Anda di halaman 1dari 66

1.

PROMKES
a. Pemberdayaan masyarakat
JUDUL LAPORAN MENILAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi penyebab utama kematian di
dunia sejak milenium ketiga. Proposi kematian karena PTM di dunia terus
meningkat dari 47% tahun 1990, menjadi 56% tahun 2000 WHO (dalam
Boutayeb & Boutayeb, 2005). Pada tahun 2008 terjadi peningkatan, dari 57
juta kematian, 36 juta atau 63% disebabkan oleh PTM, terutama jantung,
diabetes, kanker dan penyakit pernapasan kronis. Kematian karena penyakit
tidak menular sebanyak 29 juta (80%) terjadi di negara berpenghasilan rendah
dan menengah (WHO, 2011a). Proyeksi WHO, kematian penyakit tidak
menular akan meningkat sebesar 15% secara global antara tahun 2010 sampai
dengan 2020 (untuk 44 juta kematian). Peningkatan terbesar akan terjadi
wilayah Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur, akan meningkat lebih
dari 20%. Sebaliknya di wilayah Eropa, WHO memperkirakan tidak akan ada
kenaikan.
Proporsi PTM menjadi penyebab kematian di Indonesia mengalami
peningkatan cukup tinggi, dari 41,7% tahun 1995, menjadi 49,9% tahun 2001,
dan 59,5% tahun 2007 (WHO, 2011b, Kemenkes, 2012). Pada tahun 2011
terjadi peningkatan 64% (WHO, 2011c), dan tahun 2012 kematian sebanyak
1.551.000 jiwa, diperkirakan mencapai 71% disebabkan oleh PTM, terdiri atas
penyakit kardiovaskuler/jantung 37%, kanker 13%, penyakit paru kronis 5%,
diabetes 6%, dan penyakit tidak menular lainnya 10% (WHO, 2014). Di
Indonesia kematian disebabkan PTM, probabilitas kematian dini 23% (WHO,
2015). Prevalensi PTM di Provinsi Kalimantan Selatan cenderung meningkat
dari tahun 2007 s.d. 2013 berdasarkan hasil Riskesdas 2013 antara lain:
hipertensi (HT), diabetes melitus (DM), stroke, dan penyakit kardiovaskuler.

PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas, masih tingginya prevalensi PTM seperti
hipertensi (HT), diabetes melitus (DM), stroke, dan penyakit kardiovaskuler.

PERENCANAAN & Penemuan dini faktor risiko dilakukan dengan Pemeriksaan Kesehatan secara
PEMILIHAN berkala setiap 1 bulan sekali atau minimal setahun sekali pada Posbindu PTM
INTERVENSI (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular). Posbindu PTM
pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau kelurahan diharapkan
minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk menjangkau seluruh Penduduk usia
15 tahun keatas di wilayah tersebut.

PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan pada tanggal 5 september 2022 di Polindes Antasan Senor
Ilir, pukul 11.00 WITA. Konsep penyelenggaraan Posbindu PTM ini
menerapkan sistem 5 meja yakni Meja 1 adalah registrasi, Meja 2 adalah
wawancara, Meja 3 adalah pengukuran fisik, Meja 4 adalah Pemeriksaan Darah
(GDS, Kolesterol,Asam Urat), Meja 5 adalah identifikasi faktor risiko,
konseling, & tindak lanjut oleh dokter PIDI.

MONITORING & Monitoring : Pelaksanaan sudah baik


EVALUASI
Evaluasi : Pengetahuan masyarakat tentang PTM meningkat
JUDUL LAPORAN MENILAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi penyebab utama kematian
di dunia sejak milenium ketiga. Proposi kematian karena PTM di dunia
terus meningkat dari 47% tahun 1990, menjadi 56% tahun 2000 WHO
(dalam Boutayeb & Boutayeb, 2005). Pada tahun 2008 terjadi
peningkatan, dari 57 juta kematian, 36 juta atau 63% disebabkan oleh
PTM, terutama jantung, diabetes, kanker dan penyakit pernapasan
kronis. Kematian karena penyakit tidak menular sebanyak 29 juta (80%)
terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2011a).
Proyeksi WHO, kematian penyakit tidak menular akan meningkat
sebesar 15% secara global antara tahun 2010 sampai dengan 2020
(untuk 44 juta kematian). Peningkatan terbesar akan terjadi wilayah
Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur, akan meningkat lebih
dari 20%. Sebaliknya di wilayah Eropa, WHO memperkirakan tidak
akan ada kenaikan.
Proporsi PTM menjadi penyebab kematian di Indonesia mengalami
peningkatan cukup tinggi, dari 41,7% tahun 1995, menjadi 49,9% tahun
2001, dan 59,5% tahun 2007 (WHO, 2011b, Kemenkes, 2012). Pada
tahun 2011 terjadi peningkatan 64% (WHO, 2011c), dan tahun 2012
kematian sebanyak 1.551.000 jiwa, diperkirakan mencapai 71%
disebabkan oleh PTM, terdiri atas penyakit kardiovaskuler/jantung 37%,
kanker 13%, penyakit paru kronis 5%, diabetes 6%, dan penyakit tidak
menular lainnya 10% (WHO, 2014). Di Indonesia kematian disebabkan
PTM, probabilitas kematian dini 23% (WHO, 2015). Prevalensi PTM di
Provinsi Kalimantan Selatan cenderung meningkat dari tahun 2007 s.d.
2013 berdasarkan hasil Riskesdas 2013 antara lain: hipertensi (HT),
diabetes melitus (DM), stroke, dan penyakit kardiovaskuler.
PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas, masih tingginya prevalensi PTM
seperti hipertensi (HT), diabetes melitus (DM), stroke, dan penyakit
kardiovaskuler.
PERENCANAAN & Penemuan dini faktor risiko dilakukan dengan Pemeriksaan Kesehatan
PEMILIHAN secara berkala setiap 1 bulan sekali atau minimal setahun sekali pada
INTERVENSI Posbindu PTM (Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular).
Posbindu PTM pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau
kelurahan diharapkan minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk
menjangkau seluruh Penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut.
PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan pada tanggal 19 Januari 2023 di Polindes Desa
Mekar pukul 11.00 WITA. Konsep penyelenggaraan Posbindu PTM ini
menerapkan sistem 5 meja yakni Meja 1 adalah registrasi, Meja 2 adalah
wawancara, Meja 3 adalah pengukuran fisik, Meja 4 adalah Pemeriksaan
Darah (GDS, Kolesterol,Asam Urat), Meja 5 adalah identifikasi faktor
risiko, konseling, & tindak lanjut oleh dokter PIDI.
MONITORING & Monitoring : Pelaksanaan sudah baik
EVALUASI
Evaluasi : Pengetahuan masyarakat tentang PTM meningkat

b. Advokasi
JUDUL LAPORAN Pembinaan Keluarga Sehat Melalui Pendekatan PIS/PK (edukasi di poli)
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan merupakan masalah multidimensi yang memiliki
banyak faktor penentu (determinan) dan sebagian besar faktor
penentunya berada di luar sektor kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya.1 Pemerintah pusat mencanangkan Program
Indonesia Sehat yang merupakan program utama yang ingin dicapai
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
dalam pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ( PIS PK)


merupakan salah satu program puskesmas yang menggunakan
pendekatan keluarga untuk meningkatkan jangkauan sasaran. Kegiatan
ini melibatkan lintas program dan lintas sektor. Pendekatan keluarga
adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dengan program ini, puskesmas tidak hanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung
dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. PIS-PK juga
menekankan esensi fungsi puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif.
Kunjungan rumah melakukan wawancara mengenai 12 indikator PIS-
PK, meliputi:
1. keluarga mengikuti Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan;
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan;
6. penderita Tuberculosis (TB) paru berobat sesuai standar;
7. Penderita hipertensi berobat teratur;
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan;
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok;
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih;
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat;
12. Sekeluarga menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Di luar 12 indikator tersebut, daerah diperkenankan menambah indikator


sesuai kebutuhan masing-masing. Informasi yang didapat pada
kunjungan rumah dicatat dalam Profil kesehatan Keluarga (Prokesga).
Bila ditemukan masalah kesehatan dalam keluarga, maka petugas
sekaligus memberikan intervensi langsung sesuai temuan masalah,
melakukan promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif,
serta menindaklanjuti pelayanan dalam gedung. Kunjungan rumah
dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan
informasi dari Prokesga (family folder). Hal ini tidak berarti mematikan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada, tetapi justru
untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih
kurang efektif

PELAKSANAAN Indikator PIS/PK = Penderita hipertensi berobat teratur

Secara garis besar, advokasi adalah upaya atau proses yang terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait. yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kesadaran
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehatnya. Advokasi
kesehatan dilakukan di poli umum/lansia, setelah pasien diberikan resep
obat hipertensi. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi
dan motivasi dalam hal hipertensi, bahaya hipertensi yang tidak
tertangani dengan baik, komplikasi hipertensi, dan pentingnya berobat
rutin serta penanggulangan jika terjadi komplikasi. Peserta yang hadir
adalah pasien sendiri, yang didampingi keluarga nya, dan dokter
internsip yang didampingi oleh perawat puskesmas Martapura Timur.
Dilakukan pemberian informasi berupa ceramah. Dilakukan juga
negosiasi dengan keluarga mengenai rencana program pengobatan
hipertensi, seperti jadwal berobat. Pasien dan keluarga juga diberi
kesempatan untuk tanya jawab aktif dan pemilihan kebijakan mengenai
pengobatan pasien, agar pengobatan pasien dapat berjalan lancar

JUDUL LAPORAN Pembinaan Keluarga Sehat Melalui Pendekatan PIS/PK (edukasi di poli)
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan merupakan masalah multidimensi yang memiliki
banyak faktor penentu (determinan) dan sebagian besar faktor
penentunya berada di luar sektor kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya.1 Pemerintah pusat mencanangkan Program
Indonesia Sehat yang merupakan program utama yang ingin dicapai
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
dalam pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ( PIS PK)


merupakan salah satu program puskesmas yang menggunakan
pendekatan keluarga untuk meningkatkan jangkauan sasaran. Kegiatan
ini melibatkan lintas program dan lintas sektor. Pendekatan keluarga
adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dengan program ini, puskesmas tidak hanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung
dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. PIS-PK juga
menekankan esensi fungsi puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif.
Kunjungan rumah melakukan wawancara mengenai 12 indikator PIS-
PK, meliputi:
1. keluarga mengikuti Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan;
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan;
6. penderita Tuberculosis (TB) paru berobat sesuai standar;
7. Penderita hipertensi berobat teratur;
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan;
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok;
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih;
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat;
12. Sekeluarga menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Di luar 12 indikator tersebut, daerah diperkenankan menambah indikator


sesuai kebutuhan masing-masing. Informasi yang didapat pada
kunjungan rumah dicatat dalam Profil kesehatan Keluarga (Prokesga).
Bila ditemukan masalah kesehatan dalam keluarga, maka petugas
sekaligus memberikan intervensi langsung sesuai temuan masalah,
melakukan promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif,
serta menindaklanjuti pelayanan dalam gedung. Kunjungan rumah
dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan
informasi dari Prokesga (family folder). Hal ini tidak berarti mematikan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada, tetapi justru
untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih
kurang efektif

PELAKSANAAN Indikator PIS/PK = Penderita Tuberculosis (TB) paru berobat sesuai


standar

Secara garis besar, advokasi adalah upaya atau proses yang terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait. yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kesadaran
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehatnya. Advokasi
kesehatan dilakukan di poli infeksi/TB, setelah pasien diberikan resep
obat TB. Intervensi yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan
motivasi dalam hal pengobatan TB, bahaya penyakit TB yang tidak
tertangani dengan baik, komplikasi, dan pentingnya berobat rutin serta
penanggulangan jika terjadi komplikasi. Peserta yang hadir adalah
pasien sendiri, yang didampingi keluarga nya, dan dokter internsip yang
didampingi oleh perawat puskesmas Martapura Timur. Dilakukan
pemberian informasi verbal berupa ceramah. Dilakukan juga negosiasi
dengan keluarga mengenai rencana program pengobatan TB, seperti
jadwal berobat. Pasien dan keluarga juga diberi kesempatan untuk tanya
jawab aktif dan pemilihan kebijakan mengenai pengobatan pasien, agar
pengobatan pasien dapat berjalan lancar

JUDUL LAPORAN Pembinaan Keluarga Sehat Melalui Pendekatan PIS/PK (edukasi di poli)
LATAR BELAKANG Masalah kesehatan merupakan masalah multidimensi yang memiliki
banyak faktor penentu (determinan) dan sebagian besar faktor
penentunya berada di luar sektor kesehatan. Oleh karena itu, perlu
diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya.1 Pemerintah pusat mencanangkan Program
Indonesia Sehat yang merupakan program utama yang ingin dicapai
melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-
2019. Sasarannya adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
dalam pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ( PIS PK)
merupakan salah satu program puskesmas yang menggunakan
pendekatan keluarga untuk meningkatkan jangkauan sasaran. Kegiatan
ini melibatkan lintas program dan lintas sektor. Pendekatan keluarga
adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dengan program ini, puskesmas tidak hanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung
dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. PIS-PK juga
menekankan esensi fungsi puskesmas dalam upaya promotif dan
preventif.
Kunjungan rumah melakukan wawancara mengenai 12 indikator PIS-
PK, meliputi:
1. keluarga mengikuti Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu bersalin di fasilitas kesehatan;
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan;
5. Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan;
6. penderita Tuberculosis (TB) paru berobat sesuai standar;
7. Penderita hipertensi berobat teratur;
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan;
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok;
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih;
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat;
12. Sekeluarga menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Di luar 12 indikator tersebut, daerah diperkenankan menambah indikator


sesuai kebutuhan masing-masing. Informasi yang didapat pada
kunjungan rumah dicatat dalam Profil kesehatan Keluarga (Prokesga).
Bila ditemukan masalah kesehatan dalam keluarga, maka petugas
sekaligus memberikan intervensi langsung sesuai temuan masalah,
melakukan promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif,
serta menindaklanjuti pelayanan dalam gedung. Kunjungan rumah
dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan
informasi dari Prokesga (family folder). Hal ini tidak berarti mematikan
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang ada, tetapi justru
untuk memperkuat UKBM-UKBM yang selama ini dirasakan masih
kurang efektif
PELAKSANAAN Indikator PIS/PK = Tidak ada anggota keluarga yang merokok

Secara garis besar, advokasi adalah upaya atau proses yang terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan kesadaran
masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup sehatnya. Advokasi
kesehatan dilakukan di poli KIA, dokter internsip dan bidan puskesmas
Martapura timur menanyakan apakah di rumah ada yang merokok atau
tidak. Kemudian memberikan informasi seputar bahaya asap rokok
terhadap ibu hamil. Peserta yang hadir adalah pasien sendiri, yang
didampingi keluarga nya. Pasien dan keluarga juga diberi kesempatan
untuk tanya jawab jika belum memahami penjelasan tersebut.

c. Kemitraan (UKS)
JUDUL LAPORAN Pemeriksaan Kesehatan Berkala di SMPN 1 Martapura Timur
LATAR BELAKANG Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha yang dijalankan di
sekolahsekolah, dengan sasaran utama anak-anak sekolah dan
lingkungannya. Secara geris besar program UKS dapat dikelompokkan
dalam 3 bidang atau disebut TRIAS UKS yaitu pendidikan kesehatan,
usaha pemeliharaan kesehatan sekolah, dan menciptakan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat. Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai sekolah lanjutan, sekarang pelaksanaannya
diutamakan di sekolah-sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena SD
merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap
berbagai penyakit dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan selanjutnya
di sekolah lanjutan.

Pemeriksaan Berkala dari Program UKS merupakan suatu kegiatan


pemeriksaan kesehatan di sekolah untuk deteksi dini masalah kesehatan
yang dapat mengganggu proses belajar dan tumbuh kembang anak
sehingga dapat ditindaklanjuti segera. Pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan meliputi Pemeriksaan kebersihan perorangan, Pemeriksaan
status gizi meliputi pemeriksaan Berat Badan (BB),Tinggi Badan (TB),
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, Pemeriksaan kesehatan &
ketajaman indera penglihatan dan pendengaran, Pemeriksaan kebugaran
jasmani , Pendeteksiaan riwayat kesehatan keluarga, Pendeteksiaan
riwayat kesehatan diri, Gaya hidup, Pemeriksaan kesehatan mental
emosional serta Modalitas belajar & dominasi otak melalui kuesioner

PELAKSANAAN Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 24 September 2022 di SMPN 1


Martapura Timur. Pemeriksaan dilakukan oleh 1 dokter internship dan 5
petugas puskesmas. Dilakukan pemeriksaan kesehatan yang meliputi :
• Pemeriksaan fisik termasuk kebersihan diri anak sekolah
• Pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menentukan status gizi
anak
• Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
• Pemeriksaan indera pendengaran dan penglihatan
Dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan. Untuk anak yang mempunyai
masalah/gangguan kesehatan baik umum maupun gigi pada saat
pemeriksaan, petugas akan menyarankan kepada anak untuk
pemeriksaan lanjutan ke puskesmas. Guru juga diedukasi untuk
membawa siswa ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terjadi gangguan/
masalah kesehatan pada siswa di sekolah

d. Penyuluhan
● Gizi (1)

JUDUL LAPORAN Penyeluhan Tentang Gizi Ibu Hamil


LATAR BELAKANG Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
untuk ibu hamil. Status gizi juga dapat diartikan sebagai status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
nutrient. Gizi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan
penyakit. Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin
yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan
meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal.
Ibu hamil memerlukan tambahan semua zat gizi. Zat gizi yang sering
menjadi kekurangan pada ibu hamil adalah energi protein dan beberapa
mineral seperti zat besi dan kalsium. 
Faktor utama terjadinya Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu
hamil yaitu sejak sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan
energi, karena kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak
dalam keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan
besarnya organ kandungan, persiapan ibu untuk menyusui, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu, sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat mengakibatkan janin tumbuh
tidak sempurna. 
Ibu yang sejak awal mengalami KEK (kurang energi kronik) akan lebih
beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu
berat badan bayi <2500 gr. Status gizi ibu hamil akan berpengaruh
terhadap ibu maupun janin. LILA menunjukkan status nutrisi ibu hamil.
LILA < 23,5 cm menunjukkan status nutrisi ibu hamil kurang dan harus
mendapatkan penanganan agar tidak terjadi komplikasi pada janin. Gizi
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada
ibu, seperti anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah
secara normal serta terkena penyakit infeksi. Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan) dan
lahir dengan Berat Bayi Lahir Rendah

PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan dilakukan di kelas ibu hamil desa mekar pada
tanggal 17 September 2022 dipukul 11.00 WITA. Pemberian informasi
menggunkan metode ceramah oleh dokter internsip, menggunakan buku
KIA. Sasaran kepada ibu hamil yang datang ke kelas ibu hamil.
Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran akan kebutuhan gizi pada ibu hamil. Peserta sebanyak 6 ibu
hamil yang datang pada kelas ibu hamil hari ini. setelah diberi
penjelasan, ibu hamil dipersilahkan bertanya seputar materi yang telah
disampaikan.

● Kesling (1)

JUDUL LAPORAN PENYULUHAN GERAKAN 3M PLUS (21 Desember 2022)


LATAR BELAKANG Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus Dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albocpictus. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang
menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal tersebut
ditunjukkan oleh data Kementrian Kesehatan RI (2018) yang
menjelaskan bahwa jumlah kasus DBD di Indonesia pada tahun 2017
yaitu sebesar 68.407 kasus dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di 3
provinsi antara lain Jawa Barat dengan total kasus sebesar 10.016 kasus,
Jawa Timur sebesar 7.838 kasus, dan Jawa Tengah 7.400 kasus.
Pemerintah menyatakan bahwa penyakit DBD merupakan salah satu
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau KLB. Hal tersebut tertera
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501/Menkes/Per/X/2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya.
Pengendalian jentik nyamuk yang paling efektif dan efisien adalah
dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus dan
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. 3M Plus adalah program yang berisi
kegiatan berupa : menguras tempat penampungan air, menutup rapat
tempat penampungan air, mengubur dan menyingkirkan barang bekas,
dan pengelolaan lingkungan yang berlanjut seperti meningkatkan
kesadaran akan kebersihan lingkungan dan sebagainya. Semakin tinggi
kesadaran masyarakat untuk melakukan 3M Plus dan kesadaran
mengelola lingkungan, kasus DBD akan menurun sendirinya.

PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan pada tanggal 21 Desember 2022 di balai desa


Keramat Baru. Peserta dihadiri oleh aparat desa keramat baru. Metode
penyuluhan yang dipilih adalah metode konseling, dengan media leaflet.
Edukasi disampaikan oleh dokter internship didampingi oleh petugas
Kesling Puskesmas Martapura Timur. Materi yang disampaikan meliputi
• Pengertian 3M Plus
• Pentingnya menerapkan 3M Plus
• Cara menerapkan 3M Plus
 
Setelah penyampaian, peserta diberi kesempatan bertanya untuk
mengkatkan pemahaman tentang 3M Plus.

● P2P (1)

JUDUL LAPORAN PENYULUHAN PENGENALAN IMS PADA CATIN DI KUA


MARTAPURA TIMUR (17 Januari 2023)
LATAR BELAKANG Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual baik secara vaginal, anal dan oral. IMS disebabkan
oleh lebih dari 30 Bakteri, virus, parasit, jamur, yang berbeda dimana
dapat disebarkan melalui kontak seksual dan kebanyakan infeksi ini
bersifat asimtomatik atau tidak menunjukkan gejalanya sama sekali.
IMS dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan penyembuhannya
yaitu yang dapat disembuhkan seperti sifilis, gonore, klamidia, dan
trikomoniasis dan yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
diringankan melalui pengobatan seperti: hepatitis B, herpes, Human
immunodeficiency Virus/HIV dan Human Papiloma Virus/HPV.
Prevalensi IMS di negara berkembang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan di negara maju. Pada perempuan hamil di dunia, angka kejadian
gonore 10–15 kali lebih tinggi, infeksi klamidia 2–3 kali lebih tinggi,
dan sifilis 10–100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka
kejadiannya pada perempuan hamil di negara industri. Pada usia remaja
(15–24 tahun) merupakan 25% dari semua populasi yang aktif secara
seksual, memberikan kontribusi hampir 50% dari semua kasus PMS
baru yang didapat. Pencegahan IMS Melalui Tranmisi Seksual (PMTS)
yang meliputi intervensi perubahan perilaku dan intervensi klinis.
Intervensi perubahan perilaku bertujuan untuk meningkatkan pemakaian
kondom pada setiap hubungan, mengadakan komunikasi perubahan
perilaku pada kelompok risiko, penguatan dan koordinasi pemangku
kepentingan, sedangkan intervensi klinis bertujuan untuk menurunkan
angka IMS melalui kegiatan skrining dan pengobatan IMS.
PELAKSANAAN Kegiatan dilakukan pada tanggal 17 Januari 2023 di KUA Martapura
Timur. Peserta yang hadir adalah pasangan calon pengantin berjumlah 4
pasang. Metode penyuluhan yang dipilih adalah metode ceramah,
menggunakan media lembar balik. Penyuluhan disampaikan oleh dokter
insternsip, didampingi oleh Bidan Puskesmas Martapura Timur. Materi
yang disampaikan meliputi :
• Pengertian IMS
• Penyebab dan penularan IMS
• Jenis-jenis IMS
• Gejala dan tanda IMS
• Cara pencegahan penularan IMS
Setelah penyuluhan dilakukan sesi tanya jawab untuk meningkatkan
pemahaman calon pengantin tentang IMS

● TB (1)

JUDUL Penyuluhan mengenai penyakit TB Paru (17 Oktober 2022)


LAPORAN
LATAR Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
BELAKANG permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO)  dalam Global  Tuberculosis Report 2014 
melaporkan  bahwa  TB masih  menjadi  salah  satu  penyakit  menular 
paling  mematikan  di  dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun 2013
di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian sebesar 1,5 
juta.  Insidensi  TB  di  dunia mengalami  penurunan  sebesar  1,5%  tiap 
tahun  antara  tahun  2000-2013.Jumlah kasus TB paru secara global pada
tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta  kasus,  dimana  Indonesia 
menyumbang  410.000-520.000  kasus .
Masih tingginya angka kesakitan TB, penularan atau penyebaran penyakit
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya pengetahuan dan perilaku
pencegahan yang kurang. Untuk memperbaiki perilaku pencegahan
penularan penyakit tuberkulosis, dapat dilakukan dengan cara pemberian
edukasi.

PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 17 oktober 2022 di Pustu


tambak anyar, pukul 10.00 WITA.  Kegiatan penyuluhan bersamaan dengan
kegiantan Posbindu Desa Tambak Anyar. Peserta yang hadir pada kegiatan
Posbindu sekitar 15 orang, sebelum memulai kegiatan Posbindu. Dokter
Intersip memberikan penyuluhan. Materi penyuluhan disampaikan oleh
dokter internship. Materi yang disampaikan meliputi :
• Pengertian TB
• Risiko TB
• Penyebab dan penularan TB
• Gejala dan tanda TB
• Pengobatan dan efek samping obat OAT
• Cara pencegahan penularan TB
Setelah penyampaian edukasi, pasien diberi kesempatan bertanya untuk
mengkatkan pemahaman tentang TB.

● Jiwa (1)

JUDUL LAPORAN Edukasi Sleep Hygiene Pada Pasien Insomnia (23 des 2022)
LATAR BELAKANG Insomnia merupakan gejala kelainan tidur yang berupa kesulitan
berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur, meskipun ada
kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan
fungsional saat bangun seperti kecemasan, kegelisahan, depresi, atau
ketakutan. Insiden insomnia dilaporkan terjadi 30-50% setiap tahun.
Kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, sulit untuk tidur
kembali, dan bangun dini hari serta merasa tidak segar saat bangun pagi
adalah gejala yang dialami oleh penderita insomnia. Kondisi tersebut
dialami 28 juta orang Indonesia. Data tersebut berdasarkan riset
internasional yang dilakukan US Census Bureau, International Data
Base tahun 2004, ketika penduduk Indonesia tahun 2004 berjumlah
238,452 juta, ada sebanyak 28.053 juta orang Indonesia yang terkena
insomnia atau sekitar 11,7%.
 Terapi nonfarmakologis yang paling efektif adalah terapi perilaku,
yaitu sleep hygiene. Sleep hygiene merupakan identifikasi dan
modifikasi perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi tidur.Dengan
menerapkan sleep hygiene yang baik, kualitas tidur dapat ditingkatkan
dan dapat memperbaiki permasalahan mental pasien
PELAKSANAAN Edukasi dilakukan di Poli Jiwa Puskesmas Martapura Timur. Edukasi
dilakukan kepada pasien insomnia yang mengalami sulit tidur. Metode
penyuluhan yang dipilih adalah metode konseling.
 
Edukasi disampaikan oleh dokter internship. Materi yang disampaikan
meliputi :
• Pengertian insomnia
• Faktor yang mempengaruhi insomnia
• Pengertian sleep hygiene
• Cara menerapkan sleep hygiene
 
Setelah penyampaian edukasi, keluarga pasien diberi kesempatan
bertanya untuk mengkatkan pemahaman tentang insomnia dan sleep
hygiene.

● KIA (1)

JUDUL LAPORAN Penyuluhan di Kelas ibu hamil (Penyeluhan Tentang Bahaya Anemia
Pada Ibu Hamil)
LATAR BELAKANG Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-
ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir (Depkes, 2009). Dan pada setiap materi
kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi ibu hamil. Tingginya angka kematian ibu (AKI)
menempatkan Indonesia pada urutan teratas di Asean. Departemen
Kesehatan menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia tahun 2012
mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian
ibu yaitu 28% karena perdarahan, eklamsia 24%, komplikasi puerperium
8%, abortus 5%, partus eklamsia 24%, trauma obstetrik 3%, lain-lain
11%. (Mengatasi Keluhan Hamil, 2008). Word Health Organization
(WHO) tahun 2004 memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita
hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan
kehamilannya serta mengancam jiwanya (DEPKES RI,2004).
Pada dasarnya pelaksanaan kelas ibu hamil merupakan bentuk intervensi
yang dilakukan petugas kesehatan dengan buku KIA yang menjadi
referensi utamanya, kelas ibu hamil dilaksanakan dengan menggunakan
prinsip pendekatan belajar orang dewasa (BOD), metode yang
digunakan pendekatan belajar orang dewasa adalah ceramah, tanya
jawab, demonstrasi dan praktik, curah pendapat, penugasan, stimulasi
diharapkan mampu mengoptimalisasi peningkatan pengetahuan dan
keterampilan ibu hamil mengenai kehamilan dan perawatan bayi baru
lahir (Dinkes, 2009 :12). Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang
lain harus sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga
kesehatan.
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh. Menurut WHO (2008), secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %.
Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %,
Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %.
Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %.
Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011
yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90
tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan
menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih
tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
PELAKSANAAN Pelaksanaan kelas ibu hamil pada tanggal 15 September 2022 pada
pukul 11.00 WITA bertempat di posyandu & posbindu Al-Fatah ds.
Dalam Pagar. Peserta sebanyak 4 orang ibu hamil yang berkunjung
dikelas ibu hamil. Materi dibawakan dengan menggunakan metode
ceramah dan menjelaskan buku kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan
untuk gizi ibu hamil antara lain: Kebutuhan gisi selama kehamilan dan
Suplementasi Zat besi dan asam folat. Penyuluhan berjalan sebagaimana
yang diharapkan. Namun tingkat pengetahuan peserta masih kurang
mengenai materi penyuluhan sebelum diadakannya penyuluhan. Hampir
sebagian besar peserta yang hadir kurang mengetahui materi penyuluhan
yang akan disampaikan. Namun setelah penyuluhan, peserta cukup
antusias untuk berdiskusi terkait materi penyuluhan. Kegiatan kelas ibu
hamil ini rutin di adakan tiap bulan.

● KB (1)

JUDUL LAPORAN Konseling KB di Ruang KIA Puskesmas Martapura Timur


LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Tidak hanya pemerintah melainkan
masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk
yang semakin besar untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
yang semakin meningkat. Strategi program KB yang digunakan dalam
mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu
kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Peran program KB sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan
reproduksi seseorang, baik itu untuk kesehatan reproduksi wanita
maupun kesehatan reproduksi pria. Di Indonesia Angka Kematian Ibu
(AKI) mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Hal ini
membuktikan bahwa Indonesia masih berada pada posisi tertinggi di
Asia untuk angka kematian ibu. Angka tersebut juga masih jauh dari
target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu AKI 102 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1000 kelahiran hidup.Oleh
karena itu dengan program KB yang terus digalakan pemerintah,
diharapkan nantinya MDGs 2015 dapat tercapai sesuai target.
Program KB juga berperan bagi kesehatan reproduksi suami antara lain
untuk mencegah terkena Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti:
sifilis, gonorhea, dan penyakit kelamin lain yang diakibatkan oleh tidak
menggunakan alat kontrasepsi (kondom) ketika melakukan hubungan
seksual dengan istrinya yang terkena PMS. Selain mencegah terkena
penyakit menular seksual Program KB juga dimaksudkan untuk
membantu pria yang mengalami gangguan disfungsi seksual serta
membantu pasangan yang telah menikah lebih dari setahun tetapi belum
juga memiliki keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya
keluarga bahagia

PELAKSANAAN Konseling dilakukan di ruang KIA Puskesmas Martapura Timur.


Konseling disampaikan kepada ibu hamil di trimester III. Karena, ibu
hamil harus merencanakan penggunaan KB. Metode penyuluhan adalah
metode ceramah
Materi penyuluhan disampaikan oleh dokter internship. Materi yang
disampaikan meliputi :
• Pengertian KB
• Jenis KB
• Kekurangan dan kelebihan MKJP dan non MKJP
• Efek samping
Setelah penyampaian edukasi, pasien diberi kesempatan bertanya untuk
mengkatkan pemahaman tentang program KB

2. KESEHATAN LINGKUNGAN
JUDUL LAPORAN Pemeriksaan jentik-jentik pada penampungan air warga desa
Antasan Senor Ilir (6 Januari 2023)
LATAR BELAKANG Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup nyamuk.
Keberadaan jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian deman
berdarah dengue (DBD). DBD merupakan penyakit pada daerah tropis
dan subtropis yang disebabkan oleh virus dengue (DEN-1, 2, 3, dan 4)
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Upaya
yang paling efektif untuk pencegahan DBD adalah melakukan
pemutusan mata rantai penularan yaitu pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dengan kegiatan yang sering disebut 3M plus (DEPKES, 2008).
Bentuk kegiatan 3M plus, yaitu: menguras dan menyikat tempat
penampungan air (TPA) (M1), menutup rapat TPA (M2),
memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air
(M3), selain itu ditambah (plus) dengan cara lain, seperti memakai obat
anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk. Selain 3M+, diperlukan
juga pemantauan jentik-jentik nyamuk pada tempat-tempat yang dapat
menampung air. Yang bertujuan untuk memutus siklus hidup nyamuk
DBD maupun jenis nyamuk lain yang menjadi vektor penyakit pada
manusia.
PELAKSANAAN Tempat pelaksanaan : Desa Antasan Senor Ilir, waktu pelaksanaan:
pukul 10.00– selesai. 
Target sasaran: tempat-tempat penampungan air, WC, dan semua tempat
yang dapat menampung air, dirumah warga di desa Antasan Senor Ilir.  
Pemeriksaan dilakukan dengan memantau tempat-tempat yang dapat
menampung air, dengan menggunakan sumber cahaya berupa senter,
pemeriksaan dilakukan untuk menemukan apakah terdapat jentik-jentik
pada tempat yang dituju. Setelah dilakukan pemeriksaan pada tempat-
tempat rawan nyamuk, pemeriksaan menyeluruh juga dilakukan,
pemeriksaan juga meliputi pemeriksaan kondisi ventilasi dan
pencahayaan yang berpengaruh pada lingkungan atau tempat yang
disukai nyamuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, jika didapatkan (+)
jentik nyamuk pada salah satu rumah warga. Pemilik rumah kemudian di
edukasi untuk menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat yang
terdapat jentik nyamuk, pemilik rumah juga diedukasi untuk
memperbaiki sumber ventilasi dan sumber cahaya rumah tersebut, agar
tidak menjadi tempat yang disukai nyamuk untuk bersarang.

JUDUL LAPORAN Pemeriksaan kualitas air di Desa Tambak Anyar (4 Jan 2023)
LATAR BELAKANG Air merupakan komponen alam yang penting bagi kehidupan manusia.
Namun demikian, air dapat menjadi berbahaya apabila tidak tersedia
dalam kondisi yang benar, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Kebutuhan air bersih selama ini di peroleh dari berbagai sumber yaitu
air tanah, air sungai, air hujan dan air pegunungan. Air yang layak
konsumsi harus memenuhi persyaratan secara kimiawi dan fisik.
Persyaratan kimiawi air minum tidak boleh mengandung senyawa kimia
beracun dan setiap zat yang terlarut dalam air memiliki batas tertentu
yang di perbolehkan.Sedangkan yang harus di penuhi secara fisik antara
lain air minum tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh,
selain itu air minum juga tidak boleh mengandung bakteri patogen
seperti bakteri Echerichia coli. Escherichia coli adalah jenis bakteri
Coliform tinja yang biasanya ditemukan di usus manusia. Escherichia
coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran
hewan dan manusia sehingga dapat menyenyebabkan penyakit gangguan
buang air besar yang disebut diare. Adanya Escherichia coli pada air
menandakan bahwa air tersebut tidak layak dikonsumsi. Untuk
mengetahui apakah air di suatu tempat memenuhi persyaratan atau tidak
untuk dikonsumsi maka perlu di adakan suatu pemeriksaan kualitas air
secara berkala.
PELAKSANAAN Tempat pelaksanaan: Desa Tambak Anyar 
waktu pelaksanaan: pukul 11.00 – selesai. 
Target sasaran: sumber air yang digunakan warga di desa Tambak
Anyar.
Pendataan jumlah dan sarana air bersih
Pemeriksaan/inspeksi sarana air bersih
Pengambilan sampel air
Pencatatan dan pelaporan oleh bagian kesehatan lingkungan

JUDUL LAPORAN Penyuluhan Tentang PHBS (21 des 2022)


LATAR BELAKANG PHBS adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat. Kegiatan yang ada di dalam PHBS
rumah tangga antara lain seperti persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, asi ekslusif minmal selama 6 bulan, menimbang balita setiap
bulan, penggunaan air bersih, mencuci tangan menggunakan air bersih
dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah
seminggu sekali, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan fisik
setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah.
PELAKSANAAN Tempat pelaksanaan: Desa Keramat
waktu pelaksanaan: pukul 11.00 – selesai. 
Penyuluhan dilakukan dengan aparat desa yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan warga tentang PHBS. Pada kegiatan ini
dilakukan penyuluhan mengenai PHBS rumah tangga.
JUDUL LAPORAN Penyuluhan Mengenai Makanan Bergizi (18 oktober 2022)
LATAR BELAKANG Makanan yang bergizi adalah makanan yang berisi semua zat gizi yang
penting dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada anak usia sekolah, tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk
proses kehidupan, tetapi lebih dari itu juga untuk pertumbuhan dan
perkembangan kognitif. Makanan jajanan adalah makanan yang
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-
tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan anak sekolah
sedang mendapat sorotan khusus, karena selain banyak dikonsumsi anak
sekolah yang merupakan generasi muda juga banyak bahaya yang
mengancam dari konsumsi pangan jajanan. Keamanan pangan jajanan
sekolah perlu lebih diperhatikan karena berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah. Makanan yang sering
menjadi sumber keracunan adalah makanan ringan dan jajanan, karena
biasanya makanan ini merupakan hasil produksi industri makanan
rumahan yang kurang dapat menjamin kualitas produk olahannya. Maka
dari itu, perlu dilaksanakan pemeriksaan berkala pada jajanan anak usia
sekolah, agar tidak terjadi kontaminasi bahan berbahaya pada jajanan
tersebut..
PELAKSANAAN Tempat pelaksanaan: Desa Pekauman Dalam
waktu pelaksanaan: pukul 10.00 – selesai. 
Penyuluhan dilakukan dalam kegiatan Posyandu. Target sasaran ini ibu
yang membawa anaknya ke Posyandu yang memiliki anak yang masih
duduk di bangku sekolah dasar. Penyuluhan ini mengenai jajanan di
lingkungan sekolah dan mengenai makanan bergizi yang harus diberikan
kepada anak sekolah. Penyuluhan dengan metode ceramah. Setelah
diberi penyuluhan, audiens dieprsilahkan bertanya jika masih belum
mengerti.

JUDUL inspeksi tempat pengelolaan makanan (PTM), tempat-tempat umum (TTU) dan
LAPORAN industri (4 januari 2023)
LATAR Tempat pengelolaan makanan (TPM) merupakan tempat yang digunakan untuk
BELAKANG mengolah makanan dan dimanfaatkan oleh masayarakat umum.  Yang termasuk
TPM antara lain rumah makan, warung   nasi, toko penjual   makanan, dan
lokasi jajanan makanan. Pengertian tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat
yang diadakan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat pada umumnya, untuk
melakukan kegiatan yang sementara maupun terus menerus. Yang termasuk
TTU antara lain meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ibadah,
perkantoran, dan pasar. Permasalahan Tingginya penyakit di TTU dan TP2M.
Perencanaan dan pemilihan intervensi  Sebagai   pedoman   teknis   pelaksanaan
inspeksi   sanitasi   tempat-tempat umum (TTU) dan tempat pembuatan dan
penjualan makanan minuman (TP2M).
Mengetahui kondisi   sebenarnya   mengenai kualitas sanitasi   dan
meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit di TTU dan TP2M di wilayah
kerja Puskesmas

PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan: Desa Tambak Anyar 

waktu pelaksanaan: pukul 11.00 – selesai. 

Target sasaran: sumber air yang digunakan warga di desa Tambak Anyar. Pada
kesempatan kegiatan ini kami mendatangi home industry (kerupuk gandum),
kami mewawancarai pemilik tersebut dan bertanya menggunakan air apa untuk
digunakan sehari-hari untuk mencuci, mandi, DLL dan bertanya sumber airnya
darimana.

a. Petugas melapor pada kelurahan setempat dan pada pimpinan TTU.

b. Petugas menuju TTU.

c. Petugas   memperkenalkan   diri   serta   menyampaikan   maksud   dan

tujuan,   selanjutnya   melakukan   wawancara   kepada   pimpinan   TTU

untuk mengetahui sanitasi TTU.

JUDUL LAPORAN Penyuluhan mengenai GERMAS ( 21 des 2022)


LATAR BELAKANG GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) merupakan suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama – sama
oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga
adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian
(Kemenkes RI, 2016).
GERMAS dapat dilakukan dengan cara: melakukan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi
alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan,
dan menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional
dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan
aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3)
Memeriksakan kesehatan secara rutin. Untuk menyukseskan GERMAS,
tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran
kementerian dan lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan
ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Salah satu dukungan
nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya program
IBM (Infrastruktur Berbasis Masyarakat) Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada pembangunan akses air
minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang merupakan
infrastruktur dasar yang mendukung PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat).
PELAKSANAAN
Tempat pelaksanaan: Desa Keramat Baru 

waktu pelaksanaan: pukul 11.00 – selesai. 

Penyuluhan dilakukan oleh bagian promkes, kesling, dan dokter PIDI


dari PKM martapura timur. Penyuluhan bertempas di balai desa dan
dihadiri oleh aparat desa. Penyuluhan dilakukan dengan metode
ceramah, setelah penyuluhan aparat desa diberi pamflet, leaflet dan
banner mengenai GERMAS untuk di tempel di sekitar kantor balai desa.

3. KESEHATAN KELUARGA
a. ANC K1-K3
JUDUL ANC K1 (16 September 2022)
IDENTITAS PASIEN Nama Ibu: Ny. SH
Nama Suami: Tn. H
Tanggal lahir: 07-06-1994
Alamat: Melayu Ilir RT 3
Pekerjaan Ibu: IRT
Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Suami: Swasta
LATAR BELAKANG Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan
ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat
akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC
baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Ketidakpatuhan
dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan  tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan sehingga akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat.Pada tahun
2018, laporan Angka Kematian Ibu (AKI) oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 108 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka ini lebih tinggi daripada laporan AKI tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih berada pada
peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat dan di bawah
Provinsi Kalimantan Tengah. Secara umum ANC bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas.Sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
GAMBARAN KELUHAN UTAMA: Pasien ingin kontrol kehamilan
PELAKSANAAN Pasien datang untuk periksa kehamilan. Ini merupakan kehamilan
pertama. Saat ini pasien hanya mengeluhkan rasa mual, demam (-),
sesak (-), batuk (-), bengkak (-), perdarahan (-), flek (-).
Riwayat obstetri:
- HPHT : 15/7/2022
- TP: 21/9/2023
Usia kehamilan: 9 minggu
Gerakan janin: belum ada
ANC: 1 kali di puskesmas
Imunisasi TT: 2 kali
Riwayat obstetri:
1. 2022 : kehamilan saat ini
Riwayat ginekologi: (-)
Riwayat KB: (-)
Riwayat penyakit dahulu: (-)
Riwayat penyakit keluarga : (-)
 
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital
TD: 100/71
Nadi: 78 x/menit
Napas: 20 x/menit
Suhu: afebris
3. Pemeriksaan lain
TB: 154 cm
BB: 34,6 kg
LILA: 21 cm.
4. Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
Leopold : belum dapat dievaluasi
Auskultasi: DJJ (-)
5. Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas
Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb: 12,4
HIV: NR
Sifilis: NR
HbsAg: NR
 
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 9 minggu
 
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Vitamin B6 (piridoksin) 1x1 tab (10)
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)

Konseling Informasi Edukasi Ibu Hamil:


Rutin ANC
Edukasi tanda-tanda bahaya kehamilan
Edukasi utuk konsumsi makanan bergizi seimbang
Edukasi untuk mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin
Kontrol lagi 1 bulan kemudian.

JUDUL ANC K1 (16 September 2022)


IDENTITAS PASIEN Nama Ibu: Ny. NA
Nama Suami: Tn. MW
Tanggal lahir: 23-03-2000
Alamat: Mekar
Pekerjaan Ibu: IRT
Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Suami: Karyawan
LATAR BELAKANG Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan
ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat
akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC
baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Ketidakpatuhan
dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan  tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan sehingga akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat.Pada tahun
2018, laporan Angka Kematian Ibu (AKI) oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 108 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka ini lebih tinggi daripada laporan AKI tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih berada pada
peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat dan di bawah
Provinsi Kalimantan Tengah. Secara umum ANC bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas.Sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
GAMBARAN KELUHAN UTAMA: Pasien ingin kontrol kehamilan
PELAKSANAAN Pasien datang untuk periksa kehamilan. Ini merupakan kehamilan
pertama. Saat ini pasien tidak mengeluhkan sakit, mual (-) demam
(-), sesak (-), batuk (-), bengkak (-), perdarahan (-), flek (-).
Riwayat obstetri:
- HPHT : 17/3/2022
- TP: 24/12/2022
Usia kehamilan: 26 minggu
Gerakan janin: (+)
ANC: 1 kali di puskesmas
Imunisasi TT: 2 kali
Riwayat obstetri:
1. 2022 : kehamilan saat ini
Riwayat ginekologi: (-)
Riwayat KB: (-)
Riwayat penyakit dahulu: (-)
Riwayat penyakit keluarga : (-)
 
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
TD: 103/84
Nadi: 78 x/menit
Napas: 20 x/menit
Suhu: afebris

Pemeriksaan lain
TB: 158 cm
BB: 64,8 kg
LILA: 25 cm.
Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
TFU: 20 cm
Leopold I: teraba lunak, bulat, tidak melenting. Kesan: bokong.
Leopold II: teraba bagian rata memanjang pada perut kiri dan teraba
bagian kecil janin pada perut kanan ibu. Kesan: punggung kiri
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting. Kesan: presentasi kepala
Leopold IV: bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: (+)
Auskultasi: DJJ (+) 145 x/menit
Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
Ekstremitas : Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
Pemeriksaan laboratorium
Protein : negatif
Sifilis: NR
HbsAg: NR
 
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 26 minggu
 
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)

Konseling Informasi Edukasi Ibu Hamil


Edukasi tanda-tanda bahaya kehamilan
Edukasi utuk konsumsi makanan bergizi seimbang
Edukasi untuk mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin
Kontrol ke bidan desa 2 minggu kemudian
Kontrol ke puskesmas 1 bulan lagi
Saran : USG ke dr. SpOG trimester 3

JUDUL ANC K2 (10 Oktober 2022)


IDENTITAS PASIEN Identitas pasien:
Nama Ibu: Ny. MQ
Nama Suami: Tn. MS
Tanggal lahir: 15-10-1992
Alamat: desa Pekauman dalam
Pekerjaan Ibu: IRT
Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Suami: wiraswasta

LATAR BELAKANG Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan


ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat
akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC
baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Ketidakpatuhan
dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan  tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan sehingga akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat.Pada tahun
2018, laporan Angka Kematian Ibu (AKI) oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 108 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka ini lebih tinggi daripada laporan AKI tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih berada pada
peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat dan di bawah
Provinsi Kalimantan Tengah. Secara umum ANC bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas.Sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
GAMBARAN KELUHAN UTAMA: Pasien ingin kontrol kehamilan
PELAKSANAAN Ibu datang ke puskesmas untuk kontrol kehamilan anak kedua. Saat
ini pasien mengeluhkan kadang terasa pusing. Mual muntah tidak
dirasakan pasien. Pasien belum ada periksa USG ke dokter Sp.OG.
demam (-) bengkak (-) sesak (-).
Riwayat obstetri:
- HPHT : 20-3-2022
- TP: 25-12-2022
Usia kehamilan: 31-32 minggu
Gerakan janin: ada
ANC: 2 kali di puskesmas
Imunisasi TT: 3 kali
Riwayat obstetri:
1. 2016 : Spontan/ Bidan/ Hidup
2. 2022 : kehamilan sekarang
Riwayat ginekologi: (-)
Riwayat KB: suntik 3 bulan
Riwayat penyakit dahulu: (-)
Riwayat penyakit keluarga: (-)
 
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital
TD: 109/80
Nadi: 80 x/menit
Napas: 22 x/menit
Suhu: afebris
3. Pemeriksaan lain
TB: 153 cm
BB: 58 kg
LILA: 25 cm.
4. Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
TFU: 26 cm
Leopold I: teraba lunak, bulat, tidak melenting. Kesan: bokong.
Leopold II: teraba bagian rata memanjang pada perut kiri pasien
dan teraba bagian kecil janin pada perut kanan ibu. Kesan:
punggung kiri.
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting. Kesan: presentasi kepala
Leopold IV: bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul

Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: ada
Auskultasi: DJJ (+)150 x/menit
5. Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas : Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 10,4 g/dl
GDS : 78 mg/ dl
Sipilis : Non Reaktif
 
ASSESMENT
G2P1A0 hamil 31-32 minggu
 
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Paracetamol 3 x 500 mg (sebanyak 10 tablet, selama 3 hari)

- Konseling Informasi Edukasi Ibu Hamil


ANC Rutin
KIE istirahat yang cukup
Edukasi tanda-tanda bahaya kehamilan
Edukasi utuk konsumsi makanan bergizi seimbang
Edukasi untuk mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin
Kontrol lagi 1 bulan lagi
Saran : USG ke dr.SpOG pada usia kehamilan 37/38 minggu

JUDUL ANC K2 (5 Desember 2022)


IDENTITAS PASIEN Identitas pasien
Nama Ibu: Ny. SM
Nama Suami: Tn. AJ
Tanggal lahir: 30-05-1998
Alamat: keramat baru
Pekerjaan Ibu: IRT
Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Suami: Karyawan

LATAR BELAKANG Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan


ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat
akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC
baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Ketidakpatuhan
dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan  tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan sehingga akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat.Pada tahun
2018, laporan Angka Kematian Ibu (AKI) oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 108 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka ini lebih tinggi daripada laporan AKI tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih berada pada
peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat dan di bawah
Provinsi Kalimantan Tengah. Secara umum ANC bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas.Sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
GAMBARAN KELUHAN UTAMA: Pasien ingin kontrol kehamilan
PELAKSANAAN Pasien datang ke puskesmas untuk kontrol kehamilan anak pertama.
Saat pasien tidak ada mengeluhkan mual muntah. Diawal
kehamilan saja pasien merasa mual muntah. Demam (-) bengkak (-)
sesak (-).
Riwayat obstetri:
- HPHT : 12-5-2022
- TP: 19-02-2023
Usia kehamilan: 29 minggu
Gerakan janin: ada
ANC: 2 kali di puskesmas
Imunisasi TT: 2 kali
Riwayat obstetri:
1. 2022 : kehamilan sekarang
Riwayat ginekologi: (-)
Riwayat KB: (-)
Riwayat penyakit dahulu : (-)
Riwayat penyakit keluarga : (-)

PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD: 100/65
Nadi: 81 x/menit
Napas: 20 x/menit
Suhu: afebris
3. Pemeriksaan lain
TB: 156 cm
BB: 47,2 kg
LILA: 22 cm.
4. Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
TFU: 23 cm
Leopold I: teraba lunak, bulat, tidak melenting. Kesan: bokong.
Leopold II: teraba bagian rata memanjang pada perut kiri pasien
dan teraba bagian kecil janin pada perut kanan ibu. Kesan:
punggung kiri.
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting. Kesan: presentasi kepala
Leopold IV: bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
(5/5).
Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: ada
Auskultasi: DJJ (+)150 x/menit
5. Genitalia eksterna : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
7. Ekstremitas
Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb: 12,6 g/dl
GDS : 99 mg/dl
Protein : negatif
 
ASSESMENT
G1P0A0 hamil 29 minggu
 
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)

- Konseling Informasi Edukasi Ibu Hamil


KIE istirahat yang cukup
Edukasi tanda-tanda bahaya kehamilan
Edukasi utuk konsumsi makanan bergizi seimbang
Edukasi untuk mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin
Kontrol ANC 1 bulan lagi

JUDUL ANC K3 (5 Desember 2022)


IDENTITAS PASIEN Nama Ibu: Ny. SA
Nama Suami: Tn. S
Tanggal lahir: 12-6-1993
Alamat: keramat baru
Pekerjaan Ibu: IRT
Pendidikan Ibu: SMA
Pekerjaan Suami: Karyawan

LATAR BELAKANG Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan


ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Dengan ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat
akan terpantau dengan baik dan pengetahuan tentang persiapan
melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau melalui ANC
baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC
sesuai standar paling sedikit empat kali (K4). Ketidakpatuhan
dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan  tidak dapat
diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat
mempengaruhi keberlangsungan kehamilan sehingga akan
mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat.Pada tahun
2018, laporan Angka Kematian Ibu (AKI) oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 108 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka ini lebih tinggi daripada laporan AKI tahun 2017.
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018 masih berada pada
peringkat ke-2 bersama Provinsi Kalimantan Barat dan di bawah
Provinsi Kalimantan Tengah. Secara umum ANC bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas.Sehingga mampu menjalani kehamilan yang sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
GAMBARAN KELUHAN UTAMA: Pasien ingin kontrol kehamilan
PELAKSANAAN Pasien atang untuk pemeriksaan rutin kehamilan. Saat ini tidak ada
keluhan. Muntah  mual disangkal pasien. Makan dan minum tidak
ada keluhan. Ini merupakan kehamilan anak kedua. Pasien tidak ada
merasakan mules-mules, nyeri pinggang dirasakan oleh pasien.
Tidak ada riwayat keguguran sebelumnya. Anak terakhir lahir tahun
2019. sekarang usianya 3 tahun. Pasien sudah ada USG 1 kali 1
minggu yang lalu. Dikatakan keadaan bayi baik, air ketuban cukup.
Riwayat obstetri:
- HPHT : 7-3-2022
- TP: 14-12-2022
Usia kehamilan: 39 minggu
Gerakan janin: ada
ANC: 3 kali di puskesmas
Imunisasi TT: 3 kali
Riwayat obstetri:
 1. 2019 : normal/ditolong bidan
 2. 2022 : kehamilan sekarang
Riwayat ginekologi: (-)
Riwayat KB: (-)
Riwayat penyakit dahulu: (-)
Riwayat penyakit keluarga: (-)
 
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran
Composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD: 111/77
Nadi: 109 x/menit
Napas: 20 x/menit
Suhu: afebris
3. Pemeriksaan lain
TB: 144,5 cm
BB: 46,8 kg
LILA: 24 cm.
4. Abdomen
Inspeksi: cembung
Palpasi:
TFU: 26 cm
Leopold I: teraba lunak, bulat, tidak melenting. Kesan: bokong.
Leopold II: teraba bagian rata memanjang pada perut kiri pasien
dan teraba bagian kecil janin pada perut kanan ibu. Kesan:
punggung kiri.
Leopold III: teraba bulat, keras, melenting. Kesan: presentasi kepala
Leopold IV: bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul.
Kontraksi uterus: -
Gerakan janin: ada
Auskultasi: DJJ (+)140 x/menit
5. Genitalia eksterna
Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan
7. Ekstremitas
Simetris, edem tungkai (-), CRT <2 detik
8. Pemeriksaan laboratorium
Hb: 13,2 g/dl
GDS : 83 mg/dl
Protein : negatif
 
ASSESMENT
G2P1A0 hamil 39 minggu
 
PENATALAKSANAAN
medikamentosa:
-Sulfas ferrous 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Kalk 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)
-Vit B complex 1x1 tab (sebanyak 30 tablet, selama 30 hari)

- Konseling Informasi Edukasi Ibu Hamil


KIE istirahat yang cukup
Edukasi tanda-tanda bahaya kehamilan
Edukasi tanda-tanda persalinan
Banyak istirahat dirumah jangan bepergian jauh dahulu
Apabila ada rasa mules dan keluar air lendir bisa segera dibawa ke
bidan.
konsumsi makanan bergizi seimbang
mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin
Edukasi untuk merencanakan jenis kontrasepsi apa yang akan di
gunakan setelah persalinan
Edukasi untuk melakukan IMD dan pemberian ASI ekslusif setalah
persalinan

b. KB Suntik
JUDUL LAPORAN PEMBERIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN (14 November
2022)
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Tidak hanya pemerintah saja melainkan
masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk
yang semakin besar untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
yang semakin meningkat. Strategi program KB yang digunakan dalam
mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu
kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Alat kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA/Depot Medroxyprogesterone
Asetate) atau Depot Provera diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis
150 mg. Disuntikan secara intramuscular di daerah bokong dan
dianjurkan untuk diberikan tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari setelah
suntikan terakhir. Sangat efektif, aman dan dapat dipakai dalam usia
reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, kira-kira 4 bulan, tidak
menekan produksi ASI sehingga cocok untuk masa laktasi. Mekanisme
kerja mencegah ovulasi, lender serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat
endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi
ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transport ovum oleh
tuba fallopi. Efektivitas antara 99% dan 100% dalam mencegah
kehamilan.
Keuntungan alat kontrasepsi suntik 3 bulan: 1). Sangat efektif, efek
pencegahan kehamilan jangka panjang, bertahan 8-12 minggu; 2).
Hubungan suami-istri tidak berpengaruh, 3). Tidak mengandung
estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung,
dan gangguan pembeukan ASI; 4). Dapat digunakan oleh perempuan
berusia diatas 35 tahun sampai perimenopause; 5). Mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik; 6). Menurunkan kejadian penyakit
jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul;
7). Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell); 8). Efektifitas
tidak berkurang karena diare, muntah atau penggunaan antibiotic.
Kerugian perdarahan tidak teratur atau amenore, keterlambatan kembali
subur hingga satu tahun, depresi, BB meningkat, galaktore, setelah
diberika tidak dapat ditarik kembali, dapat berkaitan dengan
osteoporosis, menimbulkan kekeringan vagina, sakit kepala, jerawat,
nevositas pada pemakaian jangka panjang, efek suntikan pada kanker
payudara. Waktu mulai penggunaan setiap saat selama siklus haid, asal
ibu tersebut yakin tidak hamil, mulai hari pertama sampai ketujuh siklus
haid. Apabila ibu tersebut tidak hamil, dapat diberikan setiap saat.  7
hari setelah suntikan tidak boleh bersenggama

PELAKSANAAN 1. Melakukan konseling tentang KB suntik


2. Melakukan informed conscent
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (TTV, pengukuran BB,
pemeriksaan payudara)
4. Dilakukan penyuntikan KB hormonal berupa Depo-
Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) 150 mg secara intramuscular.
5. Memberitahu pasien untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan lagi
6. Pengisian kartu peserta KB
Identitas Ny. S/ 33th/ P2A0/ 50kg
bayi/anak/kelompok
sasaran

JUDUL LAPORAN PEMBERIAN KONTRASEPSI KB SUNTIK 3 BULAN (14 November


2022)
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Tidak hanya pemerintah saja melainkan
masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk
yang semakin besar untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
yang semakin meningkat. Strategi program KB yang digunakan dalam
mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu
kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Alat kontrasepsi suntik 3 bulan (DMPA/Depot Medroxyprogesterone
Asetate) atau Depot Provera diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis
150 mg. Disuntikan secara intramuscular di daerah bokong dan
dianjurkan untuk diberikan tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari setelah
suntikan terakhir. Sangat efektif, aman dan dapat dipakai dalam usia
reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, kira-kira 4 bulan, tidak
menekan produksi ASI sehingga cocok untuk masa laktasi. Mekanisme
kerja mencegah ovulasi, lender serviks menjadi kental dan sedikit
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat
endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi
ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transport ovum oleh
tuba fallopi. Efektivitas antara 99% dan 100% dalam mencegah
kehamilan.
Keuntungan alat kontrasepsi suntik 3 bulan: 1). Sangat efektif, efek
pencegahan kehamilan jangka panjang, bertahan 8-12 minggu; 2).
Hubungan suami-istri tidak berpengaruh, 3). Tidak mengandung
estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung,
dan gangguan pembeukan ASI; 4). Dapat digunakan oleh perempuan
berusia diatas 35 tahun sampai perimenopause; 5). Mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik; 6). Menurunkan kejadian penyakit
jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul;
7). Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell); 8). Efektifitas
tidak berkurang karena diare, muntah atau penggunaan antibiotic.
Kerugian perdarahan tidak teratur atau amenore, keterlambatan kembali
subur hingga satu tahun, depresi, BB meningkat, galaktore, setelah
diberika tidak dapat ditarik kembali, dapat berkaitan dengan
osteoporosis, menimbulkan kekeringan vagina, sakit kepala, jerawat,
nevositas pada pemakaian jangka panjang, efek suntikan pada kanker
payudara. Waktu mulai penggunaan setiap saat selama siklus haid, asal
ibu tersebut yakin tidak hamil, mulai hari pertama sampai ketujuh siklus
haid. Apabila ibu tersebut tidak hamil, dapat diberikan setiap saat.  7
hari setelah suntikan tidak boleh bersenggama

PELAKSANAAN 1. Melakukan konseling tentang KB suntik


2. Melakukan informed conscent
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (TTV, pengukuran BB,
pemeriksaan payudara)
4. Dilakukan penyuntikan KB hormonal berupa Depo-
Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) 150 mg secara intramuscular.
5. Memberitahu pasien untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan lagi
6. Pengisian kartu peserta KB
Identitas Ny. N/ 33th/ P2A0/ 50kg
bayi/anak/kelompok
sasaran

c. KB implan
JUDUL LAPORAN PELAKSANAAN PEMASANGAN KB IMPLANT
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian yang serius. Tidak hanya pemerintah melainkan
masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam pengendalian penduduk
yang semakin besar untuk laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
yang semakin meningkat. Strategi program KB yang digunakan dalam
mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu MKJP (Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan untuk menunda
kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan yaitu
kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Kontrasepsi hormonal susuk (Norplant atau Implant) diperkenalkan di
Indonesia sejak tahun 1982 yang dapat diterima masyarakat sehingga
Indonesia merupakan negara terbesar pemakai Norplant. KB ini
merupakan alat kontrasepsi jangka panjang dipakai di lengan atas bagian
dalam. Berbentuk silastik (lentur). Alat ini berukuran sebesar korek api
biasanya dipakai pada lengan kiri yang ditanam diantara kulit dan
daging sehingga akan teraba dan menonjol. Kontrasepsi implant
termasuk kontrasepsi yang menggunakan hormon yang disebut dengan
AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit). Pemasangan Norplant (susuk
KB) sederhana dan dapat diajarkan.
Saat ini ada dua jenis kontrasepsi susuk (implant), yaitu :
3. KB Implan Norplan
Kontrasepsi ini terdiri dari 6 batang kapsul kecil yang fleksibel dibuat
dari bahan silastik berisi levonogestrel (LNG) yaitu suatu progestin
sintetik dengan Panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Metode ini
memiliki masa kerja sampai 5 tahun.
4. KB Implan Implanon
Kontrasepsi ini hanya terdiri dari satu batang putih lentur dengan
panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm yang telah dipersiapkan
dalam suatu jarum terpasang pada  inserter khusus berbentuk semprit
dipossable dalam kemasan steril kantong aluminium. Implanon berisi
progestin 3-keto-desogestrel (3-keto-DSG). Pemasangan implanon
merupakan penyuntikan subkutan biasa yang bisa dilakukan tanpa
anestesi local. Metode ini bisa efektif sampai 3 tahun.  

Cara kerja kontrasepsi implant


e. Lendir serviks menjadi kental
f. Mengganggu proses pembentukan lampisan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi
g. Mengurangi transportasi sperma
h. Menekan ovulasi

PELAKSANAAN Gambaran Pelaksanaan


1. Melakukan konseling tentang KB implant
2. Melakukan informed conscent
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (TTV, pengukuran BB,
pemeriksaan payudara)
4. Pemasangan KB implant (Susuk KB II Tiga Tahunan dari BKKBN)
berisi Levonogestrel 75 mg, dengan 2 kapsul batang kecil di daerah
subkutan.
5. Memberitahu pasien untuk kontrol ulang
6. Memberitahukan jadwal pelepasan KB Implan (02 Agustus 2025)
7. Pengisian kartu peserta KB

Identitas Ny. L/ 24th/ P2A0 / 45kg


bayi/anak/kelompok
sasaran

d. Pasang IUD
JUDUL LAPORAN KONSELING KB JENIS IUD
PELAKSANAAN konseling dilakukan di ruang KIA Puskesmas Martapura Timur.
Konseling disampaikan kepada ibu hamil di trimester III. Metode
penyuluhan yang dipilih adalah metode konseling. 
Edukasi disampaikan oleh dokter intern sip didampingi oleh bidan,
konseling disampaikan meliputi

● pengertian AKDR
● Kekurangan dan kelebihan AKDR

Setelah penyampaian konseling, pasien diberi kesempatan bertanya


untuk meningkatkan pemahaman tentang AKDR.

LATARBELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu


mendapat perhatian dan pengharapan yang serius. Tidak hanya
pemerintah saja melainkan masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam
pengendalian penduduk yang semakin besar untuk laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia yang semakin meningkat. Strategi program KB
yang digunakan dalam mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan
untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri
kesuburan yaitu kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
AKDR  merupakan  kontrasepsi  yang dimasukkan ke  dalam  rahim 
yang  terbuat  dari bahan polietilen dengan atau tanpa metal  atau
steroid. AKDR  sangat  efektif  untuk menjarangkan kehamilan
dibandingkan dengan metode  kontrasepsi  jangka  panjang  lainnya
seperti implan, tubektomi,  dan vasektomi. IUD merupakan metode
kontrasepsi jangka panjang yang  paling  banyak  digunakan  dalam 
Program KB  di  Indonesia. Pengguna  IUD  di  Indonesia mencapai
22,6% dari semua pengguna  metode kontrasepsi.

Identitas Ny. SA/ 7336/ 29th/ G2P1A0 UK 39 minggu


bayi/anak/kelompok
sasaran

e. IMD dan ASI Eksklusif


JUDUL LAPORAN Penyuluhan tentang IMD dan ASI eksklusif (17 Nov 22)
LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi
semua kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI
yang pertama keluar, kolostrum, atau yang sering disebut ‘cairan emas’
karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi yang
tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah
lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi
dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu
sendiri. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef
yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan (6 x 30 hari). Hanya ASI satu-
satunya makanan dan minuman yang diperlukan oleh seorang bayi
dalam enam bulan pertama. Tidak ada makanan atau minuman lain,
termasuk air putih, yang diperlukan selama periode ini. ASI yang
diproduksi ibu mempunyai komposisi yang sempurna untuk bayinya.
Salah satu strategi utama perbaikan gizi balita adalah perbaikan pola
asuh dan pemberian makan bayi dan anak yang menekankan pemberian
asi eksklusif.
PELAKSANAAN kegiatan dilakukan di kelas ibu hamil desa Pekauman ulu. Edukasi
diberikan pada ibu hamil trimester III. 
Dilakukan edukasi terkait IMD dan ASI Eksklusif yang meliputi:

● Pengertian IMD dan ASI Eksklusif


● Pentingnya IMd dan ASI Eksklusif

● Cara melakukan IMD dan ASI Eksklusif

Setelah penyampaian edukasi, pasien diberi kesempatan bertanya untuk


mengkatkan pemahaman.
Identitas Ny. W/ 28th/ G2P1A0 UK 38 minggu (Kelas Ibu Hamil Pekauman Ulu)
bayi/anak/kelompok
sasaran

JUDUL LAPORAN Konseling IMD dan ASI eksklusif (23 Nov 22)
LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi
semua kebutuhan tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI
yang pertama keluar, kolostrum, atau yang sering disebut ‘cairan emas’
karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi yang
tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan
nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah
lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi
dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu
sendiri. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef
yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan (6 x 30 hari). Hanya ASI satu-
satunya makanan dan minuman yang diperlukan oleh seorang bayi
dalam enam bulan pertama. Tidak ada makanan atau minuman lain,
termasuk air putih, yang diperlukan selama periode ini. ASI yang
diproduksi ibu mempunyai komposisi yang sempurna untuk bayinya.
Salah satu strategi utama perbaikan gizi balita adalah perbaikan pola
asuh dan pemberian makan bayi dan anak yang menekankan pemberian
asi eksklusif.
PELAKSANAAN kegiatan dilakukan di kelas ibu hamil desa Pekauman ulu. Edukasi
diberikan pada ibu hamil trimester III. 
Dilakukan edukasi terkait IMD dan ASI Eksklusif yang meliputi:

● Pengertian IMD dan ASI Eksklusif


● Pentingnya IMd dan ASI Eksklusif

● Cara melakukan IMD dan ASI Eksklusif

Setelah penyampaian edukasi, pasien diberi kesempatan bertanya untuk


mengkatkan pemahaman.
Identitas Ny. N/ 30th/ G2P1A0 UK 36 minggu (Kelas Ibu Hamil Melayu Tengah)
bayi/anak/kelompok
sasaran

f. KB Pil
JUDUL LAPORAN Pemberina Pil KB Kombinasi ( 14 November 2022)
LATAR BELAKANG Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah yang perlu
mendapat perhatian dan pengharapan yang serius. Tidak hanya
pemerintah saja melainkan masyarakat pun seharusnya ikut andil dalam
pengendalian penduduk yang semakin besar untuk laju pertumbuhan
penduduk di Indonesia yang semakin meningkat. Strategi program KB
yang digunakan dalam mengembangkan kebijakan pemerintah yaitu
MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sesuai dengan kebutuhan
untuk menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri
kesuburan yaitu kondom, suntik, pil, intravagina, AKDR (Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim), Implant, dan kontrasepsi mantap.
Pil KB adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan atau
mencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral atau
kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang
banyak digunakan karena relative mudah didapat, digunakan, serta
murah. Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormone,
yakni estrogen dan progesterone, ada juga yang hanya berisi satu
hormone. Kedua hormone ini mencegah terjadinya ovulasi. Jenis-jenis
Pil KB
1. Pil Kb atau kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormone yang dikeluarkan ovarium tiap siklus.
Berdasarkan urutan hormone, estrogen hanya diberikan 14-16 hari
pertama diikuti kombinasi progesterone dan estrogen selama 5-7 hari.
Terdiri dari 14-15 pil KB berisi derivate estrogen dan 7 pil berikutnya
kombinasi estrogen dan progestin. Efektifitas lebih rendah dan sering
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB mengandung estrogen dan progesterone diminum sehari sekali,
terdiri dari estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35 mcg.
Progestin dalam pil oral kombinasi terdiri dari noretindron, desogestrel,
etindiol diasetat, dan gestoden. Terdiri dari 21-22 pil KB, setiap pil
berisi derivate progesterone dan estrogen dosis kecil, mulai diminum
pada hari pertama perdarahan haid selanjutnya setiap hari 1 pil selama
21-22 hari. Setalah 2-3 hari sesudah pil KB atau kontrasepsi oral terakhir
diminum, timbul perdarahan yang merupakan perdarahan putus obat. Pil
oral kombinasi mempunyai 2 kemasan
-Kemasan 28 hari 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap
siklus) tidak mengandung hormone wanita, gantinya zat besi atau inert
untuk membiasakan wanita minum pil setiap hari
- Kemasan 21 hari. Seluruh pil mengandung hormone. Interval 7 hari
tanpa pil akan menyelasikan satu kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) mungkin akan mengalami haid selama 7 hari, tetapi
pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah
menyelasaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak.
 3.   Pil KB mini
Kadang disebut pil masa menyusui, hanya mengandung progesterone
diminum satu
hari sekali besi derivate progestin 0,5 mg atau kurang terdiri dari 21-22
pil karena dosis
kecil pil diminum setiap hari selama siklus haid atau bahkan saat haid.
4. Once a Month Pill
Mengandung estrogen long acting diberikan untuk wanita yang memiliki
Biological Hal Life panjang. Jenis yang tersedia :
- Mifepristone (antiprogesterpn digunakan dalam uji klinis)
- Ormeloxifene (modulator estrogen, digunakan 1-2 kali perminggu
hanya ada di India
5.   Pil KB atau kontrasepsi oral pasca senggama (Morning After Pill)
Mengandung estrogen dosis tinggi, hanya diberikan pada keadaan
darurat pada kasus pemerkosaan atau kondom bocor. Diminum 2 kali
sehari dalam waktu kurang dari 72 jam pasca senggama, selama 5 hari
berturut-turut
PELAKSANAAN Gambaran Pelaksanaan
1. Melakukan konseling tentang pil KB
2. Melakukan informed conscent
3. Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien (TTV, pengukuran BB,
pemeriksaan payudara)
4. Melakukan pelepasan KB implant
5. Memberikan pil KB I Kombinasi dari BKKBN berisi levonogestrel
0,150 mg dan ethinyl estradiol 0,030 mg berupa 21 tablet aktif dan 7
tablet plasebo
6. Memberitahu pasien untuk melakukan kontrol ulang
7. Pengisian kartu peserta KB
Identitas pasien Ny. S/ P2A0/ 33th
TD = 100/70 mmHg

4. PELAYANAN GIZI
a. Monitoring Bayi/anak (5)
JUDUL LAPORAN PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG
BALITA DI DESA KERAMAT BARU
LATAR BELAKANG Masyrakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya
pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan
potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila
sistem pelayanan kesehatan yang berba. Posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masysis
masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien,
dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan pelayanan,
salah satunya adalah layanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006).
Kasus stunting di Indonesia cukup memerihatinkan. Oleh karena itu
perlu upaya perbaikan meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) dan upaya untuk
mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung (intervensi
gizi sensitif). Salah satu program Intervensi yang ditujukan dengan
sasaran ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan adalah, mendorong
penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI, menyediakan obat cacing, menyediakan
suplementasi zink, melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan,
memberikan perlindungan terhadap malaria, memberikan imunisasi
lengkap, melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah
memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 24 september 2022 di Posyandu Sinar
Baru Desa Keramat Baru pukul 11.00 WITA.
Dilakukan pengukuran BB dan TB. Kemudian dilakukan perhitungan
status gizi anak menurut kurva WHO. Di dapatkan hasil sebagai berikut:
• BB : 10,1 kg
• TB : 78 cm
• TB/U : ZS -2 sd 0 ( TB Normal)
• BB/U : ZS -2 sd 0 (BB Normal)
• BB/TB : ZS -1 sd 0 (Giz baik)
Orang tua pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemantau
tumbuh kembang anak.

Identitas An. MF, laki-laki 1 tahun 4 bulan.


bayi/anak/kelompok
sasaran

JUDUL LAPORAN PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG


BALITA DI DESA KERAMAT BARU
LATAR BELAKANG Deteksi dini tumbuh krmbang (DDTK) penting dilakukan guna
mengetahui pertumbuhan anak, baik itu mental, sikap dan perbuatan
yang merupakan suatu tugas orangtua, pendidik, dan masyarakat untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan
yang dibawa anak sejak lahir sehingga anak menjadi cerdas dan sehat,
namun harus dipantau melalui deteksi dini tumbuh kembang anak secara
rutin dan teratur agar tidak terlambat apabila terjadi masalah dengan
tumbuh kembangnya.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah
memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 24 september 2022 di Posyandu Sinar
Baru Desa Keramat Baru pukul 11.00 WITA.
Dilakukan pengukuran BB dan TB. Kemudian dilakukan perhitungan
status gizi anak menurut kurva WHO. Di dapatkan hasil sebagai berikut:
• BB : 7,7 kg
• PB : 74 cm
• TB/U : ZS -2 sd +3 ( TB Normal)
• BB/U : ZS -3 sd -2 (Underweight)
• BB/TB : ZS -3 sd -2 (Gizi kurang)
Orang tua pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemantau
tumbuh kembang anak, kemudian diarahkan untuk melakukan konsultasi
dengan ahli gizi

Identitas An. MDR, laki-laki usia 11 bulan


bayi/anak/kelompok
sasaran
JUDUL LAPORAN PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG
BALITA DI DESA KERAMAT BARU
LATAR BELAKANG Deteksi dini tumbuh krmbang (DDTK) penting dilakukan guna
mengetahui pertumbuhan anak, baik itu mental, sikap dan perbuatan
yang merupakan suatu tugas orangtua, pendidik, dan masyarakat untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan
yang dibawa anak sejak lahir sehingga anak menjadi cerdas dan sehat,
namun harus dipantau melalui deteksi dini tumbuh kembang anak secara
rutin dan teratur agar tidak terlambat apabila terjadi masalah dengan
tumbuh kembangnya.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah
memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 24 september 2022 di Posyandu Sinar
Baru Desa Keramat Baru pukul 11.00 WITA.
Dilakukan pengukuran BB dan TB. Kemudian dilakukan perhitungan
status gizi anak menurut kurva WHO. Di dapatkan hasil sebagai berikut:
• BB : 10,3 kg
• PB : 83 cm
• TB/U : ZS -2 sd 0 ( TB Normal)
• BB/U : ZS -2 sd 0 (BB Normal)
• BB/TB : ZS -1 sd 0 (Giz baik)
Orang tua pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemantau
tumbuh kembang anak.

Identitas An. WW, laki-laki usia 17 bulan


bayi/anak/kelompok
sasaran

JUDUL LAPORAN PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG


BALITA DI DESA PEKAUMAN DALAM
LATAR BELAKANG Deteksi dini tumbuh krmbang (DDTK) penting dilakukan guna
mengetahui pertumbuhan anak, baik itu mental, sikap dan perbuatan
yang merupakan suatu tugas orangtua, pendidik, dan masyarakat untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan
yang dibawa anak sejak lahir sehingga anak menjadi cerdas dan sehat,
namun harus dipantau melalui deteksi dini tumbuh kembang anak secara
rutin dan teratur agar tidak terlambat apabila terjadi masalah dengan
tumbuh kembangnya.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah
memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2022 di Posyandu
Gemilang Desa Pekauman Dalam pukul 11.00 WITA.
Dilakukan pengukuran BB dan TB. Kemudian dilakukan perhitungan
status gizi anak menurut kurva WHO. Di dapatkan hasil sebagai berikut:
• BB : 8,7 kg
• PB : 73,5 cm
• TB/U : ZS -2 sd 0 ( TB Normal)
• BB/U : ZS -2 sd 0 (BB Normal)
• BB/TB : ZS -1 sd 0 (Giz baik)
Orang tua pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemantau
tumbuh kembang anak.

Identitas An. SK, perempuan usia 11 bulan 


bayi/anak/kelompok
sasaran

JUDUL LAPORAN PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG


BALITA DI DESA PEKAUMAN DALAM
LATAR BELAKANG Deteksi dini tumbuh krmbang (DDTK) penting dilakukan guna
mengetahui pertumbuhan anak, baik itu mental, sikap dan perbuatan
yang merupakan suatu tugas orangtua, pendidik, dan masyarakat untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan
yang dibawa anak sejak lahir sehingga anak menjadi cerdas dan sehat,
namun harus dipantau melalui deteksi dini tumbuh kembang anak secara
rutin dan teratur agar tidak terlambat apabila terjadi masalah dengan
tumbuh kembangnya.
Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah dilaksanakan
sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di posyandu dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan
pertumbuhan setiap anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu
ditingkatkan perannya dalam tindak kewaspadaan untuk mencegah
memburuknya keadaan gizi balita (Depkes RI, 2002).
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2022 di Posyandu
Gemilang Desa Pekauman Dalam pukul 11.00 WITA.
Dilakukan pengukuran BB dan TB. Kemudian dilakukan perhitungan
status gizi anak menurut kurva WHO. Di dapatkan hasil sebagai berikut:
• BB : 7,1 kg
• PB : 64,5 cm
• TB/U : ZS -2 sd 0 ( TB Normal)
• BB/U : ZS -2 sd 0 (BB Normal)
• BB/TB : ZS -1 sd 0 (Giz baik)
Orang tua pasien diberikan edukasi mengenai pentingnya pemantau
tumbuh kembang anak.

Identitas An. AF, Perempuan usia 6 bulan


bayi/anak/kelompok
sasaran

b. Deteksi dini stunting


TANGGAL 24 September 2022
JUDUL Deteksi Dini Stunting di Posyandu Sinar Baru, Desa Keramat Baru
IDENTITAS Sasaran adalah bayi dan anak yang datang di Posyandu Balita Desa
Keramat Baru
LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hal yang harus
diperhatikan sejak usia dini. Kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan akan berakibat terhadap kesejahteraaan anak. Salah
satu gangguan dalam pertumbuhan anak yang saat ini sedang
marak dibicarakan adalah stunting. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 Angka kejadian
stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Hal ini masih jauh dari
target WHO dimana angka stunting
targetnya adalah 20%. Stunting merupakan suatu kondisi dimana
panjang atau tinggi badan kurang dibandingkan umurnya,
dengan kata lain anak mengalami ganggunan pertumbuhan yang
menyebabkan anak tidak bertambah tingginya sehingga menjadi
pendek dibandingkan dengan usianya. Kondisi anak pendek
merupakan tanda dari adanya masalah gizi kronis pada
pertumbuhan anak .
Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
Pencegahan dini adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi
angka prevalensi stunting. prosedur terpenting dari pencegahan dini
adalah skrining rutin dan follow-up tinggi badan balita.
GAMBARAN Kegiatan di laksanakan di posyandu sinar baru desa keramat baru.
PELAKSANAAN Kegiatan dimulai pada jam 10.00 WITA-selesai. Anak-anak dibawa
oleh orang tua mereka ke Posyandu dan dilakukan pengukuran
antroposentris secara bergantian. Parameter yang diukur adalah
tinggi/panjang badan, berat badan dan lingkar kepala. Setelah itu
dilakukan pencatatan di KMS anak dan kartu balita Posyandu. Total
anak yang diperiksa adalah 29 anak. Orang tua yang anaknya
mengalami sunting melakukan konsultasi.

TANGGAL 18 Oktober 2022


JUDUL Deteksi Dini Stunting di Posyandu Gemilang, Desa Pekauman
dalam
IDENTITAS Sasaran adalah bayi dan anak yang datang di Posyandu Balita Desa
Pekauman Dalam
LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hal yang harus
diperhatikan sejak usia dini. Kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan akan berakibat terhadap kesejahteraaan anak. Salah
satu gangguan dalam pertumbuhan anak yang saat ini sedang
marak dibicarakan adalah stunting. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 Angka kejadian
stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Hal ini masih jauh dari
target WHO dimana angka stunting
targetnya adalah 20%. Stunting merupakan suatu kondisi dimana
panjang atau tinggi badan kurang dibandingkan umurnya,
dengan kata lain anak mengalami ganggunan pertumbuhan yang
menyebabkan anak tidak bertambah tingginya sehingga menjadi
pendek dibandingkan dengan usianya. Kondisi anak pendek
merupakan tanda dari adanya masalah gizi kronis pada
pertumbuhan anak .
Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
Pencegahan dini adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi
angka prevalensi stunting. prosedur terpenting dari pencegahan dini
adalah skrining rutin dan follow-up tinggi badan balita.
GAMBARAN Kegiatan di laksanakan di posyandu gemilang desa pekauman
PELAKSANAAN dalam. Kegiatan dimulai pada jam 10.00 WITA-selesai. Anak-anak
dibawa oleh orang tua mereka ke Posyandu dan dilakukan
pengukuran antroposentris secara bergantian. Parameter yang
diukur adalah tinggi/panjang badan, berat badan dan lingkar kepala.
Setelah itu dilakukan pencatatan di KMS anak dan kartu balita
Posyandu. Total anak yang diperiksa adalah 27 anak. Orang tua
yang anaknya mengalami sunting melakukan konsultasi.

c. Suplementasi gizi
JUDUL LAPORAN Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Pada Rematri SMP 1
Martapura Timur
LATAR BELAKANG Masalah gizi pada remaja yang sering terjadi akibat pola makan adalah
anemia defisiensi besi. Remaja yang mengalami masalah gizi 40%
diantaranya mengalami anemia gizi besi. Pada remaja putri risiko
anemia lebih tinggi, karena banyaknya zat besi yang hilang selama
periode menstruasi. Kebutuhan zat besi pada remaja putri yang
memasuki masa pubertas juga meningkat karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan yang pesat terutama pada pematangan organ reproduksi.
World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 merekomendasikan
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja penting dilakukan
sebagai penyiapan remaja putri untuk menjadi Wanita Usia Subur
(WUS).
Program TTD diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di sekolah
dengan 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun. Pemberian TTD pada
rematri di sekolah dilakukan dengan menentukan hari minum TTD
bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan setiap sekolah. Saat libur
sekolah TTD diberikan sebelum libur. TTD tidak diberikan pada rematri
yang menderita penyakit thalasemia, hemosiderosis, atau atas indikasi
dokter lainnya.
PELAKSANAAN Kegiatan di laksanakan pada tanggal 24 September 2022. Kegiatan
dimulai pada jam 10.00 WITA. Dilakukan pengukuran BB dan TB.
Kemudian TTD diberikan kepada 74 rematri yang berusia 12-18 tahun.
Peserta selanjutnya diberikan edukasi tentang anemia dan pentingnya
TTD dalam pencegahan anemia pada remaja putri, dan cara
mengkonsumsi TTD
Identitas sasaran adalah siswi remaja putri di SMP 1 Martapura Timur terdiri 74
bayi/anak/kelompok siswi remaja putri dari kelas 7-9 SMP
sasaran

JUDUL LAPORAN Pemberian Makanan Tambahan di Posyandu desa Pekauman Dalam


LATAR BELAKANG Di Indonesia masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab
kematian bayi. Keadaan itu disebabkan oleh asupan gizi yang kurang
mencukupi kebutuhan gizi balita. Oleh sebab itu, untuk membantu
mencukupi kebutuhan gizi balita, pemerintah mengembangkan program
yang disebut Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT adalah
kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk biskuit yang
aman dan bermutu serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan
kebutuhan balita. PMT ada dua macam yaitu PMT pemulihan dan PMT
penyuluhan. PMT pemulihan yaitu makanan pendamping ASI dalam
bentuk biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit
hanya untuk anak usia 12 – 24 bulan. PMT pemulihan ini diberikan satu
kali dalam sehari selama 90 hari berturut-turut atau 3 bulan. Sedangkan
PMT Penyuluhan, diberikan sebagai penyuluhan kepada orang tua balita
tentang makanan kudapan (snack) yang baik diberikan untuk balita.
Perbedaan utama dari kedua jenis PMT ini adalah tujuan dari
pemberiannya.
PELAKSANAAN Kegiatan di laksanakan pada tanggal 18 Oktober 2022 di Posyandu
gemilang desa Pekauman dalam. Pada kegiatan ini terdapat 5 meja
Posyandu balita, meja 1 pendaftaran balita, meja 2 penimbangan dan
pengukuran balita, meja 3 pencatatan hasil penimbangan dan
pengukuran, meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi balita, meja 5
pelayanan kesehatan, pemberian vitamin dan imunisasi. PMT diberikan
setelah pasien sudah ke semua meja Posyandu balita, tim gizi puskesmas
Martapura timur memberikan PMT berupa makanan yang disajikan
biasanya terdiri dari isi 4 sehat 5 sempurna. Dokter Iship Memberikan
pengertian kepada ibu pentingnya memantau perkembangan gizi balita
karena akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya dan
menyarankan ibu untuk rutin datang ke Posyandu.
Identitas sasaran adalah balita yang datang ke Posyandu desa Pekauman dalam
bayi/anak/kelompok (18 Oktober 2022)
sasaran

5. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian penyakit


a. Imunisasi dasar dan BIAS (5x)
JUDUL LAPORAN BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN)
LATAR BELAKANG Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah kegiatan pemberian
imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian imunisasi pada
anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Data beberapa tahun
terakhir menunjukkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi rutin,
baik itu imunisasi dasar maupun imunisasi lanjutan, yang cukup
signifikan. Hal ini menyebabkan jumlah anak-anak yang tidak
mendapatkan imunisasi rutin lengkap sesuai usia semakin bertambah
banyak. Dampak dari penurunan cakupan tersebut dapat kita lihat dari
adanya peningkatan jumlah kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) dan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I
seperti Campak, Rubela, dan Difteri di beberapa wilayah. Anak yang
tidak lengkap imunisasinya akan lebih rentan terkena penyakit Campak,
Rubela, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, dan Polio
Pengetahuan tentang imunisasi mencakup tahu akan pengertian
imunisasi, penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi, manfaat
imunisasi, tempat pelayanan imunisasi, waktu pemberian imunisasi,
jenis imunisasi dan jumlah pemberian imunisasi. Pengetahuan yang
cukup dapat mempengaruhi tindakan orang tua dalam memberikan
secara lengkap imunisasi kepada anaknya. Akan tetapi banyaknya isu
terkait halal- haramnya vaksin dan beredarnya vaksin palsu
menyebabkan orang tua ragu memberikan vaksin untuk anaknya dan
akhirnya mempengaruhi sikap orang tua yang kurang baik terhadap
imunisasi, terlebih ketika mereka mendapatibadan anaknya panas setelah
melakukan imunisasi
Dalam rangka menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun
2022, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak
Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota beserta perangkat kerjanya,
Organisasi Masyarakat Sipil, Organisasi Keagamaan, Tim Penggerak
PKK, Organisasi Profesi Kesehatan dan Lembaga-Lembaga Swadaya
Masyarakat untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam menyukseskan
Bulan Imunisasi Anak Nasional.
Identitas penerima Pemberian imunisasi campak oleh siswa/i kelas 1 hingga kelas 6 SD
vaktor pekauman 1 martapura yang belum mendapatkan imunisasi campak di
bulan mei-juni.
PELAKSANAAN Pemberian imunisasi campak pada tanggal 12 September 2022 di SD
Pekauman 1 Martapura. Sebanyak 19 murid yang belum mendapatkan
imunisasi campak di bulan mei-juni dari kelas 1-kelas 6. Sebelum
memulai kami mendata dan mencocokkan nama siswa/i yang belum
mendapatkan imunisasi campak. Setelah itu kami memberi penyuluhan
tentang imunisasi campak ini ke siswa/i dengan bahasa yang mudah di
mengerti oleh siswa/i, dengan harapan apa yang kami sampaikan bisa di
sampaikan dengan jelas ke orang tua murid. Setelah memberi
penyuluhan kami mulai memberikan imunisasi ke siswa/i, kemudian
setelah di suntik kami meberikan hadiah kepada siswa/i yang sudah
mendapatkan imunisasi.

JUDUL LAPORAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) di SD Tambak Anyar


(28 November 2022)
LATAR BELAKANG Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian, kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular
adalah imunisasi. Upaya imunisasi dikembangkan menjadi progam
pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu
tuberculosis, difteria, pertussis, campak, polio, tetanus dan hepatitis B.
Imunisasi yang telah diperoleh dari bayi belum cukup untuk melindungi
terhadap penyakit, sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi
penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi
ketika bayi, pada usia sekolah anak-anak mulai berinteraksi dengan
lingkungan baru dan bertemu dengan lebih banyak orang sehingga
beresiko tertular atau menularkan penyakit, maka pemerintah melalui
kementerian kesehatan republik indonesia sejak tahun 1984 telah mulai
melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah. Program ini
kemudian dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
BIAS adalah bentuk operasional dari imunisasi lanjutan pada anak
sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan
sasaran semua anak kelas 1,2 dan 3 di seluruh Indonesia. Imunisasi
adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia
terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit
tersebut. Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk
mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau
untuk memperpanjang masa perlindungan. Pelaksanaan kegiatan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dilaksanakan oleh puskesmas dan
monitoring dilakukan oleh dinas kesehatan

Identitas penerima Pemberian imunisasi DT oleh siswa/i kelas 1, 2 dan 5 SD tambak anyar.
vaktor
PELAKSANAAN Pemberian imunisasi DT pada tanggal 28 November 2022 di SD
Tambak Anyar. Penerima imunisasi sebanyak 20 murid dari kelas 1, 2
dan 5. Sebelum memulai kami mendata dan mencocokkan nama siswa/i.
Setelah itu kami memberi penyuluhan tentang imunisasi DT ini ke
siswa/i dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh siswa/i, dengan
harapan apa yang kami sampaikan bisa di sampaikan dengan jelas ke
orang tua murid. Setelah memberi penyuluhan kami mulai memberikan
imunisasi ke siswa/i.

JUDUL LAPORAN PROGRAM IMUNISASI DASAR


LATAR BELAKANG Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan pada anak
sebelum berusia 1 tahun yang terdiri dari imunisasi HB 0, imunisasi
BCG, imunisasi DPT-HB-HIB, imunisasi polio, imunisasi IPV dan
imunisasi campak (Kemenkes RI, 2018). Imunisasi dasar lengkap dapat
melindungi anak dari wabah penyakit, kecacatan dan kematian.
Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari
penyakit. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Apabila kelak terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut karena
system imun tubuh mempunyai sistem memori daya ingat, ketika vaksin
masuk ke dalam tubuh maka dibentuk antibodi untuk melawan vaksin
tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai pengalaman.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu
tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia,
meningitis, polio dan campak. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
Identitas penerima balita yang datang ke Posyandu sinar baru desa Keramat
vaktor
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 24 september 2022 di Posyandu Sinar
Baru Desa Keramat Baru pukul 11.00 WITA. Pada posyandu disediakan
meja I untuk pendaftaran, meja II untuk pengukuran berat badan, tinggi
badan, kemudian disediakan meja III pencatatan hasil penimbangan dan
pengukuran, meja IV untuk penyuluhan dan pelayanan gizi bagi balita,
setelah itu di meja V pelayanan kesehatan pemberian imunisasi atau
vitamin dengan melihat buku KIA imunisasi apa yang belum diberikan. 
Pemberian imunisasi dasar di posyandu sinar baru desa keramat baru
terdapat 5 bayi dengan usia 4 bulan hingga 3 tahun. Pemberian imunisasi
MR, BCG, Penta 1, Penta 2, OPV 1, OPV 3 dan IPV dengan rincian
sebagai berikut:
Imunisasi BCG, PENTA 1: 1 anak
Imunisasi OPV 1 dan IPV1 : 1 anak
Imunisasi Penta 2 dan OPV 3 : 1 anak
Imunisasi MR :1 anak
Imunisasi Hb0 : 1 anak

Setelah pemberian imunisasi, dilakukan pengisian buku KIA

JUDUL LAPORAN PROGRAM IMUNISASI DASAR


LATAR BELAKANG Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan pada anak
sebelum berusia 1 tahun yang terdiri dari imunisasi HB 0, imunisasi
BCG, imunisasi DPT-HB-HIB, imunisasi polio, imunisasi IPV dan
imunisasi campak (Kemenkes RI, 2018). Imunisasi dasar lengkap dapat
melindungi anak dari wabah penyakit, kecacatan dan kematian.
Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari
penyakit. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Apabila kelak terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut karena
system imun tubuh mempunyai sistem memori daya ingat, ketika vaksin
masuk ke dalam tubuh maka dibentuk antibodi untuk melawan vaksin
tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai pengalaman.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu
tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia,
meningitis, polio dan campak. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
Identitas penerima balita yang datang ke Posyandu Gemilang, Desa Pekauman Dalam
vaktor
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2022 di Posyandu
Gemilang Desa Pekauman Dalam pukul 11.00 WITA. Pada posyandu
disediakan meja I untuk pendaftaran, meja II untuk pengukuran berat
badan, tinggi badan, kemudian disediakan meja III pencatatan hasil
penimbangan dan pengukuran, meja IV untuk penyuluhan dan
pelayanan gizi bagi balita, setelah itu di meja V pelayanan kesehatan
pemberian imunisasi atau vitamin dengan melihat buku KIA imunisasi
apa yang belum diberikan. 
Pemberian imunisasi dasar di posyandu sinar baru desa keramat baru
terdapat 6 bayi. Pemberian imunisasi Penta 2, Penta 3, OPV3, OPV 4,
IPV, dan PCV dengan rincian sebagai berikut:
Imunisasi PENTA 2 dan OPV 3: 1 anak
Imunisasi PENTA 3 dan OPV 4: 1 anak
Imunisasi IPV : 1 anak
Imunisasi PCV :3 anak
Setelah pemberian imunisasi, dilakukan pengisian buku KIA.

JUDUL LAPORAN PROGRAM IMUNISASI DASAR (16 Januari 2023)


LATAR BELAKANG Imunisasi dasar lengkap adalah imunisasi yang diberikan pada anak
sebelum berusia 1 tahun yang terdiri dari imunisasi HB 0, imunisasi
BCG, imunisasi DPT-HB-HIB, imunisasi polio, imunisasi IPV dan
imunisasi campak (Kemenkes RI, 2018). Imunisasi dasar lengkap dapat
melindungi anak dari wabah penyakit, kecacatan dan kematian.
Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari
penyakit. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Apabila kelak terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut karena
system imun tubuh mempunyai sistem memori daya ingat, ketika vaksin
masuk ke dalam tubuh maka dibentuk antibodi untuk melawan vaksin
tersebut dan sistem memori akan menyimpan sebagai pengalaman.
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu
tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia,
meningitis, polio dan campak. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
Identitas penerima balita yang datang ke Posyandu Desa Mekar
vaktor
PELAKSANAAN Posyandu diadakan rutin setiap bulan dibantu oleh kader masyarakat.
Kegiatan dilakukan pada tanggal 16 Januari 2023 di Posyandu Desa
Mekar pukul 10.00 WITA. Pada posyandu disediakan meja I untuk
pendaftaran, meja II untuk pengukuran berat badan, tinggi badan,
kemudian disediakan meja III pencatatan hasil penimbangan dan
pengukuran, meja IV untuk penyuluhan dan pelayanan gizi bagi balita,
setelah itu di meja V pelayanan kesehatan pemberian imunisasi atau
vitamin dengan melihat buku KIA imunisasi apa yang belum diberikan. 
Pemberian imunisasi dasar di posyandu desa mekar terdapat 4 bayi.
Pemberian imunisasi Penta 1, Penta 2, OPV2, OPV3,BCG , dan campak
dengan rincian sebagai berikut:
Imunisasi PENTA 1 dan OPV2 : 1 anak
Imunisasi PENTA 2 dan OPV 3 : 1 anak
Imunisasi BCG : 1 anak
Imunisasi campak : 1 anak
Setelah pemberian imunisasi, dilakukan pengisian buku KIA.

b. Vaksinasi Covid 19 (minimal 1 laporan)


JUDUL LAPORAN Vaksinasi Covid 19 di Puskesmas Martapura Timur (21 Desember 2022)
LATAR BELAKANG Mengingat penyebaran COVID-19 yang bersifat luar biasa dengan
ditandai jumlah kasus dan/atau jumlah  kematian telah meningkat dan
meluas lintas wilayah dan lintas negara dan berdampak pada aspek
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta
kesejahteran masyarakat di Indonesia. Upaya penanggulangan COVID-
19 harus terus dilakukan secara masif dengan beberapa strategi.
Vaksinasi merupakan upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan
efisien dalam mencegah beberapa penyakit menular berbahaya. Sejarah
telah mencatat besarnya peranan vaksinasi dalam menyelamatkan
masyarakat dunia dari kesakitan, kecacatan bahkan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Vaksinasi (PD3I). Dalam upaya
penanggulangan pandemi COVID-19, vaksinasi COVID-19 bertujuan
untuk mengurangi transmisi/penularan COVID-19, menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan
kelompok di masyarakat (herd imunity) dan melindungi masyarakat dari
COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi
Identitas penerima Penerima vaksin pada kegiatan vaksinasi di Puskesmas Martapura Timur
vaktor berjumlah 5 akseptor vaksin. Meliputi populasi yang berusia > 18 tahun
dan lansia.
PELAKSANAAN -Tim vaksinator Puskesmas Martapura Timur menyiapkan alat dan
bahan berupa vaksin booster (Indovac), serta alat medis lainnya yang
akan digunakan di kegiatan vaksinasi COVID-19. Kegiatan dilakukan di
ruang imunisasi Puskesmas Martapura timur dimulai dari meja registrasi
yang diisi oleh Perawat PKM, selanjutnya peserta vaksin diperiksa
tanda-tanda vitalnya. Setelah itu dilakukan screening riwayat
penyakit/komorbid oleh dokter PIDI. Peserta yang memenuhi syarat
kemudian diinjeksikan vaksin COVID-19.
-Akseptor vaksin booster (Indovac) dengan jumlah 5 orang
-Setelah pemberian vaksin, peserta diobservasi, serta data vaksinasi
diinput ke data PKM dan Dinas Kesehatan untuk pelaporan harian target
akseptor vaksin COVID-19. Peserta penerima vaksin akan mendapatkan
surat keterangan/ sertifikat vaksin.
c. Pencarian kasus penyakit menular (2)
JUDUL LAPORAN Tracing Pasien COVID-19 ( 29 Agustus 2022)
LATAR BELAKANG Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus
2 (SARS-Cov-2). Dari data yang diberikan oleh World Health
Organization (WHO) per tanggal 1 September 2020, terdapat
25,298,875 kasus konfirmasi dan 847,602 kematian akibat Covid-19 di
dunia. Di Indonesia, berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan
Covid-19, hingga 1 September 2020 terdapat 177.571 kasus
terkonfirmasi, 128.057 sembuh, dan 7.505 kematian. Kalimantan Selatan
sendiri menempati urutan ke-6 untuk jumlah kasus terbanyak di
Indonesia, yaitu 8.288 kasus terkonfirmasi. Penularan utama SARS-
Cov-2 adalah lewat droplet dan kontak langsung, namun virus ini juga
dapat ditularkan melalui udara, yaitu dalam bentuk partikel aerosol.
Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan Covid-19 yaitu
meningkatkan pelacakan kontak (contact tracing) yang merupakan
bagian dari 3T (test atau 3 pemeriksaan laboratorium, trace atau
pelacakan kontak, treat atau isolasi) sehingga dapat memutuskan rantai
penularan Covid-19. Ketika hasil test RT-PCR positif dan pasien
dinyatakan sebagai kasus konfirmasi, maka tindakan selanjutnya yang
dilakukan yaitu pelacakan kontak (trace) harus segera dilakukan segera
setelah kasus konfirmasi/probable ditemukan. Kontak erat yang
diidentifikasi akan segera dikarantina selama 14 hari. Jika setelah
melakukan karantina selama 14 hari tidak muncul gejala, maka
pemantauan terhadap kontak erat bisa dihentikan. Namun jika selama
pemantauan, kontak erat muncul adanya gejala maka kontak erat harus
segera diisolasi dan melakukan test swab (RT-PCR).
Identitas penerima Tn. AN/ 2782/ 29 tahun/ BB 53,7kg/ TB 152cm/ IMT 23,34 (Normal)
vaktor
PELAKSANAAN -Pasien datang ke poli infeksi Puskesmas Martapura Timur dengan
keluhan demam sejak 1 hari yang lalu. Demam disertai rasa menggigil.
Pasien juga mengeluhkan sakit tenggorokan, pusing, dan mual.
- Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien dilakukan
Swab Antigen COVID-19 dan hasilnya positif.
- Pasien terkonfirmasi Covid-19 disuruh melakukan karantina selama 14
hari. 
- Tracing dilakukan dengan meminta orang serumah dan sekantor pasien
untuk melakukan Swab Antigen COVID-19
JUDUL LAPORAN Tracing Pasien Scabies (1 September 2022)
LATAR BELAKANG Scabies atau disebut juga penyakit kudis, adalah penyakit menular kulit
yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei hominis. Tungau
mikroskopis tersebut akan menggali ke dalam epidermis, bertelur, dan
menyebabkan manifestasi klinis. Gejala scabies yang paling umum
adalah rasa gatal yang hebat dan ruam kulit seperti jerawat, ditularkan
melalui kontak langsung dari kulit atau material yang terkontaminasi.
WHO mendeklarasikan scabies sebagai penyakit kulit yang terabaikan,
terutama di negara berkembang. Diperkirakan prevalensi scabies di
seluruh dunia adalah 300 juta setiap tahunnya. Prevalensi yang tinggi
berkorelasi dengan kemiskinan, status gizi buruk, tunawisma, dan
higienitas yang tidak memadai.
Penularan tungan Sarcoptes scabiei dapat terjadi secara kontak langsung
yaitu melalui pelukan dan berjabat tangan. Sedangkan secara tidak
langsung, misalnya seperti berbagi penggunaan pakaian atau tempat
tidur dengan orang yang menderita scabies.
Predileksi scabies pada anak-anak dan orang dewasa sering muncul pada
area ketiak, pergelangan tangan, sela-sela jari, sekitar kelamin, lutut,
telapak kaki, bokong, pinggang dan sekitar payudara. 
Dalam penegakan diagnosis scabies harus didapatkan gejala 2 dari 4
tanda kardinal yaitu : Menyerang secara berkelompok, gatal pada malam
hari, terdapat terowongan, dan ditemukannya tungau. 
Pengobatan skabies dilakukan dengan pemberian permethrin 5% yang
dioleskan keseluruh tubuh dan dibiarkan selama 8 jam. Karena penyakit
ini menular maka hal yang harus dilakukan untuk memutus rantai
penularan dengan cara mengobati orang yang tinggal serumah dengan
paisen. 
Identitas penerima An.NM/1642/ 8 tahun/ BB 25kg (Pasien poli infeksi)
vaktor
PELAKSANAAN Seteleh menggali informasi mengenai gejala dan sumber penularan
didapatkan 2 dari 4 tanda kardinal yaitu gatal pada malam hari dan
menyerang sekelompok orang. Pasien kemudian diobati dengan
permethrin 5% yang dioles ke seluruh kulit dan di diamkan selama 8-
10jam dapat diulangi kembali 1 minggu kemudian. Pasien kemudian
diedukasi untuk mencuci pakaian, seprei, handuk dan direndam di air
panas. Pasien juga diminta untuk membawa kakak pasien berobat ke
Puskesmas Martapura Timur

d. Melakukan penapisan pasien tersangka TB (5)


JUDUL LAPORAN PENJARINGAN KASUS SUSPEK TB (Poli Infeksi)
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2014
melaporkan bahwa TBmasih menjadi salah satu penyakit menular
paling mematikan di dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun
2013 di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian
sebesar 1,5 juta. Insidensi TB di dunia mengalami penurunan
sebesar 1,5% tiap tahun antara tahun 2000-2013.Jumlah kasus TB
paru secara global pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta kasus,
dimana Indonesia menyumbang 410.000-520.000 kasus (WHO,
2014).
Indonesia merupakan negara dengan beban tinggi TB pertama di
Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Millenium
Development Goals (MDG) untuk penemuan kasus TB di atas
70% dan angka kesembuhan 85% pada tahun 2006 (Kemenkes
RI, 2013a). Strategi directly observed treatment short-course (DOTS)
menggunakan passive case finding (PCF) dengan promosi aktif
dimana pasien yang memiliki gejala TB akan mendatangi fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan (Eang
et al., 2012). Banyak individu dengan TB aktif tidak mengalami
gejala TB khas pada tahap awalpenyakit. Individu ini biasanya
tidak mencari perawatan awal dan mungkin tidak terdiagnosis dengan
tepat ketika mencari perawatan.
Identitas dan Pasien Tn. H datang ke poli infeksi dengan keluhan batuk sudah sekitar
keterangan pasien 2 minggu yang lalu. Batuk berdahak namun tidak ada darah. Pasien
mengatakan berat badannya turun dan nafsu makan hilang. Demam
hilang penciuman disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan mempunyai
riwayat pengobatan 6 bulan sekitar 5 tahun yang lalu. Namun sudah
dikatakan sembuh dan selesai pengobatannya.
PERENCANAAN &
PEMILIHAN
INTERVENSI
PELAKSANAAN Penemuan suspek TB di Indonesia dilakukan secara intensif dengan
strategi passive promotif case finding yaitu penjaringan suspek TB yang
dilakukan kepada penderita yang datang ke unit pelayanan. Pada
puskesmas martapura timur pasien dengan gejala batuk berdahak sekitar
kurang lebih 1 minggu atau batuk berulang disarankan dari poli infeksi
untuk cek sputum (dahak). Setelah mendapatkan hasil dari cek sputum
apabila positif (+) bisa langsung diterapi dengan terapi TB. Namun, jika
negatif (-) dan gejala masih ada bisa disarankan untuk foto rontgen
untuk memastikan.

JUDUL LAPORAN PENJARINGAN KASUS SUSPEK TB (Poli Infeksi)


LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2014
melaporkan bahwa TBmasih menjadi salah satu penyakit menular
paling mematikan di dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun
2013 di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian
sebesar 1,5 juta. Insidensi TB di dunia mengalami penurunan
sebesar 1,5% tiap tahun antara tahun 2000-2013.Jumlah kasus TB
paru secara global pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta kasus,
dimana Indonesia menyumbang 410.000-520.000 kasus (WHO,
2014).
Indonesia merupakan negara dengan beban tinggi TB pertama di
Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Millenium
Development Goals (MDG) untuk penemuan kasus TB di atas
70% dan angka kesembuhan 85% pada tahun 2006 (Kemenkes
RI, 2013a). Strategi directly observed treatment short-course (DOTS)
menggunakan passive case finding (PCF) dengan promosi aktif
dimana pasien yang memiliki gejala TB akan mendatangi fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan (Eang
et al., 2012). Banyak individu dengan TB aktif tidak mengalami
gejala TB khas pada tahap awalpenyakit. Individu ini biasanya
tidak mencari perawatan awal dan mungkin tidak terdiagnosis dengan
tepat ketika mencari perawatan.
Identitas dan Pasien Tn. MI 29 tahun.
keterangan pasien
Anamnesis : Pasien datang dengan keluhan demam dan batuk. Demam
sejak ± 2 minggu yang lalu. Demam tinggi pada saat menjalng sore dan
malam hari. Demam muncul hilang timbul. Sudah di beri obat demam
turun tetapi naik lagi. Gangguan mual muntah dirasakan pasien. Pasien
juga mengeluhkan batuk, batuk berdahak sejak ± 1 minggu. Batuk tidak
disertai pilek. Batuk dahak berwarna putih, tidak ada darah. Riwayat BB
turun akhir-akhir ini dirasakan pasien (pasien lupa berapa kg turunnya).
Pasien merokok sudah cukup lama sekitar ± 10tahun. Riwayat
pengobatan 6 bulan ibu pasien, namun sudah selesai pengobatan. Sekitar
beberapa tahun yang lalu. Keringat dingin dimalam hari disangkal oleh
pasien
PELAKSANAAN Penemuan suspek TB di Indonesia dilakukan secara intensif dengan
strategi passive promotif case finding yaitu penjaringan suspek TB yang
dilakukan kepada penderita yang datang ke unit pelayanan. Pada
puskesmas martapura timur pasien dengan gejala batuk berdahak sekitar
kurang lebih 1 minggu atau batuk berulang disarankan dari poli infeksi
untuk cek sputum (dahak). Setelah mendapatkan hasil dari cek sputum
apabila positif (+) bisa langsung diterapi dengan terapi TB. Namun, jika
negatif (-) dan gejala masih ada bisa disarankan untuk foto rontgen
untuk memastikan.
JUDUL LAPORAN PENJARINGAN KASUS SUSPEK TB (Poli Infeksi) (28/12/22)
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2014
melaporkan bahwa TBmasih menjadi salah satu penyakit menular
paling mematikan di dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun
2013 di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian
sebesar 1,5 juta. Insidensi TB di dunia mengalami penurunan
sebesar 1,5% tiap tahun antara tahun 2000-2013.Jumlah kasus TB
paru secara global pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta kasus,
dimana Indonesia menyumbang 410.000-520.000 kasus (WHO,
2014).
Indonesia merupakan negara dengan beban tinggi TB pertama di
Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Millenium
Development Goals (MDG) untuk penemuan kasus TB di atas
70% dan angka kesembuhan 85% pada tahun 2006 (Kemenkes
RI, 2013a). Strategi directly observed treatment short-course (DOTS)
menggunakan passive case finding (PCF) dengan promosi aktif
dimana pasien yang memiliki gejala TB akan mendatangi fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan (Eang
et al., 2012). Banyak individu dengan TB aktif tidak mengalami
gejala TB khas pada tahap awalpenyakit. Individu ini biasanya
tidak mencari perawatan awal dan mungkin tidak terdiagnosis dengan
tepat ketika mencari perawatan.
Identitas dan Ny. R/ 30th / 7193
keterangan pasien
Anamnesis : pasien datang ke poli infeksi dengan keluhan batuk
berdahak dan disertai ada darah segar. Batuk berdahak sejak sekitar 2
minggu namun hilang timbul. Bercak darah baru beberapa hari terakhir.
Pasien mengeluhkan BB turun dan ada keringat malam. Pasien belum
pernah berobat TB, riwayat keluarga berobat TB disangkal oleh pasien.
Demam disangkal oleh pasien.
PELAKSANAAN Penemuan suspek TB di Indonesia dilakukan secara intensif dengan
strategi passive promotif case finding yaitu penjaringan suspek TB yang
dilakukan kepada penderita yang datang ke unit pelayanan. Pada
puskesmas martapura timur pasien dengan gejala batuk berdahak sekitar
kurang lebih 1 minggu atau batuk berulang disarankan dari poli infeksi
untuk cek sputum (dahak). Setelah mendapatkan hasil dari cek sputum
apabila positif (+) bisa langsung diterapi dengan terapi TB. Namun, jika
negatif (-) dan gejala masih ada bisa disarankan untuk foto rontgen
untuk memastikan.
JUDUL LAPORAN PENJARINGAN KASUS SUSPEK TB (Poli Infeksi) (28/11/22)
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2014
melaporkan bahwa TBmasih menjadi salah satu penyakit menular
paling mematikan di dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun
2013 di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian
sebesar 1,5 juta. Insidensi TB di dunia mengalami penurunan
sebesar 1,5% tiap tahun antara tahun 2000-2013.Jumlah kasus TB
paru secara global pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta kasus,
dimana Indonesia menyumbang 410.000-520.000 kasus (WHO,
2014).
Indonesia merupakan negara dengan beban tinggi TB pertama di
Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Millenium
Development Goals (MDG) untuk penemuan kasus TB di atas
70% dan angka kesembuhan 85% pada tahun 2006 (Kemenkes
RI, 2013a). Strategi directly observed treatment short-course (DOTS)
menggunakan passive case finding (PCF) dengan promosi aktif
dimana pasien yang memiliki gejala TB akan mendatangi fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan (Eang
et al., 2012). Banyak individu dengan TB aktif tidak mengalami
gejala TB khas pada tahap awalpenyakit. Individu ini biasanya
tidak mencari perawatan awal dan mungkin tidak terdiagnosis dengan
tepat ketika mencari perawatan.
Identitas dan An. AM / 9th/ 4922
keterangan pasien
Anamnesis : pasien datang ke poli infeksi dengan keluhan batuk
berdahak. Batuk berdahak sejak sekitar 2 minggu namun hilang timbul.
Orang tua pasien mengeluhkan BB turun dan terkadang ada demam.
Pasien belum pernah berobat TB, riwayat keluarga berobat TB disangkal
oleh pasien.
PELAKSANAAN Penemuan suspek TB di Indonesia dilakukan secara intensif dengan
strategi passive promotif case finding yaitu penjaringan suspek TB yang
dilakukan kepada penderita yang datang ke unit pelayanan. Pada
puskesmas martapura timur pasien dengan gejala batuk berdahak sekitar
kurang lebih 1 minggu atau batuk berulang disarankan dari poli infeksi
untuk tes mantoux (bagi anak). Setelah mendapatkan hasil dari cek
sputum apabila positif (+) bisa langsung diterapi dengan terapi TB.
Namun, jika negatif (-) dan gejala masih ada bisa disarankan untuk foto
rontgen untuk memastikan.

JUDUL LAPORAN PENJARINGAN KASUS SUSPEK TB (Poli Infeksi) (2/12/22)


LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2014
melaporkan bahwa TBmasih menjadi salah satu penyakit menular
paling mematikan di dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun
2013 di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian
sebesar 1,5 juta. Insidensi TB di dunia mengalami penurunan
sebesar 1,5% tiap tahun antara tahun 2000-2013.Jumlah kasus TB
paru secara global pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta kasus,
dimana Indonesia menyumbang 410.000-520.000 kasus (WHO,
2014).
Indonesia merupakan negara dengan beban tinggi TB pertama di
Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Millenium
Development Goals (MDG) untuk penemuan kasus TB di atas
70% dan angka kesembuhan 85% pada tahun 2006 (Kemenkes
RI, 2013a). Strategi directly observed treatment short-course (DOTS)
menggunakan passive case finding (PCF) dengan promosi aktif
dimana pasien yang memiliki gejala TB akan mendatangi fasilitas
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan (Eang
et al., 2012). Banyak individu dengan TB aktif tidak mengalami
gejala TB khas pada tahap awalpenyakit. Individu ini biasanya
tidak mencari perawatan awal dan mungkin tidak terdiagnosis dengan
tepat ketika mencari perawatan.
Identitas dan Nn. WM / 20th/ 7324
keterangan pasien
Anamnesis : pasien datang ke poli infeksi dengan keluhan batuk
berdahak. Batuk berdahak sejak sekitar 2 minggu namun hilang timbul.
Batuk berdahak disertai pilek. BB turun, demam disangkal oleh pasien.
Riwayat keluarga berobat TB disangkal oleh pasien.
PELAKSANAAN Penemuan suspek TB di Indonesia dilakukan secara intensif dengan
strategi passive promotif case finding yaitu penjaringan suspek TB yang
dilakukan kepada penderita yang datang ke unit pelayanan. Pada
puskesmas martapura timur pasien dengan gejala batuk berdahak sekitar
kurang lebih 1 minggu atau batuk berulang disarankan dari poli infeksi
untuk cek sputum (dahak). Setelah mendapatkan hasil dari cek sputum
apabila positif (+) bisa langsung diterapi dengan terapi TB. Namun, jika
negatif (-) dan gejala masih ada bisa disarankan untuk foto rontgen
untuk memastikan.

e. Melakukan pengobatan pasien TB (baru/lama) (5)


JUDUL LAPORAN Pengobatan Pasien TB di Puskesmas Martapura Timur (10 / 10/ 2022)
IDENTITAS PASIEN An. MA/ 1 tahun 4 bulan/ 3691
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO)  dalam Global  Tuberculosis Report 2014 
melaporkan  bahwa  TB masih  menjadi  salah  satu  penyakit  menular 
paling  mematikan  di  dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun 2013
di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian sebesar 1,5 
juta.  Insidensi  TB  di  dunia mengalami  penurunan  sebesar  1,5%  tiap 
tahun  antara  tahun  2000-2013.Jumlah kasus TB paru secara global pada
tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta  kasus,  dimana  Indonesia 
menyumbang  410.000-520.000  kasus .
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Meskipun Program
Pengendalian TB Nasional telah berhasil mencapai target angka penemuan
dan angka kesembuhan, penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit
dan praktik swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed
Treatment Short-course (DOTS) dan penerapan standar pelayanan berdasar
International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
PELAKSANAAN Pasien dengan di TB on treatment bulan 1
-Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait
-Pasien diberikan blister obat TB full dose combination untuk anak.
-dilakukan edukasi kepada orang tua pasien mengenai cara penularan,
pengobatan, efek samping obat, dan komplikasi
-pasien diminta untuk rutin kontrol setiap bulan.

JUDUL LAPORAN Pengobatan Pasien TB di Puskesmas Martapura Timur (2/12/2022)


IDENTITAS PASIEN Nn. SR/ 17th/ 7071
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO)  dalam Global  Tuberculosis Report 2014 
melaporkan  bahwa  TB masih  menjadi  salah  satu  penyakit  menular 
paling  mematikan  di  dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun 2013
di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian sebesar 1,5 
juta.  Insidensi  TB  di  dunia mengalami  penurunan  sebesar  1,5%  tiap 
tahun  antara  tahun  2000-2013.Jumlah kasus TB paru secara global pada
tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta  kasus,  dimana  Indonesia 
menyumbang  410.000-520.000  kasus .
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Meskipun Program
Pengendalian TB Nasional telah berhasil mencapai target angka penemuan
dan angka kesembuhan, penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit
dan praktik swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed
Treatment Short-course (DOTS) dan penerapan standar pelayanan berdasar
International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
PELAKSANAAN Pasien dengan di TB on treatment kategori I (bulan ke 2)
-Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait
-Pasien diberikan blister obat TB full dose combination untuk dewasa. OAT
kategori I (2(RHZE) + 4(RH)3)
-dilakukan edukasi kepada pasien mengenai cara penularan, pengobatan,
efek samping obat, dan komplikasi.
-pasien diminta untuk rutin kontrol setiap bulan.

JUDUL LAPORAN Pengobatan Pasien TB (4/11/22)


IDENTITAS PASIEN Ny. J/ 38th/ 3027
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO)  dalam Global  Tuberculosis Report 2014 
melaporkan  bahwa  TB masih  menjadi  salah  satu  penyakit  menular 
paling  mematikan  di  dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun 2013
di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian sebesar 1,5 
juta.  Insidensi  TB  di  dunia mengalami  penurunan  sebesar  1,5%  tiap 
tahun  antara  tahun  2000-2013.Jumlah kasus TB paru secara global pada
tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta  kasus,  dimana  Indonesia 
menyumbang  410.000-520.000  kasus .
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Meskipun Program
Pengendalian TB Nasional telah berhasil mencapai target angka penemuan
dan angka kesembuhan, penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit
dan praktik swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed
Treatment Short-course (DOTS) dan penerapan standar pelayanan berdasar
International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
PELAKSANAAN Pasien dengan di TB on treatment (bulan ke5)
-Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait
-Pasien mengambil obat TB paru di poli paru RSUD Ratu Zalecha.
-dilakukan edukasi kepada pasien mengenai cara penularan, pengobatan,
efek samping obat, dan komplikasi.

JUDUL LAPORAN Pengobatan Pasien TB (3/12/22)


IDENTITAS PASIEN An. SK/ 4th 9 bulan/ 3050
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO)  dalam Global  Tuberculosis Report 2014 
melaporkan  bahwa  TB masih  menjadi  salah  satu  penyakit  menular 
paling  mematikan  di  dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun 2013
di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian sebesar 1,5 
juta.  Insidensi  TB  di  dunia mengalami  penurunan  sebesar  1,5%  tiap 
tahun  antara  tahun  2000-2013.Jumlah kasus TB paru secara global pada
tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta  kasus,  dimana  Indonesia 
menyumbang  410.000-520.000  kasus .
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Meskipun Program
Pengendalian TB Nasional telah berhasil mencapai target angka penemuan
dan angka kesembuhan, penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit
dan praktik swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed
Treatment Short-course (DOTS) dan penerapan standar pelayanan berdasar
International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
PELAKSANAAN Pasien dengan di TB on treatment
-Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait
-Pasien mengambil obat TB paru di RSUD Ratu Zalecha.
-dilakukan edukasi kepada pasien mengenai cara penularan, pengobatan,
efek samping obat, dan komplikasi..

JUDUL LAPORAN Pengobatan Pasien TB (3/12/22)


IDENTITAS PASIEN An. DY/ 2th /3050
LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. World Health
Organization (WHO)  dalam Global  Tuberculosis Report 2014 
melaporkan  bahwa  TB masih  menjadi  salah  satu  penyakit  menular 
paling  mematikan  di  dunia. Jumlah kasus TB paru aktif pada tahun 2013
di seluruh dunia sebanyak 9 juta kasus dengan jumlah kematian sebesar 1,5 
juta.  Insidensi  TB  di  dunia mengalami  penurunan  sebesar  1,5%  tiap 
tahun  antara  tahun  2000-2013.Jumlah kasus TB paru secara global pada
tahun 2013 diperkirakan sebesar 9 juta  kasus,  dimana  Indonesia 
menyumbang  410.000-520.000  kasus .
Pengobatan kasus TB merupakan salah satu strategi utama pengendalian TB
karena dapat memutuskan rantai penularan. Meskipun Program
Pengendalian TB Nasional telah berhasil mencapai target angka penemuan
dan angka kesembuhan, penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit
dan praktik swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed
Treatment Short-course (DOTS) dan penerapan standar pelayanan berdasar
International Standards for Tuberculosis Care (ISTC)
PELAKSANAAN Pasien dengan di TB on treatment
-Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terkait
-Pasien mengambil obat TB paru di RSUD Ratu Zalecha.
-dilakukan edukasi kepada pasien mengenai cara penularan, pengobatan,
efek samping obat, dan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai