1
Perempuan usia 25 tahun datang dengan keluhan lemas. lemas dialami sudah sejak lama.
pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 8,5 mg/dL, leukosit 85.ooo/mm3, trombosit
830.000/mm3. pada pemeriksaan sel darah putih dijumpai variasi sel granulosa dan sel
batang. dijumpai sel basofil, neutrofil, dan eosinofil juga pada pemeriksaan. Apakah
diagnosis pasien tersebut di atas ?
A. Acute Limfositik Leukemia
B. Acute Myelogenous Leukemia
C. Chronic Myeloid Leukemia
D. Chronic Lymphocytic Leukemia
E. Sub Acute Lymphocytic leukemia
1
Perempuan usia 25 tahun datang dengan keluhan lemas. lemas dialami sudah sejak lama.
pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 8,5 mg/dL, leukosit 85.ooo/mm3, trombosit
830.000/mm3. pada pemeriksaan sel darah putih dijumpai variasi sel granulosa dan sel
batang. dijumpai sel basofil, neutrofil, dan eosinofil juga pada pemeriksaan. Apakah
diagnosis pasien tersebut di atas ?
A. Acute Limfositik Leukemia
B. Acute Myelogenous Leukemia
C. Chronic Myeloid Leukemia
D. Chronic Lymphocytic Leukemia
E. Sub Acute Lymphocytic leukemia
KLASIFIKASI LEUKEMIA
2
Laki laki usia 20 tahun datang dengan keluhan sering lemas saat bekerja, sering
mengantuk dan pucat. pasien tidak suka makan sayur dan daging. pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat, kuku sendok, dan atrofi papil lidah. pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 9 g/dl, MCV 52 fL, MCH 18 pg, MCHC 26 g/dl penyebab
anemia pada pasien yang paling mungkin adalah ?
a. Defisiensi Vit. B12
b. Defisiensi Asam Folat
c. Autoimun Hemolitik
d. Defisiensi Besi
e. Aplastik
2
Laki laki usia 20 tahun datang dengan keluhan sering lemas saat bekerja, sering
mengantuk dan pucat. pasien tidak suka makan sayur dan daging. pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat, kuku sendok, dan atrofi papil lidah. pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 9 g/dl, MCV 52 fL, MCH 18 pg, MCHC 26 g/dl penyebab
anemia pada pasien yang paling mungkin adalah ?
a. Defisiensi Vit. B12
b. Defisiensi Asam Folat Normal :
c. Autoimun Hemolitik MCV : 80 – 100
MCH/MCHC : > 30
d. Defisiensi Besi à Mikrositik Hipokrom
e. Aplastik
Retikulosit meningkat → tanda pabrik (sumsum tulang) dapat mengkompensasi dan meningkatkan produksi
SDM
Retikulosit menurun → tanda pabrik (sutul) sudah nggak mampu produksi..
Normositik Makrositik
MIKROSITIK
Normokrom
HIPOKROM
- Perdarahan Akut
Aplastik
- Hemolitik
3
Perempuan 23 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan demam hilang timbul sejak 1
bulan yang lalu. batuk tidak ada, badannya lemah dan sering memar memar di kulit. pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,3 C. dan adanya ulkus di mulut, serta
ekimosis di lengan tangan dan paha. Hepar dan lien tidak teraba. pada pemeriksaan darah
didapatkan leukosit 2.000/mm3, Hb 6,5 g/dl MCV 82 fl, MCH 29 pg, HCT 19,6%
trombosit 45.000/mm3 apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?
a. Elektroforesis Hb
b. Darah Lengkap
c. Aspirasi Sumsum Tulang
d. Kadar Ferritin
e. Darah samar Feses
3
Perempuan 23 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan demam hilang timbul sejak 1
bulan yang lalu. batuk tidak ada, badannya lemah dan sering memar memar di kulit. pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,3 C. dan adanya ulkus di mulut, serta
ekimosis di lengan tangan dan paha. Hepar dan lien tidak teraba. pada pemeriksaan darah
didapatkan leukosit 2.000/mm3, Hb 6,5 g/dl MCV 82 fl, MCH 29 pg, HCT 19,6%
trombosit 45.000/mm3 apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ?
a. Elektroforesis Hb
b. Darah Lengkap
c. Aspirasi Sumsum Tulang DX : ANEMIA APLASTIK → PANSITOPENIA
d. Kadar Ferritin
e. Darah samar Feses
Retikulosit meningkat → tanda pabrik (sumsum tulang) dapat mengkompensasi dan meningkatkan produksi
SDM
Retikulosit menurun → tanda pabrik (sutul) sudah nggak mampu produksi..
Normositik Makrositik
MIKROSITIK
Normokrom
HIPOKROM
- Perdarahan Akut
Aplastik
- Hemolitik
ANEMIA APLASTIK
PANSITOPENIA
Anemia
Leukopenia → menyebabkan mudah terinfeksi → demam
Trombositopenia → perdarahan (Ekimosis, Petekie, dll)
KAD
(KETOASIDOSIS DIABETIKUM)
DIABETIKUM → glukosa⇈
6
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan atas sejak 1 hari
yang lalu, sebelumnya pernah merasakan keluhan yang sama setelah makan makanan
cepat saji. fases berwarna pucat. pada pemeriksaan fisik didapatkan Murphy’s Sign (+).
apa kemungkinan hasil laboratorium yang didapatkan ?
a. Bilirubin direk meningkat
b. Bilirubin Indirek meningkat
c. Bilirubin direk menurun
d. Bilirubin Indirek menurun
e. Sterkobilinogen feses meningkat
6
Perempuan 40 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan atas sejak 1 hari
yang lalu, sebelumnya pernah merasakan keluhan yang sama setelah makan makanan
cepat saji. fases berwarna pucat. pada pemeriksaan fisik didapatkan Murphy’s Sign (+).
apa kemungkinan hasil laboratorium yang didapatkan ?
a. Bilirubin direk meningkat
b. Bilirubin Indirek meningkat
c. Bilirubin direk menurun
d. Bilirubin Indirek menurun
e. Sterkobilinogen feses meningkat
Murphy’s Sign → tanda Kolesistitis
Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke dokter untuk melakukan Medical Check Up. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar glukosa darah puasa (plasma vena) 120 mg/dL. Pada tes
TTGO 2 jam setelah minum larutan glukosa didapatkan hasil glukosa darah 135 mg/dL. Manakah
kesimpulan yang paling sesuai untuk pasien ini ?
a. Diperlukan satu nilai abnormal lagi untuk menegakkan diagnosis
b. Toleransi glukosa terganggu (TGT)
c. Normal
d. Glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
e. Diabetes mellitus
13
a. Elektroforesis protein
b. Tes fragilitas osmotic
c. Tes acid ham
d. Punksi sumsum tulang
e. SI,TIBC,ferritin
14
Seorang laki-laki berusia 35 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan perdarahan dari duburnya
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien didiagnosis menderita hemoroid grade III sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan disertai lemah badan dan sering pusing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis (+), atrofi papil lidah (+), ikterus (-), splenomegali (-). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 6 gr/dL, MCV 71 fL, MCH 23 pg, LED 50 mm. leukosit 8.000/ul, trombosit 350.000.
Apa pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis anemianya ? DX : Anemia Defisiensi
Besi
a. Elektroforesis Hb → Thalasemia
b. Coombs test → AIAH
c. Hitung retikulosit
d. Punksi sumsum tulang → Anemia Aplastik
e. SI,TIBC,ferritin
15
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan leher terlihat
membesar sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan berat badan yang semakin turun walaupun
pola makan tetap, emosi sering tidak terkendali tanpa sebab yang jelas, dan dada sering berdebar-
debar. Pada PF didapatkan eksoftalmus, takikardi, palpitasi, dan pembesaran tiroid difus dengan
konsistensi lunak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar FT3-FT4 tinggi, TSHs rendah,
apa kemungkinan penyebab dari kelainan tersebut ?
a. Kegagalan hipofisis
b. Defisiensi yodium
c. Gangguan autoimun
d. Timbulnya sel Hurtle dan sel oksifil
e. Gangguan pada respon seluler dan humoral
15
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke dokter praktek umum dengan keluhan leher terlihat
membesar sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan berat badan yang semakin turun walaupun
pola makan tetap, emosi sering tidak terkendali tanpa sebab yang jelas, dan dada sering berdebar-
debar. Pada PF didapatkan eksoftalmus, takikardi, palpitasi, dan pembesaran tiroid difus dengan
konsistensi lunak. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar FT3-FT4 meningkat, TSHs
rendah, anti TPO (+). Apa kemungkinan penyebab dari kelainan tersebut ? DX : Grave Disease
a. Kegagalan hipofisis → Hipertiroid Sekunder (TSH FT4 )
b. Defisiensi yodium → Hipotiroid (TSH FT4 )
c. Gangguan autoimun (anti TPO (+))
d. Timbulnya sel Hurtle dan sel oksifil → Ggn Paratiroid Hurtle cell khas dapat ditemukan
pada Hasimoto’s Disease
e. Infeksi bakteri → Thyroiditis
16
Seorang wanita usia 28 tahun G1P0A0 UK 28 minggu datang ke tempat prakter dokter untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. Pasien mengaku tidak merasakan keluhan apapun dan tidak memiliki
riwayat DM maupun Hipertensi dikeluarganya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS
250mg/dL, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan selanjutnya yang disarankan oleh dokter
untuk menegakkan diagnosis adalah?
a. Ulang GDS
b. Ulang GDP
c. Cek TTGO
d. Cek Hba1c
e. Pemeriksaan fungsi ginjal
16
Seorang wanita usia 28 tahun G1P0A0 UK 28 minggu datang ke tempat prakter dokter untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. Pasien mengaku tidak merasakan keluhan apapun dan tidak memiliki
riwayat DM maupun Hipertensi dikeluarganya. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS
250mg/dL, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan selanjutnya yang disarankan oleh
dokter untuk menegakkan diagnosis adalah? DX : DM Gestasional
Pada ibu hamil kriteria menentukan diagnosis
a. Ulang GDS dengan dilakukan pemeriksaan TTGO pada usia
b. Ulang GDP kehamilan 24-28 minggu.
GD3PP ≥ 140mg/dL
17
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke praktek dokter untuk kontrol dan konsul hasil laboratorium.
Pasien memiliki riwayat pemasangan ring pada jantung 1 tahun yang lalu. Hasil laboratorium saat ini
menunjukkan kolestrol total 250, LDL 130, TG 200, HDL 30. Berapa target penurunan LDL pada pasien
tersebut?
Menurunkan LDL > 50% Menurunkan LDL 30 – 50- Menurunkan LDL < 30%
%
Atorvastatin 40 – 80 mg Atorvastatin 10-20 mg Simvastatin 10 mg
Rosuvastatin 20 – 40 mg Rosuvastatin 5-10mg Pravastatin 10-20 mg
Simvastatin 20-40mg Lovastatin 20 mg
Pravastatin 40-80mg Pitavastatin 1 mg
Lovastatin 40 mg Fluvastatin 20-40 mg
Pasien VERY HIGH RISK Untuk pasien LOW-MODERATE RISK s/d HIGH
RISK Usia > 75 tahun, pasien resiko apapun dengan usia
< 75 tahun tidak toleransi statin high intensity
18
Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh tubuh. Dari PF TD 120/80mmHG,
HR 88x/menit, RR 16x/menit. Pada pemeriksaan urinalisa ditemukan ovalfat bodies, hematuri (+),
proteniuria (+++). ASTO(-), 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami keluhan yang sama tetapi
sembuh dengan sendirinya. Apa diagnosis pada pasien ini?
a. Coombs test
b. Hapusan darah tepi
c. Aspirasi sumsum tulang
d. Elektroforesa Hb
e. Compatibilitas ABO
19
Pasien berusia 11 tahun dibawa ibunya kerumah sakit dengan keluhan lemas dan pucat sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat sering mengalami hal serupa sejak berumur 7 tahun
dan sering melakukan transfusi PRC. Tanda vital TD 110/70mmHg, HR 108x/menit, RR 20x/menit.
Pemeriksaan fisik ditemukan wajah roden face, hepatomegaly 2 jari dibawah arcus costae, splenomegaly
scuffner 2. Pemeriksaan darah rutin Hb 6,3 gr/dL, leukosit 4.500, trombosit 270.000. Pemeriksaan
penunjang lanjutan apa yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis? DX : Thalasemia
a. Coombs test
b. Hapusan darah tepi
c. Aspirasi sumsum tulang
d. Elektroforesa Hb
e. Compatibilitas ABO
19. D → Dx: Thalassemia
● Etiologi: kelainan genetik pada pembentukan rantai globin
● Anamnesa: riw. keluarga talasemia, riwayat transfusi berulang
● Pem. Fisik: Pucak, hepatosplenomegali, ikterik, facies cooley / rodent face, ggn. tumbuh
kembang
● Lab:
○ Hapusan darah tepi: hipokrom, mikrositer, anisositosis, poikilositosis, target cell, retikulosit meningkat
○ Gold standard: Hb elektroforesa/analisa Hb
● Tx:
○ Transfusi PRC
○ Splenektomi: kalo udh masif
20
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan berat badan yang
menurun sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sering berdebar dan tremor. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80mmHg, HR 110x/menit, RR 20x/menit, Tax 36,5’C. Terdapat
benjolan dileher berukuran 1cmx2cmx2cm yang bergerak saat menelan. Pemeriksaan penunjang apa
yang dilakukan selanjutnya untuk mengakkan diagnosis?
a. Anti TPO
b. TSH
c. FT4
d. Total T4
e. T3
20
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan berat badan yang
menurun sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sering berdebar dan tremor. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80mmHg, HR 110x/menit, RR 20x/menit, Tax 36,5’C. Terdapat
benjolan dileher berukuran 1cmx2cmx2cm yang bergerak saat menelan. Pemeriksaan penunjang apa
yang dilakukan selanjutnya untuk mengakkan diagnosis?
a. Anti TPO
b. TSH
c. FT4
d. Total T4
e. T3
21
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang kedokter dengan keluhan sesak nafas dan demam. Riwayat
penyakit dahulu pasien selalu diberikan suntikan obat saat sebelum makan oleh ibunya, namun
seminggu terakhir sudah tidak diberikan obat lagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/60 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, temperatu 37,80C, frekuensi nafas 28 x/menit. Pada pemeriksaan
darah lengkap didapatkan leukositosis. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut ?
a. Cushing disease
c. Addison disease
d. Diabetes insipidus
c. Addison disease
d. Diabetes insipidus
Asidosis Metabolik :
a. USG ginjal
b. ANA test
c. Photo x-ray manus
d. ASTO
e. dsDNA
22
Seorang wanita 30 tahun mengeluhkan nyeri sendi tangan kanan dan kiri kumat-kumatan sejak 2 bulan.
Pasien juga menderita sariwan yang tak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
TTV dalam batas normal, konjungtiva pucat. Laboratorium Hb 9mg/dL, Ur 130 mg/dL dan Cr 3 mg/dL. UL
proteinuria (++) dan hematuria (+). Terdapat ruam kemerahan di pipi pasien. Apa pemeriksaan awal yang
dapat dilakukan pada pasien ini? Dx : SLE (Systemic Lupus Eritematosus)
a. USG ginjal
b. ANA test
c. Photo x-ray manus
d. ASTO
e. dsDNA
23
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2 minggu yang lalu. Demam
dirasakan terutama pada sore hari dan dirasakan makin lama makin tinggi. Pasien mengaku mengalami
kesulitan BAB. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/80 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 20 x/menit, suhu
390C, lidah kotor dengan pinggir hiperemis disertai tremor. Pemeriksaan apakah yang merupakan gold
standard untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini ?
a. Kultur darah
c. Bakteriologi urin
d. Tes widal
e. Kultur feses
23
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2 minggu yang lalu. Demam
dirasakan terutama pada sore hari dan dirasakan makin lama makin tinggi. Pasien mengaku mengalami
kesulitan BAB. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/80 mmHg, nadi 96 x/menit, RR 20 x/menit, suhu
390C, lidah kotor dengan pinggir hiperemis disertai tremor. Pemeriksaan apakah yang merupakan gold
standard untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini ?
a. Kultur darah à Typhoid Fever à Kultur dengan media empedu (Gal’s Culture)
c. Bakteriologi urin
d. Tes widal
e. Kultur feses
● Isolasi dari bakteri S Typhi: kultur darah, bone marrow, cairan feses atau lesi anatomi
spesifik merupakan gold standart. Kultur darah biasanya positif pada hari 7-10 demam
dengan sensitifitas 90% dan turun menjadi 50% pada minggu ketiga, sedangkan bone
marrow aspiration culture direkomendasikan setelah periode tersebut terutama setelah
mendapatkan terapi antibiotika.
● Kultur pada feses pada minggu pertama menunjukkan 60-70% negatif dan menjadi
positif pada minggu ketiga terutama penderita yang belum terapi. Bila hasil kultur positif
maka tidak diperlukan lagi pemeriksaan serologi.
24
Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pasien juga mengeluhkan kencing berwarna seperti air cucian daging sejak 3 hari ini. Kencing lebih
sedikit dari biasanya, tidak ada nyeri. Riwayat pasien demam dan nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu
namun saat ini sudah sembuh. Dari PF, TD 150/90 mmHg, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, Tax 36,7’C.
Pada pemeriksaan lab darah Hb 10g/dL, Ht 32%, Leukosit 5600/mcL, Tr 230.000/mcL, albumin 3,2g/dL.
Hasil urinalysis ditemukan proteinuria(++), eritrosit (++++), leukosit (-). Apakah diagnosis pasien diatas?
a. Sindrom nefrotik
b. Sindrom nefritik
c. ISK atas
d. ISK bawah
e. GNAPS
24
Seorang anak perempuan 8 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai.
Pasien juga mengeluhkan kencing berwarna seperti air cucian daging sejak 3 hari ini. Kencing lebih
sedikit dari biasanya, tidak ada nyeri. Riwayat pasien demam dan nyeri tenggorokan 2 minggu yang lalu
namun saat ini sudah sembuh. Dari PF, TD 150/90 mmHg, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, Tax 36,7’C.
Pada pemeriksaan lab darah Hb 10g/dL, Ht 32%, Leukosit 5600/mcL, Tr 230.000/mcL, albumin 3,2g/dL.
Hasil urinalysis ditemukan proteinuria(+2), eritrosit (+4), leukosit (-). Apakah diagnosis pasien diatas?
a. Sindrom nefrotik
b. Sindrom nefritik
c. ISK atas
d. ISK bawah
e. GNAPS
GNAPS
(Glomerulonefritis
Akut Paska
Streptokokus
Gross hematuri
Riw. infeksi streptococcus : sakit tenggorok,
ASTO +
Proteinuria
Terapi : Penicilin, Suportif
25
Seorang wanita usia 77 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat DM
selama 7 tahun dan rutin menkonsumsi metformin secara teratur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHG, nadi 94x/menit, RR 30x/menit. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan GDS 380mg/dL
dan keton urin (+). Patogenesis yang mendasari terjadinya kelainan tersebut?
a. Resistensi insulin
b. Defisiensi insulin absolut
c. Peningkatan kortisol
d. Peningkatan sensitifitas insulin
e. Penurunan kortisol
25
Seorang wanita usia 77 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat DM
selama 7 tahun dan rutin menkonsumsi metformin secara teratur. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
80/60 mmHG, nadi 94x/menit, RR 30x/menit. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan GDS 380mg/dL
dan keton urin (+). Patogenesis yang mendasari terjadinya kelainan tersebut?
a. Analisa Hb
b. Aspirasi sumsum tulang
c. Darah lengkap, analisa Hb, SI, Feritin, TIBC
d. Tes coombs
e. SI, Ferritin, TIBC
27. E → Anemia Def. Besi (hipokrom mikrositer, MCV
↓, MCH ↓)
● Etiologi: asupan Fe <<, riw. infeksi cacing
● Gejala: pucat, mudah lelah, pica
● Pem. fisik: anemis, koilonikia (spoon nails), atrofi papil lidah (glositis),
stomatitis angularis, takikardi, murmur, gagal jantung.
● Lab:
○ DL: Hb ↓, MCV ↓, MCH ↓, MCHC ↓
○ Hapusan darah tepi: hipokrom mikrositer, anisositosis, poikilositosis, pencil/cigar cell
○ Gold standard: Serum Iron ↓, Serum Ferritin ↓, Transferin ↓, TIBC ↑
● Tx:
○ preparat Fe dosis 3-5 mg/kgbb/hari, pemberian s.d Hb normal atau minimal selama 3
bulan
○ Transfusi PRC jika anemia berat dgn Hb < 6 g/dL.
Kadar Normal:
MCV (80-100)
MCH/MCHC (>30)
28
Anak umur 8 tahun diantar ibunya ke dokter dengan keluhan pingsan beberapa saat sebelum ke RS. Pasien
sering pingsan dalam 1 minggu terakhir disertai keluhan gusi berdarah dan muncul lebam-lebam di kulit tangan
dan paha. Pasien juga mengeluh badan lemah, mudah lelah, dan berdebar-debar. Pasien sering terkena flu
dalam 1 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, nadi 90x/menit, RR 24x/menit,
suhu 38,60 C, dan didaparkan konjungtiva pucat serta ekimosis pada ekstremitas. Pemeriksaan Lab Hb 4,9 g/dl,
Leukosit 2.600/uL, trombosit 55.000/uL, MCV 95%, MCH 36%, MCHC 40%, LED 75 mm/jam. Diagnosis?
a. Anemia megaloblastik
b. Anemia hemolitik
c. Anemia defisiensi besi
d. Anemia pasca perdarahan
e. Anemia Aplastik
28. E → Anemia Aplastik (Normokrom, normositer)
● Definisi: PANSITOPENIA akibat ggn. pembentukan sel induk hematopoetik
pd sumsum tulang
● Etilogi: kelainan herediter dan didapat (obat, radiasi, infeksi (hepatitis), dll)
● Pem. fisik: anemis
● Lab: DL, biopsi sumsum tulang (GS)
● Terapi: imunosupresan, transfusi growth factor/ hematopoietic stem cell
ANEMIA
TROMBOSITOPENIA PANSITOPENIA!!!
LEUKOPENIA
29
Anak umur 3 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan pucat. Dari anamnesis, didapatkan penurunan
nafsu makan dan pasien makin melemah dalam 1 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis, hepar teraba 2 jari di bawah arkus kosta, lien Schuffner II. Pemeriksaan Lab Hb 5 g/dl, PCV 18%,
Leukosit 7.000/uL, trombosit 250.000/uL, MCV 90%, MCH 32%, MCHC 35%. Diputuskan untuk melakukan
transfusi pada pasien ini, namun hasil crossmatch tidak pernah cocok sehingga tidak pernah ada donor yang
cocok. Pemeriksaan yang harus dilakukan pada pasien?
a. Ferritin
b. Retikulosit
c. Analisa Hb
d. Tes Coombs
e. Aspirasi sumsum tulang
29. D → normokrom normositer → riw. crossmatch
tdk pernah cocok → Dx. AIHA
● Definisi: anemia hemolitik yg timbul karena terbentuknya autoantibodi thd
ertitrosit, sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit
● Etiologi: idiopatik, sekunder akibat penyakit autoimun lain
● Gejala & tanda: Anemis, ikterik, splenomegali, riw. transfusi tidak cocok
● Lab:
○ HDT: normokrom, normositer, mikrosferosit, fragmentosit, polikromasia, retikulosit
meningkat
○ Test Coombs (+)
● Tx: steroid, imunoglobulin, splenektomi, plasmaferesis
30
Anak umur 3 tahun dibawa ibunya ke UGD RS dengan keluhan pucat. Dari anamnesis, didapatkan penurunan
nafsu makan dan pasien makin melemah dalam 1 bulan terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva
anemis, hepar teraba 2 jari di bawah arkus kosta, lien Schuffner II. Pemeriksaan Lab Hb 5 g/dl, PCV 18%,
Leukosit 7.000/uL, trombosit 250.000/uL, MCV 90%, MCH 32%, MCHC 35%. Diputuskan untuk melakukan
transfusi pada pasien ini, namun hasil crossmatch tidak pernah cocok sehingga tidak pernah ada donor yang
cocok. Apa diagnosis yang tepat pada pasien ini?
a. Anemia megaloblastik
b. Anemia aplastik
c. Anemia Hemolitik Autoimun
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia pasca perdarahan
30. C (soal sama kaya 29 ya)
● Definisi: anemia hemolitik yg timbul karena terbentuknya autoantibodi thd
ertitrosit, sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit
● Etiologi: idiopatik, sekunder akibat penyakit autoimun lain
● Gejala & tanda: Anemis, ikterik, splenomegali, riw. transfusi tidak cocok
● Lab:
○ HDT: normokrom, normositer, mikrosferosit, fragmentosit, polikromasia, retikulosit
meningkat
○ Test Coombs (+)
● Tx: steroid, imunoglobulin, splenektomi, plasmaferesis