Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

MIOMA GEBURT

Disusun oleh:

Idham Andayana S.Ked

2013730047

PEMBIMBING

Dr. Nilakusuma Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

BLUD RSU SEKARWANGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017
BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S.J
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Nagrak, Kabupaten Sukabumi
Tanggal masuk : 31 Oktober 2017
Tanggal pemeriksaan : 03 November 2017

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara: Autoanamnesa
Keluhan Utama : Perdarahan dari vagina terus menerus selama 2 minggu SMRS.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke RSUD Sekarwangi dengan keluhan perdarahan dari vagina terus
menerus selama 2 minggu. Darah yang keluar berwarna merah sedikit kehitaman,
terkadang disertai nyeri, pasien menyangkal akan adanya demam, BAB dan BAK dalam
batas normal dan pasien tidak mengeluhkan adanya penurunan berat badan yang
signifikan selama mengalami keluhan tersebut. Pasien mengaku sudah menopause sejak
±5-6 tahun yang lalu, pasien menyangkal juga akan adanya riwayat trauma/kecelakaan.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


- Keluhan sebenarnya sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, namun pasien menolak
untuk dilakukan adanya tindakan medis
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Diabetes Melitus (-)
- Riwayat Asma (-)
- Riwayat alergi obat (-)

1
V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Diabetes Melitus (-)
- Riwayat Asma (-)

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


Pasien tidak merokok, mengkonsumsi alkohol dan pasien sehari hari bekerja ringan
mengurusi pekerjaan rumah tangga, pasien mengaku beristirahat cukup namun kurang
berolahraga.

VII.RIWAYAT PERSALINAN
NO Jenis Usia Jenis Penolong Usia Anak BB lahir
Kelamin Kehamilan Persalinan
1 Perempuan Aterm Spontan Bidan 29th 3300 g
2 Perempuan Aterm Spontan Bidan 25th 3100g
3 Perempuan Aterm Spontan Bidan Meninggal 3200g
usia 8
tahun
4. Laki-Laki Aterm Spontan Bidan 22th 3200g
5. Perempuan Aterm Spontan Bidan 19th 2900g

VIII. RIWAYAT MENSTRUASI


a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus haid : Teratur
c. Lama haid : 6-7 hari

IX. RIWAYAT KONTRASEPSI


Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi.

X. STATUS GENERALIS
Keadaan Kesadaran Tekanan FN RR Suhu
Umum Darah
TSS Compos 120/80 84x/menit 22x/menit 36,8o C
Mentis mmHg

2
XI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala: Normocephal
2. Mata: Conjunctiva anemis +/+ . Sklera ikterik -/-
3. Leher: Trakea berada di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
4. Payudara: Tidak menonjol, dalam batas normal. Tidak keluar cairan.
5. Thorax:
a. Paru-paru:
 Inspeksi: Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada dalam keadaan
statis dan dinamis simetris.
 Palpasi: Fremitus taktil dan vocal kanan dan kiri simetris, tidak teraba
masa.
 Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru.
 Auskultasi: Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
b. Jantung:
 Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat.
 Palpasi: Iktus cordis teraba.
 Perkusi: Batas jantung dalam batas normal.
 Auskultasi: BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
6. Abdomen :
 Supel
 Bising usus (+)
 Nyeri Tekan (-)
 Hepar dan Lien dalam batas normal
7. Genitalia : Dalam Batas Normal
8. Extremitas :
 Akral hangat ++/++
 Edema --/--

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Laboratorium: 31 Oktober 2017
Hematologi Hasil Nilai Rujukan Satuan

3
Hemoglobin 7,1 11.7 - 15.5 g/dL
Hematokrit 33 32 – 47 %
Leukosit 10,09 3.6 – 11 103/µL
Eritrosit 3,6 3.8 - 5.2 juta/µL
Trombosit 450 150 – 440 ribu/µL

XIII. DIAGNOSIS
Anemia ec perdarahan pervaginan susp mioma geburt

XIV. FOLLOW UP
31 OKTOBER 2017 Cek Lab darah rutin tatalaksana
nyeri dan observasi tanda vital
01 OKTOBER 2017 Transfusi darah, Target HB>9gr/dL
02 OKTOBER 2017 Dilakukan Tindakan Extirpasi di
ruang OK, Observasi post tindakan
03 OKTOBER 2017 Observasi post tindakan, rencana
pulang

XV. PENATALAKSANAAN
1. Observasi tanda vital
2. Lab darah rutin, cross match
3. Perbaiki keadaan umum
4. IVFD RL gtt XX
5. Transfusi bila Hb < 9 gram%
6. Asam Mefenamat 3x1 tab
7. Transamin 3x1 tab
8. Rencana Extirpasi

XVI. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam : ad bonam
b. Quo as functionam : ad bonam
c. Quo ad sanationam : ad bonam

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MIOMA GEBURT

2.1. Definisi

5
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya. Mioma geburt merupakan mioma submukosum yang tumbuh
bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks.1

2.2. Etiologi dan Patogenesis


Etiologi pasti dari mioma uteri belum diketahui. Diduga stimulasi esterogen sangat
berperan dalam kejadian mioma uteri. Hipotesis ini didukung oleh adanya mioma uteri yang
banyak ditemukan pada usia reproduksi dan jauh menurun pada usia menopouse. Hormon
ovarium dipercaya menstimulasi pertumbuhan mioma uteri karena peningkatan insidensinya
terjadi setelah menarke. Pada kehamilan, pertumbuhan tumor ini makin besar. Nulipara
memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya mioma uteri dibandingkan dengan multipara.1
Jaringan mioma uteri mengandung lebih banyak reseptor esterogen jika dibandingkan
dengan miometrium normal. Ada juga teori cell nest atau genitoblas. Teori menyatakan
bahwa terjadinya mioma uteri bergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell
nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus-menerus oleh esterogen.1

2.3. Patologi Anatomik


Menurut letaknya, mioma dibagi menjadi:
 Mioma submukosum: berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga
uterus.
 Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium.
 Mioma subserosum: apabila tumbuh ke luar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan
melalui saluran serviks (myom geburt). Mioma subserosum dapat tumbuh di antara kedua
lapisan ligamentum latum menjadi mioma uteri intraligamenter.
Sarang miom dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karenan gangguan
sirkulasi darahnya. Misalnya terjadi pada miom geburt hingga perdarahan berupa metroragi
atau menoragi disertai lekore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari
uterus sendiri.1

2.4. Diagnosis
A. Gambaran Klinik2
Hampir sebagian penderita tidak merasakan adanya kelainan, keluhan penderita
bergantung pada lokasi atau jenis mioma yang diderita. Berbagai keluhan penderita dapat
berupa:
1. Perdarahan abnormal uterus
Perdarahan merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada penderita
mioma uteri. Perdarahan yang banyak dan lama dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi. Perdarahan pada mioma submukosa seringkali diakibatkan oleh
hambatan pasokan darah endometrium, tekanan, dan bendungan pembuluh darah area
tumor atau ulserasi endometrium di atas tumor. Tumor bertangkai seringkali
menyebabkan trombosis vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan infeksi
(vagina dan kavum uteri terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium serviks).

6
Dismenorea dapat disebabkan oleh efek tekanan, kompresi, termasuk hipoksia lokal
miometrium.

2. Nyeri
Nyeri lebih banyak terkait dengan proses degenerasi akibat oklusi pembuluh
darah, infeksi, torsi tangkai mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya untuk
mengeluarkan mioma subserosa dari kavum uteri. Gejala abdomen akut dapat terjadi
akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai mioma atau kontraksi uterus
sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma subserosa dari kavum uteri. Gejala
abdomen akut dapat terjadi bila torsi berlanjut dengan terjadinya infark atau
degenerasi merah yang mengiritasi selaput peritoneum. Nyeir pinggang terjadi ketika
miom menekan persarafan yang berjalan di atas permukaan tulang pelvis.

3. Efek penekanan
Mioma geburt dapat menyebabkan sekret serosanguinea vaginal, perdarahan,
dispareunia, dan infertilitas. Bila ukuran tumor lebih besar lagi, akan terjadi
penekanan ureter, kandung kemih, dan rektum.

B. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus. Diagnosis
mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa
yang licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari
uterus. 2

C. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan
uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan
eritropoetin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara
polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi pembentukan
eritropoetin ginjal. 2

D. Pemeriksaan Penunjang3
 USG (abdominal dan transvaginal)
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan
adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yng
kecil. Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui
ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran
ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran
uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan
akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.
 Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya
kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

7
 MRI
MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasi mioma, tetapi
jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan
dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3
mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat
menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus - kasus yang tidak dapat disimpulkan.

2.5. Tatalaksana
Terapi harus memperhatikan usia, paritas, kehamilan,konservasi fungsi reproduksi,
keadaan umum, dan gejala yang ditimbulkan. Bila kondisi pasien sangat buruk, lakukan
upaya perbaikan yang diperlukan termasuk nutrisi, suplementasi zat esensial, ataupun
transfusi. Pada keadaan gawat darurat akibat infeksi atau gejala abdominal akut, siapkan
tindakan bedah gawat darurat untuk menyelamatkan penderita. Pilihan prosedur bedah terkait
dengan mioma uteri adalah miomektomi atau histerektomi.2
Penderita dengan mioma yang kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi
harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10 – 12
minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan
operasi.3,4,5,6
Terapi medikamentosa yang dapat memperkecil volume atau menghentikan
pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi
medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari terapi
operatif. Adapun preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog
GnRH, progesteron,danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, anti prostaglandin,agen-agen
lain (gossipol,amantadine). 7,8,9

BAB III

ANALISA KASUS

Pasien datang ke RSUD Sekarwangi dengan keluhan perdarahan dari vagina terus
menerus selama 2 minggu. Darah yang keluar berwarna merah sedikit kehitaman, terkadang

8
disertai nyeri, pasien menyangkal akan adanya demam, BAB dan BAK dalam batas normal
dan pasien tidak mengeluhkan adanya penurunan berat badan yang signifikan selama
mengalami keluhan tersebut. Pasien mengaku sudah menopause sejak ±5-6 tahun yang lalu,
pasien menyangkal juga akan adanya riwayat trauma/kecelakaan.
Dalam anemnesis ditemukan:
 Menometroragi
 Nyeri perut bawah
 Lemas dan pusing
Keadaan ini sesuai dengan gejala mioma geburt, yakni perdarahan uterus yang
memanjang dan tidak teratur. Nyeri perut bawah juga ditemukan. Nyeri perut bawah terkait
dengan proses degenerasi akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangkai mioma atau
kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma subserosa dari kavum uteri.
Lemas dan pusing menandakan pada pasien kemungkinan sudah kehilangan banyak darah
yang menyebabkan anemia. Tidak ada keluhan buang air besar dan buang air kecil, hal ini
menandakan tumor belum mendesak vesika urinaria maupun rektum.

Status generalis:

Keadaan Kesadaran Tekanan FN RR Suhu


Umum Darah
TSS Compos 120/80 84x/menit 22x/menit 36,8 o C
(pasien Mentis mmHg
nampak
anemis)

Pemriksaan Fisik:
Kepala, leher, dan dada alam batas normal. Pada mata ditemukan konjungtiva anemis.
terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah.

Pemeriksaan penunjang:

Hematologi Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hemoglobin 7,1 11.7 - 15.5 g/dL
Hematokrit 33 32 – 47 %
Leukosit 10,09 3.6 – 11 103/µL
Eritrosit 3,6 3.8 - 5.2 juta/µL
Trombosit 450 150 – 440 ribu/µL

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb, dan eritrosit rendah. Pada perdarahan
yang terjadi akibat miom geburt, perdarahan biasanya berlangsung lama. Hal ini akan
mengakibatkan terjadinya anemia defisiensi besi. Perdarahan pada mioma submukosa
seringkali diakibatkan oleh hambatan pasokan darah endometrium, tekanan, dan bendungan
pembuluh darah area tumor atau ulserasi endometrium di atas tumor. Pada pasien juga terjadi

9
kenaikan trombosit dan leukosit yang mungkin disebabkan kenaikan eritropoietin. Urinalisa
masih menunjukan batasan normal yang menggambarkan fungsi ginjal masih baik.

Diperlukan pemeriksaan biopsi untuk meyakinkan diagnosis.

PERMASALAHAN

 Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah tepat?


 Apakah penatalaksanaan penderita ini sudah adekuat?

o Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah tepat?


 Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus mioma
subserosum → mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus.
 Mioma intramural → menyebabkan kavum uteri menjadi luas
 Mioma submukosum → dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam
kanalis servikalis dan teraba benjolan pada cavum uteri.
 Pada mioma submukosum → dapat tumbuh bertangkai menjadi polip yang
kemudian dilahirkan melalui saluran serviks disebut sebagai myomgeburt.

Gejala yang sering ditemukan pada mioma dapat digolongkan sebagai


berikut :
 Perdarahan abnormal
 Rasa nyeri
 Gejala dan tanda penekanan
 Infertilitas dan abortus
Pada kasus diatas diagnosis juga ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Anamnesis → pasien mengeluhkan terjadi perdarahan
dari kemaluannya sejak 2 tahun yang lalu, kadang–kadang juga disertai
dengan rasa nyeri. Hal ini sesuai dengan gejala pada mioma.

o Apakah penatalaksanaan pada penderita sudah sesuai?


 Penatalaksanaan mioma uteri secara umum terdiri dari :
 Pengobatan
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah.Dalam
dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uterus dengan GnRH
agonist
 Pengobatan operatif
Miomektomi → tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada
mioma submukosum pada myoma geburt dengan cara ekstirpasi
lewat vagina.

Dari diagnosis yang dibuat yaitu myomgeburt, maka penatalaksanaan yang


terpilih adalah miomektomi → pengambilan sarang mioma saja dengan
cara ekstirpasi lewat vagina. Hal ini sesuai dengan tindakan yang telah
dilakukan.
10
DAFTAR PUSTAKA

1. Pangemanan Wim T. Penyakit Neoplasma. Dalam: Dalam : Wiknjosastro GH, Saifuddin


AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo ; 2010 : hal. 891 - 894.

11
2. Adriaanz George. Tumor Jinak Genitalia. Dalam : Anwar Mochtar, Baziad Ali, Prabowo
P, editor. Ilmu Kandungann. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo ; 2011 : hal. 274 - 279.

3. Baziad A. Pengobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog GnRH. Dalam :


Endokrinologi ginekologi edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2003:; 151 -
156

4. Bradley J, Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : Marie


Chesmy,Heather Whary eds. Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia : Lippincott
Williams and Wilkins, 2001 ; 314 – 315

5. Chaves, Stewart, Medical treatment of uterine fibroids. In : Marie Chesmy, Heather


Whary eds. Clinical Obstetric and Gynecologi. Philadelphia : Lippincott Williams and
Wilkins, 2001 ; 374 – 379

6. Williams gynecology / [edited by] Barbara L. Hoffman [and 5 others]. – Third edition Copyright
2016, 2012, 2008 by McGraw-Hill Education.

12

Anda mungkin juga menyukai