PENGANIAYAAN KORBAN
HIDUP DITINJAU DALAM ASPEK
MEDIKOLEGAL
Disusun Oleh:
Indira Maycella (NPM 1102015098)
Pembimbing:
dr. Suryo Wijoyo, Sp.KF., MH
Abstrak
Kasus tindak pidana penganiayaan di Indonesia naik setiap tahunnya. Istilah penganiayaan
berarti dengan sengaja melakukan suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit pada orang lain atau
luka pada tubuh orang lain ataupun tindakan yang dapat merugikan kesehatan orang lain. Trauma
fisik akibat penganiayaan akan mengakibatkan luka yang dapat terbagi menjadi luka ringan, sedang,
dan berat. Seorang dokter diharapkan mampu menganalisis tindak pidana penganiayaan, melakukan
pemeriksaan dan menuliskan hasil pemeriksaan dalam Visum et Repertum serta membuat kesimpulan
penentuan derajat keparahan luka guna membantu memutuskan suatu perkara hukum.
Definisi Penganiayaan
KBBI
Pasal 351 KUHP
(1) Penganiayaan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
Laki-laki Tanda-tanda
Usia kurang lebih tujuh belas tahun Vital
BB : 46 kilogram Kesadaran penuh
TB : 150 cm TD 120 mmHg
Warna kulit sawo matang Nadi 90x/menit
Kesan gizi baik RR 20x/menit
PEMERIKSAAN FISIK LEHER
Terdapat sebuah luka bacok pada leher bagian depan atas
Ujung pertama tepat pada garis tengah tubuh dan tiga koma lima
sentimeter di atas tonjolan tulang selangka, ujung kedua enam
sentimeter sebelah kanan garis tengah tubuh dan tiga koma lima
sentimeter di atas tonjolan tulang selangka,
Terdapat sebuah luka bacok tepat pada bahu bagian kiri atas,
bentuk celah dengan salah satu ujung membentuk sudut
lancip, dengan ukuran panjang lima sentimeter dan lebar nol
koma delapan sentimeter, setelah ditautkan akan membentuk
garis dengan ukuran panjang lima koma lima sentimeter,
batas tegas, tepi rata, tebing luka terdiri dari kulit dan lemak,
dasar luka lemak. Luka telah mendapatkan perawatan berupa
pengobatan luar dan penutupan kasa.
PEMERIKSAAN FISIK PUNGGUNG
Gangguan fungsi
Kelainan
dari organ tubuh Infeksi
fisik/organik
tertentu
• Pasal 80 ayat 1
Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh
puluh dua juta rupiah).
Visum et Repertum
Korban Hidup
Visum et Repertum dapat
dibuat oleh dokter apabila Permintaan dari penyidik
ada surat permintaan resmi kewajiban bagi dokter yang
oleh penyidik yang diminta untuk membuat VeR
berwenang