Disusun oleh:
Bunga Octavia (1820221112)
Dibimbing oleh:
dr. Juniaty Caroline Simanjuntak, Sp.OG, M.Kes
PROM terjadi sekitar 10% dari seluruh kehamilan dan 70% adalah kasus kehamilan cukup
bulan.
preterm PROM: suatu kondisi yang terjadi pada 3% dari seluruh kehamilan dan
bertanggung jawab dari sekitar 30% dalam seluruh kelahiran prematur.
Mengamati hasil pada ibu dan bayi pada pasien dengan ketuban pecah dini preterm
Mengetahui morbiditas dan mortalitas pada perinatal pada KPD preterm dan
mempelajari cara persalinan pada KPD preterm
METODE PENELITIAN
Sumber data : 100 pasien dengan ketuban pecah dini di Kriteria inklusi
antara usia kehamilan 28-37 minggu yang di rawat di Seluruh wanita hamil dengan kehamilan tunggal
ruang persalinan dipelajari setelah mempertimbangkan antara usia kehamilan 28-37 minggu dengan ketuban
kriteria inklusi dan eksklusi. pecah dini.
Desain study: Penelitian observasional prospektif Kriteria eksklusi
berbasis rumah sakit. Kehamilan ganda (gemeli)
Study period : Selama periode satu tahun dari Maret Intrauterine growth restriction (IUGR)
2013 sampai Februari 2014. Uterine Anomali
Tempat pengambilan data : rumah sakit tingkat 3 Fetus anomaly
Myoma Uteri
Gangguan hipertensi dan hipertensi pada kehamilan
Diabetes gestasional
Perdarahan antepartum
Gagal ginjal kronik
Penyakit jantung
• Data detail: Usia, status sosial ekonomi, onset waktu bocor, jumlah cairan
yang hilang, warna, bau, perdarahan pervaginam dan persepsi gerakan janin.
• Indikasi utama LSCS: malpresentasi (sungsang dan letak lintang ) 36%, diikuti
dengan fetal distress 24%, kegagalan induksi 12%.
• Indikasi lain yaitu oligohidramnion dan riwayat LSCS sebelumnya presentase
masing-masing adalah 12%.
HASIL
• Pada penelitian ini morbiditas perinatal adalah 33%. Ada berbagai penyebab
termasuk hiperbilirubinemia (69.69%), Respiratory Distress syndrome (RDS)
(63.63%).
• Kasus lainnya yaitu Necrotizing enterocolitis (NEC), Prematurity of retina
(ROP), hipoksia iskemik ensephalopaty (HIE), perdarahan intraventricular
(IVH), asfiksia.
HASIL
• Pada penelitian ini, kematian perinatal adalah 15%. Penyebab paling banyak
yaitu respiratory distress syndrome (RDS) (53%), diikuti dengan sepsis
(26.7%) dan kelahiran asfiksia (20%).
• Dalam penelitian ini teramati bahwa semakin durasi PPROM meningkat,
morbiditas dan mortalitas perinatal juga meningkat.
HASIL
• Kematian perinatal tertinggi (66.6%) ketika berat lahir lebih dari 1000 gram
dan tidak terlihat kematian bayi pada berat kehamilan lebih dari 2000 gram.
• Usia Ibu: Pada penelitian ini PPROM terjadi di 79% dalam kasus dengan
kelompok usia 20-29 tahun.
• Morbiditas ibu dalam penelitian ini adalah 16%. Dalam penelitian ini 84%
pasien sehat. Morbiditas demam terlihat pada 12% kasus, 2% kasus
mengalami perdarahan postpartum.
• Dalam penelitian ini morbiditas perinatal adalah 33% dari yang 23% adalah
hiperbilirubinemia 10% sepsis dan 21% RDS. Dalam penelitian ini, kematian
DISKUSI perinatal adalah 15%. Penyebab paling umum adalah sindrom gangguan
pernapasan (53%) diikuti oleh sepsis (26,7%) dan kelahiran asfiksia (20%).
Morbiditas dan mortalitas perinatal dalam kaitannya dengan durasi
PPROM
• Dalam penelitian ini, seiring meningkatnya durasi PPROM, morbiditas dan
mortalitas perinatal juga meningkat.
• Ketika durasi PPROM hingga ke masa persalinan lebih dari 36 jam,
morbiditas Perinatal adalah 60,71% dan mortalitas perinatal adalah 28,57%.
• Studi oleh Russell menunjukkan bahwa bahaya infeksi pada ibu dan janin
DISKUSI meningkat dengan durasi PPROM.
• Morbiditas perinatal dan mortalitas menurun dengan meningkatnya berat
lahir. Saat beratnya <1000 g morbiditas perinatal adalah 83,3% dan mortalitas
adalah 66,6%. Ini berkurang menjadi 8,33% morbiditas dan tidak ada
kematian ketika berat lahir meningkat menjadi> 2500 g.
• PPROM adalah salah satu penyebab penting kelahiran prematur yang dapat
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas perinatal yang tinggi bersama
dengan morbiditas ibu.
• Hal yang penting bahwa pasien harus mendapat informasi tentang komplikasi
ibu, janin dan neonatal, terlepas dari penjelasan mengenai tatalaksana.
KESIMPULAN
• Penilaian risiko yang melibatkan variabel demografis bersama dengan riwayat
kelahiran prematur sebelumnya harus dicatat untuk mengidentifikasi kasus
berisiko tinggi sebelum terjadi pecah ketuban.
• Pemberian antibiotik rutin mengurangi morbiditas ibu dan bayi baru lahir.