Di RSIA Zainab
I. Identitas pasien
No rekam medik : 12.07.00.440
Tanggal masuk RS : 4 Januari 2013
Waktu : 10.40 WIB
Nama : Ny.MS
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : umban sari atas rumbai
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan nyeri pinggang menjalar ke perut.
Riwayat Kebidanan
Riwayat haid: Menarche 17 tahun, siklus teratur, lamanya haid 1
minggu. Hari pertama haid terakhir tanggal 27 April 2012. Taksiran
tanggal partus tanggal 4 Januari 2013.
Riwayat kehamilan sebelumnya: anak pertama lahir di RS Andini,
ditolong oleh dokter, vacum, aterm, laki-laki, 1,3 tahun, BBL 3300 gr,
sehat, tahun 2011.
Riwayat KB: Penderita pernah menggunakan KB suntik.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Riwayat penyakit gula, riwayat hipertensi, penyakit jantung, asma, alergi obat
disangkal pasien.
Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
Conjunctiva anemis
Sklera tidak tampak ikterik
Pupil: isokor
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
Daun telinga : normal
Lieng telinga : lapang
Membrana timpani : intake
Nyeri tekan mastoid : tidak ada
Sekret : tidak ada
Leher
JVP : (5+2) cm H2O
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : pergerakan nafas statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis
sinistra, ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis
sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : striae gravidarum
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar teraba (-), lien teraba (-),
benjolan (-)
Ekstremitas atas : gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),
pigmentasi normal, telapak tangan pucat (+),
turgor kembali lambat (-).
Ekstremitas Bawah : gerakan bebas, jaringan parut (-), pigmentasi
normal, telapak kaki pucat (+), jari tabuh (-),
turgor kembali lambat (-), edema pretibia dan
pergelangan kaki (-), parestesia (-).
IV. Status obstetric
Abdomen
- Leopold I : TFU pertengahan pusat dan proc.xyphoideus
- Leopold II : puka (punggung kanan)
- Leopold III : persentasi kepala
- Leopold IV : divergen
- TFU : 32 cm di atas simphisis
- TBJ : (TFU-11) x 155 = (32-11) x 155 = 3255 gram
- DJJ : 131x/menit
- HIS :+
V. Pemeriksaan dalam vagina (VT)
Pembukaan 3 cm, portio tebal lunak, Hodge I floating, selaput ketuban (+)
VII. Penatalaksanaan
Alimanim F 3x1 tab
Cek darah, GDS
Observasi ruang VK
- 11.20 kala 1 fase laten
- 14.00 kala 1 fase aktif, vt tidak dilakukan
- 14.15 USG, prenamia 2x1, alinamin 3x1
- 18.45 VT pembukaan 7-8 cm, portio tipis, kepala Hodge II
- 20.35 VT pembukaan lengkap, Os dipimpin mengedan, dilakukan
amniotomi dan episiotomy
- 20.45 BBL dengan lilitan tali pusat 1x, BB: 3050 gram, PB: 50 cm,
jenis kelamin: perempuan, APGAR SCOR: 9, plasenta lahir spontan,
kesan lengkap, hecting pada luka episiotomy.
- 21.00 observasi kala IV.
1. Definisi
Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.
2. Proses persalinan
a. Kala I (kala pembukaan serviks): dimulai dari saat persalinan mulai sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase:
Fase laten berlangsung 8 jam sampai pembukaan 3 cm. his masih lemah
dengan frekuensi his jarang.
Fase aktif
- Fase akselerasi: lamanya 2 jam, dengan pembukaan 2-3 cm
- Fase dilatasi maksimal: lamanya 2 jam, dengan pembukaan 4-9
cm
- Fase deselerasi: lamanya 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm
sampai pembukaan lengkap. His tiap 3-4 menit, lamanya 45 detik.
b. Kala II (kala pegeluaran): dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primipara dan 1 jam pada
multipara. His terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan
efektif bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris
dengan dominasi di fundus uteri, amplitude 40-60 mmHg.
c. Kala III (kala uri): dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV (1 jam setelah plasenta lahir): dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2
jam pertama postpartum.
3. Penyebab
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain:
1) Penurunan kadar progesteron: Progesteron menimbulkan relaksasi otot-
otot rahim, sebaliknya Estrogen meninggikankerentanan otot rahim.Selama
kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron dan Estrogen di
da;lamdarah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga
timbul his.
2) Teori oxytocin :Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh
karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
3) Keregangan otot-otot: Seperti halnya dengan kandung kencing dan
lambung bila dindingnya teregang oleh karenaisinya bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4) Pengaruh janin: Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga memegang
peranan dalam persalinan, oleh karena itu pada kasus anencephalus persalinan sering
lebih lama dari biasa.
5) Teori Prostaglandin: Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstra
amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini
juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban
maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
b. Tenaga mengejan
Setelah pembukanan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga
yang mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh
kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan
sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi, Rupanya sewaktu kepala
sampai di dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan pasien
menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil kalau
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
Tanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga mengejan ini
juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
2) PASSAGE
Perubahan pada uterus dan jalan lahir pada persalinan.
a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan. Sejak
kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah
segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus dan segmen bawah
rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Segmen atas memegang peranan
yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim
memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan
karena diregang. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
o Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali
kekeadaan sebelum kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek
walaupun tonusnya tidak seperti sebelum kontraksi.
o Kotraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus
uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada
segmen bawah rahim
b. Perubahan bentuk rahim. Pengaruh perubahan bentuk ini adalah :
o Karena ukuran melintang berkurang, maka lengkungan tulang
punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutub atas
anak tertekan pada fundus, sedangkan bawah ditekan ke dalam
pintu atas panggul.
o Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang
diregang dan menarik pada segmen bawah dan serviks.
d. Ekstensi
Ekstensi terjadi setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di
dasar panggu. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya
ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke
atas.
e. Putaran paksi luar
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi
pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu
dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan
diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul
setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu
(diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadikum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar
yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan
menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan
lahir.