ILMU BEDAH
TRAUMA ABDOMEN
OLEH :
201610330311010
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
seringkali merupakan suatu hal yang menantang. Banyak cedera-cedera yang tidak
dari cedera seringkali mengakibatkan hal lain yang berkaitan dengan cedera tersebut,
permukaan tubuh, tetapi dapat mengakibatkan kontusi atau laserasi jaringan atau
organ dibawahnya.
harus ditangani dengan baik. Penanganann yang cepat dan tepat akan menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas. Pada kasus trauma tumpul abdomen idapatkan
trauma pada duodenum sekitar 5% dan colon sekitar 9%. Diperlukan keterampilan
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui
prognosisnya.
1.3 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
Trauma abdomen dapat dibagi menjadi trauma tembus dan trauma tumpul.
Trauma abdomen dapat mengakibatkan perforasi, sepsis dan perdarahan yang sering
menjadi penyebab kematian. Berdasarkan organ yang terkena bisa dibagi menjadi dua
yakni :
Organ padat yang paling sering terkena adalah hepar, sedangkan organ
cepat dan adanya organ yang tidak lentur (noncompliant organ) seperti
Berdasarkan laporan terakhir dari WHO dan CDC lebih dari sembilan orang
meninggal tiap menit akibat trauma atau kekerasan, dan setiap tahun lebih dari 5,8
juta orang dari semua umur dan tingkat ekonomi mengalami trauma dan kekerasan.
trauma, akan tetapi kelompok umur antara 1-44 tahun kecelakaan lalu lintas masih
2.4 Etiologi
Secara umum terdapat dua jenis trauma abdomen yang dapat menyebabkan
Kecelakaan Kerja
2.6 Patogenesis
kompresi dapat ditemukan pada pukulan secara langsung atau kompresi luar yang
melawan benda yang memfiksasi organ tersebut misalnya lap belt dan spinal column.
peregangan (stretching) dan memotong (shearing) secara linier bagian organ yang
relatif terfiksir dengan bagian yang bergerak bebas. Pada luka tusuk, kerusakan organ
adalah akibat langsung dari alat penusuk. Kerusakan dapat berupa perdarahan bila
2.7 Gejala
2. Tanda rangsangan peritoneum: nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan defans
muscular.
2.8 Diagnosis
Tanda rangsangan peritoneum: nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas, dan defans
muskular. C) Darah atau cairan yang cukup banyak dapat dikenali dengan
3. Pemeriksaan Penunjang :
saluran kemih;
fraktur iga bawah yang menandakan kemungkinan cedera limpa dan hepar;
f. USG: melihat adanya cairan intraperitoneal bebas seperti pada regio spesifik
g. CT-scan digunakan untuk melihat cedera pada organ seperti ginjal. derajat cedera
hati dan limpa terutama pada pasien yang memiliki hemodinamik stabil;
h. Bilasan rongga perut (peritoneal lavage) diagnostik dapat dilakukan apabila tidak
terdapat indikasi laparotomi yang jelas, kondisi pasien hipotensi atau syok.
2.10 Tatalaksana
2. Pemasangan NGT untuk mencegah aspirasi bila muntah dan sebagai alat
diagnostik.
produksi urin.
KESIMPULAN
metabolisme, kelainan immunologi dan gangguan faal berbagai organ. Secara umum
terdapat dua jenis trauma abdomen yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
intraabdomen, yakni trauma tumpul dan trauma penetrans. Gejala : Dijumpai jejas di
dinding abdomen; Tanda rangsangan peritoneum: nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri
lepas, dan defans muscular. suara usus bisa menurun atau tidak ada. Anamnesis
Pemasangan NGT untuk mencegah aspirasi bila muntah dan sebagai alat diagnostik.,
intraperitoneum.
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Elita dan Jeo, Wifanto. 2014. Trauma Abdomen dalam Buku Kapita
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter