Anda di halaman 1dari 98

PATOLOGI KLINIK

1
Perempuan usia 25 tahun datang dengan keluhan lemas. lemas dialami sudah sejak lama.
pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 8,5 mg/dL, leukosit 85.ooo/mm3, trombosit
830.000/mm3. pada pemeriksaan sel darah putih dijumpai variasi sel granulosa dan sel
batang. dijumpai sel basofil, neutrofil, dan eosinofil juga pada pemeriksaan. Apakah
diagnosis pasien tersebut di atas ?
A. Acute Limfositik Leukemia
B. Acute Myelogenous Leukemia
C. Chronic Myeloid Leukemia
D. Chronic Lymphocytic Leukemia
E. Sub Acute Lymphocytic leukemia
1
Perempuan usia 25 tahun datang dengan keluhan lemas. lemas dialami sudah sejak lama.
pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 8,5 mg/dL, leukosit 85.ooo/mm3, trombosit
830.000/mm3. pada pemeriksaan sel darah putih dijumpai variasi sel granulosa dan sel
batang. dijumpai sel basofil, neutrofil, dan eosinofil juga pada pemeriksaan. Apakah
diagnosis pasien tersebut di atas ?
A. Acute Limfositik Leukemia
B. Acute Myelogenous Leukemia
C. Chronic Myeloid Leukemia
D. Chronic Lymphocytic Leukemia
E. Sub Acute Lymphocytic leukemia
KLASIFIKASI LEUKEMIA
2
Laki laki usia 20 tahun datang dengan keluhan sering lemas saat bekerja, sering
mengantuk dan pucat. pasien tidak suka makan sayur dan daging. pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat, kuku sendok, dan atrofi papil lidah. pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 9 g/dl, MCV 52 fL, MCH 18 pg, MCHC 26 g/dl penyebab
anemia pada pasien yang paling mungkin adalah ?
a. Defisiensi Vit. B12
b. Defisiensi Asam Folat
c. Autoimun Hemolitik
d. Defisiensi Besi
e. Aplastik
2
Laki laki usia 20 tahun datang dengan keluhan sering lemas saat bekerja, sering
mengantuk dan pucat. pasien tidak suka makan sayur dan daging. pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat, kuku sendok, dan atrofi papil lidah. pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 9 g/dl, MCV 52 fL, MCH 18 pg, MCHC 26 g/dl penyebab
anemia pada pasien yang paling mungkin adalah ?
a. Defisiensi Vit. B12
b. Defisiensi Asam Folat Normal :
c. Autoimun Hemolitik MCV : 80 – 100
MCH/MCHC : > 30
d. Defisiensi Besi à Mikrositik Hipokrom
e. Aplastik
Retikulosit meningkat → tanda pabrik (sumsum tulang) dapat mengkompensasi dan meningkatkan produksi
SDM
Retikulosit menurun → tanda pabrik (sutul) sudah nggak mampu produksi..

Normositik Makrositik
MIKROSITIK
Normokrom
HIPOKROM

- Defisiensi Besi - Def. B12


RETIKULOSIT RETIKULOSIT
- Thalasemia - Def. As. Folat
>>> <<<
- Penyakit Kronik

- Perdarahan Akut
Aplastik
- Hemolitik
3
Perempuan 23 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan demam hilang timbul sejak 1
bulan yang lalu. batuk tidak ada, badannya lemah dan sering memar memar di kulit. pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,3 C. dan adanya ulkus di mulut, serta
ekimosis di lengan tangan dan paha. Hepar dan lien tidak teraba. pada pemeriksaan darah
didapatkan leukosit 2.000/mm3, Hb 6,5 g/dl MCV 82 fl, MCH 29 pg, HCT 19,6%
trombosit 45.000/mm3 apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?

a. Elektroforesis Hb
b. Darah Lengkap
c. Aspirasi Sumsum Tulang
d. Kadar Ferritin
e. Darah samar Feses
3
Perempuan 23 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan demam hilang timbul sejak 1
bulan yang lalu. batuk tidak ada, badannya lemah dan sering memar memar di kulit. pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,3 C. dan adanya ulkus di mulut, serta
ekimosis di lengan tangan dan paha. Hepar dan lien tidak teraba. pada pemeriksaan darah
didapatkan leukosit 2.000/mm3, Hb 6,5 g/dl MCV 82 fl, MCH 29 pg, HCT 19,6%
trombosit 45.000/mm3 apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?

a. Elektroforesis Hb
b. Darah Lengkap
c. Aspirasi Sumsum Tulang DX : ANEMIA APLASTIK → PANSITOPENIA
d. Kadar Ferritin
e. Darah samar Feses
Retikulosit meningkat → tanda pabrik (sumsum tulang) dapat mengkompensasi dan meningkatkan produksi
SDM
Retikulosit menurun → tanda pabrik (sutul) sudah nggak mampu produksi..

Normositik Makrositik
MIKROSITIK
Normokrom
HIPOKROM

- Defisiensi Besi - Def. B12


RETIKULOSIT RETIKULOSIT
- Thalasemia - Def. As. Folat
>>> <<<
- Penyakit Kronik

- Perdarahan Akut
Aplastik
- Hemolitik
ANEMIA APLASTIK
PANSITOPENIA
Anemia
Leukopenia → menyebabkan mudah terinfeksi → demam
Trombositopenia → perdarahan (Ekimosis, Petekie, dll)

⭐Hiposeluleritas dari sumsum tulang⭐ → GOLD STD : Bone Marrow Puncture


4
Perempuan usia 49 tahun datang dengan keluhan perut kanan atas membesar sejak 2 bulan.
keluhan disertai dengan nyeri perut, mual, dan muntah. pada pemeriksaan fisik didapatkan
hepar teraba dengan liver span midklavikula 20 cm, tepi tumpul, dan perabaan keras. hasil
pemeriksaan lab didapatkan OT 125 dan PT 52. pemeriksaan lanjutan apa yang diperlukan
?
a. bilirubin
b. Vitamin K
c. Serologis Amoeba
d. Serologis Hepatitis
e. Fetoprotein Alfa
4
Perempuan usia 49 tahun datang dengan keluhan perut kanan atas membesar sejak 2 bulan.
keluhan disertai dengan nyeri perut, mual, dan muntah. pada pemeriksaan fisik didapatkan
hepar teraba dengan liver span midklavikula 20 cm, tepi tumpul, dan perabaan keras. hasil
pemeriksaan lab didapatkan OT 125 dan PT 52. pemeriksaan lanjutan apa yang diperlukan
?
a. bilirubin → gak spesifik ke arah diagnosis tertentu
b. Vitamin K → gak spesifik ke arah diagnosis tertentu Dx : Mengarah ke keganasan hepar
c. Serologis Amoeba → mengarah ke abses liver
d. Serologis Hepatitis → umumnya pada kasus2 akut
e. Fetoprotein Alfa → pemeriksaan untuk curiga keganasan liver
5
laki - laki usia sekitar 35 tahun, dibawa oleh keluarga dengan keluhan tidak bisa diajak
berkomunikasi sejak 1 hari. dua tahun yang lalu pasien tervonis DM. apda pemeriksaan
tanda-tanda vital, suhu 38,2 C, Nadi 102 x/m, tekanan darah 98/68 mmhg, dan nafas 25
x/m. pemeriksaan tambahan GDS 380 mg/dL dan Keton (+). Hasil pemeriksaan analisis
gas darah apa yang sesuai dengan kondisi pasien ?
a. Normal
b. Asidosis Respiratorik
c. Asidosis Metabolik
d. Alkalosis Metabolik
e. Alkalosis Respiratorik
5
laki - laki usia sekitar 35 tahun, dibawa oleh keluarga dengan keluhan tidak bisa diajak
berkomunikasi sejak 1 hari. dua tahun yang lalu pasien tervonis DM. apda pemeriksaan
tanda-tanda vital, suhu 38,2 C, Nadi 102 x/m, tekanan darah 98/68 mmhg, dan nafas 25
x/m. pemeriksaan tambahan GDS 380 mg/dL dan Keton (+). Hasil pemeriksaan analisis
gas darah apa yang sesuai dengan kondisi pasien ?
a. Normal
b. Asidosis Respiratorik
c. Asidosis Metabolik
d. Alkalosis Metabolik
e. Alkalosis Respiratorik
Patogenesis KAD & HHS

KAD
(KETOASIDOSIS DIABETIKUM)

KETO → ada produksi keton


(darah(plasma)/ urin)

ASIDOSIS → peningkatan Anion


Gap , Asidosis Metabolik pH< 7,3

DIABETIKUM → glukosa⇈
6
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan atas sejak 1 hari
yang lalu, sebelumnya pernah merasakan keluhan yang sama setelah makan makanan
cepat saji. fases berwarna pucat. pada pemeriksaan fisik didapatkan Murphy’s Sign (+).
apa kemungkinan hasil laboratorium yang didapatkan ?
a. Bilirubin direk meningkat
b. Bilirubin Indirek meningkat
c. Bilirubin direk menurun
d. Bilirubin Indirek menurun
e. Sterkobilinogen feses meningkat
6
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan atas sejak 1 hari
yang lalu, sebelumnya pernah merasakan keluhan yang sama setelah makan makanan
cepat saji. fases berwarna pucat. pada pemeriksaan fisik didapatkan Murphy’s Sign (+).
apa kemungkinan hasil laboratorium yang didapatkan ?
a. Bilirubin direk meningkat
b. Bilirubin Indirek meningkat
c. Bilirubin direk menurun
d. Bilirubin Indirek menurun
e. Sterkobilinogen feses meningkat
Murphy’s Sign → tanda Kolesistitis

kolesistitis yang disertai penyumbatan saluran empedu


→ (feses pucat dan nyeri yang dipicu makanan
berlemak)

Bilirubin direk = bilirubin Conjugated

Bilirubin indirek = Bilirubin Unconjugated


7
seorang pria usia 67 dibawa ke dokter oleh anaknya karena sering mimisan sejak 1 bulan
terakhir. selain itu pasien mengaku sering mengalami perdarahan gusi dan mudah lelah
dan sering demam. pasien mengaku tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. saat
dilakukan pemeriksaan pasien tampak lemah. tensi 100/60 mmHg. nadi 85x/menit, RR
21x/menit, suhu 36,9 C. konjungtiva anemis. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb
7,1 g/dl, trombosit 30.000/ml. leukosit 52.000/ml. sel blast meningkat. hapusan darah tepi
terlihat gambaran seperti di bawah ini. diagnosis pasien ini adalah
a. AML
b. ALL
c. CLL
d. CML
e. Hemofilia
7
seorang pria usia 67 dibawa ke dokter oleh anaknya karena sering mimisan sejak 1 bulan
terakhir. selain itu pasien mengaku sering mengalami perdarahan gusi dan mudah lelah
dan sering demam. pasien mengaku tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. saat
dilakukan pemeriksaan pasien tampak lemah. tensi 100/60 mmHg. nadi 85x/menit, RR
21x/menit, suhu 36,9 C. konjungtiva anemis. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb
7,1 g/dl, trombosit 30.000/ml. leukosit 52.000/ml. sel blast meningkat. hapusan darah tepi
terlihat gambaran seperti di bawah ini. diagnosis pasien ini adalah
a. AML
b. ALL
c. CLL
d. CML
e. Hemofilia
KLASIFIKASI LEUKEMIA
Aeur Rod → badan inklusi sitoplasma yang terdapat di
sitoplasma sel blast myeloid pada pasien AML. tersusun
dari fusi lisosom dan banyak mengandung enzim lisosom.
umumnye berbentuk jarum atau garis
8
seorang bayi perempuan usia 9 hari dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan mata
kuning sejak 2 hari yang lalu. empat hari sebelumnya bayi terlihat lesu, malas minum,
kadang disertai muntah 2 - 3 kali sehari. kadang disertai kencing berwarna seperti teh
pekat sejak kemarin. bayi lahir spontan dengan BBL 3500 gram, panjang 50 cm, ditolong
oleh bidan. selama hamil ibu kontrol di bidan, pada anamnesis lebih lanjut ibu diketahui
bekerja sebagai PSK. apakah pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan ?
A. HBsAg dan IgM anti HAV
B. Anti HBs dan IgM anti HAV
C. HBe dan anti HBs
D. IgM anti HBc dan HBeAg
E. HBsAg dan IgM anti HBc
8
seorang bayi perempuan usia 9 hari dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan mata
kuning sejak 2 hari yang lalu. empat hari sebelumnya bayi terlihat lesu, malas minum,
kadang disertai muntah 2 - 3 kali sehari. kadang disertai kencing berwarna seperti teh
pekat sejak kemarin. bayi lahir spontan dengan BBL 3500 gram, panjang 50 cm, ditolong
oleh bidan. selama hamil ibu kontrol di bidan, pada anamnesis lebih lanjut ibu diketahui
bekerja sebagai PSK. apakah pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan ?
A. HBsAg dan IgM anti HAV
B. Anti HBs dan IgM anti HAV
C. HBe dan anti HBs
D. IgM anti HBc dan HBeAg
E. HBsAg dan IgM anti HBc
9
seorang pria 18 tahun datang ke poli penyakit dalam untuk konsultasi mengenai penyakit
yang dideritanya. pasien mengatakan sering mengalami gusi berdarah dan mimisan.
keluhan sering berulang sejak kecil, tetapi belum mengetahui penyebabnya. pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 11 g/dl, leukosit 7000/ml, trombosit 380.000/ml, BT
memanjang, PT normal, APTT memanjang, tes ristosetin terganggu, kadar FVW menurun.
diagnosis kasus tersebut adalah
a. ITP
b. Von Willebrand Disease
c. Polisitemia Vera
d. DIC
e. Defisiensi Vitamin K
9
seorang pria 18 tahun datang ke poli penyakit dalam untuk konsultasi mengenai penyakit
yang dideritanya. pasien mengatakan sering mengalami gusi berdarah dan mimisan.
keluhan sering berulang sejak kecil, tetapi belum mengetahui penyebabnya. pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 11 g/dl, leukosit 7000/ml, trombosit 380.000/ml, BT
memanjang, PT normal, APTT memanjang, tes ristosetin terganggu, kadar FVW menurun.
diagnosis kasus tersebut adalah
a. ITP
b. Von Willebrand Disease
c. Polisitemia Vera
d. DIC
e. Defisiensi Vitamin K
VWD
- kelainan perdarahan herediter → defisiensi faktor von willebrand (Fx u/ membantu
trombosit melekat di dinding pembuluh darah)
- u/ diagnosis perlu pemeriksaan khusus kadar FVW dan fungsinya

Plasma Segar /Konsentrat Plasma yang


mengandung kompleks FVW-VIII /
TRANSFUSI
Kriopresipitat
TERAPI

Desmopressin → merangsang pengeluaran


OBAT FVW dari sel endotel
10
seorang wanita dibawa ke UGD dalam keadaan sesak nafas. pada saat dilakukan pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, N 100x/m RR 35x/m. saat dilakukan BGA didapatkan hasil pH
= 6,9 ; CO2= 50 ; HCO3 = 30. kemungkinan kondisi yang terjadi adalah…
a. Asidosis metabolic terkompensasi parsial
b. Asidosis metabolic terkompensasi total
c. Asidosis respiratorik terkompensasi parsial
d. Asidosis respiratorik terkompensasi total
e. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
10
seorang wanita dibawa ke UGD dalam keadaan sesak nafas. pada saat dilakukan pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80, N 100x/m RR 35x/m. saat dilakukan BGA didapatkan hasil pH
= 6,9 ; CO2= 50 ; HCO3 = 30. kemungkinan kondisi yang terjadi adalah…
a. Asidosis metabolic terkompensasi parsial
b. Asidosis metabolic terkompensasi total
c. Asidosis respiratorik terkompensasi parsial
d. Asidosis respiratorik terkompensasi total
e. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
Kompensasi terbagi 3 :
1. tidak/belum kompensasi
2. kompensasi parsial → pH belum normal, tapi sudah ada perubahan dari pCO2 atau
HCO3
3. Kompensasi Total → pH sudah normal
11
Anak laki-laki usia 7 tahun datang bersama orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan
kencing seperti air cucian daging. sebelumnya sekitar 2 minggu yang lalu pasien mengalami
batuk pilek dan demam namun sudah sembuh. pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg,
Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, T 36,9 C lain lain dalam batas normal. hasil pemeriksaan yang
sejalan dengan kondisi pasien di atas adalah
a. kadar ASTO menurun
b. Kadar komplemen C3 menurun
c. Vegetasi pada Echocardiografi
d. BTA (+)
e. Sedimentasi protein pada pemeriksaan urin kuantitaif
11
Anak laki-laki usia 7 tahun datang bersama orang tuanya ke puskesmas dengan keluhan
kencing seperti air cucian daging. sebelumnya sekitar 2 minggu yang lalu pasien mengalami
batuk pilek dan demam namun sudah sembuh. pemeriksaan didapatkan TD 130/90 mmHg,
Nadi 80 x/m, RR 20 x/m, T 36,9 C lain lain dalam batas normal. hasil pemeriksaan yang
sejalan dengan kondisi pasien di atas adalah
a. kadar ASTO menurun
b. Kadar komplemen C3 menurun
c. Vegetasi pada Echocardiografi
d. BTA (+)
e. Sedimentasi protein pada pemeriksaan urin kuantitaif
GNAPS → peradangan glomerulus didahului oleh infeksi streptococcus B hemolyticus grup
A ditandai gejala nefritik (Hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi secara akut)
12
Anak laki-laki usia 3 tahun, datang dengan keluhan pucat sejak 1 minggu, HR 100x/m RR
22x/m T 37 C. pemeriksaan fisik didapatkan hepar dan lien teraba ikterik (+). riwayat
transfusi rutin setiap bulan. MCV dan MCH dibawah normal. Efek samping transfusi yang
tepat adalah..
a. Anemia
b. Iron depletion
c. Hemokonsentrasi
d. Hemosiderosis
e. Amyloidosis
12
Anak laki-laki usia 3 tahun, datang dengan keluhan pucat sejak 1 minggu, HR 100x/m RR
22x/m T 37 C. pemeriksaan fisik didapatkan hepar dan lien teraba ikterik (+). riwayat
transfusi rutin setiap bulan. MCV dan MCH dibawah normal. Efek samping transfusi yang
tepat adalah..
a. Anemia
b. Iron depletion
c. Hemokonsentrasi
d. Hemosiderosis
e. Amyloidosis
Komplikasi transfusi berulang → hemosiderosis (penumpukan besi dalam organ)
terapi Kelasi besi dimulai bila :
- Ferritin ≥ 1000 ng/ml
- Sat Transferin ≥ 55%
- bila pemeriksaan lab tidak memungkinkan → menerima 3 - 5 liter atau 10 -20 kali
transfusi
Kelasi besi pertama kali dimulai dengan Deferioksamin/ DFO
ES DFO : gangguan pertumbuhan panjang dan tulang belakang/vertebra
13

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke dokter untuk melakukan Medical Check Up. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar glukosa darah puasa (plasma vena) 120 mg/dL. Pada tes
TTGO 2 jam setelah minum larutan glukosa didapatkan hasil glukosa darah 135 mg/dL. Manakah
kesimpulan yang paling sesuai untuk pasien ini ?
a. Diperlukan satu nilai abnormal lagi untuk menegakkan diagnosis
b. Toleransi glukosa terganggu (TGT)
c. Normal
d. Glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
e. Diabetes mellitus
13

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke dokter untuk


melakukan Medical Check Up. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar glukosa darah puasa (plasma vena) 120
mg/dL. Pada tes TTGO 2 jam setelah minum larutan glukosa
didapatkan hasil glukosa darah 135 mg/dL. Manakah
kesimpulan yang paling sesuai untuk pasien ini ?
a. Cek GDS ulang
b. Toleransi glukosa terganggu (TGT)
c. Normal
d. Glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
e. Diabetes mellitus
14
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan perdarahan dari duburnya
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien didiagnosis menderita hemoroid grade III sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai lemah badan dan sering pusing. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6
gr/dL, MCV 71 fL, MCH 23 pg, LED 50 mm. leukosit 8.000/ul, trombosit 350.000. Apa pemeriksaan
yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis anemianya ?

a. Elektroforesis protein
b. Tes fragilitas osmotic
c. Tes acid ham
d. Punksi sumsum tulang
e. SI,TIBC,ferritin
14
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan perdarahan dari duburnya
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien didiagnosis menderita hemoroid grade III sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai lemah badan dan sering pusing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis (+), atrofi papil lidah (+), ikterus (-), splenomegali (-). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 6 gr/dL, MCV 71 fL, MCH 23 pg, LED 50 mm. leukosit 8.000/ul, trombosit 350.000.
Apa pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis anemianya ? DX : Anemia Defisiensi
Besi
a. Elektroforesis Hb → Thalasemia
b. Coombs test → AIAH
c. Hitung retikulosit
d. Punksi sumsum tulang → Anemia Aplastik
e. SI,TIBC,ferritin
15
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan leher terlihat
membesar sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan berat badan yang semakin turun walaupun
pola makan tetap, emosi sering tidak terkendali tanpa sebab yang jelas, dan dada sering berdebar-
debar. Pada PF didapatkan eksoftalmus, takikardi, palpitasi, dan pembesaran tiroid difus dengan
konsistensi lunak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar FT3-FT4 tinggi, TSHs rendah,
apa kemungkinan penyebab dari kelainan tersebut ?
a. Kegagalan hipofisis
b. Defisiensi yodium
c. Gangguan autoimun
d. Timbulnya sel Hurtle dan sel oksifil
e. Gangguan pada respon seluler dan humoral
15
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan leher terlihat
membesar sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan berat badan yang semakin turun walaupun
pola makan tetap, emosi sering tidak terkendali tanpa sebab yang jelas, dan dada sering berdebar-
debar. Pada PF didapatkan eksoftalmus, takikardi, palpitasi, dan pembesaran tiroid difus dengan
konsistensi lunak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar FT3-FT4 meningkat, TSHs
rendah, anti TPO (+). Apa kemungkinan penyebab dari kelainan tersebut ? DX : Grave Disease
a. Kegagalan hipofisis → Hipertiroid Sekunder (TSH FT4 )
b. Defisiensi yodium → Hipotiroid (TSH FT4 )
c. Gangguan autoimun (anti TPO (+))
d. Timbulnya sel Hurtle dan sel oksifil → Ggn Paratiroid Hurtle cell khas dapat ditemukan
pada Hasimoto’s Disease
e. Infeksi bakteri → Thyroiditis
16
Seorang wanita usia 28 tahun G1P0A0 UK 28 minggu datang ke tempat prakter dokter untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. Pasien mengaku tidak merasakan keluhan apapun dan tidak memiliki
riwayat DM maupun Hipertensi dikeluarganya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS
250mg/dL, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan selanjutnya yang disarankan oleh dokter
untuk menegakkan diagnosis adalah?

a. Ulang GDS
b. Ulang GDP
c. Cek TTGO
d. Cek Hba1c
e. Pemeriksaan fungsi ginjal
16
Seorang wanita usia 28 tahun G1P0A0 UK 28 minggu datang ke tempat prakter dokter untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. Pasien mengaku tidak merasakan keluhan apapun dan tidak memiliki
riwayat DM maupun Hipertensi dikeluarganya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS
250mg/dL, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan selanjutnya yang disarankan oleh
dokter untuk menegakkan diagnosis adalah? DX : DM Gestasional
Pada ibu hamil kriteria menentukan diagnosis
a. Ulang GDS dengan dilakukan pemeriksaan TTGO pada usia
b. Ulang GDP kehamilan 24-28 minggu.

c. Cek TTGO GDP ≥ 92mg/dL

d. Cek Hba1c GD1PP ≥ 180 mg/dL


e. Pemeriksaan fungsi ginjal GD2PP ≥ 153mg/dL

GD3PP ≥ 140mg/dL
17
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke praktek dokter untuk kontrol dan konsul hasil laboratorium.
Pasien memiliki riwayat pemasangan ring pada jantung 1 tahun yang lalu. Hasil laboratorium saat ini
menunjukkan kolestrol total 250, LDL 130, TG 200, HDL 30. Berapa target penurunan LDL pada pasien
tersebut?

a. Setidaknya 30% dari nilai awal


b. Setidaknya 40% dari nilai awal
c. Setidaknya 50% dari nilai awal
d. Setidaknya 60% dari nilai awal
e. Setidaknya 70% dari nilai awal
17
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke praktek dokter untuk kontrol dan konsul hasil laboratorium.
Pasien memiliki riwayat pemasangan ring pada jantung 1 tahun yang lalu. Hasil laboratorium saat ini
menunjukkan kolestrol total 250, LDL 130, TG 200, HDL 30. Berapa target penurunan LDL pada pasien
tersebut?

a. Setidaknya 30% dari nilai awal


b. Setidaknya 40% dari nilai awal
c. Setidaknya 50% dari nilai awal
d. Setidaknya 60% dari nilai awal
e. Setidaknya 70% dari nilai awal
Statin Intensitas Tinggi Statin Intensitas Sedang Statin Intensitas Rendah

Menurunkan LDL > 50% Menurunkan LDL 30 – 50- Menurunkan LDL < 30%
%
Atorvastatin 40 – 80 mg Atorvastatin 10-20 mg Simvastatin 10 mg
Rosuvastatin 20 – 40 mg Rosuvastatin 5-10mg Pravastatin 10-20 mg
Simvastatin 20-40mg Lovastatin 20 mg
Pravastatin 40-80mg Pitavastatin 1 mg
Lovastatin 40 mg Fluvastatin 20-40 mg
Pasien VERY HIGH RISK Untuk pasien LOW-MODERATE RISK s/d HIGH
RISK Usia > 75 tahun, pasien resiko apapun dengan usia
< 75 tahun tidak toleransi statin high intensity
18
Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh tubuh. Dari PF TD 120/80mmHG,
HR 88x/menit, RR 16x/menit. Pada pemeriksaan urinalisa ditemukan ovalfat bodies, hematuri (+),
proteniuria (+++). ASTO(-), 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama tetapi
sembuh dengan sendirinya. Apa diagnosis pada pasien ini?

a. Sindroma nefrotik idiopatik


b. Sindroma nefrotik relaps sering
c. Sindroma nefrotik resisten steroid
d. Sindroma nefrotik steroid sensitif
e. Sindroma nefrotik relaps jarang
18
Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh tubuh. Dari PF TD 120/80mmHG,
HR 88x/menit, RR 16x/menit. Pada pemeriksaan urinalisa ditemukan ovalfat bodies, hematuri (+),
proteniuria (+++). ASTO(-), 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama tetapi
sembuh dengan sendirinya. Apa diagnosis pada pasien ini?

a. Sindroma nefrotik idiopatik


b. Sindroma nefrotik relaps sering
c. Sindroma nefrotik resisten steroid
d. Sindroma nefrotik steroid sensitif
e. Sindroma nefrotik relaps jarang
Sindroma
Nefrotik
Trias :

● Proteinuria masif (min +3)


● Hipoalbuminemia → edema anasarka (tekanan
onkotik plasma <)
● Hiperkolestrolemia Jika sembuh sendiri tanpa
Pada UL : Oval fat bodies (+) pengobatan → S. nefrotik idiopatik

Etiologi : Autoimun Jika terapi (+) lalu

Tx definitif : Steroid dan siklofosfamid (immunosupresan) Relaps <= 3x/tahun → Jarang

Tx simptomatik : Retriksi cairan & garam, diuretik, Relaps >3x/tahun → Sering


ACEi/ARB, albumin, statin.
19
Pasien berusia 11 tahun dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan lemas dan pucat sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat sering mengalami hal serupa sejak berumur 7 tahun
dan sering melakukan transfusi PRC. Tanda vital TD 110/70mmHg, HR 108x/menit, RR 20x/menit.
Pemeriksaan fisik ditemukan wajah roden face, hepatomegaly 2 jari dibawah arcus costae, splenomegaly
scuffner 2. Pemeriksaan darah rutin Hb 6,3 gr/dL, leukosit 4.500, trombosit 270.000. Pemeriksaan
penunjang lanjutan apa yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis?

a. Coombs test
b. Hapusan darah tepi
c. Aspirasi sumsum tulang
d. Elektroforesa Hb
e. Compatibilitas ABO
19
Pasien berusia 11 tahun dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan lemas dan pucat sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat sering mengalami hal serupa sejak berumur 7 tahun
dan sering melakukan transfusi PRC. Tanda vital TD 110/70mmHg, HR 108x/menit, RR 20x/menit.
Pemeriksaan fisik ditemukan wajah roden face, hepatomegaly 2 jari dibawah arcus costae, splenomegaly
scuffner 2. Pemeriksaan darah rutin Hb 6,3 gr/dL, leukosit 4.500, trombosit 270.000. Pemeriksaan
penunjang lanjutan apa yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis? DX : Thalasemia

a. Coombs test
b. Hapusan darah tepi
c. Aspirasi sumsum tulang
d. Elektroforesa Hb
e. Compatibilitas ABO
19. D → Dx: Thalassemia
● Etiologi: kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
● Anamnesa: riw. keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang
● Pem. Fisik: Pucak, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley / rodent face, ggn. tumbuh
kembang
● Lab:
○ Hapusan darah tepi: hipokrom, mikrositer, anisositosis, poikilositosis, target cell, retikulosit meningkat
○ Gold standard: Hb elektroforesa/analisa Hb
● Tx:
○ Transfusi PRC
○ Splenektomi: kalo udh masif
20
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan berat badan yang
menurun sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sering berdebar dan tremor. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80mmHg, HR 110x/menit, RR 20x/menit, Tax 36,5’C. Terdapat
benjolan dileher berukuran 1cmx2cmx2cm yang bergerak saat menelan. Pemeriksaan penunjang apa
yang dilakukan selanjutnya untuk mengakkan diagnosis?

a. Anti TPO
b. TSH
c. FT4
d. Total T4
e. T3
20
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan berat badan yang
menurun sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sering berdebar dan tremor. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80mmHg, HR 110x/menit, RR 20x/menit, Tax 36,5’C. Terdapat
benjolan dileher berukuran 1cmx2cmx2cm yang bergerak saat menelan. Pemeriksaan penunjang apa
yang dilakukan selanjutnya untuk mengakkan diagnosis?

a. Anti TPO
b. TSH
c. FT4
d. Total T4
e. T3
21
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang kedokter dengan keluhan sesak nafas dan demam. Riwayat
penyakit dahulu pasien selalu diberikan suntikan obat saat sebelum makan oleh ibunya, namun
seminggu terakhir sudah tidak diberikan obat lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/60 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, temperatu 37,80C, frekuensi nafas 28 x/menit. Pada pemeriksaan
darah lengkap didapatkan leukositosis. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
a. Cushing disease

b. HHS pada DM tipe 2

c. Addison disease

d. Diabetes insipidus

e. KAD pada DM tipe 1


21
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang kedokter dengan keluhan sesak nafas dan demam. Riwayat
penyakit dahulu pasien selalu diberikan suntikan obat saat sebelum makan oleh ibunya, namun
seminggu terakhir sudah tidak diberikan obat lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/60 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, temperatu 37,80C, frekuensi nafas 28 x/menit, GDS 420mg/dL.
Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis. Apakah kemungkinan diagnosis pasien
tersebut ?
a. Cushing disease

b. HHS pada DM tipe 2

c. Addison disease

d. Diabetes insipidus

e. KAD pada DM tipe 1


Kesadaran CM / menurun

Nafas bau keton/buah manis

Keton di urin/plasma (+)

Asidosis Metabolik :

pH <7,35, Birkarbonat <15,


anion gap meningkat → RR
meningkat

GDS 300-600 mg/dL


22
Seorang wanita 30 tahun mengeluhkan nyeri sendi tangan kanan dan kiri kumat-kumatan sejak 2 bulan.
Pasien juga menderita sariwan yang tak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
TTV dalam batas normal, konjungtiva pucat. Laboratorium Hb 9mg/dL, Ur 130 mg/dL dan Cr 3 mg/dL. UL
proteinuria (++) dan hematuria (+). Terdapat ruam kemerahan di pipi pasien. Apa pemeriksaan awal yang
dapat dilakukan pada pasien ini?

a. USG ginjal
b. ANA test
c. Photo x-ray manus
d. ASTO
e. dsDNA
22
Seorang wanita 30 tahun mengeluhkan nyeri sendi tangan kanan dan kiri kumat-kumatan sejak 2 bulan.
Pasien juga menderita sariwan yang tak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
TTV dalam batas normal, konjungtiva pucat. Laboratorium Hb 9mg/dL, Ur 130 mg/dL dan Cr 3 mg/dL. UL
proteinuria (++) dan hematuria (+). Terdapat ruam kemerahan di pipi pasien. Apa pemeriksaan awal yang
dapat dilakukan pada pasien ini? Dx : SLE (Systemic Lupus Eritematosus)

a. USG ginjal
b. ANA test
c. Photo x-ray manus
d. ASTO
e. dsDNA
23
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2 minggu yang lalu. Demam
dirasakan terutama pada sore hari dan dirasakan makin lama makin tinggi. Pasien mengaku mengalami
kesulitan BAB. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/80 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 20 x/menit, suhu
390C, lidah kotor dengan pinggir hiperemis disertai tremor. Pemeriksaan apakah yang merupakan gold
standard untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini ?
a. Kultur darah

b. Kultur cairan empedu

c. Bakteriologi urin

d. Tes widal

e. Kultur feses
23
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2 minggu yang lalu. Demam
dirasakan terutama pada sore hari dan dirasakan makin lama makin tinggi. Pasien mengaku mengalami
kesulitan BAB. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/80 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 20 x/menit, suhu
390C, lidah kotor dengan pinggir hiperemis disertai tremor. Pemeriksaan apakah yang merupakan gold
standard untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini ?
a. Kultur darah à Typhoid Fever à Kultur dengan media empedu (Gal’s Culture)

b. Kultur cairan empedu

c. Bakteriologi urin

d. Tes widal

e. Kultur feses
● Isolasi dari bakteri S Typhi: kultur darah, bone marrow, cairan feses atau lesi anatomi
spesifik merupakan gold standart. Kultur darah biasanya positif pada hari 7-10 demam
dengan sensitifitas 90% dan turun menjadi 50% pada minggu ketiga, sedangkan bone
marrow aspiration culture direkomendasikan setelah periode tersebut terutama setelah
mendapatkan terapi antibiotika.
● Kultur pada feses pada minggu pertama menunjukkan 60-70% negatif dan menjadi
positif pada minggu ketiga terutama penderita yang belum terapi. Bila hasil kultur positif
maka tidak diperlukan lagi pemeriksaan serologi.
24
Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pasien juga mengeluhkan kencing berwarna seperti air cucian daging sejak 3 hari ini. Kencing lebih
sedikit dari biasanya, tidak ada nyeri. Riwayat pasien demam dan nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu
namun saat ini sudah sembuh. Dari PF, TD 150/90 mmHg, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, Tax 36,7’C.
Pada pemeriksaan lab darah Hb 10g/dL, Ht 32%, Leukosit 5600/mcL, Tr 230.000/mcL, albumin 3,2g/dL.
Hasil urinalysis ditemukan proteinuria(++), eritrosit (++++), leukosit (-). Apakah diagnosis pasien diatas?

a. Sindrom nefrotik
b. Sindrom nefritik
c. ISK atas
d. ISK bawah
e. GNAPS
24
Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pasien juga mengeluhkan kencing berwarna seperti air cucian daging sejak 3 hari ini. Kencing lebih
sedikit dari biasanya, tidak ada nyeri. Riwayat pasien demam dan nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu
namun saat ini sudah sembuh. Dari PF, TD 150/90 mmHg, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, Tax 36,7’C.
Pada pemeriksaan lab darah Hb 10g/dL, Ht 32%, Leukosit 5600/mcL, Tr 230.000/mcL, albumin 3,2g/dL.
Hasil urinalysis ditemukan proteinuria(+2), eritrosit (+4), leukosit (-). Apakah diagnosis pasien diatas?

a. Sindrom nefrotik
b. Sindrom nefritik
c. ISK atas
d. ISK bawah
e. GNAPS
GNAPS
(Glomerulonefritis
Akut Paska
Streptokokus
Gross hematuri
Riw. infeksi streptococcus : sakit tenggorok,
ASTO +
Proteinuria
Terapi : Penicilin, Suportif
25
Seorang wanita usia 77 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat DM
selama 7 tahun dan rutin menkonsumsi metformin secara teratur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHG, nadi 94x/menit, RR 30x/menit. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan GDS 380mg/dL
dan keton urin (+). Patogenesis yang mendasari terjadinya kelainan tersebut?

a. Resistensi insulin
b. Defisiensi insulin absolut
c. Peningkatan kortisol
d. Peningkatan sensitifitas insulin
e. Penurunan kortisol
25
Seorang wanita usia 77 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat DM
selama 7 tahun dan rutin menkonsumsi metformin secara teratur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHG, nadi 94x/menit, RR 30x/menit. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan GDS 380mg/dL
dan keton urin (+). Patogenesis yang mendasari terjadinya kelainan tersebut?

a. Resistensi insulin à DM Tipe 2


b. Defisiensi insulin absolut à DM Tipe 1
c. Peningkatan kortisol à Cushing Syndrome / Cushing Disease
d. Peningkatan sensitifitas insulin
e. Penurunan kortisol à Insufisiensi Adrenal / Addison Disease
26
Anak perempuan 3 tahun dibawa ibunya dengan keluhan pucat sejak 3 bulan lalu. Pasien juga terlihat
tidak aktif dan lebih kecil dari anak-anak seusianya. Riwayat kayak pasien pernah mengalami keluhan
yang sama. Pemeriksaan fisik tanda vital normal, konjungtiva anemis, hepar teraba 2 jari di bawah arcus
costae, lien S II. Hasil lab Hb 7 g/dl, Hct 21%, eritrosit 2.800.000/uL, leukosit 8.200/uL, dan trombosit
360.000/uL. MCV 67, MCH 23, MCHC 33. Apakah pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis?

a. Hapusan darah tepi


b. Mutasi gen
c. Fungsi hati dan bilirubin
d. Analisa sumsum tulang
e. Elektroforesis Hb
26. E → Dx: Thalassemia
● Etiologi: kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
● Anamnesa: riw. keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang
● Pem. Fisik: Pucak, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley / rodent face, ggn. tumbuh
kembang
● Lab:
○ Hapusan darah tepi: hipokrom, mikrositer, anisositosis, poikilositosis, target cell, retikulosit meningkat
○ Gold standard: Hb elektroforesa/analisa Hb
● Tx:
○ Transfusi PRC
○ Splenektomi: kalo udh masif
27
Anak perempuan umur 2 tahun diantar ibunya ke dokter dengan keluhan pucat sejak 4 minggu ini.
Riwayat anak sulit makan dan tidak suka minum susu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
pucat, atrofi papil lidah, hepar dan lien tidak teraba. Hasil laboratorium Hb 6.2 g/dl, PCV 28%, Leukosit
8.000/uL, trombosit 350.000/uL, MCV 75%, MCH 18%, MCHC 26%. Apakah pemeriksaan baku emas
memastikan diagnosis?

a. Analisa Hb
b. Aspirasi sumsum tulang
c. Darah lengkap, analisa Hb, SI, Feritin, TIBC
d. Tes coombs
e. SI, Ferritin, TIBC
27. E → Anemia Def. Besi (hipokrom mikrositer, MCV
↓, MCH ↓)
● Etiologi: asupan Fe <<, riw. infeksi cacing
● Gejala: pucat, mudah lelah, pica
● Pem. fisik: anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis),
stomatitis angularis, takikardi, murmur, gagal jantung.
● Lab:
○ DL: Hb ↓, MCV ↓, MCH ↓, MCHC ↓
○ Hapusan darah tepi: hipokrom mikrositer, anisositosis, poikilositosis, pencil/cigar cell
○ Gold standard: Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Transferin ↓, TIBC ↑
● Tx:
○ preparat Fe dosis 3-5 mg/kgbb/hari, pemberian s.d Hb normal atau minimal selama 3
bulan
○ Transfusi PRC jika anemia berat dgn Hb < 6 g/dL.
Kadar Normal:
MCV (80-100)
MCH/MCHC (>30)
28
Anak umur 8 tahun diantar ibunya ke dokter dengan keluhan pingsan beberapa saat sebelum ke RS. Pasien
sering pingsan dalam 1 minggu terakhir disertai keluhan gusi berdarah dan muncul lebam-lebam di kulit tangan
dan paha. Pasien juga mengeluh badan lemah, mudah lelah, dan berdebar-debar. Pasien sering terkena flu
dalam 1 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, nadi 90x/menit, RR 24x/menit,
suhu 38,60 C, dan didaparkan konjungtiva pucat serta ekimosis pada ekstremitas. Pemeriksaan Lab Hb 4,9 g/dl,
Leukosit 2.600/uL, trombosit 55.000/uL, MCV 95%, MCH 36%, MCHC 40%, LED 75 mm/jam. Diagnosis?

a. Anemia megaloblastik
b. Anemia hemolitik
c. Anemia defisiensi besi
d. Anemia pasca perdarahan
e. Anemia Aplastik
28. E → Anemia Aplastik (Normokrom, normositer)
● Definisi: PANSITOPENIA akibat ggn. pembentukan sel induk hematopoetik
pd sumsum tulang
● Etilogi: kelainan herediter dan didapat (obat, radiasi, infeksi (hepatitis), dll)
● Pem. fisik: anemis
● Lab: DL, biopsi sumsum tulang (GS)
● Terapi: imunosupresan, transfusi growth factor/ hematopoietic stem cell

ANEMIA
TROMBOSITOPENIA PANSITOPENIA!!!
LEUKOPENIA
29
Anak umur 3 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan pucat. Dari anamnesis, didapatkan penurunan
nafsu makan dan pasien makin melemah dalam 1 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis, hepar teraba 2 jari di bawah arkus kosta, lien Schuffner II. Pemeriksaan Lab Hb 5 g/dl, PCV 18%,
Leukosit 7.000/uL, trombosit 250.000/uL, MCV 90%, MCH 32%, MCHC 35%. Diputuskan untuk melakukan
transfusi pada pasien ini, namun hasil crossmatch tidak pernah cocok sehingga tidak pernah ada donor yang
cocok. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada pasien?

a. Ferritin
b. Retikulosit
c. Analisa Hb
d. Tes Coombs
e. Aspirasi sumsum tulang
29. D → normokrom normositer → riw. crossmatch
tdk pernah cocok → Dx. AIHA
● Definisi: anemia hemolitik yg timbul karena terbentuknya autoantibodi thd
ertitrosit, sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit
● Etiologi: idiopatik, sekunder akibat penyakit autoimun lain
● Gejala & tanda: Anemis, ikterik, splenomegali, riw. transfusi tidak cocok
● Lab:
○ HDT: normokrom, normositer, mikrosferosit, fragmentosit, polikromasia, retikulosit
meningkat
○ Test Coombs (+)
● Tx: steroid, imunoglobulin, splenektomi, plasmaferesis
30
Anak umur 3 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan pucat. Dari anamnesis, didapatkan penurunan
nafsu makan dan pasien makin melemah dalam 1 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis, hepar teraba 2 jari di bawah arkus kosta, lien Schuffner II. Pemeriksaan Lab Hb 5 g/dl, PCV 18%,
Leukosit 7.000/uL, trombosit 250.000/uL, MCV 90%, MCH 32%, MCHC 35%. Diputuskan untuk melakukan
transfusi pada pasien ini, namun hasil crossmatch tidak pernah cocok sehingga tidak pernah ada donor yang
cocok. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ini?

a. Anemia megaloblastik
b. Anemia aplastik
c. Anemia Hemolitik Autoimun
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia pasca perdarahan
30. C (soal sama kaya 29 ya)
● Definisi: anemia hemolitik yg timbul karena terbentuknya autoantibodi thd
ertitrosit, sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit
● Etiologi: idiopatik, sekunder akibat penyakit autoimun lain
● Gejala & tanda: Anemis, ikterik, splenomegali, riw. transfusi tidak cocok
● Lab:
○ HDT: normokrom, normositer, mikrosferosit, fragmentosit, polikromasia, retikulosit
meningkat
○ Test Coombs (+)
● Tx: steroid, imunoglobulin, splenektomi, plasmaferesis

Anda mungkin juga menyukai