Anda di halaman 1dari 29

JURNAL READING

OBSTETRIC OUTCOMES OF PATIENTS


WITH ABORTUS IMMENENS IN THE
FIRST TRIMESTER
PEMBIMBING :
dr. H. Gunawan, Sp.OG
Identitas Jurnal
01 Judul Jurnal
You can simply impress your audience and add a unique zing.

02 Penulis
You can simply impress your audience and add a unique zing.

03 Publikasi
You can simply impress your audience and add a unique zing.

04 Tahun Terbit
You can simply impress your audience and add a unique zing.
ABSTRAK
• Tujuan: Mengetahui dampak Abortus Imminens (AI) pada hasil obstetrik dari kehamilan yang dilan
jutkan melewati minggu ke-24 gestasi.
• Metode Pada penelitian prospektif ini, 309 pasien dengan AI dibagi menjadi kelompok resiko tingg
i dan kelompok resiko rendah, dan kelompok kontrol dipilih secara acak.
• Hasil Pada kelompok AI, persalinan preterm, KPD pada kehamilan preterm (PPROM), persalinan se
ksio sesaria (SC), atonia uteri post partum dan tingkat kebutuhan NICU yang secara signifikan lebi
h tinggi daripada kelompok kontrol. DM gestasional, PPROM, kelahiran mati,skor APGAR rendah ac
apkali terjadi pada pasien resiko tinggi daripada kelompok control. Selanjutnya pada kelompok resi
ko tinggi, persalinan preterm, malpresentasi, persalinan SC, dan kebutuhan NICU lebih tinggi darip
ada kelompok resiko rendah. Hipertensi gestasional/pre-eklampsia, oligo/polihidramnion, IUGR, pla
senta previa, abruption plasenta, chorioamnionitis, abnormalitas congenital, persalinan dengan indu
ksi, CPD, fetal distress, dan manual plasenta tidak berbeda antar kelompok-kelompok tersebut.
• Kesimpulan Pasien-pasien dengan riwayat AI, khususnya dengan faktor resiko tinggi dapat memiliki
dampak pada hasil obstetric dan neonatal. Jadi follow-up antenatal sudah harus dilakukan secara t
eliti untuk gejala dan tanda awal komplikasi.
PENDAHULUAN
Perdarahan
Trimester
Pertama
Hampir 20% dari semua kehamilan disulitkan dengan
perdarahan trimester pertama yang menjadi faktor
resiko dari berbagai komplikasi.
50% dari kehamilan-kehamilan tersebut terakhiri de
ngan abortus spontan.
Perdarahan pervaginam dengan serviks tertutup pada Abortus
kehamilan dini disebut AI.
Diagnosis AI harus dikonfirmasi dengan USG dari kan
Imminens
tung gestasional dan detak jantung janin
Penatalaksanaan AI yang sudah banyak diterapkan
Tirah baring
Hubugan seksual yang dibatasi
Progesterone dan HCG.
“Wait and see”  lebih disukai.
Jika kehamilan setelah AI dilanjutkan, beberapa kompl
ikasi obstetrik terjadi lebih sering dari biasanya
Risiko Kehilangan Kehamilan / Abortus
Beberapa hal yang meningkatkan kemungkinan kehilangan janin dari pasien dengan
perdarahan trimester pertama :
Kehilangan kehamilan sebelumnya
Kelahiran mati
Riwayat bayi dengan abnormalitas kongenital
Riwayat abortus sebelumnya  Risiko kekambuhan sebesar 20% dan
tiga kejadian abortus berurutan  Risiko abortus sampai 50%.
Beberapa faktor risiko untuk abortus spontan :
penyakit sistem maternal
DM dan disfungsi tiroid
terapi infertilitas,
defek genetik maternal-paternal
Peningkatan usia maternal dan paternal.
TUJUAN

“ Tujuan dari studi ini adalah untuk mendeteksi apakah ada pengaruh terh

adap terjadinya komplikasi kehamilan dan hasil obstetrik pada kasus keh
amilan dengan AI yang dilanjutkan melewati minggu ke-24 kehamilan.
.
MATERIAL DAN
METODE
Populasi dan Sampel

Populasi Terjangkau:
Pasien dengan diagnosis AI yang terdaftar di Dr. Zekai Tahir Burak Women
Health and Disease Education and Research Hospital antenatal klinik antara
1 September 2009 sampai 31 Desember 2009.

Diagnosis AI :
Pasien telah berada pada minggu ke-6 dan 14 kehamilan
Telah memiliki kantung gestasi, embrio/fetus pada pemeriksaan USG,
Mengalami perdarahan pervaginam tanpa dilatasi serviks dan kelainan patolog
ik seperti polip serviks dan servisitis yang mungkin menyebabkan perdarahan
pervaginam.
453 Populasi
Terjangkau.

Faktor Kelompok risiko tinggi


(memiliki faktor risiko u
Kelompok risiko renda
h (tidak memiliki faktor
ntuk abortus spontan) risiko untuk abortus sp
Resiko N = 140 ontan)
N = 313
• Kehamilan multiple
• Kehamilan hasil fertilisasai in
vitro,
• Anomali uterin, mioma uteri
• Insuffisiensi serviks dan
• Riwayat abortus berulang
Sampel
Kelompok Resiko Tinggi (n=92).
Kelompok Resiko Rendah (n=217)
Pasien yang mengalami abortus spontan
Pasien yang mengalami abortus sponta
atau intrauterine eksitus (n=31) dan pas
n atau intrauterine eksitus (n=51) dan
ien yang tidak dapat di follow up (n=17)
telah dieksklusikan.. A B pasien yang tidak dapat di follow up (n
=45) telah dieksklusikan.

C
Kelompok Kontrol (n=308)
362 pasien yang mendaftar untuk pemeriksaan rutin
pada waktu yang sama dan tidak mempunyai riwayat
AI pada kehamilan yang sedang berlangsung dipilih se
cara acak. Pasien-pasien yang tidak dapat difollow-up
(n=52) dan mengalami abortus spontan/intrauterine e
ksitus (n=2) dieksklusikan.
Tabel 1. Karatkteristik Demografik
Dari Kelompok-kelompok
Analisis Data

• Data dianalisis dengan program SPSS 11.5,


• Mencari distribusi variabel continue  uji Shapiro-Wilk.
• Statistik deskriptif untuk variabel continue diartikan sebagai mean ±
SD atau median (minimum-maksimum).
• Variabel kategorik dinyatakan sebagai nomor kasus dan presentase.
• Tingkat signifikansi dari perbedaan nilai mean diantara kelompok dia
nalisis menggunakan uji One way-Anova
• Signifikansi median dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis
• Jika ada perbedaan signifikan pada analisis variabel One-way atau K
ruskal Wallis, untuk menemukan penyebab dari perbedaan itu diguna
kan uji post hoc Tukey atau uji non parametrik analog multiple.
• Variabel kategorik diuji dengan Pearson’s chi square jika nilai p<0.05
diterima secara signifikan berbeda.
Tabel 2. Distribusi dari faktor-faktor resiko pada kelompok resiko tinggi
Tabel 4. Kelompok-kelompok penelitian dibandingkan
berdasarkan komplikasi kehamilan

Your Text Here Your Text Here Your Text Here

$52 $80 $75


unique zing and
Text Here Text Here Text Here appeal to your
Presentations.
You can simply You can simply You can simply
impress your impress your impress your
audience and audience and audience and
add a unique add a unique add a unique
zing. zing. zing.

Your Text Here Your Text Here Your Text Here


Tabel 5. Kelompok-kelompok dibandingkan berdasark
an karakteristik persalinan mereka

Your Text Here Your Text Here Your Text Here

$52 $80 $75


unique zing and
Text Here Text Here Text Here appeal to your
Presentations.
You can simply You can simply You can simply
impress your impress your impress your
audience and audience and audience and
add a unique add a unique add a unique
zing. zing. zing.

Your Text Here Your Text Here Your Text Here


Nilai APGAR
Nilai APGAR rendah digambarkan di bawah 4 dan 7 pada menit
ke-1 dan ke-5, berturut-turut. APGAR score yang rendah terjadi p
ada 14.1% (n=13) dari kelompok resiko tinggi. Secara statistik si
gnifikan untuk kelompok resiko tinggi (OR 6.9 95% CI 6.02-7.82)
(p<0.01).
• Kebutuhan akan NICU terjadi pada 26 pasien (28.3%) di kel
ompok resiko tinggi, 8 (8.7%) diantaranya mengalami distres Kebutuhan
s pernapasan, 6 (6.5%) mengalami BBLR, 12 (13%) mengal
ami kedua masalah tersebut. Kebutuhan akan NICU terjadi p NICU
ada 36 (16.6%) pasien di kelompok resiko rendah, 23 (10.6
%) mengalami distress pernapasan, 4 (1.8%) mengalami BB
LR, 6 ( 2.8%) mengalami kedua masalah, dan 3 (1.4%) men
galami abnormalitas kongenital.
• Kebutuhan akan NICU terjadi pada 19 (6.2%) pasien di kelo
mpok kontrol, 12 (3.9%) diantaranya mengalami distress per
napasan, 1 (0.3%) mengalami BBLR, 5 (1.6 %) mengalami k
edua masalah tersebut,dan 1 (0.3%) mengalami abnormalita
s kongenital
• Kebutuhan akan NICU secara signifikan lebih tinggi di kelom
pok resiko rendah dibandingkan dengan kelompok control (O
R 3 95% CI 2.56-3.43) dan yang tertinggi pada kelompok res
iko tinggi (OR 5.9 95% CI 5.21-6.63)(p<0.001).
DISKUSI
• Penyebab AI multifaktorial.

• Beberapa faktor resiko untuk AI adalah insufisiensi serviks, abnormalitas uterus, riw
ayat abortus berulang, mioma uteri, kehamilan multiple dan kehamilan IVF.

• Kami membagi pasien AI menjadi 2 kelompok berdasarkan faktor-faktor resiko sepe


rti kehamilan multiple yang mungkin mengganggu outcome kehamilan.

• Komplikasi kehamilan yang berdiri sendiri di luar AI seperti PPROM dan NICU mun
gkin terjadi karena faktor-faktor resiko tersebut. Jadi kami mencoba untuk mengeks
klusikan efek ini dengan membentuk kelompok kontrol.

• Design prospektif pada penelitian kami menguatkan hal ini, karena dengan jalan ini
gejala subjektif yang dapat terlupakan oleh pasien selama kehamilan terdeteksi den
gan tepat ketika hal tersebut terjadi.

• Sebagai tambahan, kami menandai faktor-faktor resiko dari pasien jadi kami dapat
mengerti dengan jelas efek dari AI, terpisah dari faktor-faktor resiko yang ada.
• Prevalensi penyakit sistemik yang mungkin mempengaruhi outcome obste
trik tidak berbeda secara signifikan antar kelompok.
• Karena dampak yang mungkin terjadi dari perdarahan disfungsi plasenta d
ipikirkan bahwa mungkin ada hubungan antara AI dan penyakit hipertensi
kehamilan. Kami tidak menemukan hubungan antara hipertensi dalam keh
amilan dengan AI.
• Dampak pada outcome obstetrik dapat dilihat pada kehamilan dengan DM
dan pre-pregnancy DM, khususnya pada DM tak terkontrol. Penelitian retr
ospektif oleh Ahkter et al. menemukan peningkatan pada tingkat AI pada i
bu hamil dengan DM (OR 1.4).
• Menariknya, kami menemukan hubungan erat antara AI resiko tinggi deng
an DM gestasional (OR 4.6). Hal ini bisa dikarenakan rerata usia yang lebi
h tua pada kelompok ini. Tapi hubungan ini harus diteliti ulang oleh peneliti
an yang lebih bagus design kontrol prospektifnya.
“ Wejisiriwardana et al. menemukan 1.8 kali, Mulik et al. menemukan 3.3
kali dan Obed et al. menemukan 2.5 kali lipat peningkatan pada preval
ensi plasenta previa pada pasien dengan riwayat AI. Namun Davari-Ta
nha et al. menemukan tidak ada perbedaan antara kelompok AI denga
n kontrol tentang prevalensi plasenta previa pada penelitian prospektifn
ya. Kami juga tidak menemukan perbedaan yang signifikan mengenai p
lasenta previa diantara kelompok-kelompok tersebut.

• Perdarahan, terganggunya ruang chorioamniotic, infeksi yang diseba
bkan hematoma, dan pengurangan invasi cytotrophoblastic oleh arteri
ola spiralis menstimulasi terjadinya persalinan preterm dan PPROM p
ada pasien AI. Berbagai macam penelitian telah menunjukkan pening
katan resiko persalinan preterm pada AI. Kami menemukan 2.1 kali p
eningkatan pada pasien resiko rendah dan 6.4 kali peningkatan pada
pasien resiko tinggi untuk terjadinya persalinan preterm.

• Kami menemukan peningkatan yang cukup pada kelompok resik


o rendah yang tidak signifikan untuk PPROM tapi 3.2 kali pening
katan untuk kelompok resiko tinggi sudah dipastikan. Hal ini mun
gkin karena dari faktor-faktor resiko yang sudah diketahui dari pasien-
pasien tersebut.
• Pembentukan jaringan parut di bawah plasenta pada pasien AI mungkin menyebab
kan IUGR. Dadkhah et al. dan Tongsong et al. menunjukkan tidak ada beda. Mulik e
t al.menemukan peningkatan 2.5 kali untuk IUGR. Kami juga tidak menemukan a
danya hubungan antara AI dengan IUGR.
• Seperti Wijesiriwardana et al. kami tidak menemukan hubungan antara induksi pers
alinan dengan AI.
• Di penelitian kami, terdapat peningkatan 1.7 kali pada kelompok resiko redah dan p
eningkatan 4.9 kali pada kelompok resiko tinggi pada syarat-syarat dari persalinan
SC.
• Peningkatan persalinan SC pada kelompok resiko rendah bisa jadi dikarenaka
n dari peningkatan presentasi bukan letak kepala dari kelompok ini ketika dib
andingkan dengan kelompok kontrol. Meningkatnya presentasi bukan letak kepal
a pada kelompok resiko rendah mungkin disebabkan penemuan secara kebetulan k
arena jumlah sampel yang sedikit.
• Penelitian ini menunjukkan kenaikan 4.7 kali kejadian atonia postpartum pada kelo
mpok resiko rendah namun tidak pada kelompok resiko tinggi. Kenaikan dari atonia
uteri pada kelompok resiko rendah bisa jadi tanda dari langkah-langkah biasa pada
patofisiologi AI dan juga atonia uteri. Jadi ini hasil yang mencolok pada penelitian ka
mi.

• Kami tidak menemukan adanya hubungan antara kelompok resiko rendah dengan k
elompok kontrol mengenai skor APGAR yang rendah

• Kebutuhan NICU kebanyakan disebabkan oleh distress pernapasan, meningkat 3 k


ali lipat pada kelompok resiko tinggi dan hal ini biasanya disebabkan karena premat
uritas yang meningkat 5.9 kali pada kelompok resiko tinggi.
Keterbatasan
• Ketiadaan ditemukannya hematoma pada gambaran Penelitian
USG, jumlah dan berulangnya perdarahan, dan infe
ksi, mempersulit kehamilan yang mungkin menghant
ar pada komplikasi neonatal.

• Parameter objektif dari pH outcome fetal tidak diteliti

• Justru kami mengevaluasi skor APGAR dan kebutuh


an NICU untuk bayi baru lahir.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai