Anda di halaman 1dari 19

JOURNAL READING

Faktor risiko ketuban pecah dini di rumah sakit umum di


kota Mekele, Tigray, studi case control

Pembimbing : dr. Dewi Rochyantini, Sp.OG


Disusun Oleh : Alvina Sarda Nour Fadillah

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN OBSETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
ABSTRAK
• Latar belakang
Insiden ketuban pecah dini 5% - 10% dari semua persalinan. Perempuan dengan
ketuban pecah dini berisiko mengalami infeksi intraamniotik, infeksi postpartum,
endometritis, dan kematian. Neonatus yang lahir dari ibu ketuban pecah dini
berisiko tinggi mengalami sindrom gangguan pernapasan, sepsis, dan kematian. Di
ethiopia sedikit yang diketahui mengenai faktor resiko ketuban pecah dini.
• Metode
Desain studi case kontrol berbasis rumah sakit diterapkan pada 240 sampel (160
kontrol dan 80 kasus) dari ibu hamil yang dirawat di rumah sakit umum di kota
Mekelle. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan Kuesioner
terstruktur dan daftar periksa.
• Hasil
Riwayat aborsi, riwayat KPD, riwayat operasi caesar dan keputihan abnormal
pada indeks kehamilan berhubungan positif dengan ketuban pecah dini.
• Kesimpulan
Riwayat obstetrik masa lalu dan risiko pada indeks kehamilan memiliki
hubungan dengan ketuban pecah dini.
LATAR BELAKANG
Ketuban pecah dini (KPD) biasanya didefinisikan sebagai pecahnya ketuban
sebelum timbulnya kontraksi uterus. KPD yang terjadi sebelum 37 minggu
kehamilan disebut sebagai ketuban pecah dini prematur (PPROM), sedangkan
KPD yang terjadi setelah 37 minggu kehamilan disebut sebagai ketuban pecah dini
aterm.

Membran janin terdiri dari amnion dan korion. Amnion penting dalam kehamilan.
Dengan demikian, pengembangan komponennya sangat penting untuk hasil
kehamilan yang baik.
Di seluruh dunia, ada sedikit perbedaan dalam prevalensi ketuban pecah dini.
Insiden KPD sekitar 5%-10% dari semua persalinan.

KPD mempengaruhi morbiditas dan mortalitas janin. KPD menyebabkan


kematian dan kesakitan ibu dan bayi hingga kerugian ekonomi nasional akibat
biaya obat, rawat inap, ketidakhadiran di tempat kerja dan biaya tenaga
kesehatan.

KPD menyebabkan ibu mengalami resiko infeksi rongga amnion. Endometritis


dan solusio plasenta terjadi masing-masing pada sekitar 2-29% dan 15-25%
kasus. Komplikasi KPD yang jarang tetapi serius yaitu sepsis 0,8%, dan
kematian 0,14%
Komplikasi janin setelah KPD yaitu infeksi dan gawat janin karena solusio
plasenta. Karena faktor ini, wanita dengan KPD memiliki risiko persalinan sesar
yang lebih tinggi.

KPD merupakan salah satu penyebab utama prematuritas dan infeksi, yang pada
gilirannya menjadi penyebab utama kematian neonatus.

Faktor risiko KPD meliputi kelahiran prematur sebelumnya, merokok,


polihidramnion, infeksi saluran kemih dan menular seksual, KPD sebelumnya,
pekerjaan selama kehamilan, status sosial ekonomi rendah.

Informasi tentang faktor risiko KPD di Ethiopia tidak tersedia. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan
mengidentifikasi faktor risiko
METODE
Penelitian dilakukan di kota Mekelle pada bulan Desember/2015 – Juni/2016.
Populasi penelitian adalah ibu hamil yang datang ke ruang bersalin rumah sakit umum
di kota mekelle selama periode pengumpulan data. Wanita hamil dengan KPD dan
tanpa KPD setelah usia kehamilan 28 minggu diikutsertakan dalam penelitian ini.

Wanita dengan ketuban pecah dini yang memenuhi kriteria inklusi direkrut sampai
ukuran sampel yang dihitung tercapai. Wanita tanpa ketuban pecah dini yang
memenuhi kriteria inklusi sebagai kontrol dan diwawancarai selama masa penelitian.
Kuesioner terstruktur dan daftar periksa yang dikembangkan oleh Penulis setelah
meninjau literatur. Data yang terkumpul diperiksa kelengkapan dan kejelasannya.

Data dimasukan ke SPSS untuk dianalisis. Frekuensi dan persentase digunakan untuk
variabel kategoris.
HASIL
• Faktor sosial ekonomi dan demografi
Usia rata-rata wanita untuk kasus dan kontrol masing-masing adalah 27 dan
26. Lebih dari separuh kasus dan kontrol adalah ibu rumah tangga, dan
mayoritas kasus dan kontrol telah mengenyam pendidikan lebih dari sekolah
menengah pertama. Mengenai tempat tinggal, sebagian besar kasus dan
kontrol tinggal di perkotaan. Mayoritas kasus dan kontrol yaitu etnis Tigray.
Proporsi peserta yang berpenghasilan < 1000 birr Ethiopia (1 dolar AS = 27
birr) lebih tinggi pada kasus daripada kontrol.
• Kebiasaan aktivitas fisik
Mayoritas peserta tidak memiliki riwayat membawa barang berat.
Mengenai tidur lebih dari dua pertiga kasus dan kontrol melaporkan bahwa
mereka tidur kurang dari 8 jam per hari. Dua dari sepuluh wanita dalam
kasus dan 15% kontrol menggunakan transportasi setiap hari.
• Riwayat obstetri dan ginekologi sebelumnya
31,2% kasus dan 10,6% kontrol melakukan aborsi. Di antara wanita yang
melakukan aborsi, hampir seperempat kasus dan 1 dari 10 kontrol melakukan
dua aborsi. 102 kontrol dan 77,8% kasus tidak memiliki riwayat persalinan
prematur. Berkenaan dengan KPD sepertiga wanita hamil pada kelompok
kasus dan sejumlah kecil wanita hamil pada kelompok kontrol memiliki
riwayat KPD. Beberapa wanita dalam kelompok kasus dan kontrol
menjalani operasi serviks. Lebih dari separuh ibu hamil pada kelompok
kasus dan hampir dua pertiga ibu hamil pada kelompok kontrol telah
menggunakan kontrasepsi modern. Pada kelompok kasus dan kontrol
angkanya rendah pada riwayat operasi sesar.
• Risiko dalam indeks kehamilan
Median usia kehamilan ibu hamil adalah 37,25 dan 38,4 untuk kasus dan
kontrol. Primigravida dan Nullipara lebih tinggi pada kelompok kontrol
dibandingkan kasus. Sejumlah kecil kasus dan kontrol memiliki lingkar lengan
atas di bawah 23 cm. Keputihan abnormal dilaporkan oleh hampir setengah
dari kasus dan 15,6% kontrol. Jumlah perokok aktif dan pasif sedikit. Proporsi
wanita yang mengalami perdarahan pervaginam pada kelompok kasus dan
kontrol rendah. Mayoritas kasus dan kontrol tidak memiliki riwayat
kecelakaan. Mayoritas wanita dalam kelompok kasus dan kontrol memiliki
presentasi kepala. Jumlah Polihidramnion dan Kehamilan ganda sangat sedikit
pada kedua kelompok
• Faktor risiko ketuban pecah dini (analisis bivariat dan multivariat)
Riwayat Aborsi ditemukan terkait secara signifikan dengan KPD. Mereka
yang melakukan aborsi 3,06 kali lebih mungkin mengalami ketuban pecah
dini. Riwayat CS juga menunjukkan hubungan yang signifikan. Ketuban
pecah dini sebelumnya merupakan faktor risiko yang sangat terkait
dibandingkan yang lain. Kemungkinan terjadinya ketuban pecah dini di
antara wanita yang pernah mengalami KPD sebelumnya adalah 4,45 kali
lebih tinggi daripada yang tidak memiliki riwayat KPD. Keputihan
abnormal pada indeks kehamilan juga signifikan terkait faktor risiko.
Sedangkan membawa barang berat, pendapatan bulanan, tidur < 8,
merokok, graviditas dan paritas, dan kecelakaan tidak berhubungan dengan
KPD.
DISKUSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko ketuban pecah
dini. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa riwayat abortus, riwayat CS, KPD
sebelumnya dan keputihan abnormal berhubungan secara bermakna dengan KPD.
 
Dalam penelitian ini riwayat aborsi ditemukan menjadi faktor risiko KPD. Peserta
yang memiliki riwayat aborsi 3,06 kali lebih rentan untuk KPD dibandingkan yang
tidak melakukan aborsi.
Beberapa penelitian dari Amerika Serikat, Swedia, India, Thailand, Mesir,
Nigeria dan Uganda mengungkapkan bahwa KPD sebelumnya merupakan
faktor risiko yang signifikan untuk ketuban pecah dini. Wanita yang memiliki
KPD sebelumnya 4,45 kali lebih mungkin untuk KPD. Ini mungkin karena
infeksi genitourinari yang tidak diobati dan panjang serviks yang pendek.

Sebuah studi dari Uganda mengungkapkan bahwa operasi caesar merupakan


faktor risiko yang signifikan untuk ketuban pecah dini. Partisipan dengan
riwayat CS memiliki kemungkinan 3,15 kali lebih besar untuk KPD daripada
yang tidak memiliki riwayat CS. Ini mungkin karena peningkatan risiko
pecahnya bekas luka CS pada kehamilan berikutnya.
Keputihan yang tidak normal telah menunjukkan hubungan yang signifikan
dengan terjadinya KPD. Wanita yang mengalami keputihan abnormal pada
indeks kehamilan 3,31 kali lebih mungkin mengalami KPD. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan di Uganda dan Mesir.
 
KESIMPULAN
Riwayat obstetri masa lalu dan faktor-faktor dalam indeks kehamilan
memiliki hubungan dengan ketuban pecah dini. Riwayat aborsi, ketuban
pecah dini sebelumnya, riwayat operasi caesar dan keputihan abnormal
pada indeks kehamilan menjadi faktor risiko ketuban pecah dini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai