THT
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. F Umur : 49 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Alahan Panjang Suku bangsa : Minangkabau
Keluhan utama : Susah dan nyeri menelan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
rumah sakit, sehingga banyak air ludah yang terkumpul di rongga mulut.
Nyeri menelan sejak 4 hari sebelum masuk
menghalangi saat menelan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, kemudian pasien berobat ke Puskesmas Alahan Panjang dan diberi beberapa obat (pasien tidak mengetahui jenis obatnya), tapi keluhan tidak hilang. Kemudian pasien berobat ke poliklinik THT RSUD Solok, pasien dianjurkan untuk dirawat tapi pasien menolak, dan pasien mendapat obat cefadroxyl.
Demam hilang timbul sejak 7 hari yang lalu, demam tinggi, tidak berkeringat, dan tidak menggigil.
Bengkak di leher kiri sejak 4 hari yang lalu, nyeri bila disentuh.
Riwayat sering batuk pilek (+)
jantung, dan DM
Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada keluara yang menderita penyakit seperti ini
Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan pekerjaan: Pasien adalah seorang petani Riwayat merokok (+) sejak 20 tahun yang lalu, satu bungkus perhari Riwayat suka makan makanan pedas dan panas (+)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS Keadaan Umum : sedang Kesadaran : cmc Tekanan Darah : 130/80mmHg Frekuensi Nadi : 88x/menit Frekuensi Nafas : 20x/menit Suhu Tubuh : 37,8 BB : 56 kg TB : 165 cm Status Gizi : Baik
Paru Inspeksi
: Simetris kiri dan kanan statis dan dinamis Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan Perkusi : Sonor Auskultasi: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung Inspeksi : Iktus tidak terlihat Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Perkusi : Batas jantung dalam batas normal Auskultasi: Bunyi jantung murni, bising (-)
Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: Perut tidak tampak membuncit : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) : Timpani : BU (+) nomal
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Cukup lapang
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Cukup lapang
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Dinding Liang
Telinga
Hiperemi Edema
Membran timpani Warna Refleks cahaya Putih + Tidak ada Tidak ada Tidak ada Putih + Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Utuh
Jumlah perforasi Perforasi Jenis Kwadran Pinggir Tanda radang Fistel Mastoid Sikatrik Nyeri tekan Nyeri ketok
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Rinne
Schwabach Tes Garpu tala
+
Sama dengan pemeriksa
+
Sama dengan pemeriksa
Weber
Hidung
Pemeriksaan Kelainan Deformitas Kelainan Hidung luar kongenital Trauma Radang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Dextra Tidak ada Tidak ada Sinistra Tidak ada Tidak ada
Massa
Tidak ada
Tidak ada
Sinus Paranasal
Pemeriksaan Nyeri tekan Nyeri ketok Dextra Tidak ada Tidak ada Sinistra Tidak ada Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Pemeriksaan
Vestibulum Vibrise
Dextra
Ada
Sinistra
Ada
Radang
Kavum nasi Sekret Cukup lapang (N) Lokasi Jenis
Tidak ada
N Tidak ada Tidak ada
Tidak ada
N Tidak ada Tidak ada
Jumlah
Bau Konka inferior Ukuran Warna
Tidak ada
Tidak ada Eutrofi Merah muda
Tidak ada
Tidak ada Eutrofi Merah muda
Permukaan
Edema Konka media Ukuran Warna
Licin
Tidak ada Eutrofi Merah muda
Licin
Tidak ada Eutrofi Merah muda
Permukaan
Licin
Licin
Septum
Cukup lurus/deviasi Permukaan Warna Spina Krista Abses Perforasi Lokasi Bentuk Ukuran Permukaan Warna Konsistensi Mudah digoyang Licin Merah muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Cukup lurus Licin Merah muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pengaruh vasokonstriktor
Tidak ada
Tidak ada
Peritonsil
Warna
Edema Abses
Hiperemis
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tumor
Konsistensi
Gigi Kesan Warna Lidah Bentuk Deviasi Karies/radiks
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Trismus (+) 3 cm
Laringoskopi Indirek :
Sulit dilakukan
: terlihat adanya pembesaran KGB submandibula sinistra Palpasi : teraba adanya pembesaran KGB submandibula sinistra ukuran 1,5x1,5x1 cm
Pemeriksaan Penunjang: Hb : 13,5 g/dl Leukosit : 7880 /mm3 Hematokrit : 40% Trombosit : 255.000 /mm3 Ureum : 16,3 mg% Creatinin : 0,90 mg% GDR : 96 mg% Diagnosis Kerja : Abses Peritonsil Sinistra
Terapi:
IVFD RL 8 jam/kolf
Follow Up
Tanggal 3 November 2012
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Terapi
Susah menelan (+) Nyeri menelan (+) Air ludah banyak (+) Demam (-)
IVFD RL 8 jam/kolf Inj. Ampicillin 3x1 amp. iv Inj. Gentamicin 2x1 amp. Iv Inj. Dexamethasone 3x1 amp. iv Paracetamol tab 3x500 mg Dilakukan insisi abses,dan dikeluarkan nanah sebanyak 4 cc Betadine Kumur Diet ML
Susah menelan (+) Nyeri menelan (+) Air ludah banyak (-) Demam (-)
IVFD RL 8 jam/kolf Inj. Ampicillin 3x1 amp. iv Inj. Gentamicin 2x1 amp. Iv Inj. Dexamethasone 3x1 amp. iv Paracetamol tab 3x500 mg Betadine Kumur Diet ML
DISKUSI
Diagnosis abses peritonsil dapat ditegakkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan adanya keluhan susah menelan sejak 4 hari SMRS, sehingga banyak air ludah yang terkumpul di rongga mulut, nyeri menelan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan menjalar sampai ke telinga, demam hilang timbul sejak 7 hari yang lalu, demam tinggi, tidak berkeringat, dan tidak menggigil. Adanya riwayat sering batuk pilek, riwayat suka makan makanan pedas dan panas, dan riwayat merokok sejak 20 tahun yang lalu, mengarahkan kepada kecurigaan adanya tonsillitis kronis yang dapat menyebabkan terjadinya abses peritonsil apabila terjadi eksarsebasi akut dari tonsillitis kronis tersebut.
Edema
Bercak/eksudat Dinding Faring Warna Permukaan
Tidak ada
Tidak ada Merah muda Granulasi (-)
Tidak ada
Tidak ada Merah muda Granulasi (-)
Tonsil
Ukuran Warna Permukaan Muara kripti Detritus Eksudat Perlengketan dengan pilar
T4 Hiperemis Licin
Peritonsil
Warna
Edema
Abses
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
diatas mengarahkan kita kepada diagnosis kerja abses peritonsil sinistra. Dari pemeriksaan laboratorium darah pada pasien ini didapatkan leukosist berada dalam batas normal, hal ini mungkin disebabkan karena pasien sudah mendapatkan antibiotik sebelumnya.
kombinasi antibiotik (ampicillin dan gentamicin), dexamethason sebagai antiinflamasi, dan paracetamol sebagai antipiretik dan analgetik. Kemudian dilakukan pungsi pada daerah abses yang dilanjutkan dengan insisi untuk mengeluarkan pus.
sebelum pus dikeluarkan karena adanya kesulitan menelan makanan, setelan pus dikeluarkan diet diganti dengan makanan lunak. Tonsilektomi dianjurkan setelah infeksi tenang, yaitu 2-3 minggu setelah drainase abses.
TERIMA KASIH