Anda di halaman 1dari 11

Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Bilik mata depan adalah ruang yang terdapat antara kornea dan iris. Sedangkan bilik mata

belakang adalah ruang yang lebih kecil yang terdapat diantara iris dan lensa. Kedua

ruangan ini diisi oleh cairan aqueous. Berbagai perubahan yang terjadi pada mata dapat

menyebabkan perubahan dari cairan aqueous dan bilik mata depan. Karena itu gambaran

klinis pada bilik mata depan dapat membantu dalam menegakan diagnosa penyakit, juga

dalam memantau respons pasien terhadap terapi.

Reaksi inflamasi iris dan badan siliar akan memberikan gambaran Anterior chamber cell

and flare di bilik mata depan. Diartikan sebagai kumpulan sel dan peningkatan protein

(flare) di aqueous humor. Kumpulan sel biasanya terdiri dari sel darah putih, disebut juga

hipopion. Kadang bisa juga terdiri dari sel darah merah, disebut sebagai hifema.

Kumpulan sel ini akan mengendap di bagian inferior, membentuk lapisan yang dapat

terlihat di bilik mata depan.1

Sel darah di bilik mata depan merupakan hasil pelepasan sel darah akibat dilatasi

pembuluh darah di iris dan badan siliar. Adanya sel di bilik mata depan memberikan

gambaran penyakit yang onsetnya akut. Sedangkan flare adalah akumulasi dari protein di

bilik mata depan. Dapat menetap, bahkan setelah sel darah tidak ditemukan lagi.

Mungkin disebabkan karena adanya kebocoran persisten dari blood-aqueous barrier.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 1


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

Karena itu, presentasi flare sendiri tidak bisa dijadikan pegangan sebagai gejala inflamasi

yang masih aktif.2

I. 2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengenal lebih dalam tentang hipopion

dari segi definisi, gambaran klinis, faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

hipopion maupun terapinya. Sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat dan

mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 2


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Definisi

Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang terdapat pada bilik mata depan. Hipopion

dapat terlihat sebagai lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan

karena adanya gravitasi. Komposisi dari pus biasanya steril, hanya terdiri dari lekosit

tanpa adanya mikroorganisme patogen, seperti bakteri, jamur maupun virus, karena

hipopion adalah reaksi inflamasi terhadap toxin dari mikroorganisme patogen, dan bukan

mikroorganisme itu sendiri.3,4

Gambar diambil dari http://en.wikipedia.org/

II. 2 Patofisiologi

Bangunan yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan badan siliar. Radang iris

dan badan siliar menyebabkan penurunan permeabilitas dari blood-aqueous barrier

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 3


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous,

sehingga memberikan gambaran hipopion.

Adanya pus di bilik mata depan biasanya memberikan gambaran lapisan putih. Hipopion

yang berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh infeksi Pseudomonas. Sedangkan

hipopion yang berwarna kekuningan bisanya disebabkan oleh jamur.

Karena pus bersifat lebih berat dari cairan aqueous, maka pus akan mengendap di bagian

bawah bilik mata depan. Kuantitas dari hipopion biasanya berhubungan dengan virulensi

dari organisme penyebab dan daya tahan dari jaringan yang terinfeksi. Beberapa

organisme menghasilkan pus lebih banyak dan lebih cepat. Diantaranya Pneumokokus,

Pseudomonas, Streptokokus pyogenes dan Gonokokus.

Hipopion pada ulkus fungal biasanya dapat terinfeksi karena jamur dapat menembus

membran Descemet. Bakteri memproduksi hipopion lebih cepat dari jamur sedangkan

infeksi virus tidak menyebabkan hipopion. Apabila ditemukan hipopion pada infeksi

virus, biasanya disebabkan adanya infeksi sekunder oleh bakteri.4

II. 3 Etiologi

Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu semua penyakit

yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan terjadinya hipopion.

Hipopion dapat timbul setelah operasi atau trauma disebabkan karena adalanya infeksi.

Misalnya pada keratitis. Bakteria, jamur, amoba maupun herpes simplex dapat

menyebabkan terjadinya hipopion. Bakteri patogen yang umumnya ditemukan adalah

Streptococcus dan Staphylococcus. Hipopion karena infeksi jamur jarang ditemukan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 4


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

Beberapa keadaan yang dapat memberikan gambaran hipopion, diantaranya5,6:

Ulkus Kornea. Apabila terjadi peradangan hebat tapi belum terjadi perforasi dari ulkus,

maka toksin dari peradangan kornea dapat sampai ke iris dan badan siliar, dengan melalui

membran Descemet, endotel kornea ke cairan bilik mata depan. Dengan demikian iris dan

badan siliar mengalami peradangan dan timbulah kekeruhan di cairan bilik mata depan

disusul dengan terbentuknya hipopion.

Uveitis Anterior. Peradangan dari iris dan badan siliar. menyebabkan penurunan

permeabilitas dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan

sel radang dalam cairan aqueous.

Rifabutin. Merupakan terapi profilaksis untuk Mycobacterium avium complex pada

penderita dengan HIV. Uveitis merupakan efek samping yang dapat terjadi pada

pemakaian Rifabutin.

Trauma. Corpus alienum, toxic lens syndrome, post operasi.

II. 4 Presentasi Klinis


Gejala subyektif yang biasanya menyertai hipopion adalah rasa sakit, iritasi, gatal dan

fotofobia pada mata yang terinfeksi. Beberapa mengalami penurunan visus atau lapang

pandang, tergantung dari beratnya penyakit utama yang diderita.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 5


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

Gejala obyektif biasanya ditemukan aqueous cell and flare, eksudat fibrinous, sinekia

posterior dan keratitis presipitat.2,3

II. 5 Diagnosa
Diagnosa hipopion ditegakan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan menggunakan slit

lamp. Pada anamnesa, ditanyakan adanya riwayat infeksi, pemakaian lensa kontak,

trauma, pemakaian obat serta riwayat operasi.

Pada pemeriksaan dengan slit lamp, ditemukan lapisan berwarna putih pada bagian

inferior dari bilik mata depan. Jarang sekali hipopion ini ditemukan pada bagian lain dari

bilik mata depan.

Hipopion biasanya dinilai berdasarkan tingginya, diukur dari dasar bilik mata depan

dengan satuan milimeter. Atau bisa juga dengan hitungan kasar, misalnya. ringan,

moderat, setengah bilik mata depan dan seluruh mata depan.

Cara terbaik untuk menilai hipopion adalah dengan terlebih dahulu meminta pasien

duduk beberapa saat supaya hipopion dapat mengendap sempurna. Selanjutnya pasien

diminta melihat ke bawah dan sinar diarahkan dari bagian atas-depan iris.1,4

II. 6 Diagnosa Banding

Hipopion harus dibedakan dari7:

Pseudohipopion yang ditemukan pada retinoblastoma, injeksi steroid okular dan

ghost cell glaucoma. Pseudohipopion termasuk dalam kelompok sindrom

masquerade. Untuk membedakan harus dilakukan pemeriksaan dengan pupil yang

telah dilebarkan dengan midriatik. Sindrom Masquerade disebabkan oleh

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 6


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

iridoskisis, atrofi iris esensial, limfoma maligna, leukemi, sarkoma sel retikulum,

retinoblastoma, pseudoeksfoliatif dan tumor metastasis.

Pseudohipopion dan infiltrasi tumor di iris


Gambar diambil dari http://www.sarawakeyecare.com/Atlasofophthalmology

Ghost Cell Glaucoma merupakan glaukoma sekunder sudut terbuka dimana

trabecular meshwork mengalami obstruksi oleh sel darah merah yang

terdegenerasi, disebut ghost cells. Biasanya didahului oleh trauma.

Metastasis ke bilik mata depan, misalnya dari leukemia dan Ca mammae.

II. 7 Komplikasi Klinis


Struktur dari hipopion yang mengandung fibrin, merupakan reaksi tubuh terhada

inflamasi. Tetapi fibrin-fibrin ini dapat menyebabkan terjadinya perlengketan antara iris

dan lensa (sinekia posterior) Bila seluruh pinggir iris melekat pada lensa disebut seklusio

pupil, sehingga cairan dari cop tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke coa, iris

terdorong ke depan, disebut iris bombe dan menyebabkan sudut coa sempit sehingga

timbul glaukoma sekunder.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 7


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

Peradangan di badan silier dapat juga menyebabkan kekeruhan dalam badan kaca oleh

sel-sel radang, yang tampak sebagai kekeruhan seperti debu. Peradangan ini

menyebabkan metabolisme lensa terganggu dan dapat menimbulkan kekeruhan lensa,

hingga terjadi katarak.

Pada kasus yang sudah lanjut, kekeruhan badan kaca pun mengalami jaringan organisasi

dan tampak sebagai membrana yang terdiri dari jaringan ikat dengan neovaskularisasi

yang berasal dari sistem retina, disebut retinitis proliferans.

Bila membrana ini mengkerut, dapat menarik retina sehingga robek dan cairan badan

kaca melalui robekan itu masuk ke dalam celah retina potensial dan mengakibatkan ablasi

retina.5,6

II. 8 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipopion tergantung dari ringan atau beratnya penyakit. Sel darah putih

biasanya akan di reabsorpsi. Tetapi bila hipopion memberikan gambaran yang berat,

maka bisa dilakukan drainase.1,3

Terapi yang lebih spesifik biasanya tergantung dari penyakit utama yang menyebabkan

hipopion. Apabila terjadi inflamasi, dapat diberikan kortikosteroid.

Anti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid, dengan dosis sebagai

berikut:

Dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1 %.

Bila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau periokuler :

dexamethasone phosphate 4 mg (1 ml)

prednisolone succinate 25 mg (1 ml)


Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 8
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

triamcinolone acetonide 4 mg (1 ml)

methylprednisolone acetate 20 mg

Cycloplegic dapat diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dengan memobilisasi

iris, mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior ( sinekia posterior ),

yang akan mengarahkan terjadinya iris bombe dan peningkatan tekanan intraocular,

menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya protein leakage (flare) yang

lebih jauh. Agent cycloplegics yang biasa dipergunakan adalah atropine 0,5%, 1%, 2%,

homatropine 2%, 5%, Scopolamine 0,25%, dan cyclopentolate 0,5%, 1%, dan 2%.8

II. 9 Prognosa
Hipopion adalah gejala klinis yang muncul sebagai respon inflamasi. Sel darah putih

akan diabsorpsi sepenuhnya. Tetapi prognosis tergantung dari penyakit dan komplikasi

yang dapat terjadi.1

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 9


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

BAB III
KESIMPULAN

Hipopion adalah pus steril yang terdapat pada bilik mata depan yang terlihat sebagai

lapisan putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan.

Bangunan yang berhubungan dengan hipopion adalah iris dan badan siliar. Radang iris

dan badan siliar menyebabkan penurunan permeabilitas dari blood-aqueous barrier

sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous,

sehingga memberikan gambaran hipopion.

Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu semua penyakit

yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan terjadinya hipopion.

Diagnosa hipopion ditegakan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan menggunakan slit

lamp.

Hipopion harus dibedakan dengan pseudohipopion yang merupakan tanda keganasan.

Apabila berkelanjutan, hipopion dapat menyebabkan komplikasi berupa glaukoma

sekunder, katarak, retinitis proliferans dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan

ablasi retina

Penatalaksanaan hipopion biasanya tergantung dari banyaknya lapisan pus di bilik mata

depan. Bila proses inflamsi akut sudah diatasi, biasanya hipopion akan direabsorpsi. Bila

presentasi pus sangat banyak, bisa dilakukan drainase.

Prognosa dari hipopion tergantung dari penyakit yang menjadi keluhan utama.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 10
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010
Hipopion Marcelle Yulianne (406091013)

Daftar Pustaka

1. Friedman, Neil. Kaiser, Pieter. Essentials of Ophthalmology. Ebevier Inc. China.

2007.

2. Krachmer Jay H., Mannis Mark J, Holland Edward J. Cornea, Volume 1. Mosby

Inc. China. 2005.

3. Greenberg, Michael I. Greenberg's Text-atlas of Emergency Medicine. Lippincot

Williams & Wilkins. USA. 2005

4. Mukherjee, P. K. Pediatric Opthalmology. New Age International Publisher.

Delhi. 2005.

5. Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal, Jakarta: 1993

6. Ilyas, Sidarta. DSM. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2001.

7. Bruce, Adrian S. Loughnan, Michael S. Anterior Eye and Therapeutics A-Z.

Elsevier Science Limted. Spain. 2003.

8. www.cerminduniakedokteran.com

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata 11


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 07 Juni 2010 10 Juni 2010

Anda mungkin juga menyukai