Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mencuci tangan sangatlah penting dilakukan terutama bagi setiap orang yang
berada di pelayanan kesehatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun atau
handrub untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena
tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (Kemenkes, 2014).
Mencuci tangan di pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya preventif
yang dapat mencegah terjadinya infeksi. Infeksi merupakan masalah penting di
seluruh dunia dan menjadi isu yang menarik untuk diteliti terutama tentang upaya
pencegahan infeksi tersebut. Sumber penularan dan cara penularan terutama melalui
tangan. Infeksi ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai
seluruh personil yang ada di pelayanan kesehatan, karena infeksi ini dapat menular
dari pasien ke petugas kesehatan, dari pasien ke pengunjung atau keluarga ataupun
dari petugas ke pasien (Rikayanti, 2014).
Menurut Kasmad tahun 2007 menyatakan bahwa di Negara-negara
berkembang termasuk Indonesia, kejadian infeksi jauh lebih tinggi. Menurut
penelitian yang dilakukan di dua kota besar Indonesia didapatkan angka kejadian
infeksi di fasilitas kesehatan sekitar 39%-60%.
Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian di Puskesmas Kasihan I dan
puskesmas Sewon I 20 Maret 2016, didapatkan bahwa 10 dari 10 pengunjung
mencuci tangan tidak sesuai dengan standar 6 langkah cuci tangan, 5 momen dan
durasi waktu. Ketika mencuci tangan mereka hanya mencuci telapak tangan dan
punggung tangan saja sehingga banyak bagian yang terlewatkan seperti sela-sela jari
dan kuku yang merupakan tempat bersarangnya kuman.
2

Dalam hal meningkatkan perilaku cuci tangan 5 moment tentunya mencakup


semua golongan yang bekerja di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo. Baik
pegawai fungsional, struktural, maupun pegawai lainnya. Hal ini yang menyebabkan
perlu dilakukan mini project mengenai gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan cuci tangan 5 moment di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo
untuk meningkatkan kepatuhan mencuci tangan guna mengurangi penyebaran
infeksi.

1.2 Pernyataan Masalah

Saat ini dunia sedang menghadapi permasalahan pandemi yang salah satu
penyebaranya dapat melalui tangan yaang terkontaminasi droplet kemudian
menyentuh wajah dan penyebarannya sangat cepat.
Berdasarkan hal tersebut di dituntut suatu peran aktif dari seluruh pegawai di
UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo untuk bekerjasama melakukan cuci tangan 5
moment.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan cuci tangan 5


moment di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo.
.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Mengetahui Faktor pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan cuci
tangan 5 moment di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo.
1.3.2.2 Mengetahui faktor fasilitas cuci tangan terhadap tingkat
kepatuhan cuci tangan 5 moment di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo.
1.3.2.3 Mengetahui faktor perilaku cuci tangan terhadap tingkat
kepatuhan cuci tangan 5 moment di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo.
3

1.3.2.4 Mengetahui faktor kebijakan mencuci tangan terhadap tingkat


kepatuhan cuci tangan 5 moment di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo.
1.3.2.5 Mengetahui faktor motivasi cuci tangan terhadap tingkat
kepatuhan cuci tangan 5 moment di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo.
1.4 Manfaat

Melalui pelaksanaan mini project dengan survei kuesioner gambaran faktor-


faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan cuci tangan 5 moment di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo diharapakan derajat kesehatan pegawai di UPT
Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo dapat lebih baik dan meningkat.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cuci Tangan

Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/tindakan


membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau Hand
rub dengan antiseptik (berbasis alkohol). Sedangkan menurut James (2008), mencuci
tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi. Tangan tenaga pemberi layanan kesehatan seperti perawat
merupakan sarana yang paling lazim dalam penularan infeksi nosokomial, untuk itu
salah satu tujuan primer cuci tangan adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial
(Pruss, 2005) serta mengurangi transmisi mikroorganisme (Suratun, 2008).

2.2 Tujuan Cuci Tangan

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukan cuci tangan yaitu untuk:


a. menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,
b. mencegah infeksi silang (cross infection),
c. menjaga kondisi steril,
d. melindungi diri dan pasien dari infeksi,
e. memberikan perasaan segar dan bersih.

2.3 Indikasi Cuci tangan

Indikasi cuci tangan atau lebih dikenal dengan five moments (lima waktu)
cuci tangan menurut WHO adalah:
a. Sebelum kontak dengan pasien.
b. Sebelum tindakan aseptik.
c. Setelah terkena cairan tubuh pasien.
d. Setelah kontak dengan pasien.
e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.
5

2.4 Cuci Tangan Dengan Hand Wash

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan sabun dan
air bersih yang mengalir. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa
adalah setiap wastafel dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai sesuai standar
rumah sakit (misalnya kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih,
tempat sampah injak tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung
plastik berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi, alat
pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sabun cair atau cairan pembersih
tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta dibawah wastafel
terdapat alas kaki dari bahan handuk. Oleh karena itu sarana serta prasarana juga
harus memadai untuk mendukung cuci tangan supaya dapat dilakukan dengan
maksimal.
Prosedur Hand-wash sebagai berikut:
a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau
jam tangan.
b. Membuka kran air dan membasahi tangan.
c. Menuangkan sabun cair ke telapak tangan secukupnya.
d. Melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak
tangan.
e. Kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.
f. Bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.
g. Membersihkan ujung-ujung jari dengan gerakan saling mengunci.
h. Membersihkan ibu jari secara bergantian.
i. Posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak
tangan secara bergantian.
j. Bilas tangan dengan air yang mengalir.
k. Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.
l. Menutup kran air menggunakan siku atau siku, bukan dengan jari karena jari yang
telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih. Lakukan semua prosedur diatas
selama 40 – 60 detik.
6

Gambar 2.1 Hand wash


Sumber: WHO Guidelines on Washing hands in Health Care (2009)

2.5 Cuci Tangan Dengan Hand Rub

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan cairan


berbasis alkohol, dilakukan sesuai lima waktu. Peralatan yang dibutuhkan untuk
mencuci tangan Hand-rub hanya cairan berbasis alkohol sebanyak 2 – 3 cc.
Prosedur cuci tangan Hand-rub sebagai berikut:
a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau
jam tangan.
b. Cairan berbasis alkohol ke telapak tangan 2 – 3 cc.
7

c. Melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak
tangan.
d. Kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.
e. Bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.
f. Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.
g. Membersihkan ibu jari secara bergantian.
h. Posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak
tangan secara bergantian. Lakukan semua prosedur diatas selama 20 – 30 detik.

Gambar 2.2 Hand Rub


Sumber: WHO Guidelines on Washing hands in Health Care (2009)
8

2.6 Prinsip Cuci Tangan

Prinsip cuci tangan menurut panduan akreditasi rumah sakit dan puskesmas,
adalah:
a. Dilakukan dengan menggosokan tangan menggunakan cairan antiseptik atau
dengan air mengalir dan sabun.
b. Handrub dilakukan selama 20 – 30 detik sedangkan handwash dilakukan 40 – 60
detik.
c. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash.
9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan

cros sectional. Kasus penelitian ini adalah gambaran faktor-faktor yang

mempengaruhi cuci tangan 5 moment yang didapatkan dari responden secara

langsung di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo..

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2020 di UPT

Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di UPT

Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini di ambil dengan menggunakan total sampling

yang berjumlah 85 orang, namun dikarenakan terkendala dari berbagai

faktor sehingga didapatkan 62 sampel yang di bulatkan menjadi 60 sampel.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel yang akan diambil dengan cara cross sectional yaitu cara

pengambilan sampel dalam satu waktu, dengan kriteria sampel sebagai berikut :
10

Kriteria inklusi:

 Pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo

 Bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi:

 Bukan pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo.

 Tidak bersedia menjadi responden.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Variabel bebas (independen)

Variabel bebas (Independen) adalah variabel yang dapat

mempengaruhi variabel terikat yang dalam penelitian ini adalah : faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan cuci tangan.

3.5.2 Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat (Dependen) adalah variabel yang terikat atau

variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam peneltian ini

adalah : tingkat kepatuhan cuci tangan.

3.6 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan

lembar kuesioner yang dalam pengisian peneliti akan memberi tanda checklist ()
11

atau melingkari pada pilihan yang cocok, kemudian data langsung dikumpulkan pada

hari itu juga.

3.7 Alur Penelitian

Alur penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini :

Populasi pegawai di UPT


Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo

Memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi

Subyek penelitian

Pengambilan data dengan


menggunakan kuesioner

Analisis data

Pembuatan laporan
12

BAB IV

HASIL

Survei pada kegiatan ini adalah pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo,
dalam hal ini didapatkan sebanyak 60 orang. Hasil survei tersebut dapat dilihat pada tabel-
tabel sebagai berikut:

3.1 Karakteristik

3.1.1 Usia

Tabel 3.1 Tabel usia pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)


20-29 17 28,33
30-39 18 30
40-49 16 26,67
50-59 5 8,33
60-69 1 1,67
X 3 5
Total 60 100

Dari tabel 3.1 usia pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo
dari 60 orang sebanyak 17 orang (28,33%) berusia 20-29 tahun, 18 orang
(30%) berusia 30-39 tahun, 16 orang (26,67%) berusia 40-49 tahun, 5 orang
(8,33%) berusia 50-59 tahun, 1 orang (1,67%) berusia 60-69 tahun, dan yang
tidak menyebutkan usianya sebanyak 3 orang (5%).

3.1.2 Pendidikan

Tabel 3.2 Pendidikan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo

Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)


SD 2 3,33
SMP 1 1,67
SMA/SMK 4 6,67
D III 18 30
D IV 9 15
13

S1 9 15
S2 2 3,33
X 15 25
Total 60 100

Dari tabel 3.2 pendidikan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap


Sukoharjo dari 60 orang dengan pendidikan SD sebanyak 2 orang (3,33%),
pendidikan SMP sebanyak 1 orang (1,67%), pendidikan SMA/SMK sebanyak
4 orang (6,67%), pendidikan D III sebanyak 18 orang (30%), pendidikan D
IV sebanyak 9 orang (15%), pendidikan S1 sebanyak 9 orang (15%),
pendidikan S2 sebanyak 2 orang (3,33%), dan yang tidak menyebutkan
sebanyak 15 orang (25%).

3.1.3 Jabatan

Tabel 3.3 Jabatan pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo

Jabatan Jumlah (orang) Persentase (%)


Kepala Puskesmas 1 1,67
Dokter Umum 2 3,33
Koordinator IGD 1 1,67
Staf 21 35
Bidan 10 16,67
Perawat 11 18,33
Analis Kesehatan 1 1,67
Cleaning Service 2 3,33
Dapur 1 1,67
Driver 1 1,67
X 9 15
Total 60 100

Dari tabel 3.3 jabatan pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap


Sukoharjo dari 60 orang dengan jabatan kepala puskesmas berjumlah 1 orang
(1,67%), dokter umum berjumlah 2 orang (3,33%), Koordinator IGD
berjumlah 1 orang (1,67%), staf berjumlah 21 orang (35%), bidan berjumlah
14

10 orang (16,67%), perawat berjumlah 11 orang (18,33%), analis kesehatan


berjumlah 1 orang (1,67%), cleaning service berjumlah 2 orang (3,33%),
pegawai dapur berjumlah 1 orang (1,67), driver berjumlah 1 orang (1,67%),
dan tidak menyebutkan profesinya berjumlah 9 orang (15%).

3.2 Pengetahuan

Tabel 3.4 Pengetahuan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap


Sukoharjo tentang cuci tangan

Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)


Baik 53 88,33
Cukup 7 11,67
Kurang 0 0
Total 60 100
Mendapat penyuluhan cuci tangan Total
Ya Tidak
58 (96,97%) 2 (3,33%) 60
100%

Dari tabel 3.4 pengetahuan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo
tentang cuci tangan dari 60 orang terdapat 53 orang (88,33%) dengan pengetahuan
baik atau dapat menjawab 8 – 10 pertanyaan dengan benar, 7 orang (11,67%)
dengan pengetahuan cukup atau dapat menjawab 5 - 7 pertanyaan dengan benar,
dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang atau dapat menjawab benar
kurang dari 5 pertanyaan. Dari 60 orang pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo terdapat 58 orang (96,67%) yang telah mendapat penyuluhan mengenai
cuci tangan, dan 2 orang (3,33%) lain nya belum mendapatkan penyuluhan cuci
tangan.

3.3 Fasilitas

Tabel 3.5 Ketersediaan fasilitas mencuci tangan di UPT Puskesmas


Rawat Inap Sukoharjo

Fasilitas Ketersediaan Total


Ya Tidak
Di UPT Puskesmas 60 (100%) 0 (0%) 60 (100%)
Di bagian bekerja 56 (93,33%) 4 (6,67%) 60 (100%)
15

Dari tabel 3.5 ketersediaan fasilitas mencuci tangan di UPT Puskesmas


Rawat Inap Sukoharjo dari 60 orang seluruhnya (100%) menjawab bahwa ada
fadilitas mencuci tangan. Sedangkan ketersediaan fasilitas mencuci tangan di
bagian bekerja dari 60 orang, terdapat 56 orang (93,33%) menjawab sudah ada
fasilitas mencuci tangan, dan 4 orang (6,67%) menjawab belum tersedianya fasilitas
mencuci tangan.

Tabel 3.6 Jenis fasilitas mencuci tangan di UPT Puskesmas Rawat


Inap Sukoharjo

Fasilitas Jumlah (orang) Persentase (%)


Wash tuffle 40 66,67
Ember & gayung 0 0
Kran & ember 6 10
Handrub 11 18,33
Tidak ada 3 5
Total 60 100

Dari tabel 3.6 jenis fasilitas mencuci tangan di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo dari 60 orang terdapat 40 orang (66,67%) yang menjawab wash tuffle,
tidak ada (0%) yang menjawab ember dan gayung, 6 orang (10%) yang menjawab
kran dan ember, 11 orang (18,33%) yang menjawab handrub, dan 3 orang (5%)
yang menjawab tidak ada.

3.4 Perilaku Cuci Tangan

Tabel 3.7 Perilaku cuci tangan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo

Perilaku Jumlah (orang) Persentase (%)


Baik 36 60
Cukup 23 38,33
Kurang 1 1,67
Total 60 100
16

Dari tabel 3.7 perilaku cuci tangan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo dari 60 orang terdapat 36 orang (60%) berperilaku mencuci tangan baik
atau melakukan 4 hal dari 4 pertanyaan, 23 orang (38,33%) berperilaku mencuci
tangan cukup atau melakukan 3 hal dari 4 pertanyaan, dan 1 orang (1,67%)
berperilaku mencuci tangan kurang atau melakukan kurang 3 hal dari 4 pertanyaan.

3.5 Kebijakan

Tabel 3.8 Kebijakan mencuci tangan di UPT Puskesmas Rawat Inap


Sukoharjo

Kebijakan Total
Mencuci tangan Ya Tidak
Di UPT Puskesmas 60 (100%) 0 (0%) 60 (100%)
SOP di UPT Puskesmas 60 (100%) 0 (0%) 60 (100%)
Di bagian bekerja 60 (100%) 0 (0%) 60 (100%)

Dari tabel 3.8 kebijakan mencuci tangan dari 60 orang seluruhnya (100%)
mengatakan ada kebijakan mencuci tangan baik di UPT Puskesmas Rawat Inap
sukoharjo, Standar Operasional Prosedur, maupun kebijakan mencuci tangan di
bagian bekerja.

3.6 Motivasi

Tabel 3.9 Motivasi mencuci tangan pegawai UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo

Motivasi Utama Jumlah (orang) Total (%)


Terhindar dari penyakit 33 55
Tangan selalu bersih 5 8,33
Bersih dan sehat 21 35
Kewajiban 1 1,67
60 100
Motivasi lain Jumlah (orang) Total (%)
Bersih dari kuman dan virus 5 8,33
Terhindar dari penyakit 7 11,66
17

Membiasakan PHBS di tempat kerja 1 1,67


Kewajiban 4 6,67
Harum dan wangi 1 1,67
Kebiasaan 1 1,67
Dimarahi kalau tidak dilakukan 1 1,67
Tidak ada 40 66,66
60 100

Dari tabel 3.9 motivasi mencuci tangan pegawai di UPT Puskesmas Rawat
Inap Sukoharjo terdapat 2 yaitu motivasi utama dan motivasi lain. Motivasi utama
dari 60 orang, terdapat 33 orang (55%) yang memiliki motivasi agar terhindar dari
penyakit, 5 0rang (8,33%) yang memiliki motivasi agar tangan selalu bersih, 21
orang (35%) yang memiliki motivasi agar bersih dan sehat, serta 1 orang (1,67%)
yang memiliki motivasi mencuci tangan karna kewajiban. Motivasi lain dari 60
orang terdapat 5 orang (8,33%) yang memiliki motivasi bersih dari kuman dan
virus, 7 orang (11,66%) yang memiliki motivasi agar terhindar dari penyakit, 1
orang (1,67%) yang memiliki motivasi membiasakan PHBS di tempat kerja, 4
orang (6,67%) yang memiliki motivasi sebagai kewajiban, 1 orang (1,67%) yang
memiliki motivasi agar tangan harum dan wangi, i orang (1,67%) yang memiliki
motivasi karna kebiasaan, 1 orang (1,67%) yang memiliki motivasi karna akan
dimarahi jika tidak mencuci tangan, dan 40 orang (66,66%) lainnya tidak memiliki
motivasi lain.
18

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei kuesioner yang telah dilakukan, didapatkan tingkat
pengetahuan mencuci tangan yang tidak merata, sarana cuci tangan yang tidak
setiap ruang kerja ada, belum seluruhnya berperilaku cuci tangan dengan baik,
sudah terdapat kebijakan cuci tangan di UPT Puskesmas maupun di tiap ruang
kerja, serta memiliki motivasi yang sangat variatif.

5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil dan daya guna yang optimal sehubungan dengan
peran serta anggota di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo untuk melakukan
pembinaan mencuci tangan 5 moment diperlukan upaya-upaya yang meliputi :
19

1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang cuci tangan, perlunya


penyuluhan mengenai cuci tangan di UPT Puskesmas Rawat Inap
Sukoharjo agar pengetahuan mengenai mencuci tangan 5 moment menjadi
merata.
2. Untuk meningkatkan sarana fasilitas cuci tangan, perlu adanya tata ruang
dan konstruksi bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan
cuci tangan 5 moment.
3. Untuk meningkatkan peritaku cuci tangan, bisa dilakukan dengan kegiatan
seperti perlombaan bidang kesehatan tentang mencuci tangan 5 moment
oleh pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo agar mencuci
tangan 5 moment selalu diterapkan.
4. Kebijakan mencuci tangan baik di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo
maupun di tempat bagian kerja sudah baik, sehingga perlu dipertahankan.
5. Seluruh pegawai di UPT Puskesmas Rawat Inap Sukoharjo sudah memiliki
motivasi mencuci tangan sangat bervariatif, sehingga perlu dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai