IPD
MALARIA
OLEH :
201610330311010
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit yang menyerang sel darah merah disebabkan oleh
betina yang terinfeksi. Penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis seperti
Afrika, Asia Tenggara, Amerika Tengah dan Selatan. Terdapat 5 spesies parasit
malaria berat sementara Plasmodium vivax tersebar paling luas terutama di Asia
jika tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian
Penderita malaria dapat terinfeksi satu atau lebih dari satu jenis parasit
demam, menggigil, sakit kepala, mual-muntah dan sakit seperti flu, setiap jenis
malaria dapat muncul gejala yang berbeda. Pada infeksi malaria berat terjadi
anemia berat akibat hemolisis, sulit bernafas, gula darah rendah, penurunan
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh
tentang malaria terkait definisi, epidemiologi, etiologi, dan faktor risiko, gejala
prognosisnya.
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit
infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang
2.2 Etiologi
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu
parasit malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina. Parasit
Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat menginfeksi
tropika), merupakan jenis penyakit malaria yang terberat dan satu-satunya parasit
dalam 2 – 3 bulan. Relaps 50% dalam beberapa minggu – 5 tahun setelah penyakit
awal.
waktu lama.
4. Plasmodium ovale Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium.
sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang
tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh P.Vivax dan P.Malariae
dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh
tubuh; lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
menerus, parasit penyebab penyakit malaria harus berada dalam tubuh manusia
untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosit jantan dan betina yang
sesuai untuk penularan. Parasit juga harus menyesuaikan diri dengan sifat-sifat
yang paling pendek diantara jenis yang lain, akan tetapi menghasilkan parasitemia
yang paling tinggi. Gametosit P.falciparum baru berkembang setelah 8-15 hari
sesudah masuknya parasit ke dalam darah. Parasit P.vivax dan P.ovale pada
umumnya menghasilkan parasitemia yang rendah, gejala yang lebih ringan dan
begitu, sporozoit P.vivax dan P.ovale di dalam hati dapat berkembang menjadi
skizon jaringan primer dan hipnozoit. Hipnozoit ini menjadi sumber terjadinya
relaps.
morfologis tidak dapat dibedakan. Strain suatu spesies yang menginfeksi vektor
lokal, mungkin tidak dapat menginfeksi vektor dari daerah lain. Lamanya masa
inkubasi dan pola terjadinya relaps juga berbeda menurut geografisnya. P.vivax
dari daerah Eropa Utara mempunyai masa inkubasi yang lama, sedangkan
P.vivaxdari daerah Pasifik Barat (antara lain Irian Jaya) mempunyai pola relaps
yang berbeda. Terjadinya resistensi terhadap obat anti malaria juga berbeda
menurutstrain geografis parasit. Pola resistensi di Irian Jaya juga berbeda dengan
Anopheles betina. Pada saat menggigit host terinfeksi (manusia yang terinfeksi
bersamaan dengan darah, sebab di dalam darah manusia yang telah terinfeksi
malaria banyak terdapat parasit malaria. Parasit malaria tersebut kemudian
lain (yang tidak terinfeksi malaria), maka parasit malaria masuk ketubuh korban
bersamaan dengan air liur nyamuk. Malaria pada manusia hanya dapat ditularkan
oleh nyamuk betina anopheles. Dari lebih 400 spesies anopheles di dunia, hanya
bisa juga hidup di daerah beriklim sedang dan bahkan di daerah Antarika.
ditemukan di dataran rendah. Semua vektor tersebut hidup sesuai dengan kondisi
ekologi setempat, antara lain ada nyamuk yang hidup di air payau pada tingkat
salinitas tertentu (An. sundaicus, An.subpictus), ada yang hidup di sawah (An.
aconitus), air bersih di pegunungan (An. maculatus), genangan air yang terkena
ditentukan oleh keadaan lingkungan yang ada, seperti suhu, kelembaban, curah
berikut:
efektif).
5) Lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk sporogoni dan kemudian
betina menggigit antara waktu senja dan subuh, dengan jumlah yang berbeda-beda
menurut spesiesnya.
Jarak terbang nyamuk Anopheles adalah terbatas, biasanya tidak lebih dari
2-3 km dari tempat perkembangbiakan. Bila ada angin yang kuat nyamuk
terbang atau kapal laut dan menyebarkan malaria ke daerah yang non endemik.
malaria yang ada di dalam darah penderita. Parasit malaria berkembang biak di
Anopheles yang infektif menggigit orang yang sehat (belum menderita malaria).
Sesudah +12-30 hari (bervariasi tergantung spesies parasit) kemudian, bila daya
tahan tubuhnya tidak mampu meredam penyakit ini maka orang sehat tsb berubah
penderitanya cukup menyiksa (alias cukup berat). Gejala malaria yang utama
yaitu: demam, dan menggigil, juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul dapat bervariasi
tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana parasit
1. Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit
infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes.
Selain itu juga cara infeksi yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara
malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot,
anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di
menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi lemah,
bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang
disertai muntah.
merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat
kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau
lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-
kejang.
Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal. Setelah itu
merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan
biasanya dialami oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria,
penderita yang baru pertama kali menderita malaria. Di daerah endemik malaria
gejala lain, misalnya: diare dan pegal-pegal. Hal ini disebut sebagai gejala malaria
yang bersifat lokal spesifik. Gejala klasik (trias malaria) lebih sering dialami
dapat berlangsung berat atau malah tidak ada. Diantara 2 periode demam terdapat
periode tidak demam yang berlangsung selama 12 jam pada malaria falciparum,
36 jam pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria malariae.
atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki satu atau beberapa
3. Kejang-kejang
10. Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
11. Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
12. Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g%)
2.4 Diagnosis
A. Anamnesis
kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal. Riwayat berkunjung
dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria. Riwayat tinggal
didaerah endemik malaria. Riwayat sakit malaria. Riwayat minum obat malaria
satu bulan terakhir. Gejala klinis pada anak dapat tidak jelas. Riwayat mendapat
transfusi darah.
Selain hal-hal tadi, pada pasien penderita malaria berat, dapat ditemukan
keadaan seperti gangguan kesadaran dalam berbagai derajat, keadaan umum yang
lemah, kejang-kejang, panas sangat tinggi, mata dan tubuh kuning, perdarahan
hidung, gusi, nafas cepat (sesak napas), muntah terus menerus dan tidak dapat
makan minum, Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman,
Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada dan Telapak tangan sangat pucat.
B. Pemeriksaaan Fisik
1. Tanda Patognomonis
a. Periode demam :
Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai
Pernapasan cepat
b.Periode demam :
2. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa dapat juga ditemukan acites
5. Ginjal : dapat ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oliguri atau anuri
KOMPLIKASI :
Tatalaksana kasus malaria untuk plasmodium (P) falsiparum dan P.vivax pada
dasarnya sama yaitu memakai obat golongan ACT, perbedaan terjadi pada
primakuin 45 mg/ hari sebagai dosis tunggal dan pada P.vivaks primakuin dipakai
mg (~ 153 mg basa). Dosis artesunate ialah 4 mg/kg BB/hari selama 3 hari dan
dan penanganan yang salah/ tidak tepat/ terlambat. Perubahan yang besar dalam
malaria biasa karena pada malaria berat diperlukan daya membunuh parasit secara
cepat dan ber-tahan cukup lama di darah untuk segera menurunkan dera-jat
per infus/ intra muskuler) yang berefek cepat dan kurang menyebabkan terjadinya
resis-tensi.
Derivat Artemisinin :
mempunyai daya bunuh parasit yang cepat dan menetap ii) efektif terhadap parasit
yang resisten, iii) memberikan perbaikan klinis yang cepat, iv) menurunkan
gametosit, v) bekerja pada semua bentuk parasit baik pada bentuk tropozoit dan
schizont maupun bentuk-bentuk lain, vi) untuk pemakaian monoterapi perlu lama
i) ARTESUNATE INJEKSI ( 1 flacon = 60 mg), Dosis i.v 2,4 mg/kg BB/ kali
intravena. Pemberian pada jam 0, 12 jam , 24 jam dan seterusnya tiap 24 jam
sampai penderita sadar. Dosis tiap kali pemberian 2,4 mg/kgBB. Bila sadar
diganti dengan tablet artesunate oral 2 mg/kgBB sampai hari ke-7 mulai
doksisiklin 2 x 100 mg/hari selama 7 hari atau pada wanita hamil/ anak diberikan
penyesuaian dosis bila gagal organ berlanjut. Obat lanjutan setelah parenteral
Dosis artemeter : Hari I : 1,6 mg/kg BB tiap 12 jam, Hari-2 – 5 : 1,6 mg/kg BB.
Keputusan seorang dokter untuk menggunakan artesunate i.v pada malaria berat
sudah berkonstribusi untuk menu-runkan angka kematian. Hal ini lebih nyata pada
keadaan keperparasitemia. Masalah berikutnya ialah penanganan terhadap
kegagalan fungsi organ yang sering ialah fungsi ginjal dan paru.
piretika
Convulsi/kejang Pertahankan oksigenasi, pemberian
i.m. paraldehyde
Hipoglikemia ( Gl darah < 40 mg%) Beri 50 ml dextrose 40% dan infus
PEEP,
Gagal Ginjal Akut Kesampingkan gagal gijal pre-renal,
bila dehidrasi à koreksi; bila gagal
hipoglikemia, hipovolemia,
hemofiltrasi
Syok Pastikan tidakhipovolemia, cari tanda
2.6 Komplikasi
1. Malaria Serebral
2. Anemia berat
5. Hipoglikemi
KESIMPULAN
pembesaran limpa. Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit
infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang
serta bergantung pada derajat beratnya malaria. Penyakit ini dapat terjadi kembali
Wibisono E., Aditya Susilo, dan Leonard Nainggola. 2014. Malaria dalam Buku
Marsis OI. 2014. Malaria dalam Buku Panduan Praktik Klinis. Jakarta. Media
Vensya, S., 2017. Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria. Jakarta. Kemenrterian
Fitriany, J, Ahmad Sabiq., 2018. Malaria. Jakarta. Jurnal Averrous. pp: 1-20