Nim : 201610330311010
Kelas : Mubtadiin A
Fakultas : Kedokteran
RESUME AIK
A. PENGERTIAN TAUHID
Tauhid Rububiyah :
Tauhid Rububiyah,adalah keyakinan yang pasti bahwa hanya Allah semata Rabb dan
Pemilik segala sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia-lah Yang Mahapencipta, Dia-
lah yang mengatur alam dan yang menjalankannya. Dia-lah yang menciptakan para
hamba, yang memberi rizki kepada mereka, menghidupkan dan mematikannya. Dan
beriman kepada qada' dan qadar-Nya serta ke-Esaan-Nya dalam Dzat-Nya
Tauhid Uluhiyah :
Tauhid Uluhiyah, yaitu mengesahkan Allah Ta'ala melalui perbuatan para hamba,
dinamakan juga dengan tauhid ibadah. Maknanya adalah keyakinan yang pasti bahwa
Allah adalah Ilah(sesembahan) yang haq dan tidak ada ilah selain-Nya, segala yang
diibadahi selain-Nya adalah bathil, hanya Dia-lah yang patut diibadahi, baginya
ketundukan dan ketaatan secara mutlak. Tidak boleh siapapun dijadikan sebagai
sekutu-Nya dan tidak boleh bentuk ibadah apapun diperuntukannya kepada selain-
Nya, seperi shalat, puasa, zakat, haji,do'a, dan isti'anah (meminta pertolongan),
nadzar, menyembelih, tawakal, khauf (takut), harap, cinta dan lain-lain dari macam-
macam ibadah yang zahir (tampak) maupun bathin. Ibadah kepada Allah harus
dilandasi dengan rasa cinta, cemas, dan harap secara bersamaan.
Tauhid Asma Wa Sifat :
Tauhid Asma Wa Sifat,yaitu keyakinan dengan pasti bahwa Allah SWT mempunyai
asmaul husna (nama-nama yang baik), dan sifat-sifat yang mulia. Dia memiliki semua
sifat yang sempurna dan suci dari segala kekurangan. Dia-lah Yang Maha Esa dan
sifat-sifat tersebut, tidak dimiliki oleh makluk-Nya.
Dari penjelasan diatas, didapatkan bahwa tauhid asma wa sifat ini dapat rusak dengan
beberapa hal berikut :
1. Tasybih, yakni merupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk. Seperti
yang dilakukan orang-orang nashrani yang menyerupakan Al-Masih bin Maryam
dengan Allah SWT, orang Yahudi menyerupakan ‘Uzair dengan Allah, orang-
orang musyrik menyerupakan patung-patung mereka dengan Allah, dan beberapa
kelompok lain menyerupakan wajah Allah dengan wajah makhluk, tangan Allah
dengan tangan makhluk, pendengaran Allah dengan pendengaran makhluk, dan
lain sebagainya
2. Tahrif, yaitu mengubah atau mengganti. Artinya mengubah lafadz-lafadz nama
Allah SWT dengan menambah atau mengurangi atau mengubah artinya.
3. Ta’thil, (pengabaian, membuat tidak berfungsi). Yakni menampik sifat Allah dan
menyangkal keberadaannya pada Dazat Allah SWT, seperti tidak melakukan
ibadah kepada-Nya.
4. Takyif (menentukan kondisi dan menetapkan esensinya).
B. MAKNA KALIMAT LAA ILAAHA ILLA-ALLAH
Kalimat Laa ilaah illa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan
segala bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna menetapkan bahwa satu-
satunya sesembahan yang benar hanyalah Dia semata. Berkaitan dengan kalimat ini
Allah SWT berfirman : Artinya : “Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasanya tidak ada
sesembahan yang benar selain Allah”. (QS. Muhammad:19)
Syarat-syarat Laa Ilaaha Illa-Allah
a. ‘Ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (Kebodohan)
b. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan)
c. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan)
d. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan)
e. Ikhlas, yang menafikan syirik
f. Shidq (jujur), yang menafikan kidzb (dusta)
g. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian)
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Syarat pertama : ‘Ilmu (mengetahui)
Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan
dan apa yang ditetapkan serta menafikan ketidaktahuannya tentang hal tersebut.
Artinya : “ Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat memberi syafaat; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah)
orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya)”. (QS. Az-
Zukhruf:86)
Maksudnya orang yang bersaksi dengan Laa ilaaha illa-Allah dan memahami
dengan hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya. Seandainya, tetap tidak
mengerti apa maknanya, maka persaksian itu tidak sah dan tidak berguna.
b. Syarat kedua : Yaqin (Yakin)
Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan kalimat Laa
ilaaha illa-Allah itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka
persaksian itu. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-
ragu”. (QS. Al-Hujurat:15)
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih sedangkan ahli syirik
mencintai Allah dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi
kandungan laa ilaaha illa-Allah
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang
dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan beribadah
kepada Allah semata tanpa unsur kesyirikan sedikit pun , sebagai keharusan dari
penetapan illa-Allah.
Demikian sebagian diantara jaminan yang akan didapatkan oleh ahli tauhid.
Mengutip Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, termasuk keutamaan tauhid
adalah :
a. Dapat menghapus dosa-dosa
b. Allah akan melapangkan berbagai kesusahan serta bisa menjadi penangkal
di dunia dan akhirat
c. Mencegah kekekalan dalam api neraka meskipun dalam hati hanya
tertanam keimanan sebesar biji sawi
d. Diridhai Allah
e. Penerimaan seluruh amalan dan ucapan baik yang tampak dan yang
tersembunyi
f. Lebih didekatkan pada kebaikan dan dijauhkan dari kemungkaran
g. Bila tauhid telah sempurna dihati seseorang makan Allah akan
mnjadikannya mencintai keimanan
h. Meringanakan segala kesulitan dan rasa sakit
i. Melepaskan seorang hamba dari ketergantungan dan pengharapan kepada
makhluk.
j. Allah akan menjamin kemenangan, pertolongan, kemuliaan, kemudahan
dan petunjuk di dunia bagi pemilik tauhid