Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

DIARE AKUT PADA ANAK

Pembimbing :
dr. Iskandar Tj, Sp.A
dr. Donna Dwi Yudhawati

Oleh :
dr. Ayu Maharani Kusumaningrum
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. AA
• No register : 17.94.87
• Tanggal lahir : 19 Februari 2015
• Umur : 3 bulan
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Perumahan Griya Bukit Jaya
Blok M, Bogor
• Tanggal pemeriksaan : 19 Mei 2015
ANAMNESA

Keluhan Utama : BAB Cair


ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
• Menurut ibu, BAB cair 3-5x sehari sebanyak ¼ gelas aqua
setiap kali keluar. BAB cair kuning disertai ampas, tidak
disertai darah dan lendir.
• BAB cair sejak 7 hari sebelum MRS, awalnya disertai lendir
namun sekarang sudah tidak. Minuman sehari-hari pasien
adalah ASI tiap 2-3 jam sekali dan belum mendapat MP-ASI.
Pasien minum ASI secara langsung dari ibunya, sebelum ibu
menyusui selalu membersihkan puting dengan air dan kapas
kemudian ditunggu kering baru diminumkan ke pasien. Ibu
mengaku makan tanpa diet khusus. Konsumsi susu sapi (+),
telur (+), kacang-kacangan (+), coklat (+).
ANAMNESA
• Pasien sering merasa haus hal ini dirasakan ibu dari
peningkatan frekuensi menyusu anak. Badan demam (-),
lemes (-), rewel/cengeng (+), muntah (-), kembung (-), kejang
(-).
• Menurut Ibu BAK lebih sedikit dari sebelumnya, 3-4 jam sekali
pampers belum penuh.

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien pernah mengalami muntah dan didiagnosa alergi


terhadap susu sapi sejak usia 7 hari.
ANAMNESA
Riwayat Antenatal
Ibu pasien hamil usia 37 tahun. Selama masa kehamilan ibu
pasien tidak pernah sakit dan tidak pernah mengkonsusmsi obat
(kecuali asam folat dan kalsium yang diberikan oleh dokter) dan
tidak mengkonsumsi jamu. Selama hamil ibu pasien kontrol rutin
ke dokter.

Riwayat Natal

Pasien lahir dengan usia kehamilan 9 bulan, lahir di RSI Siti


Aisyah Madiun, operasi SC karena ketubannya pecah, dengan
berat badan saat lahir 3200 gram dan panjang lahir 49 cm,
ketuban jernih, AS 8/9
ANAMNESA
Riwayat Neonatal
Pasien langsung menangis pada saat lahir. Pucat, kuning, biru,
saat lahir disangkal.

Riwayat Gizi
Pasien minum ASI ditambah susu formula sapi sejak lahir sampai
dengan usia 7 hari. Setelah usia 7 hari pasien mengkonsumsi ASI
saja.

Riwayat Tumbuh Kembang


Gigi pertama : belum Miring : sudah
Tengkurap : belum Duduk : belum
Jalan sendiri : belum Bicara : belum
ANAMNESA
Status Imunisasi
Hepatitis B : lahir, usia 1 bulan
BCG : usia 2 bulan
DPT I : usia 2 bulan
Polio I : usia 2 bulan
Rotavirus : usia 2 bulan
Campak : belum

Riwayat Psikososial
Pasien anak pertama. Lingkungan tempat tinggal pasien bersih
dan tidak padat penduduk.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesadaran Compos Mentis


Gerak tangis Cukup
Pucat Tidak didapatkan

TANDA VITAL

Nadi 110 kali/menit


RR 32 kali/menit
Temperatur 36,5° C
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM

Kesadaran Compos Mentis


Gerak tangis Cukup
Pucat Tidak didapatkan

TANDA VITAL

Nadi 110 kali/menit


RR 32 kali/menit
Temperatur 36,5° C
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala leher Normocephal, UUB cekung (-)
Konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterus (-/-
), mata cowong (-/-), mukosa bibir kering
(+/+)
Thoraks S1 S2 tunggal, bising jantung (-)
Vesikuler/vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen supel, bu (+) meningkat, turgor kulit
kembali lambat 2-3 detik, meteorismus (-)
Genitalia Anus kemerahan
Ekstrimitas Akral hangat, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GIZI
Lingkar kepala 36 cm (-2SD<HC<+2SD)
Berat badan 5500 gram (+2SD<WAZ<+3SD)
Panjang badan 54 cm (-2SD<LAZ<+2SD)

Status gizi Baik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ec Alergi
TATALAKSANA
Planning Diagnosa : - Planning Monitoring :
• Tanda Vital
Planning Terapi : • Tanda-tanda dehidrasi
– Infus D5 ¼ NS 10 tpm • Nadi meningkat
– Zink 1x10 mg (L-zink 1x10 mg) • Mata cowong
– Probiotik 1x1sch (L-bio 1x1 • Letargi
sch) • Mukosa mulut kering
– Salep Hidrokortison 0,1% + • Tidak mau minum
Gentamycin 0,1%
• Frekuensi dan kuantitas BAB
• Frekuensi dan kuantitas BAK
TATALAKSANA
Planning Edukasi :
• Menjelaskan kembali tentang penyakitnya
• Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin muncul terkait
perjalanan penyakitnya
• Menjelaskan tentang pemeriksaan dan rencana terapi yang
akan dilakukan
• Minum ASI semau bayi minimal tiap 2 jam sekali
• Ibu diet eliminasi protein susu sapi selama 2 minggu
kemudian evaluasi
LATAR BELAKANG
• 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare
(WHO, 2009)
• Diare merupakan penyebab kematian bayi terbanyak
di Indonesia, yakni 42% (Riskesdas, 2007)
• 70%-80% penderita diare di Indonesia merupakan
anak dibawah 5 tahun
• 1-2% mengalami dehidrasi  50%-60% meninggal
bila tidak segera ditolong
• Diare erat kaitannya dengan kejadian kurang gizi
yang berdampak pada gangguan tumbuh kembang
LATAR BELAKANG
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya* (>3x perhari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi lebih lunak/cair), dengan
atau tanpa darah dan atau lendir (WHO, 2009)

Lama : < 2 minggu

*pada bayi ASI frekuensi BAB lebih sering 3-4x/hari


KLASIFIKASI (WHO, 2005)
 Diare cair akut
 Diare akut berdarah
 Diare persisten
 Diare dengan malnutrisi berat
Infeksi
parenteral
• Bakteri 10-20%
• Virus 70%
• Protozoa 10%
• Parasit
• Jamur

Faktor
malabsorbsi
Faktor
psikologis • Lemak
• Karbohidrat
• Protein
ETIOLOGI

Faktor infeksi Faktor


internal makanan
ETIOLOGI

< 1 TAHUN 1-4 TAHUN > 5 TAHUN


Rotavirus Rotavirus Campylobacter
Norovirus Norovirus Salmonela
Adenovirus Adenovirus Rotavirus
Salmonella Salmonella
Campylobacter
Yersinia

Tabel Enteropatogen pathogen penyebab diare yang tersering berdasarkan umur


PATOFISIOLOGI
 Ganguan Osmotik
 Gangguan Sekresi
 Gangguan Motilitas Usus
GEJALA KLINIS

Demam

Nyeri
Muntah
perut

DIARE
Nafsu
Perut
makan
Kembung
turun

Rewel,
Gelisah
GEJALA KLINIS
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella E .coli entero E . coli entero cholera
sigenik invasif
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering

Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus kolik Tenesmus kolik Kadang” Tenesmus kolik Kolik

Gejala lain Sering distensi Pusing ,dapat Hipotensi Pusing


abdomen ada kejang bakterimia
toksemia
sistemik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair


Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning hijau Merah hijau Hijau Tdk berwarna Merah – hijau Seperti cucian
beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik -
PENDEKATAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK  PEMERIKSAAN PENUNJANG

ANAMNESIS TEORI KASUS


• DIARE
Lama diare berlangsung < 2 minggu +
Frekuensi diare sehari > 3x per hari +
Warna dan konsistensi tinja Lendir atau darah dalam Lembek-cair +
tinja +/- -
• MUNTAH -
• TANDA DEHIDRASI
Rasa haus – malas minum +/- + (malas minum)
Rewel/gelisah +/- +
Anak lemah +/- -
Kesadaran menurun +/- -
Buang air kecil terakhir 1 – 3 jam sekali Berkurang
Demam +/- -
• KOMPLIKASI
Sesak +/- -
Kejang +/- -
Kembung +/- -
PENDEKATAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS TEORI KASUS
• INTAKE
Jumlah cairan yang masuk 50-100 ml / BAB (< 2th) -(anak malas menyusu)
selama diare
Jenis makanan dan minuman Alergen (susu sapi, telor, +
yang diminum sebelum dan kacang-kacangan, coklat
selama diare
• RIWAYAT
Campak (baru-baru ini) +/- -
Pengobatan +/- -
Imunisasi Campak, Rotavirus Campak (-), Rotavirus I (+)
PEMERIKSAAN FISIK
• KEADAAN UMUM Baik
• KESADARAN Compos mentis
• TANDA VITAL DBN (N 110x/m, RR 32x/m, t 36,5)
• TANDA UTAMA:
Keadaan umum Cengeng
gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma
PENDEKATAN DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK TEORI KASUS
Rasa haus-malas minum +/- +
Turgor kulit abdomen menurun +/- +
• TANDA TAMBAHAN :
ubun-ubun besar cekung +/- -
kelopak mata cowong +/- -
air mata berkurang +/- -
mukosa bibir, mulut dan lidah kering +/- + (mukosa bibir)
• BERAT BADAN dan STATUS GIZI
(antropometri) Gizi baik
•TANDA GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM
BASA dan ELEKTROLIT seperti napas cepat +/- -
dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau
hipernatremia)
• PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI Tanpa Dehidrasi Ringan Sedang
Dehidrasi Ringan Sedang
Dehidrasi Berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
• Makroskopis dan mikroskopis.
• Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
• Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
2. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus , bila
diduga terdapat intoleransi glukosa.
3. Pemeriksaan darah
– Darah lengkap.
– pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan
keseimbangan asam – basa.
– Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.
4. Pemeriksaan Elektrolit (terutama pada penderita yang disertai
kejang)
TUJUAN PENGOBATAN DIARE AKUT
1. Mencegah dehidrasi, jika tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
2. Mengobati dehidrasi, jika ada
3. Mencegah kerusakan nutrisi
4. Mengurangi durasi dan keparahan diare, dan
timbulnya pada episode mendatang
TATA LAKSANA
Rehidrasi cairan dan elektrolit

Antibiotik sesuai penyebab


Pemberian zinc untuk mencegah diare ulang

Nutrisi untuk mencegah malnutrisi, dilakukan segera setelah rehidrasi 4 jam


pertama

Edukasi

Pemberian probiotik
TATA LAKSANA
REHIDRASI CAIRAN
Menentukan derajat dehidrasi
Gejala/Derajat Diare tanpa dehidrasi Diare dehidrasi Diare dehidrasi berat
Dehidrasi ringan/sedang
Bila terdapat dua Bila terdapat dua Bila terdapat dua
tanda atau lebih tanda atau lebih tanda atau lebih
Keadaan umum Baik, Sadar Gelisah, Rewel Lesu, lunglai/tidak
sadar
Mata Tidak cekung Cekung Cekung
Keinginan untuk Normal, tidak ada rasa Ingin minum terus, Malas minum
minum haus ada rasa haus
Turgor Kembali segera Kembali lambat Kembali sangat
lambat
TATA LAKSANA
REHIDRASI CAIRAN

• Rencana Terapi A (Tanpa dehidrasi)


• Rencana Terapi B (Dehidrasi ringan sedang)
• Rencana Terapi C (Dehidrasi berat)
RENCANA TERAPI A
RENCANA TERAPI B
RENCANA TERAPI C
KOMPLIKASI
• Dehidrasi : ringan-sedang, berat
• Gangguan sirkulasi
• Gangguan keseimbangan asam-basa
• Gangguan elektrolit
• Hipoglikemi
PENCEGAHAN
• Pemberian ASI
• Perbaikan pola penyapihan
• Imunisasi campak
• Imunisasi rotavirus
• Hygiene yang baik
ANALISIS KASUS
• Pada pasien didapatkan BAB cair ≥ 3x per hari yang terjadi
sejak 7 hari sebelum MRS sehingga dapat dikatakan anak
mengalami diare akut
• Pada pasien ini didapatkan tanda dehidrasi ringan sedang,
yakni anak tampak rewel, ingin minum terus, dan turgor kulit
kembali lambat
• Terapi yang digunakan pada pasien ini adalah rencana terapi B
untuk anak dengan dehidrasi ringan sedang
• Cairan intravena yang digunakan adalah RL/RA/NaCl; pada
pasien ini digunakan D5 ¼ NS yang merupakan larutan
isotonis yang mengandung dextrose untuk rehidrasi sekaligus
mecegah hipoglikemi
ANALISIS KASUS
• Kebutuhan cairan pasien = 5,5 x 75 ml = 412,5 ml dalam 4 jam
 35 tpm (tetes makro) pada pasien ini hanya diberikan 10
tpm tetes makro dengan pertimbangan anak masih mau
menyusu tiap 1-2 jam sekali selama 10-15 menit.
• Penyebab dari diare pada pasien ini diduga karena alergi
terhadap makanan yang dikonsumsi ibu, yakni protein susu
sapi, telur, kacang-kacangan, coklat hal ini disebabkan oleh
karena anak memiliki riwayat alergi susu sapi.
• Diare pada anak usia < 1 tahun juga sering disebabkan oleh
adanya infeksi rotavirus namun pada pasien ini dapat
disingkirkan karena anak masih dalam ASI eksklusif, tidak
menggunakan dot dan tidak ditemukannya demam dan
muntah . Untuk menyingkirkannya secara pasti bisa dilakukan
pemeriksaan EIA pada feces.
ANALISIS KASUS
• Intoleransi laktosa sering menjadi penyebab diare pada bayi,
namun pada pasien ini dugaan tersebut disingkirkan karena
intoleransi laktosa jarang terjadi pada bayi ASI eksklusif. Pada
pasien ini ditemukan anus merah, hal ini belum tentu
mengarah pada intoleransi laktosa bisa juga terjadi karena
diaper rash dan seringnya dibersihkan dengan tisu basah oleh
orang tua. Untuk menyingkirkannya secara pasti bisa
dilakukan tes lakmus.
• ASI harus tetap diberikan semau bayi minimal 2-3 jam sekali
• Pemberian terapi zinc selama 10-14 hari ditujukan untuk
mengurangi resiko terjadinya diare ulang selama 2-3 bulan
kedepan
ANALISIS KASUS
• Pemberian terapi probiotik belum termasuk dalam protap
WHO, namun pada beberapa penelitian dikatakan bahwa
probiotik dapat mengurangi frekuensi dan durasi diare
dengan meningkatkan respon imun, produksi substansi
antimikroba dan menghambat pertumbuhan kuman patogen
penyebab diare
• Penyebab alergi pada bayi paling banyak disebabkan oleh
protein susu sapi, pada bayi ASI eksklusif ibu melakukan diet
eliminasi protein susu sapi selama 2 minggu disertai konsumsi
suplemen kalsium, bila ada perbaikan dapat diperkenalkan
kembali namun bila tidak ada perbaikan pertimbangkan alergi
yang lain seperti seafood, telur, kacang, dll.
DAFTAR PUSTAKA
1. Antonius H, Badriul Hegar, Setyo Handryastuti dkk. 2010. Diare Akut Dalam : Pedoman Pelayanan Medis
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta.
2. Behraman RE, Kliegman RM, Arvin HB. 2004. Gastroenteritis. Nelson. 17th edition. EGC. Halaman 1272-1276
3. Canani, Roberto Berni et al. 2007. Probiotics for treatment of acute diarrhoea in children: randomised clinical trial
of five different preparations. Diakses dari http://www.bmj.com/content/335/7615/340.pdf%2Bhtml pada tanggal
10 Juni 2016
4. Hery Garna, Emelia Suroto, Hamzah, Heda Melinda D Nataprawira, Dwi Prasetyo. 2012. Diare Akut Dalam:
Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke-4. Bandung: Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Anak
FK Universitas Padjajaran/ RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG.
5. Juffire M, Sri Supar dkk. Buku ajar Gastroenterologi-Hepatologi. UKK Gastro-Hepatologi IDAI. 2011
6. Koletzko, Sibylle and Osterrieder, Stephanie. 2009. Acute Infectious Diarrhea in Children. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2737434/ pada tanggal 10 Juni 2015
7. Rusepno Hassan, Husein Alatas. 2007. Diare Pada Bayi dan Anak Dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak
FKUI Edisi ke-4. Jakarta : Info Medika
8. Satriya, dedi. 2010. Diare Akut Pada Anak Dalam : Upaya Mengurangi Kejadian Komplikasi Diare Akut. Riau.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad.
9. Thawani, Vijay and Bajait Caitali. 2011. Role of zinc in pediatric Diarrhea. Diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3113371/ pada tanggal 10 Juni 2015
10. Wijaya, Awi. 2012. Data Diare di Indonesia. Diakses dari
http://www.infodokterku.com/index.php/component/content/article/25-data/data-kesehatan/201-data-angka-diare-
di-indonesia pada tanggal 10 Juni 2015
11. World Health Organization. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai