PENDAHULUAN
Adapun sebagian kecil kejadian penyebaran wabah ini yang pernah terjadi di indonesia
yaitu di pulau sabu dan pulau semau pulau ini menjadi saksi kembali mengganasnya penyakit
ini. Tercatat, tidak kurang dari 1.730 orang sabu (Pos Kupang 06/05) dan 556 orang semau
(Pos Kupang 05/05) positif malaria. Dari jumlah ini sedikitnya delapan bocah di desa
uitiuana, kecamatan semau, akhirnya menyerahkan nyawanya direnggut keganasan penyakit
itu.Dalam buku the World Malaria Report 2005, badan kesehatan dunia (WHO),
menggambarkan walaupun berbagai upaya telah dilakukan, hingga tahun 2005 malaria masih
menjadi masalah kesehatan utama di 107 negara di dunia. Penyakit ini menyerang sedikitnya
350-500 juta orang setiap tahunnya dan bertanggung jawab terhadap kematian sekitar 1 juta
orang setiap tahunnya. Diperkirakan masih sekitar 3,2 miliar orang hidup di daerah endemis
malaria Itulah sebagian kecil dari keganasan penyakit terkenal “malaria” ini. Sedangkan untuk
kasus malaria di kabupaten Kediri sendiri tahun 2017 jumlahnya mencapai 13 total kasus malaria,
yaitu dari kecamatan Kandat 3 orang , kecamatan Pagu 1 orang , kecamatan Mojo 1 orang, kecamatan
Kandangan 1 orang , kecamatan Gurah 4 orang , kecamatan Papar 1 orang , kecamatan pare 1 orang
dan kecamatan Kras 1 orang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan malaria?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya malaria?
3. Bagaimana upaya pencegahan, pengobatan malaria?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan malaria
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya malaria.
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan, pengobatan malaria.
1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah agar masyarakat dapat mengetahui segala
sesuatu tentang malaria, bagaimana mekanisme terjadinya malaria, dan bagaimana upaya
pencegahan, pengobatan malaria. Dengan demikian, diharapkan masyarakat ikut
memberantas penyakit ini secara aktif sehingga tidak menjadi endemi di masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaria.
Istilah malaria ini diperkenalkan oleh dr. Francisco torti pada abad ke-17. Dalam
perkataan itali malaria bermaksud udara kotor. Malaria adalah penyakit yang disebabkan
oleh protozoa yang disebut plasmodium, yang dalam salah satu tahap perkembang
biakannya akan memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah. Plasmodium yang
menyebarkan penyakit malaria berasal dari spesies plasmodium falciparum dan plasmodium
vivax, plasmodium ovale, plasmodium malariae, dan plasmodium knowlesi.Vektor yang
berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk anopheles, terutamanya anopheles
sundaicus diasia dan anopheles gambiae di afrika.Jenis malaria yang paling ringan adalah
malaria tertiana yang disebabkan oleh plasmodium vivax, dengan gejala demam yang dapat
terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu
setelah infeksi). Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga
malaria tropika, disebabkan oleh plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian
besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke
otak, menyebabkan koma,mengigau serta kematian. Malaria kuartana yang disebabkan oleh
plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama dari pada penyakit malaria
tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18-40 hari setelah infeksi
terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari dan ini merupakan
jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh plasmodium ovale dan mirip
dengan malaria teriana. Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh di dalam sel hati;
beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, kemudian organisme tersebut menyerang dan
menghancurkan sel darah merah dan menyebabkan demam pada penderita
3
B. ETIOLOGI
Etiologi malaria melibatkan 5 spesies plasmodium, disebarkan oleh vektor nyamuk
dari kebanyakan host manusia.
Agen
Plasmodium penyebab malaria terdiri dari 5 spesies berikut:
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium malariae
5. Plasmodium knowlesi: parasit malaria pada monyet yang telah dilaporkan mampu
menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian di Asia Tenggara
Vektor
Terdapat sekitar 430 Anopheles sp tetapi hanya 30-40 spesies merupakan vektor
penularan malaria. Nyamuk-nyamuk malaria tersebut menggigit sejak waktu matahari
terbenam hingga waktu matahari terbit. Hanya nyamuk malaria betina yang mampu
menularkan penyakit ini pada manusia. Nyamuk yang paling sering menggigit
manusia, secara berurutan adalah spesies Anopheles sundaicus, Anopheles gambiae,
Anopheles freeborni, Anopheles dirus.
Inang (Host)
Host malaria adalah terutama manusia tetapi hewan peliharaan dan ternak seperti
babi, sapi, dan anjing juga dapat menjadi host malaria. Plasmodium
knowlesi memiliki host spesifik monyet dan di Indonesia terdapat di Kalimantan.
Walau demikian, terdapat penyebaran dari monyet ke manusia sehingga menyebabkan
kematian.
4
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi infeksi malaria berkembang melalui dua fase.Fase 1 dalam tubuh manusia dan
Dalam tubuh manusia, terdapat dua tahapan yang terjadi, yaitu siklus ekso eritrosit dan
eritrosit.
5
2. Pembentukan gametosit
Tropozoit imatur juga akan berkembang menjadi gametosit yang kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi gametosit jantan (mikrogamet) dan betina (makrogamet). Gametosit ini
beredar dalam darah. Apabila penderita digigit nyamuk Anopheles, maka gamet jantan dan
betina akan masuk ke dalam tubuh nyamuk, dan mulai menjalani siklus hidup selanjutnya
sampai membentuk sporozoit kembali.
3.Mekanisme Proteksi Malaria
Parasit malaria berdiam dalam hepar dan sel-sel darah sehingga secara relatif tidak terdeteksi
dan terlindungi dari sistem imun tubuh. Namun parasite malaria tetap dapat dihancurkan
dalam limpa. Untuk mengantisipasi hal tersebut, organisme ini akan membentuk protein
sehingga sel darah merah yang terinfeksi dapat melekat pada dinding pembuluh darah. Hal ini
dapat mengakibatkan terjadinya blokade pembuluh darah mikro.
II. Fase dalam Tubuh Nyamuk (Siklus Sporogonik)
Dalam tubuh nyamuk, mikrogamet akan melepaskan flagelanya, siap bereproduksi dengan
makrogamet secara seksual. Mikrogamet akan melakukan penetrasi terhadap makrogamet
dalam lambung nyamuk, menghasilkan sejumlah zigot. Zigot, kemudian akan menjadi motil
dan memanjang, disebut sebagai ookinet. Sejumlah ookinet akan menginvasi dinding usus
nyamuk untuk membentuk ookis. Ookis tumbuh, ruptur dan melepaskan sejumlah sporozoit,
lalu beredar memasuki kelenjar liur nyamuk dan siap menginfeksi host berikutnya.
D. MANIFESTASI KLINIS
6
Prodrome: sakit kepala, anoreksia, malaise, mual, lelah2)
Gejala nonspesifik: nyeri abdominal, diare, nyeri dada3)
Paroxysm (serangan tiba-tiba): demam tinggi, menggigil4)
Fase dingin
berlangsung dari 30 menit sampai satu jam karena timbulnya penyempitan pembuluh
(vasokonstriksi). Penderita mengigil karena merasa sangat dingin dan suhu badan meningkat
dengan cepat mencapai 41°C.
E. PENATALAKSANAAN
Malaria adalah penyakit yang bisa diobati dan dicegah. Tujuan utama pengobatan
adalah untuk membasmi parasit malaria untuk mencegah pengembangan penyakit parah
seperti malaria serebral atau kematian.
Pasien Inap
Rujuk pasien malaria untuk dirawat di ruang isolasi,hal ini untuk mencegah pengidap
malaria digigit nyamuk dan menularkan kepada orang sehat.pasien dengan malaria berat,
yang berkomplikasi seperti malaria serebral, dirawat di ruang ICU.
Berobat jalan
Pasien keadaan umum dan kesadaran baik, telah bebas demam 3 hari tanpa obat
penurun demam, dimana pemeriksaan parasit negatif 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu
12-24 jam, dapat dipulangkan dan berobat jalan. Follow-up pasien yang diberikan obat anti
malaria ini.
Terapi kombinasi artemisin diberikan selama tiga hari. Berikut adalah pilihan terapi
kombinasi Artemisin (ACTs):
Artemeter + Lumefantrin
Artemeter + lumefantrin tersedia dalam bentuk tablet 20/120 mg dan 40/240 mg. artemeter +
lumefantrin diberikan 2 kali sehari selama 3 hari dengan 2 dosis pertama sebaiknya berjarak 8
jam. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai berikut:
5-15 kg: 20/120 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
15-25 kg: 40/240 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
25-35 kg: 60/360 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
>35 kg: 80/480 mg 2 kali sehari, selama 3 hari
7
Artesunat + Amodiakuin
Artesunat + amodiakuin tersedia dalam bentuk tablet 25/67.5 mg, 50/135 mg, dan 100/270
mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai berikut:
4.5-9 kg: 25/67.5 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
9-18 kg: 50/135 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
18-36: 100-270 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
>36: 200/540 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
Artesunat + Meflokuin
Artesunat + meflokuin tersedia dalam bentuk tablet pediatrik 25/55 mg dan tablet dewasa
100/220 mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai berikut:
5-9 kg: 25/55 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
9-18 kg: 50/110 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
18-30 kg: 100/220 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
>30 kg: 200/440 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
Dihidroartemisinin + Piperakuin
Dihidroartemisinin + piperakuin tersedia dalam bentuk tablet pediatrik 20/160 mg dan tablet
dewasa 40/320 mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan berat badan adalah sebagai
berikut:
5-8 kg: 20/160 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
8-11 kg: 30/240 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
11-17 kg: 40/320 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
17-25 kg: 60/480 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
25-36 kg: 80/640 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
36-60 kg: 120/960 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
60-80 kg: 160/1280 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
>80 kg: 200/1600 mg 1 kali per hari, selama 3 hari
Artesunat + Sulfadoksin-Pirimetamin
Artesunat + sulfadoksin-pirimetamin tersedia dalam bentuk terpisah berupa tablet artesunat
50 mg dan tablet sulfadoxine-pirimetamin 500/25 mg. Dosis obat yang diberikan berdasarkan
berat badan adalah sebagai berikut:
> 5 0 k g 200 mg 1 kali per hari selama 3 hari 1500/75 mg diberikan sebagai dosis tunggal pada hari 1
8
Pengobatan Malaria Plasmodium falciparum Tanpa Komplikasi
Pada berat 60 kg atau lebih, berikan chloroquine fosfat dengan dosis berikut:
Dosis pertama: chloroquine fosfat oral 1 gram
Dosis kedua (6-8 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 500 mg
Dosis ketiga (24 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 500 mg
Dosis keempat (36 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral
Total dosis: 2.5 gram dalam 3 hari
Pada berat kurang dari 60 kg, dosis chloroquine adalah sebagai berikut:
Dosis pertama: chloroquine fosfat oral 16.7 mg/kgBB
Dosis kedua (6-8 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 8.3 mg/kgBB
Dosis ketiga (24 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 8.3 mg/kgBB
Dosis keempat (36 jam setelah dosis pertama): chloroquine fosfat oral 8.3 mg/kgBB
Total dosis: 41.7 mg/kgBB dalam 3 hari
Pada daerah endemik, umumnya malaria yang terjadi merupakan gabungan dari
beberapa spesies Plasmodium. Untuk itu, dapat diberikan terapi kombinasi artemisin.
Berikan primaquine dosis 0,25 mg/kgBB per hari selama 14 hari dengan catatan
pasien tidak menderita defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), dan tidak
boleh diberikan pada wanita hamil.
9
Pada orang dengan defisiensi G6PD, primaquine diberikan sekali seminggu, selama 8
minggu, dengan dosis 0,75 mg/kgBB. Pemberian obat pada orang dengan defisiensi G6PD
perlu disertai dengan monitor ketat fungsi hati terhadap potensi efek samping hematologis.
Malaria Berat/Serebral
Pada anak <20 kg, berikan artesunat parenteral dengan dosis 3 mg/kgBB. Pada anak
yang lebih besar dan dewasa, berikan dosis 2.4 mg/kgBB. Setelah kondisi membaik dan
pasien dapat menggunakan terapi oral, ganti obat dengan terapi kombinasi artemisin.
Pada kondisi ketidaktersediaan artesunat parenteral, artemeter intramuscular dapat diberikan
dengan dosis awal 3.2 mg/kgBB dan rumatan sebesar 1.6 mg/kgBB.
Persiapan Rujukan
RIsiko kematian tertinggi pada malaria berat/serebral terjadi pada 24 jam pertama. Untuk itu,
pasien dengan waktu rujukan >6 jam perlu diberikan penanganan prarujukan terlebih dahulu.
Penanganan yang dapat diberikan berupa artesunat intramuskular atau rektal, artemeter
intramuskular, dan kuinin intramuskular. Artesunat rektal hanya direkomendasikan pada anak
usia < 6 tahun di mana artesunat intramuskular tidak tersedia.
Terapi Cairan
Terapi cairan pada malaria berat harus dinilai secara individual. Orang dewasa dengan
malaria berat rentan mengalami kelebihan cairan sedangkan anak-anak cenderung dehidrasi.
Untuk itu, diperlukan evaluasi tekanan vena jugular, perfusi perifer, turgor kulit, capillary
refill time, dan output urin.
Transfusi Darah
Anemia berat umumnya terjadi pada anak. Untuk itu, transfusi darah direkomendasikan
dilakukan pada hemoglobin di bawah 5 gram/100mL darah.
Follow Up
Pasien dengan malaria berat memerlukan perawatan intensif, jika tersedia sebaiknya
ditempatkan di ICU. Pemantauan mencakup tanda vital, kesadaran, dan output urin. Glukosa
darah perlu dipantau setiap 4 jam, terutama pada pasien yang tidak sadar.
Antipiretik
10
Antiemetik
F. PERAN PERAWAT
1. Melakukan penyuluhan pada suatu daerah bila terdapat orang yang terjangkit malaria
dan segera melakukan vuging di sekitar lingkungan tersebut
2. Dengan memberikan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak-anak
dan masyarakat seperti :
a. Mencuci tangan setelah BAB dan BAK
b. Jangan biarkan anak-anak terbiasa menggigit kuku
c. Mandi sehari 3 kali, gosok gigi disetiap sesudah makan, dan akan tidur
d. Mengganti celana dalam minim 2 hari sekali
e. Membuka jendela setiap pagi agar terjadi pergantian dan kelembaban didalam
rumah menjadi minim
f. Mengganti seprai dan sarung bantal minimal 1 minggu sekali
3. Menginformasikan kepada masyarakat agar rutin membersihkan rumah dan
lingkungan terutama pada tempat yang terdapat genangan air seperti kolam ikan,
selokan, wc dan lain-lain
4. Memberikan informasi agar mencuci bersih dan rebus hingga matang pada bahan-
bahan makanan seperti daging, ikan, sayur dan buah-buahan sebelum dimasak atau
dihidangkan karena biasanya banyak telur cacing yang terdapat di sayuran, buah dan
daging
5. Penyuluhan kesehatan dimasyarakat umum
6. Imunisasi dan vaknisasi dalam posyandu
7. Bekerja sama dengan masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan
8. Perawat harus mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal
sehingga mandiri dalam upaya kesehatan masyarakat
9. Promosi kesehatan
10. Konsultasi kesehatan
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Saran
Diharapkan Dinas Kesehatan Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi
malaria yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu
dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan kegiatan surveilens malaria
secara menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor
malaria.
Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan kasa
nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara pemakaian
kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.
12
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15