Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

ASPEK MEDIKOLEGAL PADA KASUS PENGANIAYAAN DENGAN


KEKERASAN TAJAM PADA KORBAN HIDUP

Pembimbing :
dr. Suryo Wijoyo, Sp. KF, MH

Disusun oleh :
Ardini Saskia 1102016030

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 14 FEBRUARI – 5 MARET 2022
Laporan Kasus : Aspek Medikolegal pada Kasus Penganiayaan dengan Kekerasan Tajam
pada Korban Hidup

Ardini Saskia1*, Suryo Wijoyo2*

1
Mahasiswa Kepanitraan Klinik Ilmu Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI,
2
Kepala Staff Medis Fungsional Bagian Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat

Abstrak

Visum et repertum diperlukan sebagai pengganti barang bukti medis yang dapat digunakan di
persidangan, karena VeR mendokumentasikan kondisi setelah terjadi penganiayaan. Tercantum
pada pasa 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayah (1) KUHAP yang menejelaskan penyidik
berwenang untuk meminta keterangan ahli kedokteran hakiman atau dokter atau bahkan ahli
lainnya. Termasuk saat menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaiana benda maupun
senjata tajam dengan tujuan melukai atau mematikan seseorang. Dalam hal korban tindak pidana
penganiayaan atau akibat kelalaian orang lain maka bantuan dokter diperlukan untuk
membuktikan ada tidaknya luka, benda penyebab, cara benda tersebut dapat menimbulkan luka,
serta dampak atau pengaruh luka tersebut. Kelainan yang terjadi dikarenakan trauma dilihat dari
aspek medis dan yuridis, dalam menentukan derajat luka sebagai pertimbangan hakim untuk
membuat keputusan di persidangan.

Kata Kunci : visum et repertum, aspek medis, aspek yuridis


Case Report : Medical Aspects in Case of Persecution with Sharp Violence on Living Victims

Ardini Saskia1, Suryo Wijoyo2

1
Clinical Clerkship of Forensic and Medicolegal Departement

Medical Faculty of YARSI University

2
Head of Functional Medical Staff, Forensics Departement of Bekasi District Hospital

Abstract

Visum et repertum is needed as a substitute for medical evidence that can be used in court,
because VeR documents the condition after the abuse occurred. It is stated in article 133
paragraph (1) of the Criminal Procedure Code and article 179 of the father (1) of the Criminal
Procedure Code which explains that investigators are authorized to request information from
medical experts on judges or doctors or even other experts. Including when dealing with
criminal cases involving the use of sharp objects or weapons with the aim of injuring or killing
someone. In the event that the victim is a victim of a criminal act of persecution or due to the
negligence of another person, the assistance of a doctor is needed to prove the presence or
absence of an injury, the object causing the injury, the way the object can cause injury, and the
impact or effect of the injury. Abnormalities that occur due to trauma are seen from medical and
juridical aspects, in determining the degree of injury as a judge's consideration for making
decisions at trial.

Key Words : Visum et Repertum, Medical Aspect, Juridical Aspect


PENDAHULUAN seseorang manusia baik hidup maupun

mati ataupun bagian dari tubuh manusia,


Pada kasus yang terjadi sekitar
berupa temuan dan interpretasinya, di
50-70% kasus datang ke ruah sakit
bawah sumpah dan untuk kepentingan
terutama instalasai gawat darurat
peradilan. Tercantum pada pasa 133 ayat
merupakan kasus yang terjadi karena
(1) KUHAP dan pasal 179 ayah (1)
disebabkan kasus perlukaan atau trauma.
KUHAP yang menejelaskan penyidik
Luka-luka tersebut didapatkan dari
berwenang untuk meminta keterangan
kecelakaan, penganiayaan, bunuh diri,
ahli kedokteran hakiman atau dokter atau
bencana alam, maupun terorisme. Tugas
bahkan ahli lainnya. Termasuk saat
seorang dokter selain melakukan
menghadapi kasus kriminal yang
pemeriksaan diagnostic serta memberikan
melibatkan pemakaiana benda maupun
pengobatan dan perawatan kepada pasien
senjata tajam dengan tujuan melukai atau
juga mempunyai tugas melakukan
mematikan seseorang1,3.
pemeriksaan medik untuk membantu

penegakan hukum, baik untuk korban Trauma tajam merupakan suatu

hidup maupun korban mati antara lain ruda paksa yang mengakibatkan luka

adalah pembuatan Visum et Repertum pada permukaan tubuh oleh benda-benda

(VeR).2 tajam. Trauma tajam dikenal dalam tiga

bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat


Visum et Repertum merupakan
(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus
keterangan tertulis yang dibuat dokter
punctum) atau luka bacok (vulnus
atas permintaan tertulis (resmi) penyidik
caesum)4. Trauma tumpul merupakan
tentang pemeriksaan medis terhadap
kerusakan jaringan disebabkan oleh sanksinya1,6. Luka atau cidera

benda atau alat yang tidak bermata tajam, berdasarkan sudut medis, didefinisikan

konsistensi keras atau kenyal, dan sebagai kerusakan suatu bagian tubuh

permukaan halus atau kasar. Cara oleh penerapan mechanical force7,8, yang

kejadian trauma benda tumpul lebih dapat disertai atau tidak disertai oleh

sering disebabkan oleh kecelakaan atau diskontinuitas permukaan kulit.

penganiyaan, jarang karena bunuh diri. Sementara dari sudut hukum, luka

Sedangkan jenis luka yang ditimbulkan merupakan kelainan yang dapat

akibat trauma benda tumpul yang sering disebabkan oleh suatu tindak pidana,

dijumpai dalam kasus kecelakaan lalu baik yang bersifat intensional (sengaja),

lintas antara lain luka memar, luka recklessness (ceroboh) atau negligence

babras, luka robek dengan tepi tidak rata, (kurang hati-hati)6.

serta patah tulang5. Dalam artikel ini akan disampaikan

Pada saat mengerjakan visum et kasus penganiayaan terhadap korban hidup

repertum pada kasus penganiayaan salah yang mengalami luka akibat penganiayaan.

satu informasi penting yang perlu LAPORAN KASUS


dicantumkan dalam VeR korban hidup
Pada tanggal 13 Februari 2022,
adalah derajat atau kualifikasi luka.
seorang laki-laki datang ke IGD RSUD
Kesimpulan tentang perlukaan sangat
Kabupaten Bekasi diantar oleh keluarga
penting karena menjadi dasar bagi
dan polisi. Menurut keterangan pasien
penyidik dalam menetapkan tindak
pada tanggal 13 Februari jam 05.00 WIB
pidana yang terjadi, pasal mana yang
saat sedang mengendarai sepeda motor di
dilanggar serta berapa besar ancaman
daerah Babakan, tiba-tiba pasien dibacok
dari arah belakang oleh tiga orang yang Pada pemeriksaan fisik yang

tidak dikenal yang mengendarai sepeda dilakukan di kepala pada daerah berambut

motor. terdapat sebuah luka pada kepala bagian

atas sisi kanan, yang sudah mendapatkan

perawatan berupa delapan buah jahitan dan

penutup kassa. Pada pemeriksaan pukul


Pemeriksaan Fisik
tujuh dua puluh lima Waktu Indonesia

Pada pemeriksaan fisik korban Barat, didapatkan ujung pertama tujuh

berjenis kelamin laki-laki, usia kurang belas sentimeter di atas lubang telinga

lebih enam belas tahun, berat badan lima kanan dan sembilan sentimeter sebelah

puluh delapan kilogram, tinggi badan kanan garis tengah tubuh, ujung kedua dua

seratus enam puluh sentimeter, warna kulit belas koma lima sentimeter di atas lubang

sawo matang, status gizi kesan gizi baik telinga kanan dan sembilan sentimeter

dengan Indeks Massa Tubuh dua puluh dua sebelah kanan garis tengah tubuh, bentuk

koma enam lima per meter persegi. Tanda- celah dengan kedua ujung membentuk

tanda vital korban, yaitu tekanan darah sudut lancip, ukuran panjang lima

seratus pertujuh puluh delapan millimeter sentimeter, lebar satu sentimeter, dan

air raksa, frekuensi nadi delapan puluh dalam nol koma lima sentimeter, bila

delapan kali per menit, suhu tiga puluh ditautkan akan membentuk garis dengan

enam koma delapan derajat selsius, ukuran panjang lima koma lima sentimeter,

frekuensi pernafasan dua puluh empat kali batas tegas, tepi rata, tidak terdapat

per menit, kesadaran sadar penuh. jembatan jaringan, tebing luka terdiri dari

kulit, lemak dan otot, dasar luka otot.


Pada pemeriksaan fisik yang tulang, dasar luka tidak dapat ditentukan

dilakukan di dada terdapat sebuah luka karena menembus rongga dada. Tampak

terbuka pada dada sisi samping kiri, yang terpasang Chest Tube Thoracostomy

sudah mendapatkan perawatan berupa (selang dada untuk mengalirkan cairan

delapan buah jahitan dan penutup kassa. atau udara yang berlebihan dari rongga

Pada pemeriksaan pukul tujuh dua puluh lapisan paru) pada dada sisi samping kiri

lima Waktu Indonesia Barat, didapatkan dengan titik pusat empat belas sentimeter

ujung pertama sembilan sentimeter di sebelah kiri garis tengah tubuh dan empat

bawah garis mendatar yang melewati sentimeter di bawah garis mendatar yang

kedua puting susu dan empat belas melewati kedua puting susu.

sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh, Pada pemeriksaan fisik yang
ujung kedua sembilan sentimeter di bawah dilakukan di punggung terdapat sebuah
garis mendatar yang melewati kedua luka terbuka pada punggung sisi kiri, yang
puting susu dan delapan belas koma lima sudah mendapatkan perawatan berupa dua
sentimeter sebelah kiri garis tengah tubuh, buah jahitan dan penutup kassa. Pada
bentuk celah dengan kedua ujung pemeriksaan pukul tujuh dua puluh lima
membentuk sudut lancip, ukuran panjang Waktu Indonesia Barat, didapatkan titik
delapan koma lima sentimeter dan lebar pusat enam belas sentimeter di bawah
tiga sentimeter, bila ditautkan membentuk puncak bahu dan empat sentimeter sebelah
garis lurus dengan ukuran panjang kiri garis tengah tubuh, bentuk celah
sembilan sentimeter, batas tegas, tepi rata, dengan kedua ujung membentuk sudut
tidak terdapat jembatan jaringan, tebing lancip, ukuran panjang tiga sentimeter,
luka terdiri dari kulit, lemak, otot dan lebar dua sentimeter, dan dalam satu koma
lima sentimeter, bila di tautkan membentuk

garis lurus dengan ukuran panjang tiga

koma lima sentimeter, batas tegas, tepi

rata, tidak terdapat jembatan jaringan,

tebing luka terdiri dari kulit, lemak, otot

dan tulang, dasar luka tulang.

Gambar 3. Luka terbuka pada dada sisi


samping kiri yang sudah mendapat
perawatan berupa jahitan dan terpasang
selang dada

Gambar 1. Luka pada kepala bagian atas


sisi kanan

Gambar 2. Luka terbuka pada dada sisi


samping kiri

Gambar 4. Luka terbuka pada punggung


sisi kiri
persen, NLR sembilan koma empat puluh

empat, laju endap darah dua puluh

millimeter per jam. Paket Elektrolit kalium

tiga koma dua milimol per liter.

Pemeriksaan Radiologi dilakukan

pada tanggal 13 Februari 2022, dengan

hasil Rontgent Thorax (Dada) yaitu

Gambar 5. Luka terbuka pada punggung terdapat bayangan lusen avaskuler


sisi kiri yang sudah mendapat perawatan (kehitaman tanpa disertai corakan
berupa jahitan
pembuluh darah) tipis dengan pleural line

(garis pleura) di daerah hemithorax lateral


Pemeriksaan Penunjang
(bagian dada sisi luar) atas sampai tengah

Pemeriksaan laboratorium kiri, sugestif suatu pneumothorax minimal

dilakukan pada tanggal 13 Februari 2022, sinistra (curiga adanya penumpukan udara

dengan hasil Pemeriksaan Hematologi dalam jumlah sedikit pada rongga dada

Darah Lengkap yaitu hemoglobin dua sebelah kiri), suspek fraktur (curiga patah)

belas koma delapan gram per desiliter, pada costa 8 posterior (tulang iga belakang

hematokrit tiga puluh tujuh persen, eritrosit ke-delapan) kiri, emfisema subkutis

empat koma lima puluh tujuh juta per (terperangkapnya udara atau gas di bawah

microliter, leukosit dua puluh tiga koma jaringan kulit) di daerah hemithorax

dua juta per mikroliter. Hitung Jenis superior (bagian dada sisi atas) kiri, tidak

eosinofil nol persen, neutrofil delapan tampak traumatic wet lung (penumpukan

puluh lima persen, limfosit sembilan cairan pada kantung-kantung udara di


paru-paru yang disebabkan oleh trauma), sinistra (curiga adanya penumpukan udara

cor (jantung) dalam batas normal. dalam jumlah sedikit pada rongga dada

sebelah kiri), suspek fraktur (curiga patah)


Kesimpulan Visum et Repertum
pada costa 8 posterior (tulang iga belakang
Berdasarkan temuan-temuan yang
ke-delapan) kiri, emfisema subkutis
didapatkan dari pemeriksaan atas korban
(terperangkapnya udara atau gas di bawah
tersebut maka saya simpulkan bahwa
jaringan kulit) di daerah hemithorax
korban adalah seorang anak laki-laki, umur
superior (bagian dada sisi atas) kiri, tidak
kurang lebih enam belas tahun, warna kulit
tampak traumatic wet lung (penumpukan
sawo matang, kesan gizi baik. Dari hasil
cairan pada kantung-kantung udara di
pemeriksaan luar tubuh korban didapatkan
paru-paru yang disebabkan oleh trauma.
tanda-tanda kekerasan tajam berupa luka
Hal tersebut menimbulkan sakit atau
bacok pada kepala sisi atas kanan, dada sisi
halangan untuk melakukan jabatan atau
samping kiri, punggung kiri, dan terpasang
pekerjaan dan membutuhkan istirahat
selang untuk mengalirkan cairan atau
selama kurang lebih sepuluh sampai empat
udara yang berlebihan dari rongga lapisan
belas hari.
paru pada dada sisi samping kiri. Pada
DISKUSI
pemeriksan penunjang radiologi

didapatkan bayangan lusen avaskuler Aspek Medikolegal Visum Hidup Visum

(kehitaman tanpa disertai corakan et Repertum

pembuluh darah) tipis dengan pleural line Visum et Repertum (VeR)


(garis pleura) di daerah hemithorax lateral merupakan keterangan tertulis yang dibuat
(bagian dada sisi luar) atas sampai tengah oleh dokter atas permintaan tertulis (resmi)
kiri, sugestif suatu pneumothorax minimal penyidik tentang pemeriksaan medis
terhadap seseorang baik hidup maupun dilakukan secara tertulis, yang dalam surat

mati, ataupun bagian tubuh manusia itu disebutkan dengan tegas untuk

berupa temuan dan interpretasinya, di pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat

bawah sumpah dan untuk kepentingan dan atau pemeriksaan bedah mayat.

peradilan.Istilah VeR berasal dari bahasa Dalam hal ini orang berwenang
Latin, visum berarti “terlihat”, et berarti meminta keterangan ahli adalah penyidik
“dan”, dan repertum berarti “ditemukan.” dan penyidik pembantu sebagaimana bunyi
Secara sederhana VeR dapat diartikan Pasal 7 (1) butir h dan Pasal 11 KUHAP.
sebagai “melihat dan Penyidik yang dimaksud adalah penyidik
melaporkan”.Menurut Budiyanto dkk, sesuai dengan Pasal 6 (1) butir a, yaitu
dasar hukum VeR adalah Pasal 133 Kitab penyidik yang pejabat Polisi Negara RI.
Undang-Undang Hukum Acara Pidana penyidik tersebut adalah penyidik tunggal
(KUHAP), yang mana menyebutkan9: bagi pidanan umum, termasuk pidana yang

(1) Dalam hal penyidik untuk berkaitan dengan kesehatandan jiwa

kepentingan peradilan menangani seorang manusia9.

korban baik luka, keracunan, ataupun amti Visum et repertum diperlukan


yang diduga karena peristiwa yang sebagai pengganti barang bukti medis yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang dapat digunakan di persidangan, karena
mengajukan permintaan keterangan ahli VeR mendokumentasikan kondisi setelah
kepada ahli kedokteran kehakiman atau terjadi penganiayaan. Sehingga pihak
dokter ahli lainnya. berwajib mendapatkan gambaran yang

(2) Permintaan keterangan ahli sesungguhnya terjadi saat itu. Visum et

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) repertum pada korban hidup diperlukan
karena luka akan mengalami proses pemeriksaan. Kemudian pada Pasal 186

penyembuhan sehingga tidak dapat yang berbunyi keterangan ahli ialah

menggambarkan kondisi saat terjadi apayang seorang ahli nyatakan di sidang

penganiayaan. Korban dalam kasus ini pengadilan dimana dalam penjelasannya

bermaksud untuk melakukan penuntutan menyatakan keterangan ahli ini dapat juga

terhadap pelaku penganiayaan sehingga diberikan pada waktu pemeriksaan oleh

diperlukan VeR sebagai surat keterangan penyidik atau penuntut umum yang

tertulis pengganti barang bukti. dituangkan dalam suatu bentuk laporan

dan dibuat dengan mengingat sumpah di


Namun dalam KUHAP, istilah VeR
waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan
tidak ada, yang ada hanyalah istilah alat
dan pada Pasal 187 (c) menyatakan surat
bukti kategori surat, yang dibuat dengan
keterangan dari seorang ahli yang memuat
sumpah atau janji (sebagaimana yang
pendapat berdasarkan keahliannya
diucapkan di pengadilan) atau dengan
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
mengingat sumpah atau janji ketika
yang diminta secara resmi dari padanya.
menerima jabatan (yang diucapkan setelah
Ketiganya termasuk ke dalam alat bukti
lulus dokter) sehingga pada hakekatnya
yang sah sesuai dengan ketentuan dalam
juga merupakan keterangan tertulis.
KUHAP pasal 184 (1):10,11 yang berbunyi
KUHAP 10
turut mengatur produk
alat bukti yang sah adalah keterangan
dokter yang sepadan dengan visum, yaitu:
saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan
Pada Pasal 1 butir 28 yang menyatakan
keterangan terdakwa. Dari pasal-pasal di
keterangan yang diberikan oleh seseorang
atas tampak bahwa yang dimaksud dengan
yang memiliki keahlian khusus tentang
keterangan ahli maupun surat (butir (c))
suatu perkara pidana guna kepentingan
dalam KUHAP adalah sepadan dengan menimbulkan luka, serta dampak atau

yang dimaksud dengan VR dalam pengaruh luka tersebut. Kelainan yang

Staatsblad No. 350 tahun 1937. terjadi akibat trauma dapat dilihat dari dua

Perbedaannya adalah keterangan ahli atau aspek, yaitu6:

surat (KUHAP) merupakan keterangan - Aspek medis;


atau pendapat yang dibuat oleh ahli
- Aspek yuridis.
(termasuk dokter) berdasarkan
Aspek Medik
keilmuannya, tidak hanya terbatas pada

apa yang dilihatnya dan ditemukan oleh si Luka atau cidera didefinisikan

pembuat. Dengan demikian, maka sebagai kerusakan suatu bagain tubuh oleh

keterangan ahli atau surat tersebut yang penerapan mechanical force, yaitu dengan

dibuat oleh dokter harus dibuat atas adanya gaya yang bergerak kedepan

pemeriksaan medik. Nama VeR hingga (forward moving force) dan gaya dengan

saat ini masih dipertahankan dan arah yang berlawanan (counterforce)

digunakan untuk membedakan surat atau kemudian energi yang dihasilkan ditransfer

keterangan ahli yang dibuat oleh dokter ke jaringan tubuh sehingga terjadi

dengan surat atau keterangan yang dibuat perubahan letak atau gerakan. Beberapa

oleh ahli lain bukan dokter 6,10. yudiksi mempunyai arti legal dari ‘luka’,

yang biasanya terjadi penerobosan


Dalam hal korban tindak pidana
pertahanan permukaan tubuh. Kemudian
penganiayaan atau akibat kelalaian orang
ditambahkan penjelasan bahwa ‘luka‘
lain maka bantuan dokter diperlukan untuk
merupakan sesuatu yang menyebabkan
membuktikan ada tidaknya luka, benda
kerusakan serius pada tubuh (serious
penyebab, cara benda tersebut dapat
bodily harm), sehingga termasuk cidera
pada semua jaringan atau organ. Yuridiksi 1. Kelainan fisik/ organik

lain menyebutkan grade bukan berdasarkan Bentuk dari kelainan fisik atau
tampilan fisik (physical nature), tapi organik ini dapat berupa:
berdasarkan risiko mengancam nyawa atau
- Hilangnya jaringan atau
kesehatan yang diterima oleh korban . 13

bagian dari tubuh;


Berdasarkan prinsip inersia
- Hilangnya sebagian atau
(principle of inertia) 1,8 dari Galile Galilei,
seluruh organ tertentu.
setiap benda akan tetap bentuk dan
2. Gangguan fungsi dari organ tubuh
ukurannya sampai ada kekuatan luar yang
tertentu
mampu merubahnya. Selanjutnya Isaac

Newton dengan 3 buah hukumnya berhasil Bentuk dari gangguan fungsi ini

menemukan metode yang dapat dipakai tergantung dari organ atau bagian tubuh

untuk mengukur dan menghitung energi6. yang terkena trauma. Contoh dari

gangguan fungsi antara lain lumpuh, buta,


Dengan dasar-dasar tadi maka
tuli, atau terganggunya fungsi organ-organ
dapat diterangkan bagaimana suatu energi
dalam.
potensial dalam bentuk kekerasan berubah

menjadi energi kinetik yang mampu 3. Infeksi

menimbulkan luka, yaitu kerusakan Seperti diketahui bahwa kulit atau

jaringan yang dapat disertai atau tidak membran mukosa merupakan barrier

disertai oleh diskontinuitas permukaan terhadap infeksi. Bila kulit atau membran

kulit6. tersebut rusak maka kuman akan masuk

Konsekuensi dari luka yang di timbulkan lewat pintu ini. Bahkan kuman dapat

oleh trauma dapat berupa6: masuk lewat daerah memar atau bahkan
iritasi akibat benda yang terkontaminasi meliputi jenis, derajat serta lamanya

oleh kuman. Jenis kuman dapat berupa gangguan. Oleh sebab itu, pada setiap

streptococcus, staphylococcus, Eschericia gangguan mental post-trauma perlu dikaji

coli, Proteus vulgaris, Clostridium tetani elemen-elemen dasarnya yang terdiri atas

serta kuman yang menyebabkan gas latar belakang mental dan emosi serta nilai

gangrene. relatif bagi yang bersangkutan atas

jaringan atau organ yang terkena trauma.


4. Penyakit

Secara umum dapat diterima bahwa


Trauma sering dianggap sebagai
hubungan antara kerusakan jaringan tubuh
precipitating factor terjadinya penyakit
atau organ dengan psikosis post- trauma
jantung walaupun hubungan kausalnya
didasarkan atas6:
sulit diterangkan dan masih dalam

kontroversi. - Keadaan mental benar-

benar sehat sebelum trauma.


5. Kelainan psikis

- Trauma telah merusak


Meskipun trauma tidak
susunan saraf pusat.
menimbulkan kerusakan otak,

kemungkinan dapat terjadi precipating - Trauma, tanpa

factor bagi terjadinya kelainan mental yang mempersoalkan lokasinya,

spektrumnya amat luas, yaitu dapat berupa mengancam kehidupan seseorang.

compensional neurosis, anxiety depressive - Trauma menimbulkan


atau psikosis. kepribadian serta potensi kerusakan pada bagian yang
individu untuk terjadinya reaksi mental struktur atau fungsinya dapat
yang abnormal merupakan faktor utama mempengaruhi emosi, organ
timbulnya gangguan mental tersebut,
genital, payudara, mata, tangan baru, yang memberi kemungkinan

atau wajah). dilakukannya pemeriksaan/ penelitian

ulang atas barang bukti, bila timbul


- Korban cemas akan
keberatan yang beralasan dari terdakwa
lamanya waktu penderitaan.
atau penasehat hukum terhadap suatu hasil
- Psikosis terjadi dalam
pemeriksaan visumnya (pasal 180
tenggang waktu yang masuk akal.
KUHAP). Dalam kasus ini agaknya VeR
- Korban dihantui oleh
yang diberikan sudah memadai sehingga
kejadian (kejahatan atau
tidak diperlukan kesaksian ahli di
kecelakaan) yang menimpanya.
persidangan. Visum et repertum diberikan

Pemberian keterangan oleh ahli oleh dokter ahli forensik pada polisi dan

kedokteran kehakiman atau ahli lainya selanjutnya hanya boleh dibuka dalam

merupakan hal yang wajib sebagaimana persidangan.

dinyatakan dalam pasal 179. Keterangan


Aspek Yuridis
tersebut diberikan dibawah sumpah sesuai
Jika dari sudut medik, luka
dengan pasal 179 ayat 3. Jelas dalam hal
merupakan kerusakan jaringan (baik
ini bahwa dokter yang diminta bantuannya
disertai atau tidak disertai diskontinuitas
dalam kapasitasnya sebagai ahli dapat
permukaan kulit) akibat trauma maka dari
memberikan keterangan ahli, yang dalam
sudut hukum, luka merupakan kelainan
sistem peradilan merupakan salah satu
yang dapat disebabkan oleh suatu tindak
bukti yang sah. Apabila VeR belum dapat
pidana, baik yang bersifat intensional
menjernihkan duduk persoalan di sidang
(sengaja), recklessness (ceroboh) atau
pengadilan, maka hakim dapat meminta
negligence (kurang hati-hati). Untuk
keterangan ahli atau diajukannya bahan
menentukan berat ringannya hukuman Menurut yurispudensi, yang

perlu ditentukan lebih dahulu berat dimaksud dengan penganiayaan adalah

ringannya luka6. dengan sengaja:

Kebijakan hukum pidana di dalam - Menyebabkan perasaan

penentuan berat ringannya luka tersebut tidak enak

didasarkan atas pengaruhnya terhadap6: - Menyebabkan perasaan

- Kesehatan jasmani; sakit;

- Kesehatan rohani; - Menyebabkan luka. Dalam

hal luka dibagi lagi menjadi luka


- Kelangsungan hidup janin
ringan, ringan dan berat
di dalam kandungan;

1. Luka Ringan
- Estetika jasmani;

Luka ringan adalah luka yang


- Pekerjaan jabatan atau
tidak menimbulkan penyakit atau
pekerjaan mata pencarian;
halangan dalam menjalankan mata
- Fungsi alat indera.
pencariannya. Hukuman terhadap
Dalam KUHP (Kitab Undang-
luka ringan ini tercantum pada
Undang Hukum Pidana), tindak pidana
pasal 352 ayat 1 KUHP yang
penganiayaan diatur dalam Pasal 351 – 358
berbunyi Kecuali yang tersebut
KUHP. Dalam pasal ini hanya mengatur
pada pasal 353 dan 356, maka
mengenai kekerasan fisik sedangkan
penganiyaan yang tidak
kekerasan psikis tidak .
1,6

menimbulkan penyakit atau

halangan untuk menjalankan


pekerjaan jabatan atau pencarian, Luka berat adalah luka yang

diancam, sebagai penganiayaan sebagaimana diuraikan di dalam Pasal 90

ringan, dengan pidana penjara KUHP, yang terdiri atas1,6:

paling lama tiga bulan atau pidana a. Luka atau penyakit yang
denda paling banyak empat ribu tidak dapat diharapkan akan sembuh
lima ratus rupiah. dengan sempurna.

2. Luka Sedang Pengertian tidak akan sembuh

Luka sedang adalah yang dengan sempurna lebih ditunjukkan pada

mengakibatkan penyakit atau fungsinya. Contohnya trauma pada satu

halangan dalam menjalankan mata yang menyebabkan kornea robek.

pekerjaan jabatan atau mata Sesudah dijahit sembuh, tapi mata tersebut

pencariannya untuk sementara tidak dapat melihat1,6.

waktu1,6. Hukuman dapat b. Luka yang dapat


dijatuhkan berdasarkan pasal 351 mendatangkan bahaya maut.
ayat 1 KUHP yang berbunyi
Dapat mendatangkan bahaya maut
penganiayaan diancam dengan
pengertiannya memiliki potensi untuk
pidana penjara paling lama dua
menimbulkan kematian, tetapi sesudah
tahun delapan bulan atau pidana
diobati dapat sembuh1,6.
denda paling banyak empat ribu
c. Luka yang menimbulkan
lima ratus rupiah.
rintangan tetap dalam menjalankan
3. Luka Berat
pekerjaan jabatan atau mata

pencariannya.
Luka yang dari sudut medik tidak Gangguan daya piker tidak harus berupa

membahayakan jiwa, dari sudut hukum kehilangan kesadaran tetapi dapat juga

dapat dikategorikan sebagai luka berat. berupa amnesia, disorientasi, ansietas,

Contohnya trauma pada tangan kiri pemain depresi atau gangguan jiwa lainnya1,6.

biola atau pada wajah seorang pragawati h. Keguguran atau kematian


dapat dikategorikan luka berat jika janin seorang perempuan.
akibatnya mereka tidak dapat lagi
Maksud dari keguguran adalah
menjalankan pekerjaannya tersebut
keluarnya janin sebelum masa waktunya,
selamanya . 1,6

yaitu tidak didahului oleh proses yang


d. Kehilangan salah satu dari sebagaimana umumnya terjadi pada
panca indera. seorang wanita ketika melahirkan.

Jika trauma menimbulkan kebutaan Sedangkan kematian janin mengandung

satu mata tau kehilangan pendengaran satu pengertian bahwa janin tidak lagi

telinga, tidak dapat digolongkan menunjukkan tanda-tanda hidup. Tidak

kehilangan indera. Meskipun demikian, dipersoalkan bayi keluar atau tidak dari

tetap digolongkan sebagai luka berat perut ibunya1,6. Hukuman terhadap

berdasarkan butir (a) di atas1,6. pelaku yang menyebabkan luka berat

dapat dijatuhkan berdasarkan dalam KUHP


e. Cacat besar atau kudung.
Pasal 351 ayat 2 dan ayat 3, Pasal 353,
f. Lumpuh.
Pasal 354, Pasal 3556.
g. Gangguan daya pikir lebih
Pada kasus ini korban diantar oleh
dari 4 minggu lamanya.
polisi untuk melakukan pembuatan visum

et repertum. Sesuai dengan permintaan


yang tertulis tersebut dalam Surat 8. Reddy KSN, Murty OP. The
Essentials of Forensic Medicine
Permintan Visum dilakukan pemeriksaan and Toxicology. 33rd Ed. London:
Jaypee The Health Science
fisik bagian luar tubuh korban. Didapatkan Publisher. 2014. pp. 179-241.
9. Afandi D. Visum et Repertum pada
kesadaran penuh, dari hasil pemeriksaan Korban Hidup. Jurnal Ilmu
Kedokteran. 2009. 3(2). pp.79-84.
fisik pada bagian kepala. Leher, punggung 10. Sampurna B, Zulhasmar S, Siswaja
TD. Peranan Ilmu Kedokteran
terdapat tanda-tanda kekerasan tajam. Forensik dalam Penegakan Hukum.
Jakarta. 2003.
DAFTAR PUSTAKA 11. Santosa Agung. Rekam Medis dan
Rahasia Kedokteran. Tesis. 2007.
Semarang: Universitas Katolik
1. Kitab Undang-Undang Hukum
Soegijapranata.
Pidana.
12. Saukko P, Knight B. Knight’s
2. Atmadja DS. Simposium Forensic Pathology. 4th Ed. London:
Tatalaksana Visum et Repertum CRC Press. 2016. pp. 133-165.
Korban Hidup pada Kasus Perlukaan
& Keracunan di Rumah Sakit.
Jakarta: RS Mitra Keluarga Kelapa
Gading, Rabu 23 Juni 2004.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Pembentukan Jaksa 2019: Modul
Kedokteran Forensik. Jakarta:
Badan Diklat Kejaksaan RI. 2019
4. Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran
Forensik. Bagian Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta : 1997. Hal 37-
54
5. Idries AM. Pedoman Ilmu
Kedokteran Forensik. Edisi I.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1997;
85-129.
6. Dahlan S, Trisnadi S. Ilmu
Kedokteran Forensik: Pedoman Bagi
Dokter dan Penegak Hukum.
Semarang: FK Unissula. 2019.
7. Saukko P, Knight B. Knight’s
Forensic Pathology. 4th Ed.
London: CRC Press. 2016. pp. 133-
165.

Anda mungkin juga menyukai