Disusun oleh:
Sarah Hayati
030.13.177
Pembimbing:
dr. Ani Yuniar, Sp.A
Disusun oleh:
Sarah Hayati
030.13.177
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Ani Yuniar, Sp.A selaku dokter pembimbing
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Karawang
Jakarta, 08 September 2019
(………………………)
dr. Ani Yuniar, Sp.A
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
0
tubuh (suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.1 Kejang demam bukan merupakan suatu kelainan neurologis tapi
paling sering dijumpai pada anak. Berdasarkan kriteria Livingstone kejang demam
2
terjadi terutama pada golongan usia 6 bulan dan 4 tahun. di Eropa dan di
Amerika serikat anak, terjadi lebih sering pada anak laki-laki mengalami
setidaknya satu kali kejang demam sebelum usia 5 tahun.4
Diare yaitu frekuensi yang abnormal dan konsistensi tinja yang lebih encer
atau cair. Diare disebabkan oleh berbagai infeksi atau proses peradangan pada
usus yang secara langsung mempengaruhi sekresi enterosit dan fungsi absorbsi.10
Berdasarkan lamanya diare dibagi menjadi diare akut ialah diare yang
berlangsung kurang dari 14 hari, sedangkan diare kronis atau persisten ialah diare
1
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Berdasarkan diare bermasalah dibagi menjadi
2 yaitu disentri diare dengan darah dan lendir dalam feses dan diare
kronis/persisten menurut derajat nya dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare
dengan dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat.12
BAB II
2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 th – 0 bulan – 15 hari Suku Bangsa : Sunda/Indonesia
No.RM : 00.78.13.78 Agama : Islam
Pendidikan : - Anak ke- :2
Alamat : Sukajaya II
III. ANAMNESIS
3
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu kandung pasien
Lokasi : Ruang Rawamerta Kamar 154, RSUD Karawang
Tanggal/Waktu : 27 Agustus 2019, pukul 14.00
Tanggal masuk : 26 Agustus 2019, pukul 20.00 (IGD)
Keluhan utama : Kejang 2 kali 3 jam SMRS
Keluhan tambahan : Demam sejak 1 hari SMRS,
BAB cair sebanyak 3x/hari 5 jam SMRS
Satu hari sebelum kejang, pasien demam tinggi terus – menerus dan belum
memeriksakan diri ke dokter namun sudah mengkonsumsi obat warung, demam
turun namun tak lama kemudian demam tinggi kembali. Demam tidak diukur
dengan suhu oleh orang tua. BAB cair 3 kali selama satu hari dikeluhkan oleh
orang tua pasien sejak sore saat sepulang dari Klinik. BAB berwarna kuning, tidak
berlendir, terdapat ampas. Orang tua pasien berkata anaknya tampak kehausan dan
selalu ingin minum. Demam tinggi dan BAB cair tidak disertai batuk, tidak pilek,
mual, muntah, nyeri tenggorokan, nyeri telinga, keluar air dari liang telinga
4
disangkal. BAK dalam batas normal. Pasien tidak ada penurunan nafsu makan dan
minum. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya, tidak ada kelemahan sisi badan,
bicara pelo, dan tidak ada riwayat terjatuh atau terbentur sebelumnya. Pasien
belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
B. Riwayat Kehamilan/Kelahiran
Anemia (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-
Morbiditas
), penyakit jantung (-), penyakit paru (-),
kehamilan
merokok (-), infeksi (-), minum alkohol (-)
Kehamilan Dilakukan pada usia kehamilan 4 dan 7
bulan
Perawatan antenatal
Riwayat imunisasi TT (+)
Konsumsi suplemen selama kehamilan (-)
Tempat persalinan Bidan
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan Pervaginam
Masa gestasi Cukup bulan (9 bulan)
Berat lahir: 3500 gram
Panjang lahir: (orang tua pasien tidak ingat)
Kelahiran Lingkar kepala : (orang tua pasien tidak
ingat)
Keadaan bayi Langsung menangis (+)
Kemerahan: (+)
Kebiruan: (-)
Kelainan bawaan: (-)
Nilai APGAR: (orangtua tidak tahu)
5
C. Riwayat Perkembangan
Mengangkat kepala : ± 1,5 bulan (N : 0-3 bulan)
Mengoceh spontan (cooing) : ±2 bulan (N : 0-3 bulan)
Tengkurap : ±3 bulan (N : 3-6 bulan)
Duduk : ±7 bulan (N : 6-9 bulan)
Berdiri : ±10 bulan (N : 9-18 bulan)
Berjalan : ±12 bulan (N : 9-18 bulan)
Bicara lancar : ± 4 tahun (N : 3-4 tahun)
Menulis : ± 5 tahun (N : 4-6 tahun)
Membaca lancar : ± 5 tahun (N : 5-7 tahun)
D. Riwayat Makanan
Umur
ASI/PASI Buah/ Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
(bulan)
0–6 ASI - - -
6 – 12 ASI - - -
2x/hari, porsi 1
12 – 18 PASI - - mangkok kecil
dicampur
dengan wortel
3x/hari, porsi 1
mangkok kecil
18– 24 PASI - -
dicampur
dengan wortel
6
Ikan 3x/hari ½ ekor
Telur 1x/hari ½ butir
Tahu/Tempe 2-3x/hari 1-2 potong
Daging Sapi 1x/minggu, 1 potong
E. Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
Hepatitis B 0 2 3 4
Polio - 2 3 4 18
BCG 1 18
DPT 2 3 4 18
Hib 2 4 4 15 18
Campak 9 18
F. Riwayat Keluarga
a. Corak Reproduksi
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama E A
Perkawinan ke- 1 1
7
Umur saat menikah 21 tahun 16 tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas - -
H. Riwayat Kebiasaan Keluarga : Pasien dan ayah ibu pasien tinggal satu
rumah. Sehari-hari ibu pasien membeli makanan diluar untuk keluarganya. Ayah
pasien merokok satu bungkus per hari.
Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: tidak ada riwayat penyakit
dahulu
8
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien. Pasien tinggal di lingkungan
yang padat penduduk. Rumah milik sendiri, 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar
mandi dengan WC jongkok, terdiri dari 1 jendela ruang tamu. Pencahayaan
cukup. Sumber air mandi dari PAM dan air minum menggunakan air mineral.
Untuk pembuangan sampah, sampah dikumpulkan lalu dibuang di pembuangan
sampah milik sendiri di depan rumah.
L. Riwayat Pengobatan
Bodrexin tablet , obat anti kejang dari klinik.
Data antropometri
Berat badan : 9 kg
Panjang badan : 84 cm
Status Gizi
9
BB/U = -2 SD – 0 SD = Berat Badan Normal
PB/U = -2 SD – 0 SD = Tinggi Badan Normal
BB/PB = -2 – (-1) SD = Gizi Baik
Kesan gizi: gizi baik
10
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 122x/menit
Nafas : 26 x/menit,
Suhu : 38,5º C
STATUS GENERALIS
Kepala : normosefali
Rambut : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut
Wajah : Tidak ada dismorfik wajah, tidak tampak pucat atau sianosis
Mata : Cekung (-/-), edema palpebra (-/-), ptosis (-/-), lagoftalmus
(-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
isokor, refleks cahaya (+/+)
Hidung
Bentuk : simetris Sekret : tidak ada
Napas cuping hidung : tidak ada Mukosa hiperemis : tidak tampak
11
Bibir : bibir kering (+) tidak sianosis, tidak tampak pucat
Mulut : mukosa berwarna kemerahan, tidak tampak kering, tidak tampak
sianosis
Lidah : Normoglosia, lidah kotor (-)
Tenggorokan :Tonsil T1-T1, hiperemis (-), detritus tidak ada, arcus faring
simetris, uvula terletak ditengah.
Telinga : Normotia, hiperemis (-), keluar cairan (-)
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks
Paru
Inspeksi : Gerak dinding dada simetris, tidak terdapat retraksi,
iga gambang (-)
Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus simetris bilateral
Perkusi : Sonor-pekak pada kedua hemithoraks paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler reguler (+), ronkhi dan
wheezing tidak terdengar
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1-S2 reguler, tidak terdengar murmur maupun
gallop
Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak tampak distensi, umbilikus normal,
gerak dinding perut saat pernapasan simetris
Auskultasi : Bising usus (+), frekuensi 4-5x/menit
Perkusi : Timpani seluruh lapang perut
Palpasi : Supel, turgor kulit kembali cepat, hepar dan lien tidak teraba
membesar
Genitalia : Perempuan
12
Ekstremitas
Simetris, akral teraba hangat pada keempat ekstremitas, tidak tampak sianosis perifer, tidak
terdapat edema, capillary refill time pada keempat ekstremitas < 2 detik.
Pemeriksaan neurologis :
Refleks fisiologis : Tanda rangsang meningeal :
Biseps : +/+ kaku kuduk (-),
Triseps : +/+ brudzinsky I (-),
Patela : +/+ brudzinski II (-),
Achilles : +/+ kernig - / -
Refleks patologis : laseque -/-
Babinski: -/-
Chaddok: -/-
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah 26 Agustus 2019 pukul 22.11 WIB
Hematologi Hasil Nilai normal
Hemoglobin 10,4 g/dL 10,5-14,0 g/dL
13
Kimia Hasil Nilai normal
GDS 78 mg/L 50-90 mg/L
14
Bilirubin 0-1/lpb Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif
II. RESUME
Pasien An.N, perempuan usia 2 tahun 0 bulan 11 hari datang ke RS diantar
orang rua dengan keluhan
ke Klinik
mendapatkan 1 hari SMRS
Kejang pertama obat kejang, pasien demam
kali pukul 12.00 racikan, pulang tinggi terus-
kejang kelojotan lalu kejang menerus tidak sore saat pulang
selama 5 menit, kelojotan ke 3 diukur dengan dari Klinik pukul
pukul 16.30 kalinya pukul tempratur 16.30 pasien
kejang kelojotan 19.00, dibawa ke minum obat BAB cair 3 kali
kedua kalinya RSUD Karawang warung selama satu hari
berlangsung 15 lalu kejang membaik
menit kelojotan ke 4 namun demam
kalinya pukul kembali tinggi
21.30
15
o Abdomen
Inspeksi : Perut datar, tidak tampak distensi.
Auskultasi : Bising usus (+) 4-5x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik, organomegali (-)
Perkusi : Timpani di seluruh permukaan abdomen
Status neurologis :
Rangsang meningeal:
- Kaku kuduk :-
- Brudzinski I : -/-
- Brudzinski II : -/-
- Kernig : -/-
- Laseque : -/-
Refleks fisiologis (+)
16
III. DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam kompleks
Diare akut Non Dehidrasi
Gizi Baik
Imunisasi lengkap sesuai usia
V. PEMERIKSAAN ANJURAN
Elektrolit darah
VI. TATALAKSANA
Medika mentosa :
Cairan rumatan: IVFD 2A 10 tpm
100cc/kgBB/hari
100 x 9 = 900 : 24 = 37 tpm mikro
37 : 3 = 10 tpm makro
Amoxicillin 125/5ml syr 3 x 1 cth
Paracetamol 3 x 90 mg iv
Jika kejang Diazepam 2,7 mg iv
Zinc sulfate syr 1 x 20 mg cth
Non-Medika Mentosa
Tirah baring rawat inap
Edukasi:
- Memberitahukan keluarga bahwa kejang demam umumnya mempunyai
prognosis baik.
- Keluarga tetap tenang dan tidak panik.
- Segera memanggil petugas medis di ruang rawat inap.
- Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.
- Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring
- Membersihkan jika terdapat muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
17
- Ajari ibu untuk memberi minum anak sedikit demi sedikit dengan
menggunakan cangkir.
- Jika anak muntah tunggu 10 menit dan berikan kembali dengan lebih lambat
- Ibu harus terus memberi cairan tambahan sampai diare anak berhenti
- Monitoring: tanda vital, kejang, kesadaran
VII. Follow Up
27/08/19 28/08/19
Hari 1 Hari 2
Demam(+), kejang (-), Demam(+) berkurang, kejang (-),
mual muntah (-), batuk (-), pilek (-), mual muntah (-), batuk (-), pilek (-),
S
BAB cair (-) BAK (+) normal BAB cair (-) BAK (+) normal
Kepala : wajah pucat (-), CA-/- ; SI Kepala : wajah pucat (-), CA-/- ; SI -
-/- ; mata cekung (-), bibir kering (- /- ; mata cekung (-), bibir kering (-)
O ) Toraks : simetris, SNV+/+ ; Rh-/- ;
Toraks : simetris, SNV+/+ ; Rh-/- ; Wh-/- ; retraksi-/- ; S1 S2 reg ; m(-),
Wh-/- ; g(-)
retraksi-/- ; S1 S2 reg ; m(-), g(-) Abdomen : BU(+) 3-4x/menit ; nyeri
Abdomen : BU(+) 3-4x/menit ; tekan (-) turgor kulit kembali cepat
nyeri tekan (-) turgor kulit kembali (+)
cepat Ekstremitas : akral hangat, edema (-),
Ekstremitas : akral hangat, edema (- CRT<2”
), CRT<2”
Status neurologis :
Status neurologis : Rangsang meningeal: (-)
18
Rangsang meningeal: (-) Reflex fisiologis (+)
Reflex fisiologis (+) Refleks patologis (-)
Refleks patologis (-) Nervus III-IV-VI: pupil bulat isokor,
Nervus III-IV-VI: pupil bulat reflex pupil +/+
isokor, reflex pupil +/+ Nervus VII: dalam batas normal
Nervus VII: dalam batas normal
Feses : leukosit 3-4/lpb, eritrosit 0-
Hematologi : hemoglobin 10,4 g/dL, 1/lpb.
leukosit 17,34 3/uL , trombosit 604 urinalisis fisik/kimiawi : epithel
3
/uL, hematokrit 32,7 %, neutrofil
positif 1/lpk, eritrosit 1-2/lpb, darah/
74%, limfosit 18%, monosit 18%,
MCH 23 pg, MCHC 32g/dL, RDW- Hb trace (+/-).
CV 15,5%.
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
19
DAFTAR PUSTAKA
20