PROMKES
a. Pemberdayaan masyarakat
JUDUL LAPORAN MENILAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi penyebab utama kematian di
dunia sejak milenium ketiga. Proposi kematian karena PTM di dunia terus
meningkat dari 47% tahun 1990, menjadi 56% tahun 2000 WHO (dalam
Boutayeb & Boutayeb, 2005). Pada tahun 2008 terjadi peningkatan, dari 57
juta kematian, 36 juta atau 63% disebabkan oleh PTM, terutama jantung,
diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis. Kematian karena penyakit
tidak menular sebanyak 29 juta (80%) terjadi di negara berpenghasilan rendah
dan menengah (WHO, 2011a). Proyeksi WHO, kematian penyakit tidak
menular akan meningkat sebesar 15% secara global antara tahun 2010 sampai
dengan 2020 (untuk 44 juta kematian). Peningkatan terbesar akan terjadi
wilayah Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur, akan meningkat lebih
dari 20%. Sebaliknya di wilayah Eropa, WHO memperkirakan tidak akan ada
kenaikan.
Proporsi PTM menjadi penyebab kematian di Indonesia mengalami
peningkatan cukup tinggi, dari 41,7% tahun 1995, menjadi 49,9% tahun 2001,
dan 59,5% tahun 2007 (WHO, 2011b, Kemenkes, 2012). Pada tahun 2011
terjadi peningkatan 64% (WHO, 2011c), dan tahun 2012 kematian sebanyak
1.551.000 jiwa, diperkirakan mencapai 71% disebabkan oleh PTM, terdiri atas
penyakit kardiovaskuler/jantung 37%, kanker 13%, penyakit paru kronis 5%,
diabetes 6%, dan penyakit tidak menular lainnya 10% (WHO, 2014). Di
Indonesia kematian disebabkan PTM, probabilitas kematian dini 23% (WHO,
2015). Prevalensi PTM di Provinsi Kalimantan Selatan cenderung meningkat
dari tahun 2007 s.d. 2013 berdasarkan hasil Riskesdas 2013 antara lain:
hipertensi (HT), diabetes melitus (DM), stroke, dan penyakit kardiovaskuler.
PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas, masih tingginya prevalensi PTM seperti
hipertensi (HT), diabetes melitus (DM), stroke, dan penyakit kardiovaskuler.
PERENCANAAN & Penemuan dini faktor risiko dilakukan dengan Pemeriksaan Kesehatan secara
PEMILIHAN berkala setiap 1 bulan sekali atau minimal setahun sekali pada Posbindu PTM
INTERVENSI (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular). Posbindu PTM
pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau kelurahan diharapkan
minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk menjangkau seluruh Penduduk usia
15 tahun keatas di wilayah tersebut.
PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan pada tanggal 5 september 2022 di Polindes Antasan Senor
Ilir, pukul 11.00 WITA. Konsep penyelenggaraan Posbindu PTM ini
menerapkan sistem 5 meja yakni Meja 1 adalah registrasi, Meja 2 adalah
wawancara, Meja 3 adalah pengukuran fisik, Meja 4 adalah Pemeriksaan Darah
(GDS, Kolesterol,Asam Urat), Meja 5 adalah identifikasi faktor risiko,
konseling, & tindak lanjut oleh dokter PIDI.
b. Advokasi
JUDUL LAPORAN Pembinaan Keluarga Sehat Melalui Pendekatan PIS/PK (edukasi di poli)
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan merupakan masalah multidimensi yang memiliki
banyak faktor penentu (determinan) dan sebagian besar faktor
penentunya berada di luar sektor kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya.1 Pemerintah pusat mencanangkan Program
Indonesia Sehat yang merupakan program utama yang ingin dicapai
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
dalam pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Secara garis besar, advokasi adalah upaya atau proses yang terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait. yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kesadaran
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehatnya. Advokasi
kesehatan dilakukan di poli umum/lansia, setelah pasien diberikan resep
obat hipertensi. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi
dan motivasi dalam hal hipertensi, bahaya hipertensi yang tidak
tertangani dengan baik, komplikasi hipertensi, dan pentingnya berobat
rutin serta penanggulangan jika terjadi komplikasi. Peserta yang hadir
adalah pasien sendiri, yang didampingi keluarga nya, dan dokter
internsip yang didampingi oleh perawat puskesmas Martapura Timur.
Dilakukan pemberian informasi berupa ceramah. Dilakukan juga
negosiasi dengan keluarga mengenai rencana program pengobatan
hipertensi, seperti jadwal berobat. Pasien dan keluarga juga diberi
kesempatan untuk tanya jawab aktif dan pemilihan kebijakan mengenai
pengobatan pasien, agar pengobatan pasien dapat berjalan lancar
JUDUL LAPORAN Pembinaan Keluarga Sehat Melalui Pendekatan PIS/PK (edukasi di poli)
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan merupakan masalah multidimensi yang memiliki
banyak faktor penentu (determinan) dan sebagian besar faktor
penentunya berada di luar sektor kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya.1 Pemerintah pusat mencanangkan Program
Indonesia Sehat yang merupakan program utama yang ingin dicapai
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
dalam pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Secara garis besar, advokasi adalah upaya atau proses yang terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait. yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kesadaran
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehatnya. Advokasi
kesehatan dilakukan di poli infeksi/TB, setelah pasien diberikan resep
obat TB. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan
motivasi dalam hal pengobatan TB, bahaya penyakit TB yang tidak
tertangani dengan baik, komplikasi, dan pentingnya berobat rutin serta
penanggulangan jika terjadi komplikasi. Peserta yang hadir adalah
pasien sendiri, yang didampingi keluarga nya, dan dokter internsip yang
didampingi oleh perawat puskesmas Martapura Timur. Dilakukan
pemberian informasi verbal berupa ceramah. Dilakukan juga negosiasi
dengan keluarga mengenai rencana program pengobatan TB, seperti
jadwal berobat. Pasien dan keluarga juga diberi kesempatan untuk tanya
jawab aktif dan pemilihan kebijakan mengenai pengobatan pasien, agar
pengobatan pasien dapat berjalan lancar
JUDUL LAPORAN Pembinaan Keluarga Sehat Melalui Pendekatan PIS/PK (edukasi di poli)
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan merupakan masalah multidimensi yang memiliki
banyak faktor penentu (determinan) dan sebagian besar faktor
penentunya berada di luar sektor kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya.1 Pemerintah pusat mencanangkan Program
Indonesia Sehat yang merupakan program utama yang ingin dicapai
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
dalam pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ( PIS PK)
merupakan salah satu program puskesmas yang menggunakan
pendekatan keluarga untuk meningkatkan jangkauan sasaran. Kegiatan
ini melibatkan lintas program dan lintas sektor. Pendekatan keluarga
adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dengan program ini, puskesmas tidak hanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung
dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. PIS-PK juga
menekankan esensi fungsi puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif.
Kunjungan rumah melakukan wawancara mengenai 12 indikator PIS-
PK, meliputi:
1. keluarga mengikuti Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan;
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan;
6. penderita Tuberculosis (TB) paru berobat sesuai standar;
7. Penderita hipertensi berobat teratur;
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan;
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok;
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih;
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat;
12. Sekeluarga menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Secara garis besar, advokasi adalah upaya atau proses yang terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kesadaran
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehatnya. Advokasi
kesehatan dilakukan di poli KIA, dokter internsip dan bidan puskesmas
Martapura timur menanyakan apakah di rumah ada yang merokok atau
tidak. Kemudian memberikan informasi seputar bahaya asap rokok
terhadap ibu hamil. Peserta yang hadir adalah pasien sendiri, yang
didampingi keluarga nya. Pasien dan keluarga juga diberi kesempatan
untuk tanya jawab jika belum memahami penjelasan tersebut.
c. Kemitraan (UKS)
JUDUL LAPORAN Pemeriksaan Kesehatan Berkala di SMPN 1 Martapura Timur
LATAR BELAKANG Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha yang dijalankan di
sekolahsekolah, dengan sasaran utama anak-anak sekolah dan
lingkungannya. Secara geris besar program UKS dapat dikelompokkan
dalam 3 bidang atau disebut TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan,
usaha pemeliharaan kesehatan sekolah, dan menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaannya
diutamakan di sekolah-sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena SD
merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap
berbagai penyakit dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya
di sekolah lanjutan.
d. Penyuluhan
● Gizi (1)
PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di kelas ibu hamil desa mekar pada
tanggal 17 September 2022 dipukul 11.00 WITA. Pemberian informasi
menggunkan metode ceramah oleh dokter internsip, menggunakan buku
KIA. Sasaran kepada ibu hamil yang datang ke kelas ibu hamil.
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran akan kebutuhan gizi pada ibu hamil. Peserta sebanyak 6 ibu
hamil yang datang pada kelas ibu hamil hari ini. setelah diberi
penjelasan, ibu hamil dipersilahkan bertanya seputar materi yang telah
disampaikan.
● Kesling (1)
● P2P (1)
● TB (1)
● Jiwa (1)
JUDUL LAPORAN Edukasi Sleep Hygiene Pada Pasien Insomnia (23 des 2022)
LATAR BELAKANG Insomnia merupakan gejala kelainan tidur yang berupa kesulitan
berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur, meskipun ada
kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan
fungsional saat bangun seperti kecemasan, kegelisahan, depresi, atau
ketakutan. Insiden insomnia dilaporkan terjadi 30-50% setiap tahun.
Kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, sulit untuk tidur
kembali, dan bangun dini hari serta merasa tidak segar saat bangun pagi
adalah gejala yang dialami oleh penderita insomnia. Kondisi tersebut
dialami 28 juta orang Indonesia. Data tersebut berdasarkan riset
internasional yang dilakukan US Census Bureau, International Data
Base tahun 2004, ketika penduduk Indonesia tahun 2004 berjumlah
238,452 juta, ada sebanyak 28.053 juta orang Indonesia yang terkena
insomnia atau sekitar 11,7%.
Terapi nonfarmakologis yang paling efektif adalah terapi perilaku,
yaitu sleep hygiene. Sleep hygiene merupakan identifikasi dan
modifikasi perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi tidur.Dengan
menerapkan sleep hygiene yang baik, kualitas tidur dapat ditingkatkan
dan dapat memperbaiki permasalahan mental pasien
PELAKSANAAN Edukasi dilakukan di Poli Jiwa Puskesmas Martapura Timur. Edukasi
dilakukan kepada pasien insomnia yang mengalami sulit tidur. Metode
penyuluhan yang dipilih adalah metode konseling.
Edukasi disampaikan oleh dokter internship. Materi yang disampaikan
meliputi :
• Pengertian insomnia
• Faktor yang mempengaruhi insomnia
• Pengertian sleep hygiene
• Cara menerapkan sleep hygiene
Setelah penyampaian edukasi, keluarga pasien diberi kesempatan
bertanya untuk mengkatkan pemahaman tentang insomnia dan sleep
hygiene.
● KIA (1)
JUDUL LAPORAN Penyuluhan di Kelas ibu hamil (Penyeluhan Tentang Bahaya Anemia
Pada Ibu Hamil)
LATAR BELAKANG Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-
ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir (Depkes, 2009). Dan pada setiap materi
kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi ibu hamil. Tingginya angka kematian ibu (AKI)
menempatkan Indonesia pada urutan teratas di Asean. Departemen
Kesehatan menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia tahun 2012
mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian
ibu yaitu 28% karena perdarahan, eklamsia 24%, komplikasi puerperium
8%, abortus 5%, partus eklamsia 24%, trauma obstetrik 3%, lain-lain
11%. (Mengatasi Keluhan Hamil, 2008). Word Health Organization
(WHO) tahun 2004 memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita
hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta mengancam jiwanya (DEPKES RI,2004).
Pada dasarnya pelaksanaan kelas ibu hamil merupakan bentuk intervensi
yang dilakukan petugas kesehatan dengan buku KIA yang menjadi
referensi utamanya, kelas ibu hamil dilaksanakan dengan menggunakan
prinsip pendekatan belajar orang dewasa (BOD), metode yang
digunakan pendekatan belajar orang dewasa adalah ceramah, tanya
jawab, demonstrasi dan praktik, curah pendapat, penugasan, stimulasi
diharapkan mampu mengoptimalisasi peningkatan pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil mengenai kehamilan dan perawatan bayi baru
lahir (Dinkes, 2009 :12). Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang
lain harus sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga
kesehatan.
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh. Menurut WHO (2008), secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %.
Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %,
Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %.
Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %.
Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011
yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90
tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan
menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih
tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
PELAKSANAAN Pelaksanaan kelas ibu hamil pada tanggal 15 September 2022 pada
pukul 11.00 WITA bertempat di posyandu & posbindu Al-Fatah ds.
Dalam Pagar. Peserta sebanyak 4 orang ibu hamil yang berkunjung
dikelas ibu hamil. Materi dibawakan dengan menggunakan metode
ceramah dan menjelaskan buku kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan
untuk gizi ibu hamil antara lain: Kebutuhan gisi selama kehamilan dan
Suplementasi Zat besi dan asam folat. Penyuluhan berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Namun tingkat pengetahuan peserta masih kurang
mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan. Hampir
sebagian besar peserta yang hadir kurang mengetahui materi penyuluhan
yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan, peserta cukup
antusias untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan. Kegiatan kelas ibu
hamil ini rutin di adakan tiap bulan.
● KB (1)
2. KESEHATAN LINGKUNGAN
JUDUL LAPORAN Pemeriksaan jentik-jentik pada penampungan air warga desa
Antasan Senor Ilir (6 Januari 2023)
LATAR BELAKANG Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup nyamuk.
Keberadaan jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian deman
berdarah dengue (DBD). DBD merupakan penyakit pada daerah tropis
dan subtropis yang disebabkan oleh virus dengue (DEN-1, 2, 3, dan 4)
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Upaya
yang paling efektif untuk pencegahan DBD adalah melakukan
pemutusan mata rantai penularan yaitu pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dengan kegiatan yang sering disebut 3M plus (DEPKES, 2008).
Bentuk kegiatan 3M plus, yaitu: menguras dan menyikat tempat
penampungan air (TPA) (M1), menutup rapat TPA (M2),
memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air
(M3), selain itu ditambah (plus) dengan cara lain, seperti memakai obat
anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk. Selain 3M+, diperlukan
juga pemantauan jentik-jentik nyamuk pada tempat-tempat yang dapat
menampung air. Yang bertujuan untuk memutus siklus hidup nyamuk
DBD maupun jenis nyamuk lain yang menjadi vektor penyakit pada
manusia.
PELAKSANAAN Tempat pelaksanaan : Desa Antasan Senor Ilir, waktu pelaksanaan:
pukul 10.00– selesai.
Target sasaran: tempat-tempat penampungan air, WC, dan semua tempat
yang dapat menampung air, dirumah warga di desa Antasan Senor Ilir.
Pemeriksaan dilakukan dengan memantau tempat-tempat yang dapat
menampung air, dengan menggunakan sumber cahaya berupa senter,
pemeriksaan dilakukan untuk menemukan apakah terdapat jentik-jentik
pada tempat yang dituju. Setelah dilakukan pemeriksaan pada tempat-
tempat rawan nyamuk, pemeriksaan menyeluruh juga dilakukan,
pemeriksaan juga meliputi pemeriksaan kondisi ventilasi dan
pencahayaan yang berpengaruh pada lingkungan atau tempat yang
disukai nyamuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, jika didapatkan (+)
jentik nyamuk pada salah satu rumah warga. Pemilik rumah kemudian di
edukasi untuk menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat yang
terdapat jentik nyamuk, pemilik rumah juga diedukasi untuk
memperbaiki sumber ventilasi dan sumber cahaya rumah tersebut, agar
tidak menjadi tempat yang disukai nyamuk untuk bersarang.
JUDUL LAPORAN Pemeriksaan kualitas air di Desa Tambak Anyar (4 Jan 2023)
LATAR BELAKANG Air merupakan komponen alam yang penting bagi kehidupan manusia.
Namun demikian, air dapat menjadi berbahaya apabila tidak tersedia
dalam kondisi yang benar, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Kebutuhan air bersih selama ini di peroleh dari berbagai sumber yaitu
air tanah, air sungai, air hujan dan air pegunungan. Air yang layak
konsumsi harus memenuhi persyaratan secara kimiawi dan fisik.
Persyaratan kimiawi air minum tidak boleh mengandung senyawa kimia
beracun dan setiap zat yang terlarut dalam air memiliki batas tertentu
yang di perbolehkan.Sedangkan yang harus di penuhi secara fisik antara
lain air minum tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh,
selain itu air minum juga tidak boleh mengandung bakteri patogen
seperti bakteri Echerichia coli. Escherichia coli adalah jenis bakteri
Coliform tinja yang biasanya ditemukan di usus manusia. Escherichia
coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran
hewan dan manusia sehingga dapat menyenyebabkan penyakit gangguan
buang air besar yang disebut diare. Adanya Escherichia coli pada air
menandakan bahwa air tersebut tidak layak dikonsumsi. Untuk
mengetahui apakah air di suatu tempat memenuhi persyaratan atau tidak
untuk dikonsumsi maka perlu di adakan suatu pemeriksaan kualitas air
secara berkala.
PELAKSANAAN Tempat pelaksanaan: Desa Tambak Anyar
waktu pelaksanaan: pukul 11.00 – selesai.
Target sasaran: sumber air yang digunakan warga di desa Tambak
Anyar.
Pendataan jumlah dan sarana air bersih
Pemeriksaan/inspeksi sarana air bersih
Pengambilan sampel air
Pencatatan dan pelaporan oleh bagian kesehatan lingkungan
JUDUL inspeksi tempat pengelolaan makanan (PTM), tempat-tempat umum (TTU) dan
LAPORAN industri (4 januari 2023)
LATAR Tempat pengelolaan makanan (TPM) merupakan tempat yang digunakan untuk
BELAKANG mengolah makanan dan dimanfaatkan oleh masayarakat umum. Yang termasuk
TPM antara lain rumah makan, warung nasi, toko penjual makanan, dan
lokasi jajanan makanan. Pengertian tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat
yang diadakan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya, untuk
melakukan kegiatan yang sementara maupun terus menerus. Yang termasuk
TTU antara lain meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ibadah,
perkantoran, dan pasar. Permasalahan Tingginya penyakit di TTU dan TP2M.
Perencanaan dan pemilihan intervensi Sebagai pedoman teknis pelaksanaan
inspeksi sanitasi tempat-tempat umum (TTU) dan tempat pembuatan dan
penjualan makanan minuman (TP2M).
Mengetahui kondisi sebenarnya mengenai kualitas sanitasi dan
meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit di TTU dan TP2M di wilayah
kerja Puskesmas
PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan: Desa Tambak Anyar
Target sasaran: sumber air yang digunakan warga di desa Tambak Anyar. Pada
kesempatan kegiatan ini kami mendatangi home industry (kerupuk gandum),
kami mewawancarai pemilik tersebut dan bertanya menggunakan air apa untuk
digunakan sehari-hari untuk mencuci, mandi, DLL dan bertanya sumber airnya
darimana.
3. KESEHATAN KELUARGA
a. ANC K1-K3
JUDUL ANC K1 (16 September 2022)
IDENTITAS PASIEN Nama Ibu: Ny. SH
Nama Suami: Tn. H
Tanggal lahir: 07-06-1994
Alamat: Melayu Ilir RT 3
Pekerjaan Ibu: IRT
Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Suami: Swasta
LATAR BELAKANG Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan
ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat
akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC
baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Ketidakpatuhan
dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan sehingga akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat.Pada tahun
2018, laporan Angka Kematian Ibu (AKI) oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 108 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka ini lebih tinggi daripada laporan AKI tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih berada pada
peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat dan di bawah
Provinsi Kalimantan Tengah. Secara umum ANC bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas.Sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
GAMBARAN KELUHAN UTAMA: Pasien ingin kontrol kehamilan
PELAKSANAAN Pasien datang untuk periksa kehamilan. Ini merupakan kehamilan
pertama. Saat ini pasien hanya mengeluhkan rasa mual, demam (-),
sesak (-), batuk (-), bengkak (-), perdarahan (-), flek (-).
Riwayat obstetri:
- HPHT : 15/7/2022
- TP: 21/9/2023
Usia kehamilan: 9 minggu
Gerakan janin: belum ada
ANC: 1 kali di puskesmas
Imunisasi TT: 2 kali
Riwayat obstetri:
1. 2022 : kehamilan saat ini
Riwayat ginekologi: (-)
Riwayat KB: (-)
Riwayat penyakit dahulu: (-)
Riwayat penyakit keluarga : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital
TD: 100/71
Nadi: 78 x/menit
Napas: 20 x/menit
Suhu: afebris
3. Pemeriksaan lain
TB: 154 cm
BB: 34,6 kg
LILA: 21 cm.
4. Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
Leopold : belum dapat dievaluasi
Auskultasi: DJJ (-)
5. Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas
Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb: 12,4
HIV: NR
Sifilis: NR
HbsAg: NR
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 9 minggu
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Vitamin B6 (piridoksin) 1x1 tab (10)
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
Pemeriksaan lain
TB: 158 cm
BB: 64,8 kg
LILA: 25 cm.
Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
TFU: 20 cm
Leopold I: teraba lunak, bulat, tidak melenting. Kesan: bokong.
Leopold II: teraba bagian rata memanjang pada perut kiri dan teraba
bagian kecil janin pada perut kanan ibu. Kesan: punggung kiri
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting. Kesan: presentasi kepala
Leopold IV: bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: (+)
Auskultasi: DJJ (+) 145 x/menit
Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
Ekstremitas : Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
Pemeriksaan laboratorium
Protein : negatif
Sifilis: NR
HbsAg: NR
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 26 minggu
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: ada
Auskultasi: DJJ (+)150 x/menit
5. Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas : Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 10,4 g/dl
GDS : 78 mg/ dl
Sipilis : Non Reaktif
ASSESMENT
G2P1A0 hamil 31-32 minggu
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Paracetamol 3 x 500 mg (sebanyak 10 tablet, selama 3 hari)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD: 100/65
Nadi: 81 x/menit
Napas: 20 x/menit
Suhu: afebris
3. Pemeriksaan lain
TB: 156 cm
BB: 47,2 kg
LILA: 22 cm.
4. Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
TFU: 23 cm
Leopold I: teraba lunak, bulat, tidak melenting. Kesan: bokong.
Leopold II: teraba bagian rata memanjang pada perut kiri pasien
dan teraba bagian kecil janin pada perut kanan ibu. Kesan:
punggung kiri.
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting. Kesan: presentasi kepala
Leopold IV: bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
(5/5).
Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: ada
Auskultasi: DJJ (+)150 x/menit
5. Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas
Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb: 12,6 g/dl
GDS : 99 mg/dl
Protein : negatif
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 29 minggu
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
b. KB Suntik
JUDUL LAPORAN PEMBERIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN (14 November
2022)
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Tidak hanya pemerintah saja melainkan
masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk
yang semakin besar untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
yang semakin meningkat. Strategi program KB yang digunakan dalam
mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu
kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Alat kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA/Depot Medroxyprogesterone
Asetate) atau Depot Provera diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis
150 mg. Disuntikan secara intramuscular di daerah bokong dan
dianjurkan untuk diberikan tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari setelah
suntikan terakhir. Sangat efektif, aman dan dapat dipakai dalam usia
reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, kira-kira 4 bulan, tidak
menekan produksi ASI sehingga cocok untuk masa laktasi. Mekanisme
kerja mencegah ovulasi, lender serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat
endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi
ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transport ovum oleh
tuba fallopi. Efektivitas antara 99% dan 100% dalam mencegah
kehamilan.
Keuntungan alat kontrasepsi suntik 3 bulan: 1). Sangat efektif, efek
pencegahan kehamilan jangka panjang, bertahan 8-12 minggu; 2).
Hubungan suami-istri tidak berpengaruh, 3). Tidak mengandung
estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung,
dan gangguan pembeukan ASI; 4). Dapat digunakan oleh perempuan
berusia diatas 35 tahun sampai perimenopause; 5). Mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik; 6). Menurunkan kejadian penyakit
jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul;
7). Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell); 8). Efektifitas
tidak berkurang karena diare, muntah atau penggunaan antibiotic.
Kerugian perdarahan tidak teratur atau amenore, keterlambatan kembali
subur hingga satu tahun, depresi, BB meningkat, galaktore, setelah
diberika tidak dapat ditarik kembali, dapat berkaitan dengan
osteoporosis, menimbulkan kekeringan vagina, sakit kepala, jerawat,
nevositas pada pemakaian jangka panjang, efek suntikan pada kanker
payudara. Waktu mulai penggunaan setiap saat selama siklus haid, asal
ibu tersebut yakin tidak hamil, mulai hari pertama sampai ketujuh siklus
haid. Apabila ibu tersebut tidak hamil, dapat diberikan setiap saat. 7
hari setelah suntikan tidak boleh bersenggama
c. KB implan
JUDUL LAPORAN PELAKSANAAN PEMASANGAN KB IMPLANT
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Tidak hanya pemerintah melainkan
masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk
yang semakin besar untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
yang semakin meningkat. Strategi program KB yang digunakan dalam
mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu
kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Kontrasepsi hormonal susuk (Norplant atau Implant) diperkenalkan di
Indonesia sejak tahun 1982 yang dapat diterima masyarakat sehingga
Indonesia merupakan negara terbesar pemakai Norplant. KB ini
merupakan alat kontrasepsi jangka panjang dipakai di lengan atas bagian
dalam. Berbentuk silastik (lentur). Alat ini berukuran sebesar korek api
biasanya dipakai pada lengan kiri yang ditanam diantara kulit dan
daging sehingga akan teraba dan menonjol. Kontrasepsi implant
termasuk kontrasepsi yang menggunakan hormon yang disebut dengan
AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit). Pemasangan Norplant (susuk
KB) sederhana dan dapat diajarkan.
Saat ini ada dua jenis kontrasepsi susuk (implant), yaitu :
3. KB Implan Norplan
Kontrasepsi ini terdiri dari 6 batang kapsul kecil yang fleksibel dibuat
dari bahan silastik berisi levonogestrel (LNG) yaitu suatu progestin
sintetik dengan Panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Metode ini
memiliki masa kerja sampai 5 tahun.
4. KB Implan Implanon
Kontrasepsi ini hanya terdiri dari satu batang putih lentur dengan
panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm yang telah dipersiapkan
dalam suatu jarum terpasang pada inserter khusus berbentuk semprit
dipossable dalam kemasan steril kantong aluminium. Implanon berisi
progestin 3-keto-desogestrel (3-keto-DSG). Pemasangan implanon
merupakan penyuntikan subkutan biasa yang bisa dilakukan tanpa
anestesi local. Metode ini bisa efektif sampai 3 tahun.
d. Pasang IUD
JUDUL LAPORAN KONSELING KB JENIS IUD
PELAKSANAAN konseling dilakukan di ruang KIA Puskesmas Martapura Timur.
Konseling disampaikan kepada ibu hamil di trimester III. Metode
penyuluhan yang dipilih adalah metode konseling.
Edukasi disampaikan oleh dokter intern sip didampingi oleh bidan,
konseling disampaikan meliputi
● pengertian AKDR
● Kekurangan dan kelebihan AKDR
JUDUL LAPORAN Konseling IMD dan ASI eksklusif (23 Nov 22)
LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi
semua kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI
yang pertama keluar, kolostrum, atau yang sering disebut ‘cairan emas’
karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi yang
tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah
lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi
dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu
sendiri. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef
yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan (6 x 30 hari). Hanya ASI satu-
satunya makanan dan minuman yang diperlukan oleh seorang bayi
dalam enam bulan pertama. Tidak ada makanan atau minuman lain,
termasuk air putih, yang diperlukan selama periode ini. ASI yang
diproduksi ibu mempunyai komposisi yang sempurna untuk bayinya.
Salah satu strategi utama perbaikan gizi balita adalah perbaikan pola
asuh dan pemberian makan bayi dan anak yang menekankan pemberian
asi eksklusif.
PELAKSANAAN kegiatan dilakukan di kelas ibu hamil desa Pekauman ulu. Edukasi
diberikan pada ibu hamil trimester III.
Dilakukan edukasi terkait IMD dan ASI Eksklusif yang meliputi:
f. KB Pil
JUDUL LAPORAN Pemberina Pil KB Kombinasi ( 14 November 2022)
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian dan pengharapan yang serius. Tidak hanya
pemerintah saja melainkan masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam
pengendalian penduduk yang semakin besar untuk laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia yang semakin meningkat. Strategi program KB
yang digunakan dalam mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan
untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri
kesuburan yaitu kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Pil KB adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau
mencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral atau
kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang
banyak digunakan karena relative mudah didapat, digunakan, serta
murah. Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormone,
yakni estrogen dan progesterone, ada juga yang hanya berisi satu
hormone. Kedua hormone ini mencegah terjadinya ovulasi. Jenis-jenis
Pil KB
1. Pil Kb atau kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormone yang dikeluarkan ovarium tiap siklus.
Berdasarkan urutan hormone, estrogen hanya diberikan 14-16 hari
pertama diikuti kombinasi progesterone dan estrogen selama 5-7 hari.
Terdiri dari 14-15 pil KB berisi derivate estrogen dan 7 pil berikutnya
kombinasi estrogen dan progestin. Efektifitas lebih rendah dan sering
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB mengandung estrogen dan progesterone diminum sehari sekali,
terdiri dari estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcg.
Progestin dalam pil oral kombinasi terdiri dari noretindron, desogestrel,
etindiol diasetat, dan gestoden. Terdiri dari 21-22 pil KB, setiap pil
berisi derivate progesterone dan estrogen dosis kecil, mulai diminum
pada hari pertama perdarahan haid selanjutnya setiap hari 1 pil selama
21-22 hari. Setalah 2-3 hari sesudah pil KB atau kontrasepsi oral terakhir
diminum, timbul perdarahan yang merupakan perdarahan putus obat. Pil
oral kombinasi mempunyai 2 kemasan
-Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap
siklus) tidak mengandung hormone wanita, gantinya zat besi atau inert
untuk membiasakan wanita minum pil setiap hari
- Kemasan 21 hari. Seluruh pil mengandung hormone. Interval 7 hari
tanpa pil akan menyelasikan satu kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) mungkin akan mengalami haid selama 7 hari, tetapi
pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah
menyelasaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak.
3. Pil KB mini
Kadang disebut pil masa menyusui, hanya mengandung progesterone
diminum satu
hari sekali besi derivate progestin 0,5 mg atau kurang terdiri dari 21-22
pil karena dosis
kecil pil diminum setiap hari selama siklus haid atau bahkan saat haid.
4. Once a Month Pill
Mengandung estrogen long acting diberikan untuk wanita yang memiliki
Biological Hal Life panjang. Jenis yang tersedia :
- Mifepristone (antiprogesterpn digunakan dalam uji klinis)
- Ormeloxifene (modulator estrogen, digunakan 1-2 kali perminggu
hanya ada di India
5. Pil KB atau kontrasepsi oral pasca senggama (Morning After Pill)
Mengandung estrogen dosis tinggi, hanya diberikan pada keadaan
darurat pada kasus pemerkosaan atau kondom bocor. Diminum 2 kali
sehari dalam waktu kurang dari 72 jam pasca senggama, selama 5 hari
berturut-turut
PELAKSANAAN Gambaran Pelaksanaan
1. Melakukan konseling tentang pil KB
2. Melakukan informed conscent
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (TTV, pengukuran BB,
pemeriksaan payudara)
4. Melakukan pelepasan KB implant
5. Memberikan pil KB I Kombinasi dari BKKBN berisi levonogestrel
0,150 mg dan ethinyl estradiol 0,030 mg berupa 21 tablet aktif dan 7
tablet plasebo
6. Memberitahu pasien untuk melakukan kontrol ulang
7. Pengisian kartu peserta KB
Identitas pasien Ny. S/ P2A0/ 33th
TD = 100/70 mmHg
4. PELAYANAN GIZI
a. Monitoring Bayi/anak (5)
JUDUL LAPORAN PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG
BALITA DI DESA KERAMAT BARU
LATAR BELAKANG Masyrakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya
pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan
potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila
sistem pelayanan kesehatan yang berba. Posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masysis
masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien,
dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan,
salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006).
Kasus stunting di Indonesia cukup memerihatinkan. Oleh karena itu
perlu upaya perbaikan meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk
mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi
gizi sensitif). Salah satu program Intervensi yang ditujukan dengan
sasaran ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan adalah, mendorong
penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI, menyediakan obat cacing, menyediakan
suplementasi zink, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan,
memberikan perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi
lengkap, melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah
memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 24 september 2022 di Posyandu Sinar
Baru Desa Keramat Baru pukul 11.00 WITA.
Dilakukan pengukuran BB dan TB. Kemudian dilakukan perhitungan
status gizi anak menurut kurva WHO. Di dapatkan hasil sebagai berikut:
• BB : 10,1 kg
• TB : 78 cm
• TB/U : ZS -2 sd 0 ( TB Normal)
• BB/U : ZS -2 sd 0 (BB Normal)
• BB/TB : ZS -1 sd 0 (Giz baik)
Orang tua pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemantau
tumbuh kembang anak.
c. Suplementasi gizi
JUDUL LAPORAN Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Pada Rematri SMP 1
Martapura Timur
LATAR BELAKANG Masalah gizi pada remaja yang sering terjadi akibat pola makan adalah
anemia defisiensi besi. Remaja yang mengalami masalah gizi 40%
diantaranya mengalami anemia gizi besi. Pada remaja putri risiko
anemia lebih tinggi, karena banyaknya zat besi yang hilang selama
periode menstruasi. Kebutuhan zat besi pada remaja putri yang
memasuki masa pubertas juga meningkat karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan yang pesat terutama pada pematangan organ reproduksi.
World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 merekomendasikan
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja penting dilakukan
sebagai penyiapan remaja putri untuk menjadi Wanita Usia Subur
(WUS).
Program TTD diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di sekolah
dengan 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun. Pemberian TTD pada
rematri di sekolah dilakukan dengan menentukan hari minum TTD
bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan setiap sekolah. Saat libur
sekolah TTD diberikan sebelum libur. TTD tidak diberikan pada rematri
yang menderita penyakit thalasemia, hemosiderosis, atau atas indikasi
dokter lainnya.
PELAKSANAAN Kegiatan di laksanakan pada tanggal 24 September 2022. Kegiatan
dimulai pada jam 10.00 WITA. Dilakukan pengukuran BB dan TB.
Kemudian TTD diberikan kepada 74 rematri yang berusia 12-18 tahun.
Peserta selanjutnya diberikan edukasi tentang anemia dan pentingnya
TTD dalam pencegahan anemia pada remaja putri, dan cara
mengkonsumsi TTD
Identitas sasaran adalah siswi remaja putri di SMP 1 Martapura Timur terdiri 74
bayi/anak/kelompok siswi remaja putri dari kelas 7-9 SMP
sasaran
Identitas penerima Pemberian imunisasi DT oleh siswa/i kelas 1, 2 dan 5 SD tambak anyar.
vaktor
PELAKSANAAN Pemberian imunisasi DT pada tanggal 28 November 2022 di SD
Tambak Anyar. Penerima imunisasi sebanyak 20 murid dari kelas 1, 2
dan 5. Sebelum memulai kami mendata dan mencocokkan nama siswa/i.
Setelah itu kami memberi penyuluhan tentang imunisasi DT ini ke
siswa/i dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh siswa/i, dengan
harapan apa yang kami sampaikan bisa di sampaikan dengan jelas ke
orang tua murid. Setelah memberi penyuluhan kami mulai memberikan
imunisasi ke siswa/i.