Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN MINI PROJECT

 Survei Subdit Diare Departemen Kesehatan, dari tahun 2000 sampai


dengan 2010 terdapat kecenderungan insiden diare meningkat. Pada tahun
2000, insiden rate sebesar 301/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi
411/1000 penduduk. prevalensi tertinggi anak dibawah 5 tahun (1-4 tahun)
yaitu sebesar 16,7% .

 Berdasarkan laporan program P2 Diare Puskesmas Kabupaten , jumlah


penderita diare pada tahun 2017 sebanyak 523 pasien dan hampir
setengahnya adalah penderita balita sebanyak 202 anak, jumlah ini sebesar
47.0% dari target sasaran.
 Menurut IDAI (2008), faktor ibu berperan sangat
penting dalam kejadian diare balita. salah satunya
adalah pengetahuan ibu mengenai diare meliputi
pengertian, penyebab, gejala klinis, pencegahan, dan
cara penatalaksanaan yang tepat, sehingga sikap dan
perilaku ibu terhadap penatalaksanaan diare benar.

 Puskesmas berperan sebagai unit pelayanan


kesehatan terdepan dalam upaya pengendalian
penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit
diare.
 Puskesmas diharapkan dapat melakukan pencegahan
penularan penyakit serta mengurangi angka kesakitan
dan kematian akibat diare baik dengan
penatalaksanaan aktif maupun dengan penyuluhan.

 Oleh sebab itu perlu dilakukan penyuluhan tentang


penatalaksanaan awal diare pada balita di wilayah
kerja puskesmas , yang diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan, dan sikap maupun
perilaku ibu menjadi lebih baik, dengan sebelumnya
mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu terhadap diare.
 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam
penatalaksanaan awal diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas ?

 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan
perilaku ibu dalam penatalaksanaan awal diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas sebelum dan sesudah penyuluhan.

 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu ibu tentang diare dan
penatalaksanaan awal diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas sebelum dan setelah penyuluhan.
2. Mengetahui sikap ibu tentang diare dan
penatalaksanaan awal diare pada balita di wilayah
kerja Puskesmas sebelum dan setelah penyuluhan.

3. Mengetahui perilaku ibu tentang diare dan


penatalaksanaan awal diare pada balita di wilayah
kerja Puskesmas sebelum dan setelah penyuluhan.

4. Mengetahui hubungan karakteristik usia dan


pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu
terhadap penatalaksanaan awal diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas .
 Manfaat Penelitian
 Bagi peneliti
Memberikan pengalaman belajar dan sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Internsip Dokter
Indonesia

 Bagi Masyarakat
 Sebagai sarana untuk mendapatkan informasi
 Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan
dan kesehatan anak, serta kesehatan lingkungan

 Bagi Instansi
 Sebagai data dan informasi dalam pelaksanaan program
pemberantasan diare
 Sebagai masukan untuk penetapan kebijakan dalam
pengembangan program peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan definisi dari WHO, DIARE adalah suatu kondisi
dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
 Berdasarkan lamanya diare:
◦ DIARE AKUT
◦ DIARE KRONIS/PERSISTEN
 Berdasarkan Diare Bermasalah dibagi menjadi 2 yaitu:
◦ Disentri
◦ Diare kronis/persisten
Epidemiologi Diare
Penyebab penyakit diare:
1. Infeksi (kuman-kuman penyakit)
2. Penurunan Daya Tahan Tubuh
3. Faktor Lingkungan dan Perilaku

 Tatalaksana Diare
1. Mencegah Terjadinya Dehidrasi
2.Mengobati Dehidrasi
3.Mempercepat kesembuhan
4.Memberi Makanan
5.Mengobati Masalah Lain
PENILAIAN A B C

BILA ERDAPAT 2 TANDA ATAU LEBIH

1.LIHAT:

Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau tidak

sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan

Rasa Haus Minum biasa, tidak haus Haus,ingin minum banyak kering,Malas minum/tidak

bisa minum

2.PERIKSA: Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat


lambat
Turgor Kulit

3.DERAJAT Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat

DEHIDRASI (dehidrasi tidak berat)

4.RENCANA Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C

PENGOBATAN
 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
terbentuk setelah seseorang melakukan
pengeinderaan terhadap suatu obyek tertentu.

 Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih


tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek.

 Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau


aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati dari
luar (Notoatmodjo, 2007).
 Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study
 Tempat dan Waktu Penelitian
◦ Tanggal : 5-9 Agustus 2018
◦ Waktu : 09.00-11.00 WIB
◦ Tempat : Posyandu di wilayah kerja puskesmas ,
Kabupaten .
 Populasi dan Sampel Penelitian
◦ Populasi Penelitian
semua ibu yang memiliki balita di wilayah puskesmas .
◦ Sampel Penelitian
Sampel diambil dengan teknik non-probability sampling, yaitu
consecutive sampling sebanyak 75 responden
 Kriteria Pemilihan Sampel
 Kriteria Inklusi

Ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare dan bersedia
mengisi kuesioner.
 Kriteria Eksklusi

Ibu yang memiliki balita yang pernah mengalami diare dan menolak
untuk mengisi keusioner atau tidak datang saat posyandu.
 Variabel
◦ variabel bebas adalah tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu.
◦ variabel terikat adalah penatalaksanaan awal diare pada balita.
 Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
◦ Kerangka Konsep
◦ Definisi Operasional
1. Pengetahuan merupakan hal-hal yang
diketahui oleh responden, diukur dengan
skala ordinal dan sistem skoring sebagai
berikut:

◦ Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total


nilai, yaitu memperoleh skor > 17.
◦ Cukup, bila jawaban responden benar antara 40-
75% dari total nilai, yaitu memperoleh skor 9-16.
◦ Kurang, bila jawaban responden benar < 40% dari
total nilai, yaitu memperoleh skor < 8.
Pratomo (1986)
◦ Definisi Operasional
2. Sikap merupakan respon tertutup dari
responden, diukur dengan skala ordinal dan
sistem skoring sebagai berikut:

◦ Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total


nilai, yaitu memperoleh skor > 9.
◦ Cukup, bila jawaban responden benar antara 40-
75% dari total nilai angket sikap, yaitu memperoleh
skor 6 – 8.
◦ Kurang, bila jawaban responden benar < 40% dari
total nilai, yaitu memperoleh nilai < 5.
Pratomo (1986)
◦ Definisi Operasional
3. Perilaku adalah hal-hal yang telah dilakukan
responden, diukur dengan skala ordinal dan
sistem skoring sebagai berikut:

◦ Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari


total nilai, yaitu memperoleh skor > 9.
◦ Cukup, bila jawaban responden benar antara 40-
75% dari total nilai, yaitu memperoleh skor 6 - 8.
◦ Kurang, bila jawaban responden benar < 40% dari
total nilai, yaitu memperoleh skor < 5.
Pratomo (1986)
 Instrumen Penelitian
1. Lembar penjelasan dan lembar persetujuan untuk mengikuti penelitian
2. Daftar pertanyaan (kuesioner)
3. Bolpoin
4. Alat penyuluhan yang terdiri dari :
Lembar Balik “Penatalaksanaan Awal Diare pada Balita”
Selebaran (leaflet) “Penatalaksanaan Awal Diare pada Balita”
Sediaan Oralit dan Zinc

 Metode Pengumpulan Data


1. Persiapan Pengumpulan Data
2. Prosedur Pengumpulan Data
3. Metode Pengolahan Data
4. Metode Analisis Data
5. Interpretasi Data
6. Pelaporan Hasil Penelitian
1. Profil Puskesmas
Lokasi Institusi Puskesmas merupakan tempat
diadakannya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang berada di desa
Menampu,Kecamatan Kabupaten Jawa Timur.
Secara umum Wilayah kerja Puskesmas
meliputi 3 Desa yakni Desa Lor, Desa Kidul
dan Desa Kulon.

 Kondisi Demografi Dan Geografi


◦ Luas wilayah : 28.832 km2
◦ Jumlah desa : 3 Desa
◦ Jumlah penduduk : 41.323 Orang
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Pusk Per-Jenis Kelamin
Tahun 2015 s/d 2017

45,000

40,000

35,000

30,000

25,000

20,000 Laki-Laki

15,000 Perempuan

Total
10,000

5,000

-
2015 2016 2017
Laki-Laki 19,954 20,128 20,406
Perempuan 20,964 21,195 21,108
Total 40,918 41,323 41,514
GOLONGAN JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH
UMUR LAKI –LAKI PEREMPUAN

0 -1 325 316 641

1- 4 1.586 1.539 3.125

5-9 1.689 1.631 3.320

10 - 14 1.691 1.663 3.354

15-19 1.481 1.454 2.935

20-24 1.523 1.563 3.086

25-29 1.602 1.752 3.354

30-34 1.722 1.731 3.453

35-39 1.775 1.839 3.614

40-44 1.287 1.410 2.697

45-49 1.289 1.409 2.698

50-54 1.026 1.041 2.067

55-59 1.024 1.027 2.051

60-64 1.018 975 2.003

>65 1.421 1.695 3.116

JUMLAH 20.469 21.045 41.514


Puskesmas
N0 Jenis Tenaga kawasan Pedesaan
non Rawat
Rawat Inap Inap
1 Dokter atau Dokter layanan primer 2
2 Dokter Gigi 1
3 Perawat 16
4 Bidan 21
5 Tenaga kesehatan masyarakat
6 Tenaga kesehatan lingkungan
7 Ahli tehnologi laboratorium medic
8 Tenaga Gizi
9 Tenaga kefarmasian 2
10 Tenaga Administrasi 12
11 Prakarya 1
JUMLAH 54
2. Distribusi responden penelitian

Tabel 4.2.1 Distribusi Responden berdasarkan usia ibu

Usia Jumlah Persentase


(Tahun) Responden (orang) (%)
<20 3 4
21-30 50 66.7
31-40 21 28
>40 1 1.3
Total 75 100.0
Tabel 4.2.2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan

Pendidika Jumlah Persentase


n Responden (orang) (%)
TIDAK
3 4
TAMAT SD
SD 11 14.7
SMP 26 34.7
SMA 29 38.7
PT 6 8
Total 75 100
 Hubungan karakteristik usia dengan pengetahuan ibu tentang
penatalaksanaan balita diare di rumah sebelum penyuluhan

Usia merupakan ciri kedewasaan fisik dan kematangan


kepribadian yang erat hubungannya dengan pengetahuan
dan pengambil keputusan (Mubarok, 2007).
Tabel 4.2.6 Pengetahuan ibu sebelum penyuluhan berdasarkan usia ibu

Usia (tahun) Pengetahuan


Kurang Cukup Baik
Freq % Freq % Freq %
<20 2 66.66 1 33.3 0 0
21-30 8 16 40 80 2 4
31-40 4 19.0 17 81 0 0
>40 0 0 1 1.3 0 0
 Hubungan karakteristik pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang
penatalaksanaan balita diare di rumah sebelum penyuluhan

Perbedaan tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat


pengetahuan seseorang setelah diberikan penyuluhan. Hal ini
sesuai dengan penelitian Lina (2012), pendidikan dapat
mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi
baru yang diterimanya.
Tabel 4.2.7 Pengetahuan ibu sebelum penyuluhan berdasarkan pendidikan

Usia (tahun) Pengetahuan


Kurang Cukup Baik
Freq % Freq % Freq %
Tidak Tamat SD 3 100 0 0 0 0
SD 4 36.4 7 63.6 0 0
SMP 4 15.4 22 84.6 0 0
SMA 1 3.4 26 89.7 2 6.9
PT 0 0 6 100 0 0
 Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang
Penatalaksanaan awal diare pada balita di rumah sebelum
dan setelah penyuluhan

Program promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan


dijadikan salah satu solusi agar ibu mendapatkan informasi yang
tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Herawani (2001) menyebutkan metode ceramah atau


penyuluhan disertai diskusi tanya jawab mendukung dalam
menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan
secara lisan kepada kelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan dengan baik.
Tabel 4.2.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu dalam Penatalaksanaan Awal Diare

No Tingkat Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan


Pengetahuan Jumlah Persentas Jumlah Persentas
Ibu (n) e (%) (n) e (%)
1 Kurang 14 18.6 5 6.7
2 Cukup 59 78.6 45 60
3 Baik 2 2.7 25 33.3
Jumlah 75 100 75 100

Tabel 4.2.4 Distribusi Tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian diare

Pengertian Diare Sebelum Sesudah


Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Benar 22 29.3 58 77.3
Kurang Tepat 53 70.6 17 22.6
Tidak Tahu 0 0 0 0
Tabel 4.2.8 Distribusi Sikap Ibu Terhadap Penatalaksanaan Awal Diare

Sikap Ibu Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan


No Jumlah (n) Persentase Jumlah (n) Persentase
(%) (%)
1 Kurang 2 2.7 0 0
2 Cukup 45 60 9 12
3 Baik 28 37.3 66 88
Jumlah 75 100 75 100

Tabel 4.2.9 Distribusi sikap ibu sebelum penyuluhan

Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Jumlah


Sikap Ibu
n % n % n % n %
Anak diare harus segera
75 100 0 0 0 0 75 100
ditangani
Penatalaksanaan awal diare
65 86.6 10 13.33 0 0 75 100
dapat dilakukan di rumah
Anak diare diberikan obat
75 100 0 0 0 0 75 100
antidiare
Anak diare harus dipuasakan 7 9.3 68 90.6 0 0 75 100
Oralit dapat dibuat sendiri
69 92 2 2,66 4 5.33 75 100
dirumah
Anak diare memerlukan
17 22.6 1 1.3 57 76 75 100
suplemen zink
Tabel 4.2.10 Distribusi sikap ibu sebelum penyuluhan

Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu Jumlah


Sikap Ibu
n % n % n % n %
Anak diare harus segera ditangani 75 100 0 0 0 0 75 100
Penatalaksanaan awal diare dapat
75 86.6 0 0 0 0 75 100
dilakukan di rumah
Anak diare diberikan obat
65 86.6 10 13.35 0 0 75 100
antidiare
Anak diare harus dipuasakan 0 0 75 100 0 0 75 100
Oralit dapat dibuat sendiri dirumah 73 97.3 2 2,66 0 0 75 100
Anak diare memerlukan suplemen
74 98.6 0 0 1 1.3 75 100
zink

Tabel 4.2.11 Distribusi Tingkat Perilaku Ibu dalam Penatalaksanaan Awal Diare

Tingkat Perilaku Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan


No Ibu Jumlah (n) Persentase Jumlah (n) Persentase
(%) (%)
1 Kurang 22 29.3 8 10.7
2 Cukup 49 65.3 44 58.7
3 Baik 4 5.3 23 30.7
Jumlah 75 100 75 100
Tabel 4.2.12 Penatalaksanaan awal diare oleh ibu dirumah sebelum dilakukan penyuluhan

Ya Tidak Jumlah
Perilaku Ibu
N % N % N %
Memberikan oralit 70 93,33 5 6,67 75 100
Memberikan suplemen zink 13 17,33 62 82,67 75 100
Memberikan obat tradisional 20 14,67 55 85,33 75 100
Langsung membawa anak ke petugas
68 90.6 7 9.3 75 100
kesehatan

Tabel 4.2.13 Macam-macam obat traditional yang diberikan

obat Traditional Jumlah


jamu kunir 7
daun jambu 7
jambu muda 1
Salak 3
Tabel 4.2.5 Sumber informasi ibu untuk
pengetahuan tentang diare

petugas kesehatan 74
media cetak 3
media elektronik 9 alodokter
orang tua 23
tetangga 1
baru tau -
dll -

Secara teori disebutkan bahwa semakin banyak seseorang


mendapatkan informasi maka pengetahuannya akan meningkat.
Akan tetapi bila sumber informasi tidak tepat, maka tidak
menjamin terbentuknya pengetahuan yang baik (Notoadmodjo,
2010). Sebaiknya ibu lebih pintar memilih sumber informasi
yang akurat. Untuk menyamaratakan pengetahuan, maka
penyuluhan merupakan salah satu metode yang efektif.
Ketidaktahuan ibu maupun keluarga melakukan
perawatan dan penatalaksanaan dini bagi balita sakit
diare menyebabkan perjalanan penyakit dari yang
ringan menjadi berat (Maryunani, 2010). Upaya
penyuluhan kesehatan yang dilakukan diharapkan
merubah perilaku ibu ke arah kesehatan yang lebih
baik.
 Distribusi usia sampel terbanyak adalah kelompok usia 21-30
tahun sebanyak 50 responden (66.7%), kemudian diikuti
kelompok usia 31-40 tahun yaitu 21 responden (28%) dan usia
termuda kurang dari 20 tahun sebanyak 3 responden (4%).

 Distribusi pendidikan sampel mayoritas adalah tamat SMA dan


SMP, masing-masing sebanyak 29 responden (38.7%) dan 26
responden (34.7%), yang paling sedikit tidak tamat SD sebanyak
4 responden (4%).

 Intervensi yang dilakukan adalah dengan mengadakan program


penyuluhan “penatalaksanaan awal diare pada balita di wilayah
kerja puskesmas ”.
 Hasil penelitian dari sebaran 75 responden didapatkan hasil sebagai
berikut:
 Tingkat Pengetahuan
◦ Sebelum dilakukan penyuluhan: Kategorik Kurang 14 reponden
(18.6%),Cukup 59 responden (78.6%),Baik 2 responden (2.7%).
◦ Setelah dilakukan penyuluhan: Kategorik Kurang 5 responden
(6.7%),Cukup 45 responden (60%),Baik 25 responden (33.3%).
 Sikap
◦ Sebelum dilakukan penyuluhan: Kategorik Kurang 2 responden
(2.7%),Cukup 45 responden (60%),Baik 28 responden (37.3%).
◦ Setelah dilakukan penyuluhan: Kategorik Kurang 0%, Cukup 9
responden (12%), Baik sebanyak 66 responden (88%).
 Perilaku
◦ Sebelum dilakukan penyuluhan: Kategorik Kurang 22 responden
(29,3%), Cukup 49 responden (65.3%), Baik 4 reponden (5.3%).
◦ Setelah dilakukan penyuluhan: harapan tingkat perilaku kategorik
kurang 8 responden (10.7%), Cukup 44 responden (58.7%), dan
Baik 23 responden (30.7%).
 Bagi Ibu yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas
dan Kader Posyandu
◦ Dapat menerapkan hal yang telah diberikan pada
penyuluhan dan menjadi contoh baik bagi keluarga maupun
lingkungan sekitar.
◦ Agar dapat menyebarkan informasi kepada warga lain
ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena
diare.
◦ Menimbulkan perilaku masyarakat yang mendukung
penggunaan oralit untuk mencegah dan menanggulangi
dehidrasi akibat diare.
◦ Agar mengikuti pola hidup yang sehat dan dapat mencegah
terjadinya diare dengan tepat.
 Kepada Petugas Kesehatan dan Puskesmas :
◦ Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan tentang
penatalaksanaan awal diare, contohnya dengan memberikan
penyuluhan secara berkala tentang penatalaksanaan awal
diare.

 Bagi Peneliti Selanjutnya


◦ Diharapkan agar lebih baik dalam menyusun parameter
penilaian terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku
responden serta mengkaji variabel-variabel lain yang
mungkin akan mempengaruhi tingkat perilaku responden
mengenai penatalaksanaan awal diare pada balita.
 Ardian Budi Kusuama. 2009. Keefektifan Penyuluhan kepada Ibu terhadap Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Kejadian Diare
Akut Anak Balita. https://eprints.uns. ac.id/7554/1/02507200909071.pdf. Diakses tanggal 9 Agustus 2018.
 Dahlan, M. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika. p 34 – 9.
 Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Panduan Sosialisasi
“Tatalaksana Diare Balita Untuk Petugas Kesehatan”, 2011.
 Herawati. 2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
 IDAI. (2008). Diare pada Anak. Available from: http://idai.go.id [Accessed 9 August 2018].
 Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare.
 Kementerian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta : Bakti
Husada. 2011
 Lina Malikhah, dkk. 2012. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pencegahan dan Penanggulangan Secara Dini
Kejadian Diare pada Balita. http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/783. Diakses tanggal 9 Agustus 2018.
 Maryunani. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
 Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
 Notoadmodjo, S.2005. Promosi Kesehatan dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
 Notoatmodjo, S.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
 Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
 Pratomo, H., 1986. Definisi Operasional dari Variabel. Dalam: Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian Bidang Kesehatan
Masyarakat dan Keluarga Berencana/ Kependudukan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R. I PMU
Pengembangan FKM di Indonesia, 24-6.
 Simadibrata K., Marcellus & Daldiyono. 2006. Diare Akut. Dalam : Sudoyo, Aru W., dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 408-14.

Anda mungkin juga menyukai