Anda di halaman 1dari 30

PENDEKATAN DIAGNOSIS

DEMAM DENGAN RUAM


Demam dan ruam menyebabkan kecemasan terutama pada orang tua.
Demam dengan ruam memiliki diagnosis bandingnya sangat luas,
penyakit ini juga sebagian besar ada yang menular dan tidak menular.
Meskipun sebagian besar, penyakit sembuh sendiri, kadang-kadang,
BAB I mungkin merupakan tanda pertama atau satu-satunya dari kondisi
PENDAHULUAN serius dan mengancam jiwa. Oleh karena itu, untuk memberikan
intervensi medis langsung yang sesuai, diagnosis klinis dini
diperlukan.
Demam
akibat kenaikan set point (oleh sebab infeksi) atau oleh adanya
ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya.

Demam pada infeksi terjadi akibat mikro organisme merangsang


makrofag atau PMN membentuk PE (faktor pirogen endogenik)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ro du ksi
P
lu a ra
e
Peng n
• Ruam merupakan manifestasi klinis dari peradangan dan perubahan
warna pada kulit.
• Menurut Prakken ruam dibagi menjadi 2 : ruam primer yaitu makula,
papul, plak, utrikaria, noduse,nodulus, vesikel, bula,pustul dan kista.
Sedangkan untuk ruam skunder yaitu skuama

Ruam
Sinonim: measles/rubeola/morbili

Etiologi:
CAMPAK Morbillivirus, famili Paramyxoviridae

Cara Penularan:
Droplet
Tiga Stadium
Prodormal:
Berlangsung 3 hari, (demam >39,5o , coryza, konjungtivitis, dan batuk
Koplikspot muncul pada hari ke 2 atau ke 3 demam (12 jam)

Eksantem:
Ruam makulopapular, yang dimulai dari belakang telinga, menyebar ke wajah,
dada, ke ekstremitas. Ruam timbul selama 6-7 hari

Penyembuhan:
Selama 3-4 hari umumnya ruam akan berangsur menghilang. Ruam menjadi
coklat dan akan menghilang dalam 7-10 hari.
• Demam, batuk, pilek
Diagnosis • Konjungtivitis, ruam
• Leukopenis & limfositopenia

Tatalaksan • Tirah baring


a • Antipiretik
• Vitamin A 100.000 UI
Etiologi
Cara penularan Masa Inkubasi
genus Rubivirus,
Droplet 14-21 hari
famili Togaviridae

Rubela
(German Measles)
Masa Prodormal
Masa eksantema
1-5 hari
Pemeriksaan
Prodormal Eksantema
penunjang
• Demam • Mulai dari • hemaglutination
subfebris retroaurikuler inhibition test
• Malaise atau pada (HAIR) titer
• anoreksia muka, meningkat 4x
• Konjungtivitis menyebar • Antiboodi IgM
cranio kaudal rubela
• Rinitis
• Makulo papular
• Batuk
• Ruam
• Limfadenopati
menghilang
Post aurikular dalam 3 hari

tatalaksana rubella berupa simptomatik, dan pencegahannya bisa


menggunakan vaksin MMR
Etiologi
Cara penularan
Streptococcus β
Droplet
hemolyticus Grup A

Scarlet Fever Masa Prodormal


Masa Inkubasi
(Scarlatina) 1-7 hari

Masa eksantema
Prodormal
Demam, nyeri tenggorokan, muntah, malaise,
menggigil, tonsil membesar dan merah, strawberry
tongue

Ekasntema
Ruam muncul 24 jam setelah demam, demam muncul
di leher , dada, daerah feksor, kemudian ke seluruh
tubuh

Diagnosis
Manifestasi klinis + Pemeriksaan ASTO

terapi dengan amoxicillindapat memperpendek durasi demam dan


gejala lainnya. Jika antibiotik di inisiasi dalam 10 hari pertama sejak
onset faringitis, resiko demam rematik dari 3% menjadi kurang dari 1%
Etiologi
HHV6 & HHV 7

Roseola
infantum
(eksantema subitum)
Cara
penularan
saliva
Demam tinggi Mendadak selama 3-6 hari,
Limfaadenopati oksipital, nagayan spot pada
palatum mole dan uvula

Setelah panas turun, ruam timbul pada tubuh,


menyebar keleher, wajah dan ekstremita

Ruam jarang menetap dalam 24 jam


Pemeriksaan
Tatalaksana
penunjang
• Leukositosis • Tidak terdapat
• IgM terapi spesifik
• PCR yang dapat
diberi pada
pasien dengan
roseola
infantum
Etiologi
Cara penularan
Human
Droplet
parvovirus B19

Eritema
Infeksiosa

Masa Inkubasi
5-16 hari
Manifestasi klinis eritema infeksiosa adalah ruam, demam
subfebris, dan terkadang disertai faringitis serta konjungtivitis

Eksantema pada pipi berupa papul eritematosa


Lesi kemudian meluas dan memberikan gambaran "slapped
cheek“
lesi terasa hangat dan bertahan sampai 4-5 hari.

terutama pada ekstensor ekstremitas dan menyebar dan


kebokong badan, lesi berkonfluensi dan terjadi penyembuhan
yang ireguler sehingga memberikan gambaran retikuler
 Diagnosis eritema infeksiosa pada anak ditegakkan dengan cara
menemukan kelainan fisik seperti ruam tipikal di wajah dengan
ataupun tanpa gejala prodromal, yang diikuti oleh ruam retikular
di seluruh tubuh yang hilang timbul.
 Pemeriksaan Penunjang
 PCR
 Tidak ada terapi spesifik. Pemberian terapi rutin bersifat suportif
termasuk pemberian cairan yang adekuat dan antipiretik
 Penyakit kawasaki adalah penyakit akibat vaskulitis akut menyeluruh,
sampai saat ini penyebab secara pasti masih belum diketahui, diduga karena
infeksi, toksin atau kelainan imunoregulator

• 7-14 hari
• ditandai dengan gejala demam, injeksi konjungtiva, kelainan pada bibir, ronga
mulut, edema dn eritema tangan dan kaki, ruam kulit, limfadenopati, diare,
Akut gangguan hepar

Kawasaki • 10-25 hari

Disease • dengan hilanya demam, ruam kulit dan limfadenopati, namun pasien tampak
iritabel, anoreksia dan injeksi konjungtiva menetap, terdapat deskuamasi jari
Sub akut tangan dan kaki, artritis, atralgia, disfungsi miokardium dan trombositosis

• mulai waktu gejala klinis hilang sampai LED kembali ke normal, biasanya 6-8
minggu
kovalens
 Kriteria diagnosis berdasarkanThe American Heart Association
(AHA). Adanya demam & minimal terdapat 4 sampai 5 gaejala
klinis
 Demam lebih dari 5 hari
 Terdapat 4 dari 5 gejala berikut
 Injeksi konjungtiva bilateral
 Perubahan pada mukosa mulut dan orofaring, termasuk bibir merah
dan pecah-pecah, dan lidah Stroberry dan kasar
 Perubahan pada ekstremitas seperti edema dan atau eritema pada
tangan dan kaki,deskuamasi yang mulai dari tepi kuku
 Ruam kulit, terutama pada badan bersifat pilimorf namun non-
vesikular
 Limfadenopati servikal
 Penyakit tidak dapat dijelaskan oleh proses penyakit lain yang
diketahui.
 Pengobatan kawasaki diseasi pada stadium akut dapat diberikan
Aspirin 80-100 mg/KgBB/ hari dibagi 4 dosis selama 14 hari, Gama-
globulin 2000 mg/KgBB IV dosis tunggal diberikan dalam waktu
Tatalaksana lebih dari 12 jam.
 Pada stadium konvalens dapat diberikan aspirin 3-5mg/KgBB
dosis tunggal
Etiologi
Varisela Masa
(chickenpox varicela inkubasi
atau cacar air) zoster
14-15 hari
virus
Prodormal:
demam serta malaise, anoreksia, nyeri kepala

Erupsi
ruam muncul di muka dan kulit kepala, dengan cepat
menyebar kebadan dan ekstremitas, penyebaran lesi bersifat
sentrifugal.

Gambaran yang menonjol adalah perubahan yang cepat dari


makuula ke papula, vesikula, pustul dan akhirnya menjadi
krusta.
 Diagnosis
 terutama ada kontak 2-3 minggu sebelumnya
 Lesi berkelompok terutama dibagian sentral
 Lesi berkelompok terutama dibagian sentral
 Terdapat semua tingkatan lesi dalam waktu bersamaan
 Lab
 leukopenia diikuti dengan leukositsis
 Tatalaksana
 Varicela umumnya dapat sembuh sendiri, cukup diberikan
pengobatan simptomatik, pada lesi dapat diberikan lotion calamine,
untuk mengurangi rasa gatal
 Stapylococcal Scalded Skin Syndrome disebabkan oleh toksin
eksfoliatif Staphyllococcus aureus

Demam Ruam pertama kali


Stapylococcal Dan di sekutar mulut
Menyebar
generalisata
Scalded Skin iritabel dan hidung

Syndrome

Mudah Terutama di flexor,


mengelupas lipatan paha dan
(nikolsky sign) aksila

2-3 hari permukaan kulit menjadi kering dan berkusta. Penyembuhan terjadi
setelah 10-14 hari
 Diagnosis ditegakan berdasarkan
 Anamnesis, Pemeriksaan fisik dan penunjang
 Tatalaksana
 bersifat suportif, encegah sepsis, dan balance cairan dan elektrolit
Etiologi
masa inkubasi
Meningococcemia Neisseria
2-10 hari
Meningitidis
 masa prodormal berupa terdapat nyeri tenggorokan,2-8 jam
kemudian diikuti dengan demam tingi, nause dan diare
 Ruam berupa ptekie pada kulit, jarang di membran mukosa,
makula terdapat di ekstremitas dan badan.
 pemeriksaan gold standar untuk pasien Meningococcemia dapat
dilakukan isolasi N. Meningitis yang berasal dari cairan tubuh
 tatalaksana berupa pemberian antibiotik kloramfenicol 100
mg/kg/hari
Etiologi masa inkubasi virus ini
Virus Dangue berkisar 2-7 hari.

Ruam bersifar nyeri kepala, nyeri


DF & DHF makulopapular yang
menghilang pada
belakang bola mata,
nyeri pada badan,dan
tekanan timbulnya ruam.

Laboratorium
trombosit ≤100.000/ul,
peningkatan nilai
hematokrit ≥20%.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan

BAB III  penyakit eksantema pada umumnya sering ditemukan pada anak-anak
 memberikan gambaran klinis yang mirip satu dengan yang lainnya
KESIMPULAN  namun memiliki karakteristik yang khas sehinga kita harus dapat
membedakan satu penyakit eksantema dengan yang lain.
 Saffar MJ, Saffar H, Shahmohammadi S. Fever and Rash Syndrome: A review of
clinical practice guidelines in the differential diagnosis. Journal of Pediatrics
2013;1(2):42-54
 Soedarmo S, Garna H, Hadinegoro S,Satari H. Buku ajar infeksi& pediatri tropis.
Ikatan Dokter Anak Indonesia 2010.
 Ismoedijanto. Demam pada anak. Sari Pediatri 2000;2(2):103-108.
 Menaldi S, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Fakultas
Kedokteran Indonesia 2016.
DAFTAR  Marcdante K, Kliegman R, Jenson H, Behrman R. Nelson ilmu kesehatan anak dan
esensial. Elsevier 2014.
PUSTAKA  Halim R. Campak pada anak. RS Hosana CDK-238. 2016;43(3).
 Rahayu T, Tumbelaka A. Gambaran klinis penyakit eksantema akut pada anak. Sari
Pediatri 2002;4(3):104-113.
 Kardana M,Winaya I. Penyakit kawasaki. Sari Pediatri 2001;3(1):19-23.
 Ladhani S, Evans R. Stapylococcal Scalded Skin Syndrome. Arch Dis Child
1998;78:85-88.
 Takada S, Fujiwara S, Inoue T. Meningococcemia in adults. Internal Medicine
2016;55:567-572.

Anda mungkin juga menyukai