Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Kejang Demam Kompleks dan


Diare Akut Non Dehidrasi

Disusun oleh:
Sarah Hayati
030.13.177

Pembimbing:
dr. Ani Yuniar, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 19 AGUSTUS - 26 OKTOBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul:


“Kejang Demam Kompleks dan Diare Akut Non Dehidrasi”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik


Ilmu Kesehatan Anak RS Umum Daerah Karawang
Periode 19 Agustus – 26 Oktober 2019

Disusun oleh:
Sarah Hayati
030.13.177

Telah diterima dan disetujui oleh dr. Ani Yuniar, Sp.A selaku dokter pembimbing
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Karawang
Jakarta, 08 September 2019

(………………………)
dr. Ani Yuniar, Sp.A
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
0
tubuh (suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.1 Kejang demam bukan merupakan suatu kelainan neurologis tapi
paling sering dijumpai pada anak. Berdasarkan kriteria Livingstone kejang demam
2
terjadi terutama pada golongan usia 6 bulan dan 4 tahun. di Eropa dan di
Amerika serikat anak, terjadi lebih sering pada anak laki-laki mengalami
setidaknya satu kali kejang demam sebelum usia 5 tahun.4

Faktor yang berhubungan dengan terjadinya kejang demam berulang


adalah riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang dari 12 bulan,
temperatur yang rendah saat kejang, dan cepatnya kejang setelah demam. Selain
empat faktor di atas, adanya faktor jenis kelamin, riwayat epilepsi dalam keluarga,
dan kejang demam kompleks pada kejang demam pertama juga ditambahkan
sebagai faktor prediktif kejang demam berulang.3 Kejang demam tanpa
komplikasi merupakan kejang menyeluruh yang berlangsung kurang dari 15 menit
yang terjadi hanya sekali dalam masa 24 jam yaitu kejang demam simpleks. Jika
bersifat fokal, lama, atau multipel, kejang tersebut dinamakan kejang demam
kompleks.5 Kejang demam kompleks dan khususnya kejang demam fokal
merupakan predileksi untuk terjadinya epilepsi.6 Kejadian terbanyak pada kejang
demam lebih sering terjadi dikarenakan oleh infeksi virus dibandingkan infeksi
bakteri, umumnya terjadi pada 24 jam pertama sakit dan berhubungan dengan
infeksi saluran nafas akut, seperti faringitis dan otitis media, pneumonia, infeksi
saluran kemih, serta gangguan gastroenteritis dengan manifestasi diare.8

Diare yaitu frekuensi yang abnormal dan konsistensi tinja yang lebih encer
atau cair. Diare disebabkan oleh berbagai infeksi atau proses peradangan pada
usus yang secara langsung mempengaruhi sekresi enterosit dan fungsi absorbsi.10
Berdasarkan lamanya diare dibagi menjadi diare akut ialah diare yang
berlangsung kurang dari 14 hari, sedangkan diare kronis atau persisten ialah diare

1
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Berdasarkan diare bermasalah dibagi menjadi
2 yaitu disentri diare dengan darah dan lendir dalam feses dan diare
kronis/persisten menurut derajat nya dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare
dengan dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat.12

Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan penyebab kedua terbanyak


terjadinya kejang demam ialah gastroenteritis.11

BAB II

2
LAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RSUD KARAWANG

STATUS PASIEN KASUS


Nama Mahasiswa : Sarah Hayati Pembimbing: dr. Ani Yuniar Sp.A
NIM : 030.13.177 Tanda tangan :

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 th – 0 bulan – 15 hari Suku Bangsa : Sunda/Indonesia
No.RM : 00.78.13.78 Agama : Islam
Pendidikan : - Anak ke- :2
Alamat : Sukajaya II

II. Identitas Orang Tua


Profil Ayah Ibu
Nama E A
Umur 29 tahun 24 tahun
Alamat Sukajaya II Sukajaya II
Pekerjaan Seni Musik Seni Musik
Pendidikan terakhir SMP SD
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Hubungan dengan orang tua : Pasien merupakan anak kandung

III. ANAMNESIS

3
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu kandung pasien
Lokasi : Ruang Rawamerta Kamar 154, RSUD Karawang
Tanggal/Waktu : 27 Agustus 2019, pukul 14.00
Tanggal masuk : 26 Agustus 2019, pukul 20.00 (IGD)
Keluhan utama : Kejang 2 kali 3 jam SMRS
Keluhan tambahan : Demam sejak 1 hari SMRS,
BAB cair sebanyak 3x/hari 5 jam SMRS

A. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dibawa oleh ibunya ke IGD RSUD Karawang dengan keluhan
kejang sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Kejang pertama kali berlangsung
pada sekitar pukul 12.00 tanggal 26 Agustus 2019 saat setelah pasien bangun tidur
dengan ibunya. Kejang kelojotan seluruh tubuh, dengan mata mendelik ke atas
dan mulut keluar busa selama kurang lebih 5 menit setelah berhenti pasien
menangis dan sadar. Kejang yang kedua kalinya terjadi empat jam setelah itu
sekitar pukul 16.30 berlangsung sekitar 15 menit, kelojotan seluruh badan, mata
mendelik ke atas lalu setelah kejang pasien di bawa ke Klinik dan mendapatkan
obat anti kejang, oksigen dan racikan lalu diperbolehkan pulang. Saat sampai
dirumah pukul 19.00 pasien kembali kejang dan segera di bawa ke RSUD
Karawang oleh keluarga, lalu pada pukul 21.30 saat sedang di observasi di IGD
pasien kembali kejang kelojotan, mata melotot dan keluar sedikit busa setelah
kejang pasien kembali tidur.

Satu hari sebelum kejang, pasien demam tinggi terus – menerus dan belum
memeriksakan diri ke dokter namun sudah mengkonsumsi obat warung, demam
turun namun tak lama kemudian demam tinggi kembali. Demam tidak diukur
dengan suhu oleh orang tua. BAB cair 3 kali selama satu hari dikeluhkan oleh
orang tua pasien sejak sore saat sepulang dari Klinik. BAB berwarna kuning, tidak
berlendir, terdapat ampas. Orang tua pasien berkata anaknya tampak kehausan dan
selalu ingin minum. Demam tinggi dan BAB cair tidak disertai batuk, tidak pilek,
mual, muntah, nyeri tenggorokan, nyeri telinga, keluar air dari liang telinga

4
disangkal. BAK dalam batas normal. Pasien tidak ada penurunan nafsu makan dan
minum. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya, tidak ada kelemahan sisi badan,
bicara pelo, dan tidak ada riwayat terjatuh atau terbentur sebelumnya. Pasien
belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.

B. Riwayat Kehamilan/Kelahiran
Anemia (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-
Morbiditas
), penyakit jantung (-), penyakit paru (-),
kehamilan
merokok (-), infeksi (-), minum alkohol (-)
Kehamilan Dilakukan pada usia kehamilan 4 dan 7
bulan
Perawatan antenatal
Riwayat imunisasi TT (+)
Konsumsi suplemen selama kehamilan (-)
Tempat persalinan Bidan
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan Pervaginam
Masa gestasi Cukup bulan (9 bulan)
Berat lahir: 3500 gram
Panjang lahir: (orang tua pasien tidak ingat)
Kelahiran Lingkar kepala : (orang tua pasien tidak
ingat)
Keadaan bayi Langsung menangis (+)
Kemerahan: (+)
Kebiruan: (-)
Kelainan bawaan: (-)
Nilai APGAR: (orangtua tidak tahu)

Kesimpulan riwayat kehamilan dan kelahiran: Pasien lahir dengan pertolongan


bidan, per vaginam, cukup bulan, dengan berat badan lahir normal dan tidak
terdapat kelainan selama masa kehamilan dan kelahiran.

5
C. Riwayat Perkembangan
 Mengangkat kepala : ± 1,5 bulan (N : 0-3 bulan)
 Mengoceh spontan (cooing) : ±2 bulan (N : 0-3 bulan)
 Tengkurap : ±3 bulan (N : 3-6 bulan)
 Duduk : ±7 bulan (N : 6-9 bulan)
 Berdiri : ±10 bulan (N : 9-18 bulan)
 Berjalan : ±12 bulan (N : 9-18 bulan)
 Bicara lancar : ± 4 tahun (N : 3-4 tahun)
 Menulis : ± 5 tahun (N : 4-6 tahun)
 Membaca lancar : ± 5 tahun (N : 5-7 tahun)

Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: Tidak terdapat


keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan pasien.

D. Riwayat Makanan
Umur
ASI/PASI Buah/ Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
(bulan)
0–6 ASI - - -
6 – 12 ASI - - -
2x/hari, porsi 1
12 – 18 PASI - - mangkok kecil
dicampur
dengan wortel
3x/hari, porsi 1
mangkok kecil
18– 24 PASI - -
dicampur
dengan wortel

Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah


Nasi 2-3x/hari 1 centong nasi
Sayur 1-2x/hari 2 sendok

6
Ikan 3x/hari ½ ekor
Telur 1x/hari ½ butir
Tahu/Tempe 2-3x/hari 1-2 potong
Daging Sapi 1x/minggu, 1 potong

Kesimpulan riwayat makanan: Kualitas dan kuantitas cukup.

E. Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
Hepatitis B 0 2 3 4
Polio - 2 3 4 18
BCG 1 18
DPT 2 3 4 18
Hib 2 4 4 15 18
Campak 9 18

Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi lengkap sesuai usia.

F. Riwayat Keluarga
a. Corak Reproduksi

Jenis Lahir Mati Keterangan


No. Usia Hidup Abortus
Kelamin mati (sebab) kesehatan
7
1. Laki-laki Hidup - - - Sehat
tahun
2
2. Perempuan Hidup - - - Sehat
tahun

b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama E A
Perkawinan ke- 1 1

7
Umur saat menikah 21 tahun 16 tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas - -

G. Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien mengatakan keluarga tidak ada


yang mengalami hal serupa dengan pasien. Riwayat epilepsi disangkal, riwayat
penyakit turunan seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dan
penyakit infeksi lain disangkal.

H. Riwayat Kebiasaan Keluarga : Pasien dan ayah ibu pasien tinggal satu
rumah. Sehari-hari ibu pasien membeli makanan diluar untuk keluarganya. Ayah
pasien merokok satu bungkus per hari.

Kesimpulan : Keluarga pasien tidak memiliki penyakit yang serupa dengan


pasien dan memiliki riwayat kebiasaan kurang baik.

I. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita


Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)

Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain: (-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: tidak ada riwayat penyakit
dahulu

J. Riwayat Lingkungan Perumahan

8
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien. Pasien tinggal di lingkungan
yang padat penduduk. Rumah milik sendiri, 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar
mandi dengan WC jongkok, terdiri dari 1 jendela ruang tamu. Pencahayaan
cukup. Sumber air mandi dari PAM dan air minum menggunakan air mineral.
Untuk pembuangan sampah, sampah dikumpulkan lalu dibuang di pembuangan
sampah milik sendiri di depan rumah.

Kesimpulan : Lingkungan rumah padat penduduk. Ventilasi udara dan


pencayahaan sinar matahari dalam rumah cukup baik. Untuk kebersihan sekitar
rumah cukup baik.

K. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah pasien bekerja sebagai orgen tunggal keliling dan ibu pasien adalah
seorang penyanyi keliling. Penghasilan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari. Pasien berobat tidak menggunakan asuransi BPJS dan
menggunakan pembayaran umum.
Kesimpulan sosial ekonomi: cukup.

L. Riwayat Pengobatan
Bodrexin tablet , obat anti kejang dari klinik.

IV. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 27 Agustus 2019, pukul 14.00 WIB)


STATUS GENERALIS
Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Kesan gizi : Gizi baik
Keadaan lain : anemis (-), ikterik (-), pucat (-), sianosis (-), perdarahan (-)

Data antropometri
Berat badan : 9 kg
Panjang badan : 84 cm
Status Gizi

9
 BB/U = -2 SD – 0 SD = Berat Badan Normal
 PB/U = -2 SD – 0 SD = Tinggi Badan Normal
 BB/PB = -2 – (-1) SD = Gizi Baik
Kesan gizi: gizi baik

10
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 122x/menit
Nafas : 26 x/menit,
Suhu : 38,5º C

STATUS GENERALIS
Kepala : normosefali
Rambut : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut
Wajah : Tidak ada dismorfik wajah, tidak tampak pucat atau sianosis
Mata : Cekung (-/-), edema palpebra (-/-), ptosis (-/-), lagoftalmus
(-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
isokor, refleks cahaya (+/+)

Hidung
Bentuk : simetris Sekret : tidak ada
Napas cuping hidung : tidak ada Mukosa hiperemis : tidak tampak

11
Bibir : bibir kering (+) tidak sianosis, tidak tampak pucat
Mulut : mukosa berwarna kemerahan, tidak tampak kering, tidak tampak
sianosis
Lidah : Normoglosia, lidah kotor (-)
Tenggorokan :Tonsil T1-T1, hiperemis (-), detritus tidak ada, arcus faring
simetris, uvula terletak ditengah.
Telinga : Normotia, hiperemis (-), keluar cairan (-)
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks

 Paru
Inspeksi : Gerak dinding dada simetris, tidak terdapat retraksi,
iga gambang (-)
Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus simetris bilateral
Perkusi : Sonor-pekak pada kedua hemithoraks paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler reguler (+), ronkhi dan
wheezing tidak terdengar

 Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1-S2 reguler, tidak terdengar murmur maupun
gallop

Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak tampak distensi, umbilikus normal,
gerak dinding perut saat pernapasan simetris
Auskultasi : Bising usus (+), frekuensi 4-5x/menit
Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
Palpasi : Supel, turgor kulit kembali cepat, hepar dan lien tidak teraba
membesar
Genitalia : Perempuan

12
Ekstremitas
Simetris, akral teraba hangat pada keempat ekstremitas, tidak tampak sianosis perifer, tidak
terdapat edema, capillary refill time pada keempat ekstremitas < 2 detik.

Kulit : Warna sawo matang merata, ikterik (-), sianosis (-)

Pemeriksaan neurologis :
 Refleks fisiologis :  Tanda rangsang meningeal :
 Biseps : +/+  kaku kuduk (-),
 Triseps : +/+  brudzinsky I (-),
 Patela : +/+  brudzinski II (-),
 Achilles : +/+  kernig - / -
 Refleks patologis :  laseque -/-
 Babinski: -/-
 Chaddok: -/-

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium darah 26 Agustus 2019 pukul 22.11 WIB
Hematologi Hasil Nilai normal
Hemoglobin 10,4 g/dL 10,5-14,0 g/dL

Eritrosit 4,54 x 106/uL 3,60-5,20 x 106/uL


Leukosit 17,34x 103/uL 6,30-14,00 x 103/uL
Trombosit 604 x 103/uL 150-400 x 103 /uL
Hematokrit 32,7% 35,0-53,0%
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Neutrofil 74 54-62
Limfosit 18 25-33
Monosit 8 3-7
MCV 72 fL 81-125 fL
MCH 23 pg 24-30 pg
MCHC 32 g/dL 32-36 g/dL
RDW-CV 15,5 % 12,00 – 14,8 %

13
Kimia Hasil Nilai normal
GDS 78 mg/L 50-90 mg/L

 Pemeriksaan Feses Lengkap 27 Agustus 2019 pukul 13.28 WIB


Parameter Hasil Nilai normal
Warna Hijau
Konsistensi Lembek
Darah Negatif Negatif
Lendir Negatif Negatif
Leukosit 3-4/lpb Negatif
Eritrosit 0-1/lpb Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Cacing Negatif Negatif
Amoeba Negatif Negatif

 Pemeriksaan Urinalisis Fisik/Kimiawi 27 Agustus 2019 pukul 13.28 WIB


Parameter Hasil Nilai normal
Warna Kuning Muda Kuning

Kejernihan Jernih Jernih


Sedimen :
Epithel Positif 1 / lpk Negatif
Leukosit 0-1 / lpb <6
Eritrosit 1-2 / lpb <1
Kristal Negatif
Silinder Negatif
Bakteri Negatif
Berat Jenis 1,005 1,010-1,025
pH 6,0
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Darah/Hb 3-4/lpb Negatif

14
Bilirubin 0-1/lpb Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif

II. RESUME
Pasien An.N, perempuan usia 2 tahun 0 bulan 11 hari datang ke RS diantar
orang rua dengan keluhan

ke Klinik
mendapatkan 1 hari SMRS
Kejang pertama obat kejang, pasien demam
kali pukul 12.00 racikan, pulang tinggi terus-
kejang kelojotan lalu kejang menerus tidak sore saat pulang
selama 5 menit, kelojotan ke 3 diukur dengan dari Klinik pukul
pukul 16.30 kalinya pukul tempratur 16.30 pasien
kejang kelojotan 19.00, dibawa ke minum obat BAB cair 3 kali
kedua kalinya RSUD Karawang warung selama satu hari
berlangsung 15 lalu kejang membaik
menit kelojotan ke 4 namun demam
kalinya pukul kembali tinggi
21.30

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, keadaan umum


tampak sakit sedang, dan status gizi normal. Pada pemeriksaan, tanda vital
didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 122x/menit, frekuensi nafas
26x/menit, dan suhu 38,90C. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan :
o Normosefali, Conjungtiva anemis (-), ikterik (-)
o Tidak ada pembesaran KGB
o Thorax :
 Inspeksi : Gerak dinding dada simetris, retraksi (-), iga
gambang (-)
 Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus simetris
bilateral
 Perkusi : Sonor-pekak pada kedua hemithoraks paru
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler reguler pada kedua
lapang paru, ronkhi dan wheezing tidak terdengar

15
o Abdomen
 Inspeksi : Perut datar, tidak tampak distensi.
 Auskultasi : Bising usus (+) 4-5x/menit
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, organomegali (-)
 Perkusi : Timpani di seluruh permukaan abdomen

o Ekstremitas : Simetris, akral teraba hangat pada keempat ekstremitas, tidak


tampak sianosis perifer, tidak terdapat edema, capillary refill time pada
keempat ekstremitas < 2 detik.

Status neurologis :

Rangsang meningeal:

- Kaku kuduk :-
- Brudzinski I : -/-
- Brudzinski II : -/-
- Kernig : -/-
- Laseque : -/-
Refleks fisiologis (+)

Refleks patologis (-)

Nervus III-IV-VI: pupil bulat isokor, reflex pupil +/+

Nervus VII: dalam batas normal

Pada pemeriksaan laboratorium darah 26/08/19 didapatkan hemoglobin 10,4 g/dL,


leukosit 17,34 3/uL , trombosit 604 3/uL, hematokrit 32,7 %, neutrofil 74%,
limfosit 18%, monosit 18%, MCH 23 pg, MCHC 32g/dL, RDW-CV 15,5%. Pada
pemeriksaan feses 27/08/19 didapatkan leukosit 3-4/lpb, eritrosit 0-1/lpb. Pada
pemeriksaan urinalisis fisik/kimiawi epithel positif 1/lpk, eritrosit 1-2/lpb, darah/
Hb trace (+/-).

16
III. DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam kompleks
Diare akut Non Dehidrasi
Gizi Baik
Imunisasi lengkap sesuai usia

IV. DIAGNOSIS BANDING


Epilepsi

V. PEMERIKSAAN ANJURAN
Elektrolit darah

VI. TATALAKSANA
 Medika mentosa :
 Cairan rumatan: IVFD 2A 10 tpm
100cc/kgBB/hari
100 x 9 = 900 : 24 = 37 tpm mikro
37 : 3 = 10 tpm makro
 Amoxicillin 125/5ml syr 3 x 1 cth
 Paracetamol 3 x 90 mg iv
 Jika kejang Diazepam 2,7 mg iv
 Zinc sulfate syr 1 x 20 mg cth

 Non-Medika Mentosa
 Tirah baring rawat inap
 Edukasi:
- Memberitahukan keluarga bahwa kejang demam umumnya mempunyai
prognosis baik.
- Keluarga tetap tenang dan tidak panik.
- Segera memanggil petugas medis di ruang rawat inap.
- Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.
- Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring
- Membersihkan jika terdapat muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.

17
- Ajari ibu untuk memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan
menggunakan cangkir.
- Jika anak muntah tunggu 10 menit dan berikan kembali dengan lebih lambat
- Ibu harus terus memberi cairan tambahan sampai diare anak berhenti
- Monitoring: tanda vital, kejang, kesadaran

- Menjaga kebutuhan kalori per hari : 900 kkal/hari


Protein : 900 kkal x 35% ÷ 4 g/kkal = 78 g
Karbohidrat : 900 kkal x 50% ÷ 4 g/kkal = 112 g
Lemak : 900 kkal x 15% ÷ 9 g/kkal = 15 g

VII. Follow Up
27/08/19 28/08/19
Hari 1 Hari 2
Demam(+), kejang (-), Demam(+) berkurang, kejang (-),
mual muntah (-), batuk (-), pilek (-), mual muntah (-), batuk (-), pilek (-),
S
BAB cair (-) BAK (+) normal BAB cair (-) BAK (+) normal

Kesan sakit : TSR, Kesadaran : Kesan sakit : TSR, Kesadaran :


Compos mentis Compos mentis
TD : 100/50 mmHg TD : 100/60 mmHg
HR : 120x/menit HR : 110x/menit
RR : 28x/menit RR : 24x/menit
T : 38,7oC T : 37,5 oC
SpO2 : 89% SpO2 : 99%

Kepala : wajah pucat (-), CA-/- ; SI Kepala : wajah pucat (-), CA-/- ; SI -
-/- ; mata cekung (-), bibir kering (- /- ; mata cekung (-), bibir kering (-)
O ) Toraks : simetris, SNV+/+ ; Rh-/- ;
Toraks : simetris, SNV+/+ ; Rh-/- ; Wh-/- ; retraksi-/- ; S1 S2 reg ; m(-),
Wh-/- ; g(-)
retraksi-/- ; S1 S2 reg ; m(-), g(-) Abdomen : BU(+) 3-4x/menit ; nyeri
Abdomen : BU(+) 3-4x/menit ; tekan (-) turgor kulit kembali cepat
nyeri tekan (-) turgor kulit kembali (+)
cepat Ekstremitas : akral hangat, edema (-),
Ekstremitas : akral hangat, edema (- CRT<2”
), CRT<2”
Status neurologis :
Status neurologis : Rangsang meningeal: (-)

18
Rangsang meningeal: (-) Reflex fisiologis (+)
Reflex fisiologis (+) Refleks patologis (-)
Refleks patologis (-) Nervus III-IV-VI: pupil bulat isokor,
Nervus III-IV-VI: pupil bulat reflex pupil +/+
isokor, reflex pupil +/+ Nervus VII: dalam batas normal
Nervus VII: dalam batas normal
Feses : leukosit 3-4/lpb, eritrosit 0-
Hematologi : hemoglobin 10,4 g/dL, 1/lpb.
leukosit 17,34 3/uL , trombosit 604 urinalisis fisik/kimiawi : epithel
3
/uL, hematokrit 32,7 %, neutrofil
positif 1/lpk, eritrosit 1-2/lpb, darah/
74%, limfosit 18%, monosit 18%,
MCH 23 pg, MCHC 32g/dL, RDW- Hb trace (+/-).
CV 15,5%.

Kejang Demam Kompleks Kejang Demam Kompleks


A
Diare Akut Non Dehidrasi Diare Akut Non Dehidrasi
- IVFD 2A 10 tpm - IVFD 2A 10 tpm
- Amoxcicilin 3x300 mg - Amoxcicilin 3x300 mg
- Paracetamol 40 mg / 6 jam - Paracetamol 40 mg / 6 jam
P
- Zinc syr 1x1 cth -Zinc syr 1x1 cth
- Ibuprofen 100 mg

VII. DIAGNOSIS AKHIR

– Kejang Demam Kompleks


– Diare Akut Non Dehidrasi
– Gizi Baik
– Imunisasi Lengkap Sesuai Usia

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Kosensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. 2006. 1 p.


2. Al-Ansari K. Kejang dan status epileptikus. In: Lalani A, Schneeweiss, editors.
Kegawatdaruratan pediatrik. Jakarta: EGC, 2011; p. 313-4.
3. Syarif I. Afdal, Yunita VE. Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan
Timbulnya Kejang Demam Berulang pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Anak
RS. DR. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 – Desember 2012. 706 p. https :
//jurnakl.fk.unand.ac.id. 14 september 2019
4. Karande S. Febrile Seizures: A Review for Family Indian Journal of Medical
Sciences. 2007 61(3): 161-172
5. Lewis DW. Neurologi. In: Handryastuti S, Mangunatmadja I, editors. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Esensial (6th ed). Indonesia: Saunders Elsevier, 2014; p. 740-3.
6. Deliana M. Tatalaksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri, Vol 4, No 2,
September 2002 : 59 – 62
7. Nurindah D,Muid M. Retoprawiro S. Hubungan antara Kadar Tumor Necrosis
Factor-Alpha (TNF-α) Plasma dengan Kejang Demam Sederhana pada Anak. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No. 2, Agustus 2014.
8. Nindela R, Dewi R, Ansori IZ. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Volume 1, No. 1,
Oktober 2014:41-45 : Karakteristik Penderita Kejang Demam di Instalasi Rawat
Inap Bagian Anak Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang.
9. Dwi Wastoro Dadiyanto, M. Heru Muryawan, Anindita S, Buku ajar IKA.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro;
2011;13
10. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. 2014. 459 p.
11. urnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016 Profil kejang
demam di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode Januari 2014 – Juni 2016.

20

Anda mungkin juga menyukai