Anda di halaman 1dari 16

DISKUSI

KELOMPOK

PROLAPS REKTI

Hendro Priyono

15085
Anatomi Rektum
Anatomi Rektum
Prolaps Rekti

– Definisi
– Prolaps rekti: merupakan keluarnya seluruh dinding rektum
– Etiologi
– Pada dewasa: kurangnya daya tahan jaringan penunjang rektum
(mesenterium dorsal, lipat peritoneum, fasia, otot levator rectum)
– Pada anak: kelainan bawaan / karena kebiasaan menahan feses
– Epidemiologi
– Pada orang dewasa, perempuan > laki-laki (6:1)

Sjamsuhidajat R, et al. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. EGC 2013. p795-796
Brunicardi FC, et al. Schwartz’s principe of surgery. Edisi 10. Mc Graw Hill Education 2015. p1218-1219
Faktor Risiko

Anak-anak Dewasa
- Riwayat operasi pada anus saat bayi - Mengejan saat BAB karena konstipasi
- Malnutrisi - Riwayat operasi atau melahirkan
- Mengejan saat BAB - Melemahnya otot panggul fisiologis karena
- Infeksi usia
Penyebab Prolaps Rektum

– Konstipasi kronik dan diare kronik


– Sering mengejan saat buang air besar
– Usia tua : otot dan ligamen di sekitar anus melemah
– Lemahnya spinchter ani
– Adanya trauma pada anus dan area pelvis
– Rusaknya saraf yang mengatur otot rektum dan anus (misalnya pada
spinal injury, kelahiran pervaginam yang sulit)
– Penyakit dan kondisi lain seperti diabetes, cystic fibrosis, PPOK,
histerektomi dan infeksi intestinal oleh parasit.

Rectal Prolapse. Available at: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14615-rectal-prolapse. Accesed August 24th 2020


Gejala dan Tanda

– Terasa ada tonjolan atau munculnya massa berwarna


kemerahan yang meluas keluar dari anus.
– Awalnya terjadi selama atau setelah buang air besar dan
merupakan kondisi yang sementara.
– Namun, seiring waktu, karena sering berdiri dan berjalan
ujung rektum dapat menjulur keluar dari lubang anus
secara spontan, dan mungkin perlu didorong kembali ke
dalam anus dengan tangan.
– Gejala lain yaitu: nyeri pada anus dan rektum serta
pendarahan dari lapisan dalam rektum.

Rectal Prolapse. Available at: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14615-rectal-prolapse. Accesed August 24th 2020


Diagnosis

Anamnesis
- Inkontinensia urin?
- Rasa tidak nyaman dan menonjol pada anus?
- Terdapat mucus dan darah pada anus?
- Tidak dapat menahan BAB?
- Riwayat diare/konstipasi
- Riwayat trauma pada pelvis?
- Mual muntah?
- Demam?
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik
- Pasien dapat diinstruksikan untuk mengejan saat ditoilet untuk menimbulkan
prolaps
- Inspeksi pada posisi pasien duduk atau posisi squat sulit untuk melihat prolaps
maka dapat dilihat dengan defecography
- Inspeksi anus  mucus, darah, fissure/tidak, penonjolan massa?
- Pemeriksaan rectal rouche  apakah ada massa? Permukaan kasar atau halus?
Tonus otot sfingter? Lalu keluarkan jari dan nilai secret/feses yang menempel
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
– Anorectal manometry
– Pemeriksaan latency motor terminal nervus pudenda
– CT Scan
– Colonoscopy
– Defecography
Diagnosis banding

– Intususepsi
– Polip rektal
– Hemoroid

Sjamsuhidajat R, et al. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. EGC 2013. p795-796
Tatalaksana

– Konservatif
- Diet tinggi serat
- Reposisi manual dengan ataupun tanpa sedasi ringan atau local anestesi
- Bila reposisi tidak berhasil, dilakukan tindakan reseksi

Sjamsuhidajat R, et al. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. EGC 2013. p795-796
Tatalaksana

Pembedahan
Prosedur abdominal
– Retropeksi: menarik rektum secukupnya dan memasangnya ke sakrum atau
fasia dengan menggunakan jahitan yang tidak dapat diserap.
– Sutura retropeksi: rektum difiksasi ke fasia presakral dengan bahan jahitan
– Reseksi retropeksi: rektum dimobilisasi ke tulang ekor posterior, pada ligamen
lateral, dan ke cul de sac anterior
Tatalaksana

Pembedahan
Prosedur perineum
– Anal encirclement: menjaga rektum dari prolaps dengan membatasi ukuran
lumen anus
– Reseksi Delorme: sering digunakan untuk prolaps kecil
Komplikasi

– Komplikasi termasuk progresi intussusception untuk prolaps, cedera saraf dari


prolaps atau mengedan kronis, descending perineum syndrome, perdarahan,
dan inkontinensia.
– Sebuah prolaps rektum berat dapat menjadi sangat edematous yang tidak
dapat dikurangi, dan bisa berkembang menjadi iskemia dan gangren
Prognosis

– Terapi nonoperative (diet tinggi serat, defecation training untuk menghindari


mengejan, dan laksatif atau enema) efektif pada sebagian besar pasien
– Pendekatan abdominal dikaitkan dengan sekitar tingkat kekambuhan 10%.
– Pendekatan perineum dikaitkan dengan tingkat kekambuhan 20-30%.

Anda mungkin juga menyukai