Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kasus

Penganiayaan Korban Hidup Ditinjau dalam Aspek Medikolegal

Disusun Oleh:

Indira Maycella

1102015098

Pembimbing:

dr. Suryo Wijoyo, Sp.KF., MH

Kepaniteraan Klinik Ilmu Forensik Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Bekasi Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI

Periode 22 Februari – 14 Maret 2021


Laporan Kasus : Penganiayaan Korban Hidup Ditinjau dalam Aspek Medikolegal
Indira Maycella1, Suryo Wijoyo2

1 Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI


2 Kepala Staf Medis Fungsional Bagian Kedokteran Forensik RSUD Kabupaten Bekasi

Abstrak
Kasus tindak pidana penganiayaan di Indonesia naik setiap tahunnya. Istilah
penganiayaan berarti dengan sengaja melakukan suatu perbuatan untuk membuat rasa sakit
pada orang lain atau luka pada tubuh orang lain ataupun tindakan yang dapat merugikan
kesehatan orang lain. Trauma fisik akibat penganiayaan akan mengakibatkan luka yang dapat
terbagi menjadi luka ringan, sedang, dan berat. Seorang dokter diharapkan mampu
menganalisis tindak pidana penganiayaan, melakukan pemeriksaan dan menuliskan hasil
pemeriksaan dalam Visum et Repertum serta membuat kesimpulan penentuan derajat
keparahan luka dan menentukan pasal KUHP mana yang dapat diterapkan pada kasus tersebut
guna membantu hakim untuk memutuskan suatu perkara dalam persidangan.

Kata Kunci: penganiayaan, trauma, luka, visum et repertum.

Medico Legal Case Report: Life Victim Abuse


Abtract
The criminal cases of mistreatment in Indonesia increases every year. The term
maltreatment means deliberately doing an act to cause pain to another person or injury to
another person's body or an act that can harm the health of another person. Abusive physical
trauma will lead to injuries that can be divided into minor, moderate, and severe injuries. A
doctor is expected to be able to analyze the criminal act of maltreatment, conduct an
examination and write down the results of the examination in Visum et Repertum as well as
making conclusions about determining the degree of severity of the injury and determining
which articles of the Criminal Code can be applied to the case in order to assist the judge in
deciding a case at trial.

Keywords: abuse, trauma, injuries, visum et repertum.

2
Pendahuluan Dokter memiliki peran besar dalam
penanganan korban kasus penganiayaan
Kamus besar Bahasa Indonesia
yang menimbulkan trauma fisik. Seorang
mengartikan penganiayaan sebagai
dokter diharapkan mampu melakukan
perlakuan yang sewenang-wenang
pemeriksaan serta menganalisis tindak
(penyiksaan, penindasan, dan sebagainya).1
pidana penyebabnya agar dapat terungkap
Secara umum tindak pidana terhadap tubuh
ciri-ciri benda penyebab trauma,
dalam KUHP disebut penganiayaan.2 Mr.
identifikasi benda penyebab, dan mungkin
M. H. Tirtaamidjaja mengartikan
siapa di belakang benda penyebab tersebut.
penganiayaan adalah dengan sengaja
Derajat keparahan luka atau cedera akan
menyebabkan sakit atau luka pada orang
memperlihatkan pasal KUHP mana yang
lain. Akan tetapi suatu perbuatan yang
akan dapat diterapkan pada kasus tersebut.
menyebabkan sakit atau luka pada orang
Hasil pemeriksaan dari seorang korban
lain tidak dapat dianggap sebagai
tindak pidana selanjutnya diuraikan dalam
penganiayaan jika perbuatan tersebut
Visum et Repertum pada bagian
dilakukan untuk menjaga keselamatan
pemberitaan serta menuliskan kesimpulan
badan. Untuk menyebut seseorang telah
mengenai hasil pemeriksaan medis pada
melakukan penganiayaan, maka orang
korban.
tersebut harus memiliki kesengajaan dalam
melakukan suatu perbuatan untuk membuat Laporan Kasus
rasa sakit pada orang lain atau luka pada
Pada tanggal 28 Februari 2021
tubuh orang lain ataupun orang itu dalam
sekitar jam 16.40 WIB seorang pasien laki-
perbuatannya merugikan kesehatan orang
laki datang ke IGD RSUD Kabupaten
lain.3
Bekasi guna mendapat perawatan luka serta
Penganiayaan yang merupakan meminta dibuatkan Visum et Repertum.
suatu tindakan yang melawan hukum. Menurut pengakuan pasien, pada hari
Menurut Pasal 351 KUHP tindak Minggu tanggal 28 Februari 2021 sekira
penganiayaan dapat dipidana dengan jam 02.30 WIB ketika pasien sedang
pidana penjara paling lama dua tahun berboncengan sepeda motor dengan
delapan bulan atau pidana denda paling temannya, pasien diserang oleh orang tidak
banyak empat ribu lima ratus rupiah. Jika dikenal yang membawa senjata tajam
perbuatan itu menyebabkan luka-luka berat berupa celurit dan tidak mengetahui
dapat dipidana dengan pidana penjara alasannya. Pasien dibacok oleh orang
paling lama lima tahun. jika mengakibatkan tersebut dibagian tangan kanan, bahu kiri,
kematian dapat dipidana dengan pidana leher depan, dan punggung menggunakan
penjara paling lama tujuh tahun.4 celurit. Pasien mengatakan bahwa saat
Kementerian Pemberdayaan Perempuan celurit diarahkan ke wajahnya, pasien
dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat langsung menangkis celurit tersebut dengan
sejak januari sampai agustus 2020 telah tangan kanan sehingga membelah tangan
menerima 4.116 kasus laporan kekerasan kanan pasien yaitu antara jari keempat dan
pada anak. 1.319 korban diantaranya adalah kelima. Kemudian pasien terjatuh dan
laki-laki dan 1.111 kasus diantaranya mencoba mencari pertolongan kepada
merupakan kasus kekerasan fisik.5 orang sekitar.

3
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
korban berjenis kelamin laki-laki, usia
kurang lebih tujuh belas tahun, berat badan
empat puluh enam kilogram, tinggi badan
seratus lima puluh sentimeter, warna kulit
sawo matang, kesan gizi baik (indeks massa
tubuh dua puluh koma empat puluh empat
Gambar 1: Luka bacok pada leher bagian
kilogram per meter persegi). Pada
depan atas.
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
kesadaran penuh, tekanan darah seratus dua Pada pemeriksaan fisik bahu
puluh delapan per tujuh puluh delapan didapatkan sebuah luka bacok tepat pada
milimeter air raksa, frekuensi nadi sembilan bahu bagian kiri atas, bentuk celah dengan
puluh kali per menit, frekuensi pernafasan salah satu ujung membentuk sudut lancip,
dua puluh kali per menit. dengan ukuran panjang lima sentimeter dan
lebar nol koma delapan sentimeter, setelah
Pada pemeriksaan fisik leher ditautkan akan membentuk garis dengan
didapatkan sebuah luka bacok pada leher ukuran panjang lima koma lima sentimeter,
bagian depan atas, ujung pertama tepat pada batas tegas, tepi rata, tebing luka terdiri dari
garis tengah tubuh dan tiga koma lima kulit dan lemak, dasar luka lemak. Luka
sentimeter di atas tonjolan tulang selangka, telah mendapatkan perawatan berupa
ujung kedua enam sentimeter sebelah kanan pengobatan luar dan penutupan kasa.
garis tengah tubuh dan tiga koma lima
sentimeter di atas tonjolan tulang selangka,
bentuk celah dengan salah satu ujung
membentuk sudut lancip, dengan ukuran
panjang lima koma dua sentimeter dan
lebar dua sentimeter, setelah ditautkan akan
membentuk garis dengan ukuran panjang
lima koma lima sentimeter, batas tegas, tepi
rata, tebing luka terdiri dari jaringan kulit,
lemak, dan otot, tidak terdapat jembatan Gambar 2: Luka bacok pada bahu kiri atas
jaringan, dasar luka otot, di sekitar luka
tampak lecet. Luka telah mendapatkan Pada pemeriksaan fisik punggung
perawatan berupa sepuluh buah jaitan dan didapatkan sebuah luka bacok pada
penutupan kasa. punggung bagian kanan atas, ujung pertama
dua sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh dan empat koma lima sentimeter di
bawah puncak bahu, ujung kedua lima
sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh dan lima sentimeter di bawah puncak
bahu, bentuk celah dengan salah satu ujung
membentuk sudut lancip dengan ukuran

4
panjang dua koma delapan sentimeter dan
lebar satu sentimeter, setelah ditautkan
akan membentuk garis dengan ukuran
panjang tiga sentimeter. Batas tegas, tepi
rata, tebing luka terdiri dari jaringan kulit,
lemak, dan otot, tidak terdapat jembatan
jaringan, dasar luka otot. Luka telah
mendapatkan perawatan berupa lima buah Gambar 4: Luka bacok pada tangan kanan
jahitan dan penutupan kasa.
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan radiologi
foto polos manus dextra, dengan hasil :
− Fraktur metacarpal lima manus
dextra, satu buah metal pin terpasang
baik, kedudukan fragment tulang baik.
Gambar 3: Luka bacok pada punggung kanan − Soft tissue swelling di sekitar fraktur.
atas.
Pada pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan fisik anggota didapatkan nilai leukosit sebelas ribu empat
gerak atas, didapatkan sebuah luka bacok ratus per mikroliter.
pada tangan kanan, ujung pertama satu
sentimeter di bawah pergelangan tangan,
ujung kedua delapan koma lima sentimeter Kesimpulan Visum et Repertum
di bawah pergelangan tangan, bentuk celah Berdasarkan temuan-temuan yang
dan hampir memisahkan tangan menjadi didapatkan dari pemeriksaan atas korban
dua bagian dengan ukuran panjang tujuh dapat disimpulkan bahwa korban adalah
koma lima sentimeter, lebar satu seorang laki-laki, umur kurang lebih tujuh
sentimeter, dalam satu sentimeter. Setelah belas tahun, kesan gizi baik, warna kulit
ditautkan akan membentuk garis dengan sawo matang. Dari hasil pemeriksaan luar
ukuran tujuh koma lima sentimeter, batas tubuh korban didapatkan tanda-tanda
tegas, tepi rata, tebing luka terdiri dari kulit, kekerasan tajam berupa luka bacok pada
leher depan, bahu kiri atas, punggung kanan
lemak, otot, dan tulang, tidak terdapat
atas, dan tangan kanan. Dari hasil
jembatan jaringan, dasar luka tulang dan
pemeriksaan foto radiologi terdapat
otot. Luka telah mendapatkan perawatan
Fraktur metacarpal manus dextra, satu
berupa operasi fiksasi fraktur dengan k- buah metal pin terpasang baik, kedudukan
wire diameter satu koma enam fragment tulang baik, soft tissue swelling di
(Penyambungan patah tulang dengan kawat sekitar fraktur. Hal tersebut dapat
kirschner), repair otot tendon (perbaikan menimbulkan cacat berat.
otot dan urat), dan penjahitan serta
penutupan luka dengan kasa.

5
Diskusi jantung walaupun hubungan kausalnya sulit
diterangkan dan masih dalam kontroversi.
Tinjauan Medis Terhadap Tindak 5. Kelainan psikis
Pidana Kekerasan Trauma, meskipun tidak menimbulkan
kerusakan otak, kemungkinan dapat
Trauma fisik akibat penganiayaan menjadi precipitating factor bagi terjadinya
akan mengakibatkan luka. Menurut kelainan mental yang spektrumnya amat
pandangan medik luka akibat penganiayaan luas; yaitu dapat berupa compens neurosis,
dianggap sebagai energi potensial dalam anxiety neurosis, dementia praecox primer
bentuk kekerasan yang berubah menjadi (schizophrenia), manic depressive atau
energi kinetik yang mampu menimbulkan psikosis. Kepribadian serta potensi individu
kerusakan jaringan yang dapat disertai atau untuk terjadinya reaksi mental yang
tidak disertai oleh diskontinuitas abnormal merupakan utama timbulnya
permukaan kulit. 6 gangguan mental tersebut; meliputi jenis,
Konsekuensi dari luka yang biderajat, serta lamanya gangguan. Oleh
ditimbulkan oleh trauma dapat berupa: sebab itu pada setiap gangguan mental post-
1. Kelainan fisik/organik trauma perlu dikaji elemen-elemen
Bentuk dari kelainan fisik atau organik ini dasarnya yang terdiri atas latar belakang
dapat berupa: Hilangnya jaringan atau mental dan emosi serta nilai relatif bagi
bagian dari tubuh dan hilangnya sebagian yang bersangkutan atas jaringan atau organ
atau seluruh organ tertentu. yang terkena trauma.7,12
2. Gangguan fungsi dari organ tubuh
tertentu. Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak
Bentuk dari gangguan fungsi ini tergantung Pidana Kekerasan
dari organ atau bagian tubuh yang terkena Kebijakan hukum pidana didalam
trauma. Contoh dari gangguan fungsi antara penentuan berat ringannya luka tersebut
lain lumpuh, buta, tuli atau terganggunya didasarkan atas pengaruhnya terhadap
fungsi organ-organ dalam. kesehatan jasmani, kesehatan rohani,
3. Infeksi kelangsungan hidup janin di dalam
Seperti diketahui bahwa kulit atau kandungan, estetika jasmani, pekerjaan
membrana mukosa merupakan barier jabatan atau pekerjaan mata pencarian dan
terhadap infeksi. Bila kulit atau membrana fungsi alat indera.9
tersebut rusak, maka kuman akan masuk Dalam KUHP, tindak pidana
lewat pintu ini. Bahkan kuman dapat masuk penganiayaan diatur dalam Pasal 351 – 358
lewat daerah memar atau bahkan iritasi KUHP. Dalam pasal ini hanya mengatur
akibat benda yang terkontaminasi oleh mengenai kekerasan fisik sedangkan
kuman. Jenis kuman dapat berupa kekerasan psikis tidak. Menurut
streptococcus, staphylococcus, yurispudensi, yang dimaksud dengan
eschericia coli, proteus vulgaris, penganiayaan adalah dengan sengaja:
Clostridium tetani serta kuman yang - Menyebabkan perasaan tidak enak
menyebabkan gas gangrene. - Menyebabkan perasaan sakit;
-
4. Penyakit Menyebabkan luka
Trauma sering dianggap sebagai Penentuan berat ringannya luka
precipitating facior tejadinya penyakit tersebut dicantumkan dokter dalam bagian

6
kesimpulan VeR berupa kualifikasi luka. pekerjaan pencarian, kehilangan
Kualifikasi luka tersebut adalah: salah satu panca indera, mendapat
1. Luka Ringan cacat berat, menderita sakit lumpuh,
Luka ringan adalah luka yang tidak terganggunya daya pikir selama
menimbulkan penyakit atau empat minggu lebih, gugur atau
halangan dalam menjalankan matinya kandungan seorang
pekerjaan jabatan atau mata perempuan.
pencariannya. Hukuman terhadap Berdasarkan hasil pemeriksaan
luka ringan ini tercantum pada pasal korban dalam kasus ini didapatkan luka
352 ayat 1 KUHP yang berbunyi bacok pada leher depan, bahu kiri atas,
Kecuali yang tersebut pada pasal punggung kanan atas, dan tangan kanan,
353 dan 356, maka penganiyaan dapat disimpulkan bahwa luka disebabkan
yang tidak menimbulkan penyakit kekerasan tajam. Luka sudah mendapatkan
atau halangan untuk menjalankan perawatan berupa penjahitan dan
pekerjaan jabatan atau pencarian, penutupan luka dengan kassa.
diancam, sebagai penganiayaan Dokter telah melakukan
ringan, dengan pidana penjara pemeriksaan penunjang berupa foto polos
paling lama tiga bulan atau pidana pada tangan kanan serta pemeriksaan
denda paling banyak empat ribu laboratorium darah.
lima ratus rupiah.10 Pada hasil pemeriksaan radiologi
didapatkan Fraktur metacarpal manus
2. Luka Sedang dextra dan soft tissue swelling di sekitar
Luka sedang adalah luka yang fraktur. Telah dipasang satu buah metal pin
menimbulkan penyakit atau sebagai tatalaksana fraktur. Pada
halangan dalam menjalankan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
pekerjaan jabatan atau mata bermakna yaitu peningkatan nilai leukosit
pencariannya untuk sementara sebelas ribu empat ratus per mikroliter.
waktu. Hukuman dapat dijatuhkan Luka pada pasien ini termasuk
berdasarkan pasal 351 ayat 1 KUHP kategori luka berat akibat luka tersebut
yang berbunyi penganiayaan dapat menimbulkan cacat berat. Pada
diancam dengan pidana penjara korban ini kriteria luka berat diatur dalam
paling lama dua tahun delapan pasal 90 KUHP. Tindak pidana
bulan atau pidana denda paling penganiayaan berat diatur dalam Pasal 354
banyak empat ribu lima ratus KUHP ayat (1) menjelaskan barang siapa
rupiah.10 sengaja melukai berat orang lain, diancam
3. Luka Berat karena melakukan penganiayaan berat
Luka berat adalah sebagaimana dengan pidana penjara paling lama delapan
tercantum di dalam pasal 90 KUHP tahun atau Pasal 355 KUHP ayat (1)
yaitu jatuh sakit atau mendapat luka menjelaskan penganiayaan berat yang
yang tidak memberi harapan akan dilakukan dengan rencana terlebih dahulu,
sembuh sama sekali, atau yang diancam dengan pidana penjara paling lama
menimbulkan bahaya maut, tidak dua belas tahun.
mampu terus-menerus untuk Jika usia korban belum
menjalankan tugas jabatan atau mencapai 18 tahun, maka secara hukum

7
dikategorikan sebagai anak. Pelaku Visum et Repertum adalah hasil
penganiayaan anak dapat dijerat dengan pemeriksaan seorang dokter, tentang apa
Pasal 76C , Pasal 80 ayat (1) Undang- yang dilihatnya, apa yang diketemukannya,
Undang No. 35 Tahun 2014 tentang dan apa yang ia dengar, sehubungan dengan
perlindungan anak. Pasal 76C UU No. 35 seseorang yang luka, seseorang yang
tahun 2014 berbunyi setiap orang dilarang terganggu kesehatannya, dan seseorang
menempatkan, membiarkan, melakukan, yang mati. Dari pemeriksaan tersebut
menyuruh melakukan, atau turut serta diharapkan akan terungkap sebabsebab
melakukan Kekerasan terhadap Anak. terjadinya kesemuanya itu dalam kaitannya
Dalam UU No. 35 tahun 2014 pasal 80 ayat dengan kemungkinan telah terjadinya
1 dijelaskan Setiap Orang yang melanggar tindak pidana.12
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Visum et Repertum turut berperan
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara dalam proses pembuktian suatu perkara
paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan pidana terhadap kesehatan dan jiwa
dan/atau denda paling banyak manusia, dimana Visum et Repertum
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta menguraikan segala sesuatu tentang hasil
rupiah).11 pemeriksaan medis yang tertuang di dalam
bagian pemberitaan, yang karenanya dapat
dianggap sebagai pengganti barang bukti.13
Tinjauan Medikolegal Terhadap Visum Pada kasus ini, korban sudah
et Repertum korban hidup melaporkan peristiwa penganiayaan yang
Seorang dokter, dalam tugas sehari- menimpa dirinya ke polisi, polisi membuat
harinya, selain melakukan pemeriksaan surat permintaan visum (SPV) untuk
diagnostik juga memberikan pengobatan permohonan pembuatan Visum et
dan perawatan kepada pasien serta Repertum. Hasil pemeriksaan yang telah
mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dilakukan seorang dokter kemudian
medis untuk membantu penegakan hukum, dituangkan ke dalam VeR. VeR dapat
baik untuk korban hidup maupun korban digunakan sebagai alat bukti yang sah di
mati. Pemeriksaan medis untuk tujuan pengadilan guna menyelesaikan
membantu penegakan hukum antara lain permasalahan hukum korban.
adalah pembuatan Visum et Repertum
(VeR) terhadap seseorang yang dikirim Visum pada Korban Hidup
oleh polisi atau penyidik karena diduga Dalam hal korban tindak pidana
sebagai korban suatu tindak pidana atau penganiayaan atau akibat kelalaian orang
terdapat kecurigaan kemungkinan adanya lain maka bantuan dokter diperlukan untuk
tindak pidana. membuktikan ada tidaknya luka, benda
Visum et Repertum adalah penyebab, cara benda tersebut dapat
keterangan tertulis yang dibuat dokter atas menimbulkan luka, serta dampak atau
permintaan tertulis (resmi) penyidik pengaruh luka tersebut. Pada korban hidup
tentang pemeriksaan medis terhadap luka akibat penganiayaan melibatkan dua
seseorang manusia baik hidup maupun mati aspek, yaitu aspek medik dan aspek
ataupun bagian dari tubuh manusia, berupa yuridis.9
temuan dan interpretasinya, di bawah Kewajiban dokter dalam membantu
sumpah dan untuk kepentingan peradilan. proses peradilan diatur dalam KUHAP

8
Pasal 133: “Dalam hal penyidik untuk Klasifikasikan jenis luka dan perawatan
kepentingan peradilan menangani seorang luka yang sudah dilakukan sesuai dengan
korban baik luka, keracunan ataupun mati
ketentuan perundangan yang berlaku.
yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang Apabila di daerah tersebut terdapat dokter
mengajukan permintaan keterangan ahli spesialis forensik, maka dokter dapat
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau
merujuk pasien kepada dokter tersebut
ahli lainnya.” Sementara itu pasal 2
menyatakan “Permintaan keterangan ahli maupun ahli lainnya apabila diperlukan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan berkoordinasi dengan penyidik
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat
itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat Kesimpulan
dan atau pembedahan mayat”.14 Berdasarkan hasil Visum et
Dalam pembuatan Visum et
Repertum disimpulkan bahwa pada tubuh
Repertum, seorang dokter perlu memahami
korban didapatkan tanda-tanda kekerasan
kaidah-kaidah maupun dasar hukum dari
tajam berupa luka bacok pada leher depan,
pembuatan Visum et Repertum itu sendiri.
bahu kiri atas, punggung kanan atas, dan
Beberapa hal penting yang harus diingat
tangan kanan dimana luka tersebut dapat
bahwa Visum et Repertum dapat dibuat
menimbulkan cacat berat. Pelaku
oleh dokter apabila ada surat permintaan
penganiayaan berat dapat dikenakan pidana
resmi oleh penyidik yang berwenang.
pasal 354 KUHP atau pasal 355 KUHP.
Permintaan dari penyidik sebagaimana
Pada kasus dimana melibatkan anak usia
yang dimaksud merupakan suatu kewajiban
kurang dari delapan belas tahun, dikenakan
bagi dokter yang diminta untuk membuat
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
Visum et Repertum dan bersifat mutlak
tentang perlindungan anak Pasal 76C, Pasal
Tetap mengutamakan keselamatan dan
80 ayat (1).
kesejahteraan hidup korban hidup dan
memberikan pelayanan kesehatan secara
Daftar Pustaka
paripurna di samping pembuatan Visum et
1. kbbi.kata.web.id. Kamus Besar Bahasa
Repertum. Membuat Visum et Repertum
Indonesia. Diakses pada 8 Maret 2021, dari
sesuai dengan ketentuan umum dan struktur
https://kbbi.kata.web.id/penganiayaan/.
yang baku dan hanya menyerahkan Visum
2. Muladi dan Barda Nawawi, Teori-Teori
et Repertum tersebut kepada penyidik yang
Dan Kebijakan Pidana, Penerbit Almuni
berwenang.
bandung 1984, hlm 30.

9
3. Leden Marpaung, Tindak Pidana 7. Baxter, C. The Normal Healing Process.
Terhadap Nyawa dan Tubuh In: New Directions in Wound Healing. NJ:
Pemberantasan dan Prevensinya) Sinar E.R. Squlbb & Sons, Inc. Princeton. 1990.
Grafika, Jakarta 2002, hlm 5. 8. Kaplan, N. E., Hentz, V. R. Emergency
4. hukumonline.com. (2013, 4 April). Management of Skin and Soft Tissue
Perbuatan-perbuatan yang Termasuk Wounds. Little Brown. Boston.
Penganiayaan. Diakses pada 8 Maret 2021, 9. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik:
dari Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
https://www.hukumonline.com/klinik/detai Hukum. Semarang: Badan Penerbit
l/ulasan/lt515867216deba/perbuatan- Universitas Diponegoro. 2000.
perbuatan-yang-termasuk-penganiayaan/ 10. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
5. Suara.com. (2020, 24 Agustus). Miris! 11. hukumonline.com. (2016, 22 Maret).
Sepanjang 2020 Ada 4.116 Kasus Pasal untuk Menjerat Pacar yang Suka
Kekerasan Terhadap Anak. Diakses pada 8 Menganiaya Pasangannya. Diakses pada 8
Maret 2021, dari Maret 2021, dari
https://www.suara.com/news/2020/08/24/1 https://www.hukumonline.com/klinik/
05850/miris-sepanjang-2020-ada-4116- 12. Abraham S, Arif RS, Bambang PN,
kasus-kekerasan-terhadap-anak?page=all Gatot S, et al. Tanya Jawab Ilmu
6. Wijoyo, S., Gatot, S. 2016. ‘Laporan Kedokteran Forensik. Semarang: Badan
Kasus: Aspek Medikolegal pada Kasus Penerbit Universitas Diponegoro; 2012.
Penganiayaan Korban Hidup’. Majalah
Kedokteran UKI. P: 179-188.

10

Anda mungkin juga menyukai