Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

PENGANIAYAAN KORBAN
HIDUP DITINJAU DALAM ASPEK
MEDIKOLEGAL

Disusun Oleh:
Indira Maycella (NPM 1102015098)
 
Pembimbing:
dr. Suryo Wijoyo, Sp.KF., MH
Abstrak
Kasus tindak pidana penganiayaan di Indonesia naik setiap tahunnya. Istilah penganiayaan
berarti dengan sengaja melakukan suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit pada orang lain atau
luka pada tubuh orang lain ataupun tindakan yang dapat merugikan kesehatan orang lain. Trauma
fisik akibat penganiayaan akan mengakibatkan luka yang dapat terbagi menjadi luka ringan, sedang,
dan berat. Seorang dokter diharapkan mampu menganalisis tindak pidana penganiayaan, melakukan
pemeriksaan dan menuliskan hasil pemeriksaan dalam Visum et Repertum serta membuat kesimpulan
penentuan derajat keparahan luka guna membantu memutuskan suatu perkara hukum.

Kata Kunci: penganiayaan, trauma, luka, visum et repertum.


PENDAHULUAN
Secara umum ● Kesengajaandalam melakukan
tindak pidana suatu perbuatan
Perlakuan yang sewenang-
terhadap tubuh ● Untuk membuat rasa sakit pada
wenang (penyiksaan,
dalam KUHP orang lain
penindasan, dan sebagainya)
disebut ● Luka pada tubuh orang lain
PENGANIAYAA penganiayaan ● Orang itu dalam perbuatannya
N merugikan kesehatan orang lain

Definisi Penganiayaan
KBBI
Pasal 351 KUHP
(1) Penganiayaan  pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak

PENDAHULUAN empat ribu lima ratus rupiah.


(2) (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,
yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun.

Data Kementrian PPPA (januari-agustus 2020)


4.116 kasus laporan kekerasan pada anak
1.319 korban laki-laki
1.111 kasus kasus kekerasan fisik

Peran Penting Dokter


Melakukan pemeriksaan
Membuat Visum et Repertum
Menentukan derajat luka
Menentukan pasal KUHP
LAPORAN
KASUS
Pada tanggal 28 Februari 2021 sekitar jam 16.40 WIB seorang pasien laki-laki
datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi guna mendapat perawatan luka serta
meminta dibuatkan Visum et Repertum. Menurut pengakuan pasien, pada hari
Minggu tanggal 28 Februari 2021 sekira jam 02.30 WIB ketika pasien sedang
berboncengan sepeda motor dengan temannya, pasien diserang oleh orang tidak
dikenal yang membawa senjata tajam berupa celurit dan tidak mengetahui
alasannya. Pasien dibacok oleh orang tersebut dibagian tangan kanan, bahu kiri,
leher depan, dan punggung menggunakan celurit. Pasien mengatakan bahwa saat
celurit diarahkan ke wajahnya, pasien langsung menangkis celurit tersebut dengan
tangan kanan sehingga membelah tangan kanan pasien yaitu antara jari keempat dan
kelima. Kemudian pasien terjatuh dan mencoba mencari pertolongan kepada orang
sekitar.
PEMERIKSAAN FISIK

Laki-laki Tanda-tanda
Usia kurang lebih tujuh belas tahun Vital
BB : 46 kilogram Kesadaran penuh
TB : 150 cm TD 120 mmHg
Warna kulit sawo matang Nadi 90x/menit
Kesan gizi baik RR 20x/menit
PEMERIKSAAN FISIK LEHER
Terdapat sebuah luka bacok pada leher bagian depan atas

Ujung pertama tepat pada garis tengah tubuh dan tiga koma lima
sentimeter di atas tonjolan tulang selangka, ujung kedua enam
sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh dan tiga koma lima
sentimeter di atas tonjolan tulang selangka,

Bentuk celah dengan salah satu ujung membentuk sudut lancip,


dengan ukuran panjang lima koma dua sentimeter dan lebar dua
sentimeter, setelah ditautkan akan membentuk garis dengan ukuran
panjang lima koma lima sentimeter, batas tegas, tepi rata, tebing
luka terdiri dari jaringan kulit, lemak, dan otot, tidak terdapat
jembatan jaringan, dasar luka otot, di sekitar luka tampak lecet.
Luka telah mendapatkan perawatan berupa sepuluh buah jaitan dan
penutupan kasa.
PEMERIKSAAN FISIK BAHU

Terdapat sebuah luka bacok tepat pada bahu bagian kiri atas,
bentuk celah dengan salah satu ujung membentuk sudut
lancip, dengan ukuran panjang lima sentimeter dan lebar nol
koma delapan sentimeter, setelah ditautkan akan membentuk
garis dengan ukuran panjang lima koma lima sentimeter,
batas tegas, tepi rata, tebing luka terdiri dari kulit dan lemak,
dasar luka lemak. Luka telah mendapatkan perawatan berupa
pengobatan luar dan penutupan kasa.
PEMERIKSAAN FISIK PUNGGUNG

Terdapat sebuah luka bacok pada punggung bagian kanan


atas, ujung pertama dua sentimeter sebelah kanan garis
tengah tubuh dan empat koma lima sentimeter di bawah
puncak bahu, ujung kedua lima sentimeter sebelah kanan
garis tengah tubuh dan lima sentimeter di bawah puncak
bahu, bentuk celah dengan salah satu ujung membentuk sudut
lancip dengan ukuran panjang dua koma delapan sentimeter
dan lebar satu sentimeter, setelah ditautkan akan membentuk
garis dengan ukuran panjang tiga sentimeter. Batas tegas, tepi
rata, tebing luka terdiri dari jaringan kulit, lemak, dan otot,
tidak terdapat jembatan jaringan, dasar luka otot. Luka telah
mendapatkan perawatan berupa lima buah jahitan dan
penutupan kasa.
PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA
GERAK ATAS
Terdapat sebuah luka bacok pada tangan kanan, ujung
pertama satu sentimeter di bawah pergelangan tangan, ujung
kedua delapan koma lima sentimeter di bawah pergelangan
tangan, bentuk celah dan hampir memisahkan tangan menjadi
dua bagian dengan ukuran panjang tujuh koma lima sentimeter,
lebar satu sentimeter, dalam satu sentimeter. Setelah ditautkan
akan membentuk garis dengan ukuran tujuh koma lima
sentimeter, batas tegas, tepi rata, tebing luka terdiri dari kulit,
lemak, otot, dan tulang, tidak terdapat jembatan jaringan, dasar
luka tulang dan otot. Luka telah mendapatkan perawatan berupa
operasi fiksasi fraktur dengan k-wire diameter satu koma enam
(Penyambungan patah tulang dengan kawat kirschner), repair
otot tendon (perbaikan otot dan urat), dan penjahitan serta
penutupan luka dengan kasa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

radiologi foto polos laboratorium darah


manus dextra leukositosis
• Fraktur metacarpal manus dextra,
satu buah metal pin terpasang baik, Nilai leukosit sebelas ribu empat
kedudukan fragment tulang baik. ratus per mikroliter
• Soft tissue swelling di sekitar fraktur.
KESIMPULAN
VeR
Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan dari pemeriksaan
atas korban tersebut maka saya simpulkan bahwa korban adalah
seorang laki-laki, umur kurang lebih tujuh belas tahun, kesan gizi
baik, warna kulit sawo matang. Dari hasil pemeriksaan luar tubuh
korban didapatkan tanda-tanda kekerasan tajam berupa luka bacok
pada leher depan, bahu kiri atas, punggung kanan atas, dan tangan
kanan. Dari hasil pemeriksaan foto radiologi terdapat patah tulang
telapak tangan lima kanan, satu buah plat besi terpasang baik,
kedudukan bagian tulang baik, dan pembengkakan jaringan lunak
di sekitar patahan tulang (Fraktur metacarpal lima manus dextra,
satu buah metal pin terpasang baik, kedudukan fragment tulang
baik, soft tissue swelling di sekitar fraktur). Hal tersebut dapat
menimbulkan cacat berat.
Tinjauan Medis Terhadap
Tindak Pidana Kekerasan
KONSEKUENSI DARI LUKA YANG
DITIMBULKAN OLEH TRAUMA

Gangguan fungsi
Kelainan
dari organ tubuh Infeksi
fisik/organik
tertentu

Penyakit Kelainan psikis


Tinjauan Yuridis Terhadap
Tindak Pidana Kekerasan
LUKA RINGAN
Luka yang tidak menibulkan penyakit Pasal 352 ayat 1
atau halangan.dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata ● pidana penjara paling lama tiga bulan atau
pencahariannya pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
● Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang
yang melakukan kejahatan itu terhadap orang
yang bekerja padanya atau menjadi
bawahannya.

Pasal 352 ayat 2


● percobaan melakukan kejahatan
itu (penganiayaan ringan) tidak
dapat di pidana
LUKA SEDANG
Luka yang tidak menibulkan penyakit Pasal 351 ayat
atau halangan.dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata 1 KUHP
pencahariannya untuk waktu
sementara. Penganiayaan diancam dengan
-(harus dinyatakan berapa lama pidana penjara paling lama dua
waktunya) tahun delapan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.
LUKA BERAT Pasal 354 KUHP ayat
(1)
Pasal 90 KUHP Dengan sengaja melukai berat orang lain,
diancam karena melakukan penganiayaan
● Penyakit atau luka yang tidak dapat diharapkan berat dengan pidana penjara paling lama
sembuh dengan sempurna delapan tahun
● Luka yang mendatangkan bahaya maut.
● Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan
tugas jabatan atau pekerjaan pencarian.
Pasal 355 KUHP ayat
● Kehilangan salah satu pancaindra. (1)
● Mendapat cacat berat
● lumpuh ● Penganiayaan berat yang dilakukan
● Terganggunya daya pikir selama empat minggu dengan rencana terlebih dahulu, diancam
atau lebih dengan pidana penjara paling lama dua
● Gugurnya atau matinya kandungan seorang belas tahun.
perempuan.
Jika usia korban belum mencapai
18 tahun = dikategorikan sebagai anak

Pelaku penganiayaan anak  UU No. 35 tahun 2014


• Pasal 76C
Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak

• Pasal 80 ayat 1
Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah).
Visum et Repertum
Korban Hidup
Visum et Repertum dapat
dibuat oleh dokter apabila Permintaan dari penyidik 
ada surat permintaan resmi kewajiban bagi dokter yang
oleh penyidik yang diminta untuk membuat VeR
berwenang

Utamakan keselamatan dan


kesejahteraan hidup korban
hidup dan memberikan
pelayanan kesehatan secara
paripurna di samping
pembuatan Visum et
Repertum
Membuat Visum et Repertum Hanya menyerahkan Visum et
sesuai dengan ketentuan Repertum kepada penyidik
umum dan struktur yang baku yang berwenang

Apabila di daerah tersebut


Klasifikasikan jenis luka terdapat dokter spesialis
dan perawatan luka yang forensik, maka dokter dapat
sudah dilakukan sesuai dengan merujuk pasien kepada dokter
ketentuan perundangan yang tersebut maupun ahli lainnya
berlaku apabila diperlukan dengan
berkoordinasi dengan penyidik
Pidana penganiayaan berat Pasal
KESIMPULAN 354 KUHP ayat (1)  paling
lama 8 tahun

Pasal 355 KUHP ayat (1) 


HASIL VER paling lama 12 tahun
Ditemukan luka akibat
kekerasan tajam  luka Usia < 18 Tahun
bacok  menimbulkan
cacat  derajat luka berat Undang-Undang No. 35 Tahun
(90 KUHP) 2014 tentang perlindungan anak

Pasal 76C , Pasal 80 ayat (1)


VeR dapat digunakan sebagai
alat bukti yang sah di Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
pengadilan (enam) bulan dan/atau denda paling banyak
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah)
DAFTAR PUSTAKA
1. 1. kbbi.kata.web.id. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada 8 Maret 2021, dari https://kbbi.kata.web.id/penganiayaan/.
2. 2. Muladi dan Barda Nawawi, Teori-Teori Dan Kebijakan Pidana, Penerbit Almuni bandung 1984, hlm 30.
3. 3. Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh Pemberantasan dan Prevensinya) Sinar Grafika, Jakarta 2002, hlm 5.
4. 4. hukumonline.com. (2013, 4 April). Perbuatan-perbuatan yang Termasuk Penganiayaan. Diakses pada 8 Maret 2021, dari
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt515867216deba/perbuatan-perbuatan-yang-termasuk-penganiayaan/
5. 5. Suara.com. (2020, 24 Agustus). Miris! Sepanjang 2020 Ada 4.116 Kasus Kekerasan Terhadap Anak. Diakses pada 8 Maret 2021, dari
https://www.suara.com/news/2020/08/24/105850/miris-sepanjang-2020-ada-4116-kasus-kekerasan-terhadap-anak?page=all
6. 6. Wijoyo, S., Gatot, S. 2016. ‘Laporan Kasus: Aspek Medikolegal pada Kasus Penganiayaan Korban Hidup’. Majalah Kedokteran UKI.
P: 179-188.
7. 7. Baxter, C. The Normal Healing Process. In: New Directions in Wound Healing. NJ: E.R. Squlbb & Sons, Inc. Princeton. 1990.
8. 8. Kaplan, N. E., Hentz, V. R. Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds. Little Brown. Boston.
9. 9. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik: Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
2000.
10. 10. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
11. 11. hukumonline.com. (2016, 22 Maret). Pasal untuk Menjerat Pacar yang Suka Menganiaya Pasangannya. Diakses pada 8 Maret 2021,
dari https://www.hukumonline.com/klinik/
12. Abraham S, Arif RS, Bambang PN, Gatot S, et al. Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro; 2012.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai