Faringitis Akut

Anatomi

Snell RS. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem.

Jakarta: EGC; 2012.
Definisi dan Klasifikasi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus
(40-60%), bakteri (5-40%), alergi,trauma toksin dan lain-lain.

• Viral
• Bakterial
FARINGITIS AKUT • Fungal
• Gonorea

FARINGITIS • Hiperplastik
KRONIK • Kronik Atopi
 Patofisiologi Faringitis
Pirogen
dilepashipotalamus
demam

Menginfiltrasi lapisan
Mikroorganisme Bradikinin,serotonin,pr
epitel jaringan
(Virus,Bakteri) masuk Proses Inflamasi ostaglandinnocirecep
limfoid superfisial
melalui droplet tornyeri
beraksi

Hiperemi, edema,
produksi sekret
meningkat (mekanisme
membersihkan jalan
napasbatuk)
Diagnosis
KLASIFIKASI ETIOLOGI GEJALA TANDA
Faringitis Rinovirus • Demam • Faring dan tonsil hiperemis
Viral • Rinorea
• Mual
• Nyeri tenggorokan
• Sulit Menelan

Virus influenza, • Makulopapular rash

coxsachievirus,
cytomegalovirus
Adenovirus • Gejala konjungtivitis
terutama pada anak
Epstein Barr Virus (EBV) • Produksi eksudat faring yang
banyak
• Pembesaran kelenjar limfa
HIV- 1 • Nyeri tenggorok • Faring hiperemis
• Nyeri menelan • Terdapat eksudat
• Mual • Limfadenopati akut
• Demam
Diagnosis
KLASIFIKASI ETIOLOGI GEJALA TANDA
Faringitis Bakteri Infeksi Grup A • Nyeri kepala hebat, • Tosil membesar
Streptokokus ß muntah • Faring dan tosil
Hemolitikus • Demam hiperemis dan terdapat
• Jarang disertai batuk eksudat
• Beberapa hari timbul
petechiae pada palatum
dan faring
• Kelenjar limpa leher
anterior membesar,
kenyal, dan nyeri
penekanan
 Diagnosis
KLASIFIKASI ETIOLOGI GEJALA TANDA

Faringitis Fungal Candida • Nyeri tenggorokan • Tampak plak putih

• Nyeri menelan pada orofaring
• Mukosa faring
hiperemis
Faringitis Kronnik Rhinitis kronik, • Nyeri dan gatal pada • Mukosa faring
Hiperplastik sinusitis, iritasi kronik tenggorokan posterior tidak rata,
karena rokok, debu. • Batuk berdahak bergranular
• Kelenjar limfa
dibawah mukosa
faring hiperplasi
Faringitis Kronik Atrofi Timbul bersamaan • Tenggorokan kering • Mukosa ditutupi
dengan rhinitis atrofi • Mulut berbau lender kental
Diagnosis
Diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG TIPE PEMERIKSAAN SENSITIVITAS DAN SPESIFITAS

Kultur tenggorok Spesimen diambil dari swab di daerah posterior Sensitivitas 97%
tonsilopharyngeal dan dibiakan didalam agar Spesifitas 99%
darah, hasilnya 24 -48 jam kemudian

Rapid Antigen Detection Mendeteksi keberadaan karbohidrat dari group Sensitivitas 85-97 %
Test A Streptococcus. Hasilnya dalam hitungan Spesifitas >95%
menit
Monospot Test Tes aglutinasi untuk mononucleosis Sensitivitas 86%
Spesifitas 99%
Faringitis Akut
Faringitis Kronis
Faringitis Jamur (Candidiasis)
Faringitis Sifilis
Faringitis Gonorea
 Penatalaksanaan
FARINGITIS VIRAL FARINGITIS BAKTERIAL FARINGITIS FUNGAL

• Istirahat dan minum • Diberikan terutama bila • Nystasin 100.000 -

yang cukup. diduga penyebab faringitis 400.000 IU 2 kali/hari.
akut ini grup A streptokokus
• Berkumur dengan air Beta hemolitikus. • Analgetika.
hangat. • Penicillin G Banzatin 50.000
• Analgetika. U/KgBB, IM dosis tunggal,
atau
• amoksisilin 50 mg/kgBB
dosis dibagi 3 kali/hari
selama 10 hari dan pada
dewasa 3x500 mg selama 6-
10 hari atau
• eritromisin 4x500 mg/hari.
Komplikasi
• Sinusitis
• Otitis media
• Epiglotitis
• Mastoiditis
• Pneumonia
• Abses peritonsilar
• Abses retrofaringeal
• Septikemia
• Meningitis
• Glomerulonefritis
• Reumatic Fever
 Daftar Pustaka
▪ Soepardi E.A, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti R.D. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Ed 7. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI; 2017. 193-6
▪ Kenealy T. Acute Infective Sore Throat. Aafp.org. 2018 [cited 15 October
2018]. Dapat diakses di: https://www.aafp.org/afp/2015/0515/p689.html
▪ Kalra M, Higgins K, Perez E. Common Questions About Streptococcal
Pharyngitis. American Family Physician. 2016; 94(1); 24-31
▪ Regoli M, Chiappini E, Bonsignori F, Galli L, de Martino M. Update on the
management of acute pharyngitis in children. Italian journal of pediatrics.
2011 Dec;37(1):10.
TERIMA KASIH