Gejala nonspesifik: nyeri abdominal, diare, nyeri dada3)
Paroxysm (serangan tiba-tiba): demam tinggi, menggigil4)

Fase dingin
 berlangsung dari 30 menit sampai satu jam karena timbulnya penyempitan pembuluh 
(vasokonstriksi). Penderita mengigil karena merasa sangat dingin dan suhu badan meningkat
dengan cepat mencapai 41°C.
E. PENATALAKSANAAN
Malaria adalah penyakit yang bisa diobati dan dicegah. Tujuan utama pengobatan
adalah untuk membasmi parasit malaria untuk mencegah pengembangan penyakit parah
seperti malaria serebral atau kematian.

Pasien Inap

Rujuk pasien malaria untuk dirawat di ruang isolasi,hal ini untuk mencegah pengidap
malaria digigit nyamuk dan menularkan kepada orang sehat.pasien dengan malaria berat,
yang berkomplikasi seperti malaria serebral, dirawat di ruang ICU.

Berobat jalan

Pasien keadaan umum dan kesadaran baik, telah bebas demam 3 hari tanpa obat
penurun demam, dimana pemeriksaan parasit negatif 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu
12-24 jam, dapat dipulangkan dan berobat jalan. Follow-up pasien yang diberikan obat anti
malaria ini.

Terapi Artemisin (ACTs)

Terapi kombinasi artemisin diberikan selama tiga hari. Berikut adalah pilihan terapi
kombinasi Artemisin (ACTs):
Artemeter + Lumefantrin
Artemeter + lumefantrin tersedia dalam bentuk tablet 20/120 mg dan 40/240 mg. artemeter +
lumefantrin diberikan 2 kali sehari selama 3 hari dengan 2 dosis pertama sebaiknya berjarak 8
jam. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai berikut:
 5-15 kg: 20/120 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
 15-25 kg: 40/240 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
 25-35 kg: 60/360 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
 >35 kg: 80/480 mg 2 kali sehari, selama 3 hari

7
Artesunat + Amodiakuin
Artesunat + amodiakuin tersedia dalam bentuk tablet 25/67.5 mg, 50/135 mg, dan 100/270
mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai berikut:
 4.5-9 kg: 25/67.5 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 9-18 kg: 50/135 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 18-36: 100-270 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 >36: 200/540 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
Artesunat + Meflokuin
Artesunat + meflokuin tersedia dalam bentuk tablet pediatrik 25/55 mg dan tablet dewasa
100/220 mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai berikut:
 5-9 kg: 25/55 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 9-18 kg: 50/110 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 18-30 kg: 100/220 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 >30 kg: 200/440 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
Dihidroartemisinin + Piperakuin
Dihidroartemisinin + piperakuin tersedia dalam bentuk tablet pediatrik 20/160 mg dan tablet
dewasa 40/320 mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai
berikut:
 5-8 kg: 20/160 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 8-11 kg: 30/240 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 11-17 kg: 40/320 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 17-25 kg: 60/480 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 25-36 kg: 80/640 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 36-60 kg: 120/960 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 60-80 kg: 160/1280 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
 >80 kg: 200/1600 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
Artesunat + Sulfadoksin-Pirimetamin
Artesunat + sulfadoksin-pirimetamin tersedia dalam bentuk terpisah berupa tablet artesunat
50 mg dan tablet sulfadoxine-pirimetamin 500/25 mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan
berat badan adalah sebagai berikut:

Berat badan D o s i s a r t e s u n a t Dosis sulfadoksin-pirimetamin


5 - 1 0 k g 25 mg 1 kali per hari selama 3 hari 250/12.5 mg diberikan sebagai dosis tunggal pada hari 1
1 0 - 2 5 k g 50 mg 1 kali per hari selama 3 hari 500/25 mg diberikan sebagai dosis tunggal pada hari 1
2 5 - 5 0 k g 100 mg 1 kali per hari selama 3 hari 1000/50 mg diberikan sebagai dosis tunggal pada hari 1

> 5 0 k g 200 mg 1 kali per hari selama 3 hari 1500/75 mg diberikan sebagai dosis tunggal pada hari 1

8
Pengobatan Malaria Plasmodium falciparum Tanpa Komplikasi

Pada malaria yang disebabkan Plasmodium falciparum tanpa komplikasi, obat yang


diberikan adalah kombinasi dihidroartemisinin + piperakuin. Obat ini boleh diberikan pada
anak dan dewasa, kecuali pada wanita hamil semester pertama. Dosis yang diberikan

Pengobatan Malaria selain P. falciparum yang Sensitif Chloroquine

Pada berat 60 kg atau lebih, berikan chloroquine fosfat dengan dosis berikut:
 Dosis pertama: chloroquine fosfat oral 1 gram
 Dosis kedua (6-8 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 500 mg
 Dosis ketiga (24 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 500 mg
 Dosis keempat (36 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral
 Total dosis: 2.5 gram dalam 3 hari
Pada berat kurang dari 60 kg, dosis chloroquine adalah sebagai berikut:
 Dosis pertama: chloroquine fosfat oral 16.7 mg/kgBB
 Dosis kedua (6-8 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 8.3 mg/kgBB
 Dosis ketiga (24 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 8.3 mg/kgBB
 Dosis keempat (36 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 8.3 mg/kgBB
 Total dosis: 41.7 mg/kgBB dalam 3 hari

Pengobatan Malaria selain P. falciparum yang Resisten Chloroquine

Pada malaria yang resisten chloroquine, berikan dihidroartemisinin + piperakuin,


artesunat + meflokuin, atau artemeter + lumefantrin.

Pengobatan Infeksi Mixed Malaria

Pada daerah endemik, umumnya malaria yang terjadi merupakan gabungan dari
beberapa spesies Plasmodium. Untuk itu, dapat diberikan terapi kombinasi artemisin.

Pengobatan terhadap Hipnozoit Stadium Hati Infeksi P. vivax dan P. ovale

Berikan primaquine dosis 0,25 mg/kgBB per hari selama 14 hari dengan catatan
pasien tidak menderita defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), dan tidak
boleh diberikan pada wanita hamil.

9
Pada orang dengan defisiensi G6PD, primaquine diberikan sekali seminggu, selama 8
minggu, dengan dosis 0,75 mg/kgBB. Pemberian obat pada orang dengan defisiensi G6PD
perlu disertai dengan monitor ketat fungsi hati terhadap potensi efek samping hematologis.

Malaria Berat/Serebral

Pada anak <20 kg, berikan artesunat parenteral dengan dosis 3 mg/kgBB. Pada anak
yang lebih besar dan dewasa, berikan dosis 2.4 mg/kgBB. Setelah kondisi membaik dan
pasien dapat menggunakan terapi oral, ganti obat dengan terapi kombinasi artemisin.
Pada kondisi ketidaktersediaan artesunat parenteral, artemeter intramuscular dapat diberikan
dengan dosis awal 3.2 mg/kgBB dan rumatan sebesar 1.6 mg/kgBB.
Persiapan Rujukan
RIsiko kematian tertinggi pada malaria berat/serebral terjadi pada 24 jam pertama. Untuk itu,
pasien dengan waktu rujukan >6 jam perlu diberikan penanganan prarujukan terlebih dahulu.
Penanganan yang dapat diberikan berupa artesunat intramuskular atau rektal, artemeter
intramuskular, dan kuinin intramuskular. Artesunat rektal hanya direkomendasikan pada anak
usia < 6 tahun di mana artesunat intramuskular tidak tersedia.
Terapi Cairan
Terapi cairan pada malaria berat harus dinilai secara individual. Orang dewasa dengan
malaria berat rentan mengalami kelebihan cairan sedangkan anak-anak cenderung dehidrasi.
Untuk itu, diperlukan evaluasi tekanan vena jugular, perfusi perifer, turgor kulit, capillary
refill time, dan output urin.
Transfusi Darah
Anemia berat umumnya terjadi pada anak. Untuk itu, transfusi darah direkomendasikan
dilakukan pada hemoglobin di bawah 5 gram/100mL darah.
Follow Up
Pasien dengan malaria berat memerlukan perawatan intensif, jika tersedia sebaiknya
ditempatkan di ICU. Pemantauan mencakup tanda vital, kesadaran, dan output urin. Glukosa
darah perlu dipantau setiap 4 jam, terutama pada pasien yang tidak sadar.

Antipiretik

Antipiretik seperti paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid dapat digunakan


untuk meredakan demam dan meningkatkan kenyamanan pasien. Walau demikian,
penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid harus berhati-hati jika pasien dicurigai mengalami
hemolisis.

10
Antiemetik

Antiemetik yang dapat digunakan untuk malaria adalah Metoclopramide 10 mg atau


ondansetron 4 mg diberikan 3 kali sehari bila perlu.

F. PERAN PERAWAT
1. Melakukan penyuluhan pada suatu daerah bila terdapat orang yang terjangkit malaria
dan segera melakukan vuging di sekitar lingkungan tersebut
2. Dengan memberikan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak-anak
dan masyarakat seperti :
a. Mencuci tangan setelah BAB dan BAK
b. Jangan biarkan anak-anak terbiasa menggigit kuku
c. Mandi sehari 3 kali, gosok gigi disetiap sesudah makan, dan akan tidur
d. Mengganti celana dalam minim 2 hari sekali
e. Membuka jendela setiap pagi agar terjadi pergantian dan kelembaban didalam
rumah menjadi minim
f. Mengganti seprai dan sarung bantal minimal 1 minggu sekali
3. Menginformasikan kepada masyarakat agar rutin membersihkan rumah dan
lingkungan terutama pada tempat yang terdapat genangan air seperti kolam ikan,
selokan, wc dan lain-lain
4. Memberikan informasi agar mencuci bersih dan rebus hingga matang pada bahan-
bahan makanan seperti daging, ikan, sayur dan buah-buahan sebelum dimasak atau
dihidangkan karena biasanya banyak telur cacing yang terdapat di sayuran, buah dan
daging
5. Penyuluhan kesehatan dimasyarakat umum
6. Imunisasi dan vaknisasi dalam posyandu
7. Bekerja sama dengan masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan
8. Perawat harus mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatan masyarakat
9. Promosi kesehatan
10. Konsultasi kesehatan

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Malaria adalah penyakit mematikan yang disebarkan melalui perantara nyamuk


anopheles.
Malaria ialah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium.
Plasmodium ialah parasit yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a. Plasmadium vivax : yang menyebabkan malaria tertiana benigna.
b. Plasmadium ovale : yang menyebabkan malaria tertiana benigna
c. Plasmadium malariae : yang menyebabkan malaria quartana
d.Plasmadium falciparum: yang menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat, Progresif
dan biasanya fatal.
Penyakit ini dapat diobati dengan menggunakan tanaman obat seperti, Klorokuin, Primakuin,
Kina, Sulfadoksin pirimetamin (sp), Sambiloto, Pulai, Johar, Bratawali, Vaksin.
Agar kita terhindar dari penyakit malaria, hendaknya kita melakukan tindakan pencegahan
dari gigitan nyamuk anopheles. Pencegahannya bisa dengan menggunakan obat dan ada juga
yang tanpa obat. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu
langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari ini.
Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat setempat.

Saran
Diharapkan Dinas Kesehatan Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi
malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu
dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan kegiatan surveilens malaria
secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor
malaria.

Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan kasa
nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara pemakaian
kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Arlan Prabowo. Malaria: Mencegah dan Mengatasi, :Penerbit Niaga Swadaya


Faisal Yatim, DTM&H, MPH. Macam-macam Penyakit Menular: Yayasan OborIndonesia
Faisal Yatim, DTM&H, MPH. Macam-macam Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya:
Yayasan OborIndonesia
http://www.dinkes.kedirikab.go.id
http://www.litbang.depkes.go.id/~djunaedi/data/emil.pdf
http://www.penyakitmenular.info
http://www.wartamedika.com/2006/09/pencegahan-malaria.html
http://www.geocities.com/mitra_sejati_2000/malaria.html

14
15

Anda mungkin juga menyukai