GANGGUAN KEPRIBADIAN
PEMBIMBING
dr. Henny R, Sp.KJ
dr. Soehendro, Sp. KJ
Disusun oleh:
Desi Adiyati 201007101004
KATAPENGANTAR
PujidansyukurpenulisucapkanataskehadiratTuhanYangMahaEsakarena
atas rahmat dan karuniaNya, pembuatan karya tulis berupa referat bidang ilmu
kesehatanjiwayangberjudul GangguanKepribadian dapatterselesaikantepat
padawaktunya.
Adapauntujuandaripenulisankaryatulisreferatiniadalahuntukdapatlebih
mengetahui dan memahami tentang diagnosis dan penatalaksanaan gangguan
kepribadian.Selainitujugabertujuanuntukmemenuhipersyaratandalamkepanitraan
klinikilmukesehatanjiwadiRSPolriRadenSaidSukantoperiode8Desember2014
9 Januari 2015 agar dapat menerima kelulusan pada bidang kepanitraan yang
bersangkutan.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantudalampembuatanreferatini.Terutamakepadapembimbingreferatyang
bersangkutandibidangkesehatanjiwa: dr.HennyR,Sp.KJ dan dr.Soehendro,
Sp.KJ,sertaparaperawatbagianjiwadansemuapihakyangmemberiarahandan
dukungandalamprosespenyelesaianreferatini.
Penulismenyadaribahwareferatinimasihjauhdarisempurnadanmemiliki
banyakkekurangan.Olehkarenaitu,penulis dengansenanghatimenerimasegala
kritikdanmasukanyangdiberikanagarreferatinimenjadilebihsempurna.Akhir
kata,semogareferatinidapatbergunabagipenulisdanpembacanya
Jakarta,Desember2014
Penulis
DAFTARISI
Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
Bab I : Pendahuluan.....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................5
Bab II : Tinjauan Pustaka..............................................................................................6
2.1 Definisi.....................................................................................................................6
2.2 Gangguan Kepribadian...........................................................................................13
2.3 Epidemiologi..........................................................................................................14
2.3 Etiologi...................................................................................................................15
2.5 Klasifikasi...............................................................................................................18
2.7 Penatalaksanaan.....................................................................................................47
Bab III : Penutup..........................................................................................................54
Daftar Pustaka..............................................................................................................55
BABI
PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Pola pribadi dari setiap individu itu sifatnya selalu unik, yaitu mencakup
struktur biologis atau jasmaniahnya dan struktur psychis atau kejiwaannya.
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terorganisir dan terdiri atas
disposisidisposisi psychis, yang memberikan kemungkinan untuk membedakan ciri
yang umum dengan pribadi yang lain.
Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan, yang timbul pada
masa kanak atau remaja dan berlanjut pada masa dewasa. Gangguan kepribadian khas
adalah suatu gangguan berat dalam konstitusi karakterologis dan kecenderungan
perilaku dari individu, biasanya meliputi beberapa bidang dari kepribadian dan
hampir selalu berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial.
Kepribadian kadangkala terlihat begitu subjektif dan sulit untuk dikenali
bahkan untuk mempunyai kegunaan secara klinis. Kesan ini dapat diatasi dengan
adanya pengetahuan dasar akan gangguan kepribadian dan cara penanganannya yang
berkaitan untuk perawatan medis. Para dokter sudah sering mengalami kesulitan yang
ditimbulkan oleh masalah kepribadian ini. Sebagai contoh, seorang pasien yang selalu
tidak patuh kepada rekomendasi dokter atau pasien yang mengeluh terus menerus atau
seorang pasien yang sering berganti - ganti gejala penyakit. Kunci untuk dapat
mengatasi masalah seperti disebutkan tadi adalah dengan memahami faktor faktor
kepribadian dan menggunakan ketrampilan itu untuk melakukan intervensi dalam cara
yang lebih rasional dan efektif.
Untuk mewujudkan hal di atas, maka diperlukan adanya perangkat lunak yang
dapat membantu mendiagnosis gangguan kepribadian ini. Perangkat lunak sistem
informasi ini nantinya dapat membantu para dokter, ahli jiwa maupun orangorang
yang ingin melakukan diagnosa gangguan kepribadian secara cepat dan akurat.
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Sebagai salah satu sayat yang harus dipenuhi didalam mengikuti program studi
kepaniteraan Ilmu Kedokteran Jiwa di Rumkit Raden Said Sukanto Tk I Jakarta Timur
1.2.2
TUJUAN KHUSUS
- Mengetahui definisi kepribadian dan gangguan kepribadian
- Mengetahui epidemiologi gangguan kepribadian
- Mengetahui etiologi gangguan kepribadian
- Mengetahui klasifikasi gangguan kepribadian
- Mengetahui kriteria diagnosis gangguan kepribadian
- Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk gangguan kepribadian
- Mengetahui penatalaksanaan gangguan kepribadian
BABII
TINJAUANPUSTAKA
2.1DEFINISI
Seseorangdalammenjalanikehidupannyasejakkecil,remaja,dewasahingga
lanjutusia,mempunyaikecenderunganataukebiasaanmenggunakansuatupolayang
relativeserupadalammenyikapimasalahyangdihadapi.Apabiladiperhatikan cara
ataumetodepenyelesaianyangdilakukanseseorangmemilikipolatertentudandapat
digunakan sebagai ciri atau tandauntuk mengenal orangtersebut. Hal inidikenal
sebagaikarakterataukepribadian.
Kata kepribadian (personality)sesungguhnyaberasaldarikatalatin:persona.Pada
mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh
pemainsandiwaradizamanromawidalammemainkanperannya.Lambatlaun,kata
persona(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran
sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian
individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan
gambaransosialyangditerimanya.
Kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan perilaku khasnya dan cara berpikir, hal ini
dikemukakan oleh Allport
Berdaasarkan textbook, kepribadian adalah totalitas dari ciri perilaku dan
emosi yang merupakan karakter atau ciri seseorang dalam kehidupan seharihari,
dalamkondisiyangbiasa.Sifatnyastabildandapatdiramalkan.
Karakter adalahcirikepribadianyangdibentukolehprosesperkembangan
dan pengalaman hidup. Temperamen dipengaruhi oleh faktor genetik atau
konstitusionalyangterbawasejaklahir,bersifatsederhana,tanpamotivasi,barustabil
sesudahanakberusiabeberapatahun.
6
2.1.1PEMBENTUKANKEPRIBADIAN
Mengenai pengalamanpengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita
dapatmembedakannyadalamduagolongan:
1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiaptiap individu
dalamkebudayaantertentu.Pengalamaninierathubungannyadenganfungsi
dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai lakilaki atau
wanitaseseorangmempunyaihakdankewajibantertentu.Beberapadariperan
itudipilihsendiriolehorangyangbersangkutantetapimasihtetapterikatpada
normanorma masyarakat,misalnya jabatan atau pekerjaan. Meskipun
demikian, kepribadian seseorang tidakdapat sepenuhnya diramalkan atau
dikenalihanyaberdasarkanpengetahuantentangstrukturkebudayaandimana
orangituhidup.Halinidisebabkankarena:
a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena
medianya(orang tua, saudara,media massadanlainlain) tidaklah sama
pulapadasetiap orang.Setiaporangtuaataumediamassamempunyai
pandangandanpendapatnyasendirisehinggaorangorangyangmenerima
pandangan danpendapat yang berbedabeda itu akan berbedabeda pula
pendiriannya.
b. Tiap individu mempunyai pengalamanpengalaman yang khusus, yang
terjadipadadirinyasendiri.
2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus dialami individu sendiri.
Pengalaman ini tidak tergantung pada status dan peran orang yang
bersangkutandalammasyarakat.Pengalamanpengalamanyangumummaupunyang
khususdiatasmemberipengaruhyangberbedabedapadatiapindividuindividu
7
itupunmerencanakanpengalamanpengalamantersebutsecaraberbedabeda
pulasampaiakhirnyaia membentukdalamdirinyasuatustukturkepribadian
yang tetap (permanen). Proses integrasi pengalamanpengalaman ke dalam
kepribadian yang makin lama makin dewasa, disebut proses pembentukan
identitasdiri.
Prosespembentukanidentitasdiriharusmelaluiberbagaitingkatan.Salahsatu
tingkat yang harus dilalui adalah identifikasi, yaitu dorongan untuk menjadi
identik(sama)denganoranglain,misalnyadenganayah,ibu,kakak,saudara,guru,
dan sebagainya. Pada masa remaja, tahap identifikasi ini dapat menyebabkan
kebingungandan kekaburan akan peran sosial, karena remajaremaja cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan beberapa tokoh sekaligus, misalnya dengan
ayahnya,bintangfilmkesayangannya,tokohpolitikfavoritnyadansebagainya.Kalau
kekaburanakanperanansosialinitidakdapatdihapuskansampairemajaitumenjadi
dewasa, maka besarkemungkinannya ia akan menderita gangguangangguan
kejiwaanpadamasadewasanya. Karenaitupentingsekalidiusahakanagarremaja
dapat menentukan sendiri identitas dirinya dan berangsurangsur melepaskan
identifikasinyaterhadaporangoranglainuntukakhirnyamenjadidirinyasendiri.
2.1.2TEORIKEPRIBADIAN
Adaempatteorikepribadianutamayangsatusamalaintentusajaberbeda,
yakni teori kepribadian psikoanalisis, teoriteori sifat (trait), teori kepribadian
behaviorisme,danteoripsikoligikognitif.
1. TeoriKepribadianPsikoanalisis
Dalammencobamamahamisistemkepribadianmanusia,Freudmembangun
modelkepribadianyangsalingberhubungandanmenimbulkanketegangansatusama
lain.Konflikdasardaritigasistemkepribadiantersebutmenciptakanenergipsikis
10
BagiSkinner,studimengenaikepribadianituditujukanpadapenemuanpola
yangkhasdarikaitanantaratingkahlakuorganismedanberbagaikonsekuensiyang
diperkuatnya. Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang
digunakanuntukmengontrolperilaku.
Tekhniktersebutantaralainadalahsebagaiberikut:
1) Pengekanganfisik(psycalrestraints)
Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.
Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari
menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadangkadang melakukannya
denganbentuklain,sepertiberjalanmenjauhiseseorangyangtelahmenghina
kitaagartidakkehilangankontroldanmenyerangorangtersebutsecarafisik.
2) Bantuanfisik(physicalaids)
Kadangkadangorangmenggunakanobatobatanuntukmengontrolperilakuyangtidak
dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar
tidakmengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga
digunakanuntukmemudahkanperilakutertentu,yangbisadilihatpadaorang
yangmemilikimasalahpenglihatandengancaramemakaikacamata.
3) Mengubahkondisistimulus(changingthestimulusconditions)
11
Suatutekhniklainadalahmengubahstimulusyangbertanggunggungjawab.
Misalnya,orangyangberkelebihanberatbadanmenyisihkansekotakpermen
darihadapannyasehinggadapatmengekangdirisendiri.
4) Memanipulasikondisiemosional(manipulatingemotionalconditions)
Skinnermenyatakanterkadangkitamengadakanperubahanemosionaldalam
diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan
tekhnikmeditasiuntukmengatasistess.
5) Melakukanresponsresponslain(performingalternativeresponses)
MenurutSkinner,kitajugaseringmenahandiridarimelakukanperilakuyang
membawahukumandenganmelakukanhallain.Misalnya,untukmenahandiri
agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin
melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang
mereka.
6) Menguatkandirisecarapositif(positifselfreinforcement)
Salahsatuteknikyangkitagunakanuntukmengendalikanperilakumenurut
Skinner, adalah positive selfreinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri
atasperilakuyangpatutdihargai.Misalnya,seorangpelajarmenghadiahidiri
sendiri karenatelahbelajarkerasdandapatmengerjakanujiandenganbaik,
denganmenontonfilmyangbagus.
7) Menghukumdirisendiri(selfpunishment)
Akhirnya,seseorangmengkinmenghukumdirisendirikarenagagalmencapai
tujuandirisendiri.Misalnya,seorangmahasiswamenghukumdirinyasendiri
karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan
belajarkembalidengangiat.
4. TeoriPsikologiKognitif
Menurut para ahli, teori psikologi kognitif dapat dikatakan berawal
daripandangan psikologi Gestalt. Mereka berpendapat bahwa dalam
mempersepsi lingkungannya,manusiatidaksekadarmengandalkandiripadaapayang
diterima daripenginderaannya, tetapi masukan dari pengindraan itu, diatur,
12
salingdihubungkandandiorganisasikanuntukdiberimakna,danselanjutnya
dijadikanawaldarisuatuperilaku.
Pandanganteorikognitifmenyatakanbahwaorganisasikepribadianmanusia
tidaklainadalahelemenelemenkesadaranyangsatusamalainsalingterkaitdalam
lapangankesadaran(kognisi).Dalamteoriini,unsurpsikisdanfisiktidakdipisahkan
lagi, karena keduanya termasuk dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini
dimungkinkan juga faktorfaktor diluar diri dimasukkan (diwakili) dalam
lapanganpsikologisataulapangankesadaranseseorang.
2.2GANGGUANKEPRIBADIAN
GangguanKepribadianadalahcirikepribadianyangbersifattidakfleksibel
dan maladaptive yang menyebabkan disfungsi yang bermakna atau penderitaan
subjektif.Orangdengangangguankepribadian memiliki responsyangbenarbenar
kaku terhadap situasi pribadi, hubungan dengan orang lain ataupun lingkungan
sekitarnya.Kekakuantersebutmenghalangimerekauntukmenyesuaikandiriterhadap
tuntutan eksternal, sehingga akhirnya pola tersebut bersifat selfdefeating. Sikap
kepribadian yang terganggu itu akan semakin nyata pada saat remaja awal masa
dewasadanterusberlanjutdisepanjangkehidupandewasa,semakinlamasemakin
mendalamdanmengakarsehinggasemakinsulitdiubah.Dapatdisimpulkanbahwa
seseorangdengangangguankepribadianakanmenunjukkanpolarelasidanpersepsi
terhadaplingkungandandirinyasendiriyangbersifattidakfleksibel,maladaptif,serta
berakarmendalam.
Menurut PPDGJ III, gangguan kepribadian berbeda dari perubahan
kepribadian dalam waktu dan cara terjadinya. Gangguan kepribadian adalah suatu
proses perkembangan, yang timbul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut pada
masa dewasa, yang bukan keadaan sekunder dari gangguan jiwa lain atau penyakit
otak meskipun dapat mendahului dan timbul bersamaan dengan gangguan lain.
13
Sebaliknya, perubahan kepribadian adalah suatu proses yang didapat, biasanya pada
usia dewasa, setelah stres berat atau berkepanjangan, deprivasi lingkungan yang
ekstrem, gangguan jiwa yang parah atau penyakit/cedera otak.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of the American Psychiatric
Association, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR), gangguan kepribadian
adalah pola abadi pengalaman batin dan perilaku yang berbeda nyata dari harapan
daripada kebudayaan individu, onset pada masa remaja atau awal masa dewasa, stabil
dari waktu ke waktu dan menyebabkan penderitaan atau gangguan.
2.3 EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan hasil yang ditemukan di Amerika Serikat, gangguan kepribadian
mempengaruhi 10-15% populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dimana dengan
rincian secara spesifik sebagai berikut :
anak-anak dan remaja, karena perkembangan kepribadian belum sempurna dan sifat
gejala tidak terus ada sampai dewasa. Oleh karena itu, rule of thumb yaitu
diagnosis gangguan kepribadian tidak dapat ditegakkan sampai seseorang mencapai
umur kurang lebih 18 tahun. Karena kriteria untuk diagnosis gangguan kepribadian
erat kaitan dengan perilaku orang muda dan umur pertengahan dewasa.
2.4ETIOLOGI
1. FaktorGenetik
Dibuktikan berdasarkan dari sebuah penelitian dari 15.000 pasang anak
kembar. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kembar monozigot memiliki
kesesuaianuntukgangguankepribadianbeberapakalilipatdibandingkandengan
kembar dizigotik. Selain itu, menurut sebuah studi, kembar monozigot yang
dibesarkansecaraterpisahmemilikikesamaandengankembarmonozigotyang
dibesarkanbersamasama.Kemiripanmeliputibeberapapenilaiankepribadiandan
temperamen,minatpekerjaandanwaktuluang,dansikapsosial.
Kelompok A termasuk dalam kelompok ini adalah Gangguan Kepribadian
Skizotipal, Gangguan Kepribadian Paranoid, dan Gangguan Kepribadian Skizoid.
Pada kelompok ini memiliki kaitan biologis anggota keluarga dengan skizofrenia
daripada di kelompok kontrol. Lebih banyak gangguan kepribadian schizotypal
terjadi dalam sejarah keluarga penderita schizophrenia daripada di kelompok
15
Ambang,
Gangguan
Kepribadian
Narsistik
dan
Gangguan
Tingkat endorfin endogen yang tinggi mungkin berhubungan dengan orangorang yang phlegmatis. Tingkat 5-hydroxyindoleacetic asam (5-HIAA), suatu
metabolit serotonin, adalah rendah pada orang yang mencoba bunuh diri dan
pada
pasien
yang
impulsif
dan
agresif.
3. Faktorlingkungan
Faktor ini sangat berperan dalam perkembangan gangguan kepribadian pada seseorang.
Model dan perilaku pengasuhan dari orang tua, perilaku otoriter dari ayah, merupakan hal
yang ditemukan dari sebagian data mengenai gangguan kepribadian. Selain itu pada
gangguan kepribadian narsistik dapat muncul dari ketidak seimbangan antara cerminan
positif dari anak yang sedang berkembang dan adanya sosok dewasa yang bisa ideal.
Berdasarkan Journal of Nervous and Mental Disease (Vol. 190, No. 8), gangguan
kepribadian borderline ditemukan oleh karena trauma seksual pada masa kanak-kanak.
Selain itu,sekitar 55% disebabkan oleh karena tekanan secara fisik, diasingkan dan tidak
dianggap oleh lingkungan sekitar, serta kontak seksual pada masa kanak-kanak.
17
2.5 KLASIFIKASI
Berdasarkan PPDGJ III : (F60-F62)
F60 : Gangguan Kepribadian Khas
F60.0 : Gangguan Kepribadian Paranoid
F60.1 : Gangguan Kepribadian Skizoid
F60.2 : Gangguan Kepribadian Dissosial
F60.3 : Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil
F60.4 : Gangguan Kepribadian Histrionik
F60.5 : Gangguan Kepribadian Anankastik
F60.6 : Gangguan Kepribadian Cemas
F60.7 : Gangguan Kepribadian Dependen
F60.8 : Gangguan Kepribadian Khas Lainnya
F60.9 : Gangguan Kepribadian YTT
F61 : Gangguan Kepribadian Campuran dan Lainnya
F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran
F61.1 Perubahan Kepribadian yang bermasalah
F62 : Perubahan Kepribadian yang berlangsung lama yang tidak diakibatkan oleh
kerusakan atau penyakit otak
F62.0 : Perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa
F62.1 : Perubahan kepribadian yang berlangsung lama akibat penyakit psikiatrik
F62.8 : Perubahan kepribadian yang berlangsung lama lainnya
18
Cluster B :
-
Cluster C :
-
19
DSM
IV,
individu
dengan
gangguan
ini
menampilkan
Tatalaksana :
A. Psikoterapi
22
Pada banyak kasus, agen anti-ansietas seperti diazepam (Valium) cukup. Apabila
diperlukan, dapat diberikan anti-psikotik seperti haloperidol (Haldol) dalam
dosis kecill dan untuk periode singkat untuk menangani kegelisahan pasien yang
buruk atau pemikiran seakan-akan delusi. Obat anti-psikotik pimozide (Orap)
berhasil mengurangi pemikiran paranoid pada beberapa pasien.
23
Diagnosis :
Berdasarkan PPDGJ III, gangguan kepribadian skizoid memenuhi deskripsi berikut :
a. Hanya sedikit saja, bila ada aktivitas yang memberikan kebahagiaan
b. Emosi dingin, afek datar
c. Kurang mampu untuk menyatakan kehangatan, kelembutan, atau kemarahan
terhadap orang lain
d. Ketidakpeduliak yang nyata terhadap pujian atau kecaman
e. Kurang tertarik untuk menjalin pengalaman seksual dengan orang lain (dengan
memperhitungkan umurnya)
f. Hampir selalu memilih aktivitas yang menyendiri
g. Dirundung oleh fantasi dan instropeksi yang berlebihan
h. Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau ada
hanya satu) dan keinginan untuk mempunyai hubungan seperti itu
i. Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
Menurut DSM IV, kriteria diagnosis untuk gangguan kepribadian skizoid adalah :
a. Tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi
bagian dari keluarga
b. Hampir selalu memilih kegiatan soliter
c. Mempunyai sedikit, jika ada, minatnya untuk memiliki pengalaman seksual
dengan orang lain
d. Mengambil sedikit kesenangan dari aktivitas
e. Tidak memiliki teman dekat atau kepercayaan lain selain kerabat tingkat
pertama
f. Tampil acuh tak acuh terhadap pujian atau kritik dari orang lain
g. Menunjukkan emosional yang dingin, atau afek datar
h. Tidak terjadi secara eksklusif selama skizofren, gangguan mood dengan
psikotik atau gangguan psikotik lain yang tidak secara langsung karena efek
psikologis pada kondisi medis general
Tatalaksana :
A. Psikoterapi
24
25
Pola perilaku pengabaian dan perlanggaran pelbagai hak orang lain, bersifat
pervasif, berawal sejak usia dewasa muda dan nyata dalam pelbagai konteks.
Epidemiologi:
Prevalensi gangguan kepribadian dissosial adalah 3% pada pria dan 1% pada wanita.
Hal ini paling umum ditemukan di daerah perkotaan miskin dan antara penduduk
yang sering berpindah-pindah. Timbulnya gangguan adalah sebelum usia 15. Gadis
biasanya memiliki gejala sebelum pubertas, dan anak laki-laki bahkan lebih awal.
Dalam populasi penjara, prevalensi gangguan kepribadian antisosial dapat setinggi
75%. Apabila terdapat riwayat anggota keluarga yang menderita gangguan yang sama,
gangguan ini lima kali lebih umum di antara tingkat pertama kerabat laki-laki dengan
gangguan dari kelompok kontrol.
Fitur klinis :
Pasien dengan gangguan kepribadian dissosial seringkali dapat tampak normal
dan bahkan menawan dan manis. Riwayat mereka mengungkapkan banyak bidang
kehidupan berfungsi teratur. Berbohong, pembolosan, lari dari rumah, pencurian,
perkelahian, penyalahgunaan zat, dan kegiatan ilegal adalah pengalaman khas yang
pasien laporkan sebagai awal di masa kecil. Pasien-pasien ini seringkali terhadap
dokter dengan jenis kelamin berlawanan memberikan kesan kepribadian yang
berwarna-warni dan bergairah, tetapi terhadap dokter yang berjenis kelamin sama
mungkin mereka tampak manipulatif dan menuntut. Pasien dengan gangguan
kepribadian dissosial tidak menunjukkan kecemasan atau depresi, tampak secara kasar
tidak sesuai dengan situasi mereka, meskipun ancaman bunuh diri dan keluhan
somatik mungkin umum. Penjelasan mereka sendiri mengenai perilaku dissosial
mereka membuatnya tampak ceroboh, tapi konten mental mereka mengungkapkan
tidak adanya delusi dan tanda-tanda lain dari berpikir irasional. Bahkan, mereka
sering memiliki rasa tinggi pengujian realitas dan seringkali terkesan memiliki
kecerdasan lisan yang baik.
Orang dengan gangguan kepribadian dissosial sangat mewakili apa yang
disebut para penipu. Mereka sangat manipulatif dan sering dapat berbicara orang lain
untuk berpartisipasi dalam skema cara mudah untuk membuat uang atau untuk
mencapai ketenaran. Skema ini akhirnya dapat memimpin sikap tidak berhati-hati
26
sampai menimbulkan kekacauan finansial atau rasa malu sosial atau keduanya.
Mereka dengan gangguan ini tidak mengatakan kebenaran dan tidak dapat dipercaya
untuk melaksanakan tugas apapun atau mematuhi semua standar konvensional
moralitas. Pergaulan bebas, penyalahgunaan pasangan, penganiayaan anak, dan
mengemudi dalam keadaan mabuk adalah kejadian umum dalam hidup mereka.
Temuan penting adalah kurangnya penyesalan atas tindakan ini, yaitu, mereka tampak
kurang memiliki hati nurani.
Diagnosis :
Berdasarkan PPDGJ III, gangguan kepribadian dissosial biasanya timbul karena
perbedaan yang besar antar perilaku dan norma sosial yang berlaku, dan ditandai oleh:
a. Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
b. Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan menetap dan tidak peduli
terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial
c. Tidak mampu untuk mempertahankan hubungan agar berlangsung lama,
meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya
d. Mudah menjadi frustasi dan bertindak agresif, termasuk tindak kekerasan
e. Tidak mampu untuk menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman,
terutama dari hukuman
f. Sangat cenderung untuk menyalahkan orang lain, atau menawarkan
rasionalisasi yang dapat diterima, untuk perilaku yang telah membawa pasien
dalam konflik sosial.
Mungkin disertai iritabilitas yang menetap. Gangguan tingkah laku pada masa kanak
dan remaja, meskipun tidak selalu ada, dapat mendukung diagnosis.
Termasuk : ganggua kepribadian amoral, antisosial, asosial, psikopatik, dan sosiopatik
Menurut DSM IV, kriteria diagnosis untuk gangguan kepribadian antisosial, ada pola
yang perfasif dari mengabaikan dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia
15 tahun, dan terdapat 3 atau lebih gejala berikut :4
a. Kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial yang
berkaitan dengan perilaku yang sah seperti yang ditunjukkan berulangkali
b. Tipu daya, seperti yang ditunjukkan berbohong, penggunaan alias, atau
menipu orang lain untuk keuntungan pribadi atau kesenangan
c. Impulsif atau kegagalan untuk merencanakan ke depan
27
Jika pasien dengan gangguan kepribadian dissosial yang tidak dapat bergerak
(misalnya, ditempatkan di rumah sakit), mereka sering menjadi setuju untuk
psikoterapi. Ketika pasien merasa bahwa mereka dikelilingi rekan-rekan, motivasi
untuk berubah menghilang. Mungkin karena alasan ini, kelompok untuk
membantu diri sendiri lebih berguna daripada penjara dalam mengurangi
gangguan tersebut.
Sebelum pengobatan dapat dimulai, batas tegas sangat penting. Terapis harus
menemukan cara untuk berurusan dengan perilaku pasien yang merusak diri
sendiri. Dan untuk mengatasi ketakutan pasien akan keintiman, terapis harus
menggagalkan keinginan pasien untuk lari dari pertemuan yang nyata dengan
orang lain. Dengan demikian, terapis menghadapi tantangan memisahkan kendali
dari hukuman dan memisahkan bantuan dan konforntasi dari isolasi sosial dan
retribusi.
B. Farmakoterapi
fisik.
Gangguan
depresif,
gangguan
penggunaan
alkohol,
dan
29
30
Tatalaksana :
A. Psikoterapi
Psikoterapi untuk pasien dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil
adalah penyelidikan intensif dan telah menjadi terapi pilihan. Untuk hasil terbaik,
farmakoterapi
telah
ditambahkan
ke
rejimen
pengobatan.
Psikoterapi sulit bagi pasien dan terapis. Pasien regresi dengan mudah, bertindak
impuls, dan menunjukkan transferences negatif atau positif labil atau tetap, yang
sulit untuk dianalisis. Identifikasi proyektif juga dapat menyebabkan masalah
kontra-transferensi ketika terapis tidak menyadari bahwa pasien secara tidak sadar
mencoba untuk memaksa mereka untuk bertindak perilaku tertentu. Mekanisme
pertahanan splitting menyebabkan pasien untuk bergantian menyukai dan
membenci terapis dan lain-lain di lingkungan. Pendekatan yang berorientasi pada
realitas cukup efektif.
Terapis telah menggunakan terapi perilaku untuk mengendalikan impuls pasien
dan ledakan marah dan untuk mengurangi kepekaan mereka terhadap kritik dan
penolakan. Pelatihan keterampilan sosial, terutama dengan pemutaran rekaman
video, membantu memungkinkan pasien untuk melihat bagaimana tindakan
mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian meningkatkan perilaku
interpersonal mereka.
Pasien dengan gangguan kepribadian emosional tidak stabil sering melakukannya
dengan baik di rumah sakit di mana mereka menerima psikoterapi intensif pada
psikoterapi individual dan secara kelompok. Di rumah sakit, mereka juga dapat
berinteraksi dengan anggota staf terlatih dari berbagai disiplin ilmu dan dapat
diberikan dengan terapi okupasi, rekreasi, dan profesi. Program-program tersebut
sangat membantu ketika lingkungan rumah merugikan rehabilitasi pasien karena
konflik dalam keluarga atau tekanan lain. Dalam lingkungan yang terlindung di
rumah sakit, pasien yang terlalu impulsif, merusak diri sendiri, atau mutilasi diri
dapat dibatasi, dan tindakan mereka dapat diamati. Dalam situasi yang ideal,
pasien tetap di rumah sakit sampai mereka menunjukkan tanda perbaikan, sampai
dengan 1 tahun di beberapa kasus. Pasien kemudian dapat dikeluarkan ke sistem
suportif khusus, seperti rumah sakit, rumah sakit malam, dan rumah transisi.
31
Bentuk khusus dari psikoterapi yang disebut terapi perilaku dialektis (dialectical
behavior therapy - DBT) telah digunakan untuk pasien dengan gangguan ini,
terutama mereka dengan perilaku parasuicidal, seperti sering memotong.
B. Farmakoterapi
Farmakoterapi berguna untuk menangani dengan fitur kepribadian tertentu yang
mengganggu fungsi keseluruhan pasien. Antipsikotik telah digunakan untuk
mengendalikan
kemarahan,
permusuhan,
dan
episode
psikotik
singkat.
pada pria. Beberapa studi telah menemukan hubungan dengan gangguan somatisasi
dan gangguan penggunaan alkohol.
Diagnosis :
Menurut PPDGJ III, gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh :
a. Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri, teatrikalitas dan dibesarbesarkan
b. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
c. Afek datar dan labil
d. Terus menerus mencari kepuasan (excitement), apresiasi oleh orang lain, dan
aktivitas di mana pasien menjadi pusat perhatian
e. Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan atau perilaku
f. Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas, pemuasan diri, terus menerus
mengharapkan apresiasi, perasaan mudah tersinggung dan perliaku manipulatif yang
menetap untuk mencapai kepentingan pribadi
Termasuk : (gangguan) kepribadian histeris dan psikoinfantil
Berdasarkan DSM IV, terdapat pola perfasif dari emosional yang berlebihan dan
pencarian perhatian, dimulai dari awal masa muda dan muncul pada beberapa konteks
yang diindikasikan dengan 5 atau lebih gejala berikut :
a. ketidaknyamanan dalam situasi dimana mereka tidak masuk perhatian
b. interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh perilaku menggoda secara
seksual yang tidak panas atau perilaku profokatif
c. menunjukkan pergerakan yang cepat dan dangkal dari ekspresi emosi
d. secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian pada
diri
e. memiliki gaya bicara yang impresi berlebihan dan terlalu rinci
f. menunjukkan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi emosi yang dibesarbesarkan
g. mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
h. menganggap hubungan menjadi lebih intim daripada mereka yang yang
sebenarnya
Tatalaksana :
33
A. Psikoterapi
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari
perasaan mereka sendiri yang nyata; klarifikasi dari perasaan batin mereka adalah
proses terapeutik penting. Psikoterapi dengan orientasi psikoanalitik, baik
kelompok atau individu, mungkin adalah pilihan perawatan untuk gangguan
kepribadian histerik.
B. Farmakoterapi
Farmakoterapi dapat adjunctive bila gejala ditargetkan (misalnya, penggunaan
antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, agen anti ansietas untuk
kegelisahan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi).
Perjalanan gangguan dan prognosis :
Seiring bertambahnya usia, orang dengan gangguan kepribadian histrionik
menunjukkan gejala yang lebih sedikit. Orang dengan gangguan ini adalah pencari
sensasi, dan mereka mungkin mendapatkan masalah dengan hukum, penyalahgunaan
zat, dan bertindak sembarangan.
2.5.1.6
GANGGUAN
KEPRIBADIAN
OBSESIF
KOMPULSIF
ANANKASTIK
Definisi:
Pola
perilaku
perfeksionisme,
berupa
kontrol
preokupasi
mental
dan
dengan
hubungan
keteraturan,
interpersonal,
peraturan,
dengan
Diagnosis :
Menurut PPDGJ III, gangguan kepribadian anankastik ditandai oleh :
a.
b.
c.
d.
35
Tatalaksana :
A. Psikoterapi
rumit.
Berdasarkan DSM IV, terdapat pola perfasif dan kebutuhan berlebih untuk
diperhatikan yang memicu keoada perilaku yang erat dan tunduk dan ketakutan untuk
berpisah, dimulai dari awal masa muda dan muncul pada beberapa konteks yang
diindikasikan dengan 5 atau lebih gejala berikut :
a. memiliki kesulitan membuat keputusan setiap hari tanpa sejumlah nasihat dan
jaminan dari orang lain
b. membutuhkan orang lain untuk mengasumsikan tanggung jawab untuk area
yang utama dalam hidupnya
c. memiliki kesulitan untuk mengekspresikan ketidaksetujuan dengan orang lain
karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan
d. memiliki kesulitan memulai proyek atau melakukan sesuatu sendiri (karena
kehilangan rasa percaya diri dalam penilaian atau kemampun daridapat
kurangnya motivasi atau energi)
e. terjadi kesusahan yang berlebihan untuk mendapatkan dukungan dari orang
lain
f. merasa tidak nyaman atau tak berdaya ketika sendiri karena ketakutan yang
berlebihan menjadi tidak mampu merawat dirinya sendiri
g. mendesak mencari hubungan lain sebagai sumber perawatan dan dukungan
h. mempunyai realitas yang sibuk dengan kekhawatiran untuk mengurus dirinya
sendiri
Tatalaksana :
A. Psikoterapi
Pengobatan gangguan kepribadian dependen sering berhasil. Terapi berdasarkan
tilikan memungkinkan pasien untuk memahami anteseden perilaku mereka, dan
dengan dukungan dari terapis, pasien dapat menjadi lebih mandiri, tegas, dan
mandiri. Terapi perilaku, pelatihan ketegasan, terapi keluarga, dan terapi
kelompok semuanya telah digunakan, dengan hasil yang sukses dalam banyak
kasus.
Sebuah kesulitan mungkin timbul dalam pengobatan ketika terapis mendorong
pasien untuk mengubah dinamika hubungan patologis (misalnya, mendukung istri
disiksa secara fisik dalam mencari bantuan dari polisi). Pada titik ini, pasien
mungkin menjadi cemas dan tidak mampu bekerja sama dalam terapi, mereka
mungkin merasa terpecah antara sesuai dengan terapis dan kehilangan hubungan
38
eksternal patologis. Terapis harus menunjukkan rasa hormat besar bagi perasaan
dependen pasien, tidak peduli seberapa patologis perasaan ini mungkin tampak.
B. Farmakoterapi
Farmakoterapi telah digunakan untuk menangani gejala-gejala spesifik, seperti
kecemasan dan depresi, yang merupakan fitur yang berhubungan umum dari
gangguan kepribadian dependen. Pasien yang mengalami serangan panik atau
yang memiliki tingkat kecemasan perpisahan dapat dibantu dengan imipramine
(Tofranil). Benzodiazepin dan agen serotonergik juga telah berguna. Jika depresi
pasien atau gejala penarikan menanggapi psikostimulan, mereka dapat digunakan.
39
antara
perubahan
tidak disebabkan oleh gangguan kepribadian yang sebelumnya sudah ada atau karena
suatu gangguan jiwa selain gangguan stres pasca trauma. Adanya kerusakan atau
41
penyakit otak yang dapat menyebabkan gambaran klinis yang serupa harus
disingkirkan.
Termasuk : Perubahan kepribadian setelah suatu pengalam di kamp konsentrasi,
bencana, berada dalam sekapan yang berkepanjangan yang disertai ancaman
kemungkinan dibunuh, berada dalam keadaan ancaman maut secara berkepanjangan
seperti menjadi korban terorisme atau penyiksaan.
2.5.2.2 PERUBAHAN KEPRIBADIAN YANG BERLANGSUNG LAMA
AKIBAT PENYAKIT PSIKIATRIK
Perubahan kepribadian yang disebabkan oleh pengalaman traumatik akibat
menderita penyakit jiwa yang berat. Perubahan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan
kepribadian yang sudah ada sebelumnya dan harus dibedakan dari skizofrenia residual
dan keadaan sembuh tak sempurna lain karena suatu gangguan jiwa sebelumnya
Menurut PPDGJ III, perubahan kepribadian harus berlangsung lama dan tampil
sebagai pola yang tidak fleksibel dan maladatif dalam fungsi dan pengalamannya,
yang mengarah kepada problem yang berkepanjangan dalam fungsi interpersonal,
sosial, atau pekerjaan dan penderitaan subjektif. Tidak boleh ada tanda bahwa
sebelumnya sudah ada gangguan kepribadian yang akan menjelaskan terjadinya
perubahan kepribadian itu, dan diagnosis tidak boleh berdasarkan suatu gejala
residual gangguan jiwa sebelumnya. Perubahan kepribadian berkembang mengikuti
penyembuhan klinis suatu gangguan jiwa yang harus telah dialami sebagai sangat
menekan secara emosional, dan menghancurkan citra diri pasien. Sikap atau reaksi
orang lain terhadap pasien sesudah penyakit itu adalah penting dalam menentukan dan
memperkuat persepsi pasien terhadap derajat stres. Tipe perubahan kepribadian ini
tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mempertimbangkan pengalaman emosional
yang subjektid dan kepribadian sebelumnya, penyesuaian dirinya dan kerentanan
khasnya.
Tanda diagnositik untuk jenis kepribadian ini harus mencakup gambaran klinis yaitu :
a. Sikap ketergantungan pada dan sikap menuntut dari orang lain yang
berlebihan
b. Tuduhan bahwa dirinya berubag atau cacat oleh karena penyakit terdahulu,
menjurus
kepada
ketidakmampuan
membentuk
dan
mempertahankan
42
streotip)
Kecurigaan atau ide paranoid
Afek yang terbatas
Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik
Kurangnya teman-teman dekat atau kepercayaan lain selain kerabat tingkat
pertama
i. Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak berkurang dengan keakraban
dan cenderung terkait dengan ketakutan paranoid daripada penilaian negatif
tentang diri.
43
44
2.6 PENATALAKSANAAN
Tatalaksana pasien gangguan kepribadian perlu pertimbangan untuk
pendekatan dimana perawat/pengasuh harus waspada tentang potensi bunuh diri dari
pasien dan harus didokumentasikan penilaian pasien pada rekam medis di setiap
kunjungan.
45
46
Menyediakan dukungan dalam hal emosional kepada pasien tetapi butuh hubungan
interpersonal
-
Penyedia layanan kesehatan harus yakin dengan transisi emosional oleh pasien dari
ideal yang berlebihan kepada penyedia sampai mendevaluasi mereka. Penyedia harus
menghindari untuk mempertahankan tentang kesalahan. Ada beberapa penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa kepribadian narsistik mungkin memiliki kualitas yang
sama dengan kepribadian antisosial. Perbedaan utama adalah dalam tingkat
grandios/kebesaran, dan pasien narsistik cenderung melebih-lebihkan bakat mereka.
c. Cluster C
- Gangguan kepribadian avoidant
Menghindari untuk mengkritisi pasien. Bina hubungan dokter dan pasien
-
Buat batasan dengan pasien yang membuat pasien merasa disediakan dan diperhatikan
-
dalam
keputusan
tentang
perawatan
dirinya.
Tambahannya,
2.6.2 PSIKOTERAPI
Psikoterpai merupakan pusat pengobatan untuk gangguan kepribadian. Karena
gangguan kepribadian menghasilkan gejala-gejala oleh karena rendahnya atau
terbatanya kemampuan untuk mengatasi, psikoterapi bertujuan untuk meningkatkan
persepsi dan respons terhadap stresor sosial dan lingkungan.
47
a. Psikoterapi psikodinamik
Psikoterapi psikodinamik memeriksa bagaiman pasien menerima peristiwaperistiwa, berdasarkan asumsi bawah persepsi mereka dibentuk oleh karena
pengalaman di awal kehidupan mereka. Psikoterapi bertujuan untuk mengidentifikasi
distorsi dari persepsi dan sumber sejarah mereka serta memfasilitasi perkembangan
cara adaptasi dari persepsi dan responsnya. Penatalaksanaan biasanya lebih dari
beberapa tahun dan dalam frekuensi yang berkisar antara beberapa kali seminggu
sampai sebulan.
b. Terapi kognitif
Terapi kognitif atau yang biasa disebut dengan terapi kognitif tingkah laku
(cognitive behaviour therapy) adalah berdasarkan ide bahwa pikiran yang eror/rusak
berasal dari kepercayaan yang terlalu lama mempengaruhi arti yang terikat pada
peristiwa-peristiwa interpersonal. Hal ini berkaitan dengan bagaimana orang-orang
berpikir tentang dunia mereka dan dengan persepsi mereka didalamnya. Terapi ini
merupakan bentuk yang sangat aktif untuk mengidentifikasi distorsi dan perlekatan
dengan pasien dalam usaha untuk mereformulasi persepsi dan tingkah laku mereka.
Terapi ini biasanya dibatasi sekali seminggu dalam masa pengobatan 6-20 minggu.
Dalam kasus gangguan kepribadian, episode terapi bisa diulang seringkali lebih
daripada setahun.
c. Terapi interpersonal
Terapi interpersonal berdasarkan ide tentang kesulitan pasien yang dihasilkan
dari masalah interpersonal yang terbatas seperti isu sebagai penentuan utama dan
kesedihan. Masalah yang sering terjadi diinterpretasi nyaris melalui saringan daripada
formulasi ini, dan solusinya terpaku pada interpersonal. Terapi ini biasanya mingguan
untuk periode 6-20 sesi. Secara empiris memang valid untuk gelisah dan depresi.
Terapi interpersonal tidak secara luas dilatih, dan komunikasi terapis dalam hal teknik
sulit untuk dilokalisasi.
d. Terapi dialektik tingkah laku
48
dengan intervensi rawat inap, lamanya untuk tinggal harus diminimalkan untuk
menghindari ketergantungan yang merongrong pemulihan dari keadaan untuk
mendorong rawat inap.
Pendeknya rawat inap dapat digunakan untuk menstabilkan faktor lingkungan,
menyesuaikan regimen pengobatan, dan atau tidak melaksanakan intervensi
psikoterapi jangka pendek.
2.6.4 PSIKOFARMAKA
Pengobatan medikamentosa jarang diperlukan untuk mengobati gangguan
kepribadian. Memang, membedakan gangguan kepribadian dari gangguan mood
murni adalah penting karena pasien dengan gangguan mood akan bermanfaat apabila
dilakukan medikamentosia seperti SSRI (serotonin reuptake inhibitors). Pasien
dengan gangguan kepribadian dan mewujudkan komorbiditas gangguan mood
49
memerlukan pengawasan medis yang ketat dalam hal inisiasi dan terapi
medikamentosa.
Pengobatan medikamentosa sama sekali tidak kuratif untuk gangguan
kepribadian apapun. Pengobatan ini harus dipandang sebagai tambahan untuk
psikoterapi sehingga pasien dapat produktif terlibat dalam psikoterapi.
Fokus daripada pengobatan ini adalah gejala-gejala seperti gejala kognitif-perseptual,
disregulasi afektif, dan diskontrol impulsif perilaku. Gejala-gejala ini dapat
mempersulit hampir pada semua gangguan kepribadian untuk berbagai tingkat, dan
semuanya ini ada pada gangguan kepribadian borderline.
Asumsinya adalah bahwa kelainan neurotransmiter yang melampaui konsep gangguan
axis I dan axis II yang mendasari gejala tersebut diatas. Bukti terkuat untuk
kemanjuran pengobatan medikamentosa untuk gangguan kepribadian borderline,
tetapi berdasarkan database yang cukup kecil.
ANTIDEPRESI
Oleh karena resiko overdosis, trisiklik antidepresi dan monoamine oxidase
inhibitor tidak selalu diberikan untuk pasien dengan gangguan kepribadian. Obat anti
depresi SSRI (serotonin reuptake inhibitors) aman dan efektif. Akan tetapi, karena
sebagian besar pasien depresi dengan gangguan kepribadian yang berasal dari
keterbatasan kapasitas mereka untuk mengatasi, antidepresi kurang efektif dibanding
pada pasien dengan depresi mayor yang tidak terkomplikasi.
Obat anti-depresi SSRI (serotonin reuptake inhibitors) :
-
Sertaline
Paroxetine
Fluvoxamine
Fluoxetine
Duloxetine
Citalopram
50
ANTIKONVULSI
Antikonvulsi dapat digunakan untuk menstabilkan afek pada pasien yang ekstrim
denga gangguan bipolar, tetapi kurang efektif dalam pasien dengan gangguan
kepribadian. Obat ini punya demonstrasi tentang efikasi dalam menekan impuls dan
pada pasien dengan perilaku yang agresif.
-
Asam valproat
Divalproex sodium
Mekanisme kerja : Asam valproat secara kimia tidak berhubungan dengan obat yang
mengobati kejang. Mekanismenya berhubungan dengan peningkatan level GABA
(gamma-aminobutyric acid) atau memicu kerja GABA. Obat ini memungkinkan
terjadinya respons post sinaps GABA, mempengaruhi kanal kalium/potasium, atau
mempunyai efek langsung pada kestabilan membran.
ANTIPSIKOTIK
Beberapa gangguan kepribadian, khususnya gangguan kepribadian borderline,
menghasilkan periode psikotik sementara, sedangkan yang laing seperti gangguan
kepribadian skizotipal juga punya gejala yang mendekati proporsi psikotik (chronic
idiosyncratic ideation)
Repons terhadap antipsikotik pada pasien dengan gangguan kepribadian tidak
terlalu berpengaruh pada pasien dengan psikotik yang nyata pada axis I, tetapi gejala
seperti gelisah, kebencian, dan sensitif terhadap penolakan dapat berkurang.
Antipsikotik biasanya digunakkan dalam waktu singkat, sementara gejala aktif.
Antipsikotik yang atipikal hampir secara keseluruhan menggantikan neuroleptik
tradisional karena batas keamanan, tetapi resiko neurologis (tardive dyskinesia dan
neuroleptic malignant syndrome) tidak pernah ada. Risperidone dan olanzapine
disebutkan disini. Akan tetapi, quetiapine dan ziprasidone dapat juga digunakan.
Tidak ada bukti mengenai efikasi dari obat yang superior.
Obat antipsikosis atipikal
1. Benzamide : Supiride
2. Dibenzodiazepine : Clozapine, Olanzapine, Quetiapine, Zotepine
3. Benzisoxazole : Risperidon, aripiprazole
Mekanisme kerja :
51
BAB III
PENUTUP
Menurut Allport, Kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri
individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan perilaku khasnya dan cara
berpikir. Individu dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri
kepribadiannya menampakkan pola perilaku maladaptif dan telah berlangsung untuk
jangka waktu yang lama. Pola tersebut muncul pada setiap situasi serta menganggu
52
kepribadian adalah dubia dan bisa dubia ad malam, oleh karena faktor-faktor
penyebab yang terlalu lama melekat pada seseorang dan sudah membentuk menjadi
kesatuan utuh. Diperlukan psikoterapi untuk mengubah prognosis pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. James Sadock, Benjamin, Virginia Alcott Sadock, dan Pedro Ruiz. Kaplan &
Sadocks Comprehensive textbook of Psychiatry : Theories of Personality and
Psycopathology. Edisi ke sembilan, Volume 1. Wolters Kluwer Health,
Lippincott Wiliams & Wilkins. New York, 2009. Sub-bab VI.
53
2. Mangindaan, Lukas. Ed: Elvira, S. D., & Hadisukanto, G. (2010). Buku Ajar
54