02 Penulis
You can simply impress your audience and add a unique zing.
03 Publikasi
You can simply impress your audience and add a unique zing.
04 Tahun Terbit
You can simply impress your audience and add a unique zing.
ABSTRAK
• Tujuan: Mengetahui dampak Abortus Imminens (AI) pada hasil obstetrik dari kehamilan yang dilan
jutkan melewati minggu ke-24 gestasi.
• Metode Pada penelitian prospektif ini, 309 pasien dengan AI dibagi menjadi kelompok resiko tingg
i dan kelompok resiko rendah, dan kelompok kontrol dipilih secara acak.
• Hasil Pada kelompok AI, persalinan preterm, KPD pada kehamilan preterm (PPROM), persalinan se
ksio sesaria (SC), atonia uteri post partum dan tingkat kebutuhan NICU yang secara signifikan lebi
h tinggi daripada kelompok kontrol. DM gestasional, PPROM, kelahiran mati,skor APGAR rendah ac
apkali terjadi pada pasien resiko tinggi daripada kelompok control. Selanjutnya pada kelompok resi
ko tinggi, persalinan preterm, malpresentasi, persalinan SC, dan kebutuhan NICU lebih tinggi darip
ada kelompok resiko rendah. Hipertensi gestasional/pre-eklampsia, oligo/polihidramnion, IUGR, pla
senta previa, abruption plasenta, chorioamnionitis, abnormalitas congenital, persalinan dengan indu
ksi, CPD, fetal distress, dan manual plasenta tidak berbeda antar kelompok-kelompok tersebut.
• Kesimpulan Pasien-pasien dengan riwayat AI, khususnya dengan faktor resiko tinggi dapat memiliki
dampak pada hasil obstetric dan neonatal. Jadi follow-up antenatal sudah harus dilakukan secara t
eliti untuk gejala dan tanda awal komplikasi.
PENDAHULUAN
Perdarahan
Trimester
Pertama
Hampir 20% dari semua kehamilan disulitkan dengan
perdarahan trimester pertama yang menjadi faktor
resiko dari berbagai komplikasi.
50% dari kehamilan-kehamilan tersebut terakhiri de
ngan abortus spontan.
Perdarahan pervaginam dengan serviks tertutup pada Abortus
kehamilan dini disebut AI.
Diagnosis AI harus dikonfirmasi dengan USG dari kan
Imminens
tung gestasional dan detak jantung janin
Penatalaksanaan AI yang sudah banyak diterapkan
Tirah baring
Hubugan seksual yang dibatasi
Progesterone dan HCG.
“Wait and see” lebih disukai.
Jika kehamilan setelah AI dilanjutkan, beberapa kompl
ikasi obstetrik terjadi lebih sering dari biasanya
Risiko Kehilangan Kehamilan / Abortus
Beberapa hal yang meningkatkan kemungkinan kehilangan janin dari pasien dengan
perdarahan trimester pertama :
Kehilangan kehamilan sebelumnya
Kelahiran mati
Riwayat bayi dengan abnormalitas kongenital
Riwayat abortus sebelumnya Risiko kekambuhan sebesar 20% dan
tiga kejadian abortus berurutan Risiko abortus sampai 50%.
Beberapa faktor risiko untuk abortus spontan :
penyakit sistem maternal
DM dan disfungsi tiroid
terapi infertilitas,
defek genetik maternal-paternal
Peningkatan usia maternal dan paternal.
TUJUAN
“ Tujuan dari studi ini adalah untuk mendeteksi apakah ada pengaruh terh
“
adap terjadinya komplikasi kehamilan dan hasil obstetrik pada kasus keh
amilan dengan AI yang dilanjutkan melewati minggu ke-24 kehamilan.
.
MATERIAL DAN
METODE
Populasi dan Sampel
Populasi Terjangkau:
Pasien dengan diagnosis AI yang terdaftar di Dr. Zekai Tahir Burak Women
Health and Disease Education and Research Hospital antenatal klinik antara
1 September 2009 sampai 31 Desember 2009.
Diagnosis AI :
Pasien telah berada pada minggu ke-6 dan 14 kehamilan
Telah memiliki kantung gestasi, embrio/fetus pada pemeriksaan USG,
Mengalami perdarahan pervaginam tanpa dilatasi serviks dan kelainan patolog
ik seperti polip serviks dan servisitis yang mungkin menyebabkan perdarahan
pervaginam.
453 Populasi
Terjangkau.
C
Kelompok Kontrol (n=308)
362 pasien yang mendaftar untuk pemeriksaan rutin
pada waktu yang sama dan tidak mempunyai riwayat
AI pada kehamilan yang sedang berlangsung dipilih se
cara acak. Pasien-pasien yang tidak dapat difollow-up
(n=52) dan mengalami abortus spontan/intrauterine e
ksitus (n=2) dieksklusikan.
Tabel 1. Karatkteristik Demografik
Dari Kelompok-kelompok
Analisis Data
• Beberapa faktor resiko untuk AI adalah insufisiensi serviks, abnormalitas uterus, riw
ayat abortus berulang, mioma uteri, kehamilan multiple dan kehamilan IVF.
• Komplikasi kehamilan yang berdiri sendiri di luar AI seperti PPROM dan NICU mun
gkin terjadi karena faktor-faktor resiko tersebut. Jadi kami mencoba untuk mengeks
klusikan efek ini dengan membentuk kelompok kontrol.
• Design prospektif pada penelitian kami menguatkan hal ini, karena dengan jalan ini
gejala subjektif yang dapat terlupakan oleh pasien selama kehamilan terdeteksi den
gan tepat ketika hal tersebut terjadi.
• Sebagai tambahan, kami menandai faktor-faktor resiko dari pasien jadi kami dapat
mengerti dengan jelas efek dari AI, terpisah dari faktor-faktor resiko yang ada.
• Prevalensi penyakit sistemik yang mungkin mempengaruhi outcome obste
trik tidak berbeda secara signifikan antar kelompok.
• Karena dampak yang mungkin terjadi dari perdarahan disfungsi plasenta d
ipikirkan bahwa mungkin ada hubungan antara AI dan penyakit hipertensi
kehamilan. Kami tidak menemukan hubungan antara hipertensi dalam keh
amilan dengan AI.
• Dampak pada outcome obstetrik dapat dilihat pada kehamilan dengan DM
dan pre-pregnancy DM, khususnya pada DM tak terkontrol. Penelitian retr
ospektif oleh Ahkter et al. menemukan peningkatan pada tingkat AI pada i
bu hamil dengan DM (OR 1.4).
• Menariknya, kami menemukan hubungan erat antara AI resiko tinggi deng
an DM gestasional (OR 4.6). Hal ini bisa dikarenakan rerata usia yang lebi
h tua pada kelompok ini. Tapi hubungan ini harus diteliti ulang oleh peneliti
an yang lebih bagus design kontrol prospektifnya.
“ Wejisiriwardana et al. menemukan 1.8 kali, Mulik et al. menemukan 3.3
kali dan Obed et al. menemukan 2.5 kali lipat peningkatan pada preval
ensi plasenta previa pada pasien dengan riwayat AI. Namun Davari-Ta
nha et al. menemukan tidak ada perbedaan antara kelompok AI denga
n kontrol tentang prevalensi plasenta previa pada penelitian prospektifn
ya. Kami juga tidak menemukan perbedaan yang signifikan mengenai p
lasenta previa diantara kelompok-kelompok tersebut.
“
• Perdarahan, terganggunya ruang chorioamniotic, infeksi yang diseba
bkan hematoma, dan pengurangan invasi cytotrophoblastic oleh arteri
ola spiralis menstimulasi terjadinya persalinan preterm dan PPROM p
ada pasien AI. Berbagai macam penelitian telah menunjukkan pening
katan resiko persalinan preterm pada AI. Kami menemukan 2.1 kali p
eningkatan pada pasien resiko rendah dan 6.4 kali peningkatan pada
pasien resiko tinggi untuk terjadinya persalinan preterm.
• Kami tidak menemukan adanya hubungan antara kelompok resiko rendah dengan k
elompok kontrol mengenai skor APGAR yang rendah