Anda di halaman 1dari 30

REFERAT DAN PRESENTASI KASUS

TB PARU DAN TB MDR


Disusun Oleh :

Anisa Carina (1102015028)


Veranisa Sucia (1102015

Pembimbing :
dr. Edy Kurniawan, Sp.P
DEFINISI

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium tuberculosis complex1. Tuberkulosis merupakan
penyakit kronik, menular, yang ditandai dengan jaringan granulasi
nekrotik (perkijuan) sebagai respons terhadap kuman M.
tuberculosis2.

2
3,2 juta

5,8 juta

Indonesia sendiri menjadi salah satu


penyumbang tuberkulosis terbanyak
di dunia dengan angka insidensi total
8% (842.000 kasus baru) secara
global menempati urutan ketiga.2
✢ EPIDEMIOLOGI

2. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2018. Geneva: World Health Organization, 2018
4. Werdhani RA. Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis. Depok: FKUI, 2002
5. PDPI. Konsensus Tuberkulosis: Pedoman Diagnostik & Penatalaksanaan Penyakit Paru di Indonesia, Jakarta: PDPI, 2006

3
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis

4
✢ KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi: Berdasarkan tipe penderita:

5
✢ Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Uji Kepekaan Obat

Mono resisten Resisten terhadap salah satu OAT lini


pertama
(TB MR)
Hasil uji kepekaan M.tb

Poli resisten Resisten terhadap lebih dari satu OAT lini


terhadap OAT

pertama selain INH dan R secara bersamaan


(TB PR)
Resistan terhadap INH dan R secara bersamaan,
Multi drug resistant dengan atau tanpa diikuti resisten OAT lini pertama
lainnya.
(TB MDR)
TB MDR yang sekaligus resistan terhadap salah satu
Extensive drug OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu
resistant (XDR) dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin,
Kapreomisin dan Amikasin)

Resisten rifampisin Resisten terhadap Rifampisin dengan atau tanpa resistensi


(TB RR) terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode
genotip (tes cepat molekuler) atau metode fenotip (konvensional)

6
✢ PATOGENESIS

7
✢ MANIFESTASI KLINIS
Gejala Respiratorik

Batuk ≥ 3 minggu Batuk darah Sesak napas Nyeri dada

Gejala Sistemik

Berat badan
Demam Malaise Keringat malam Anoreksia
menurun.
8
Diagnosis
Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik

Suara napas
bronkial,amforik,
Respiratorik
suara napas
melemah

Sistemik Ronki basah

Penarikan paru,
diafragma, dan
mediastinum

9
BB: 52 kg
PRESKAS 1

Batuk sejak 2 minggu SMRS

Riw. Asma (-)

Nyeri tenggorokan

Demam (+)
Mual (+)
Muntah (+)

Ny. V
(28 tahun)

10
Nama Test Hasil Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13.1 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit H 12.9 10^3 / uL 3.6 – 11
Trombosit 369 10^3 / uL 150 – 440
Hematokrit 40.3 % 35 – 47
Eritrosit 4.93 10^6 / uL 3.8 – 5.2
MCV 81.7 fL 80 – 100
MCH 26.5 pg 26 – 34
MCHC 32.4 g/dL 32 – 36
RDW 11.5 % 11.5 – 14.5
MPV L 6.8 fL 7.0 – 11.0
Hitung Jenis (diff)
Segmen 67.1 % 28.0 – 78.0
Limfosit L 20.7 % 25 – 40
Monosit H 9.8 % 2–8
Eosinofil 1.0 % 2–4
Basofil 1.4 % 0–1
Luc 0 % 3–6
Kimia Klinik
Glukosa Sewaktu 99 Mg/dL 75 – 140
Urine
Tes Kehamilan Negatif    

11
Nama Test Hasil Pemeriksaan Satuan Nilai Rujukan
Mikrobiologi
MTB MTB DETECTED LOW  
Rif Resistance NOT DETECTED

12
3 Mei 2019 6 Mei 2019
(Cut Nyak Dien) (Cut Nyak Dien)
S/ S/
- Batuk (+) - Batuk (+)
- Dahak (+) - Dahak (-)
- Mual (+) - Mual (-)
- Muntah (+) - Muntah (-)
- Nyeri tenggorokan (+) - Nyeri tenggorokan (+)
- Demam (+) - Demam (-)

O/ O/
Status generalis Status generalis
- KU: baik - KU: baik
- GCS 15, Composmentis - GCS 15, Composmentis
- TD : 110/60 - TD : 98/60
- Suhu 36.6oC - Suhu 35.9oC
- HR: 102/menit - HR: 68x/menit
- RR: 20x/menit - RR: 16x/menit
- Jantung : BJ I-II reguler, G(-), M(-) - Jantung : BJ I-II reguler, G(-), M(-)
- Paru: vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/- - Paru: vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
- Abdomen: BU (+), nyeri tekan (+) - Abdomen: BU (+), nyeri tekan (+)
- Ektremitas: akral hangat - Ektremitas: akral hangat

A/ A/
- Bronchitis - Tuberkulosis Paru
P/ P/
- RL 20 tetes/menit - OAT (RHZE) 3x1
- Ambroxol 3x1 - Ambroxol 3x1
- Ceftriaxone 2x1 - Ondansentron 3x1
- Ondansentron 3x1 - Ranitidin 2x1
- Ranitidin 2x1  
13
✢ Pemeriksaan Penunjang

Kesan: Bronchitis dengan lymphadenopathy hiler bilateral


Hasil Interpretasi: Sinus tachycardia, right superior axis deviation, pulmonary
ec. Specific proses suspected
disease pattern, T wave abnormality, consider anterior ischemia, abnormal
Besar cor normal
ECG.

14
✢ Pemeriksaan
Penunjang
Spesimen:

Liquor
Dahak Cairan pleura
cerebrospinal

Bilasan Kurasan
Bilasan bronkus
lambung bronkoalveolar

Urin
Faeces
Jaringan biopsi
15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi Lab Darah Sputum

Test Cepat Molekuler Kultur Uji Tuberkulin

16
SPS
Sewaktu – Pagi - Sewaktu

Interpretasi pemeriksaan mikroskopik


dibaca dengan skala bronkhorst atau
IUATLD.
Hasil Interpretasi
2 (+) 1 (+)
1 (-) 2 (-)

1 (+)
3 (-)
2 (-)

Mikroskopis positif Mikroskopis


Mikroskopis positif
negatif

17
18
19
Diagnosis Banding

 Pneumonia
 PPOK
 Infeksi mycobacterium atipikal yang lain
(Mycobacterium avium complex atau M.
kansasii) and infeksi virus4

20
Tabel 1. Jenis, sifat, dan dosis OAT5
Dosis yang direkomendasikan
(mg / kgBB)
Jenis OAT Sifat

Harian 3x seminggu

Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12)

Rifampisin (R) Bakterisid 10 (8-12) 10 (8-12)

Pyrazinamide (Z) Bakterisid 25 (20-30) 35 (30-40)

Streptomycin (S) Bakterisid 15 (12 - 18)  

Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 (15-20) 30 (20-35)

21
4 FDC
(RHZE)
Kombinasi
2 FDC
Sediaan (RH)
strip setiap
Lepas
jenis OAT

22
PANDUAN OAT
• Pasien baru
terkonfirmasi
bakteriologis
Kategori 1 • Pasien TB paru
terdiagnosis klinis
• Pasien TB ekstra paru

2(HRZE) / 4(HR)3 atau 2(HRZE) / 4(HR)


• Pasien kambuh
• Pasien gagal dalam
Kategori 2 pengobatan dengan
panduan OAT kategori 1
sebelumnya
• Pasien yang diobati
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau kembali setelah putus
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E berobat (lost to follow up)

Kategori
OAT TB RO
OAT lini 2 yaitu: Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin,
Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin, PAS, Bedaquilin,
Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat TB baru lainnya
serta OAT lini 1, yaitu Pirazinamid dan Etambutol.

23
KATEGORI 1 (KDT)
Dosis Paduan OAT sedian KDT Kategori 1 dengan terapi lanjutan dosis Dosis Paduan OAT sediaan KDT Kategori 1 dengan terapi
harian (2(HRZE)/4(HR)) lanjutan dosis intermiten (2(HRZE)/4(HR) 3

Tahap Intensif Tahap Lanjutan Tahap Intensif Tahap Lanjutan


2 Bulan 4 Bulan 2 Bulan 4 Bulan
(56 hari) (16 minggu) (56 hari) (16 minggu)

Berat Badan Berat Badan


Setiap hari Setiap hari Setiap hari 3x seminggu
RHZE RH RHZE RH
Tablet 4KDT Tablet 2KDT
Tablet 4KDT Tablet 2KDT
(150/75/400/275) (150/75)
(150/75/400/275) (150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 2 tablet
30 – 37 kg 2 tablet 2 tablet
38 – 54 kg 3 tablet 3 tablet
38 – 54 kg 3 tablet 3 tablet
55 – 70 kg 4 tablet 4 tablet
55 – 70 kg 4 tablet 4 tablet
≥ 71 kg 5 tablet 5 tablet ≥ 71 kg 5 tablet 5 tablet
24
KATEGORI 1 (LEPAS)
Dosis Paduan OAT sediaan lepas/kombipak Kategori 1 dengan
terapi dosis harian.

Dosis per hari / kali


Jumlah hari
Tahap Tablet Tablet Tablet Tablet / kali
Pengobatan Isoniazid Rifampisin Pirazinamid Etambutol menelan
@300 mg @450 mg @500 mg @250 mg obat

Intensif
1 tablet 1 tablet 3 tablet 3 tablet 56
(2 bulan)

Lanjutan
2 tablet 1 tablet - - 48
(4 bulan)

25
KATEGORI 2 (KDT)
Dosis Paduan OAT sediaan KDT Kategori 2 dengan terapi intermiten
(2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3)
Tahap Intensif Tahap Lanjutan
Setiap hari 3x seminggu
RHZE + S RH + E
Berat Badan
(150/75/400/275) (150/150) + (400)
56 hari 28 hari 20 minggu
pertama kedua berikutnya
2 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
30 – 37 kg + 2 tablet 4KDT +
500 mg Streptomisin inj. 3 tablet Etambutol
3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
38 – 54 kg + 3 tablet 4KDT +
750 mg Streptomisin inj. 3 tablet Etambutol
4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
55 – 70 kg + 4 tablet 4KDT +
1000 mg Streptomisin inj. 4 tablet Etambutol
5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
≥ 71 kg + 5 tablet 4KDT +
1000 mg Streptomisin inj. 5 tablet Etambutol
26
KATEGORI 2 (LEPAS)
Dosis Paduan OAT sediaan lepas/kombipak Kategori 2 dengan terapi dosis intermiten
(2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3).

27
PROGNOSIS

Prognosis tuberkulosis (TB) tergantung pada diagnosis dini dan pengobatan. Seorang


yang terinfeksi kuman TB memiliki 10% risiko dalam hidupnya jatuh sakit karena TB. 
Namun penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang yang terkena HIV,
malnutrisi, diabetes, atau perokok, memiliki risiko lebih tinggi jatuh sakit karena TB.

28
SlidesCarnival icons are
editable shapes.

This means that you can:


◦ Resize them without
losing quality.
◦ Change fill color and
opacity.
◦ Change line color, width
and style.
Isn’t that nice? :)

Example:

29
� Now you can use any emoji as an icon!
And of course it resizes without losing quality and
you can change the color.
How? Follow Google instructions


https://twitter.com/googledocs/status/730087240156643328

✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂😉😋
😒😭👶😸🐟🍒🍔💣📌📖🔨🎃🎈🎨🏈🏰🌏🔌🔑and
many more...

30

Anda mungkin juga menyukai