Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Reading

Pudendal and Paracervical Block

Disusun Oleh :

Kho Ti Chah
G99161111

Pembimbing :

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Anestesi


Program Studi Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UNS / RSUD Dr.Moewardi
2017
PENDAHULUAN

Blok paraservikal
(obstetri)
Blok
paraservik
al
Aneste
Blok paraservikal
si lokal (ginekologi)
Blok
nervus
pudendus
Blok nervus
pudendus
 Sebelum analgesik epidural pada obstetri
digunakan secara meluas, blok pudendus adalah
teknik analgesik yang sering dilakukan.

 Penurunan janin selama kala II pada persalinan


menyebabkan rasa sakit berpindah dari uterus ke
vagina, perineum, dan vulva => Blok pudendus
memberikan efek analgesik pada daerah ini.

 Pasien dikontraindikasi terhadap anestesi


neuraxial (misalnya pasien diatesis hemoragik),
anestesi perineum pada episiotomi, laserasi.
Blok nervus
pudendus

• Pasien dengan posisi litotomi


Persiap • Perineum dibersihkan menggunakan povidone
an iodine atau klorheksidin

• Sarung tangan steril


• Terompet Iowa panduan jarum dengan jarum
spinal panjang 20-gauge (15 cm).
ALAT • Spuit 10 mL dengan jarum berukuran 18
sampai 20-gauge untuk membuat anestesi.
• Anestesi lokal (tabel 1).
Blok nervus
pudendus
TABEL
Teknik blok
pudendal

Transvagina Transperineal

• Sering dilakukan

• Mukosa vagina
=> lig.
Sakrospinosum
=> aspirasi =>
3ml obat => n.
pudendus =>
7ml

• Diulang pada
Blok
pudendal

Kebanyakan kasus dengan cara blok


pudendus memberikan efek analgesik yang
baik dengan tekniknya mudah dilakukan

Blok pudendus tidak memperngaruhi


Hasil

kontraksi uterus, tetapi pada keadaan


dimana janin sudah turun ke vagina
bagian bawah dan perineum, ibunya
tidak akan merasakan.

Toksisitas anestesi lokal pada neonatus


jarang terjadi
Blok
pudendus
hematom
a

parestesi komplika Tosisitas


a si sistemik

Infeksi
Blok paraservikal
(obstetri)
 Infiltrasianestesi lokal dengan cara blok
paraservikal memperngaruh serabut sensoris
viseral pada uterusbagian bawah, serviks, dan
vagina bagian atas (T10-L1). Tetapi tidak
mempengaruhi saraf motorik

 Pada tahun 1960 sampai 1970an, 58% dari kasus


persalinan menggunakan cara blok paraservikal
tetapi efek samping sebagai bradikardia pada
janin memiliki 55% kasus

 karena bahayanya efek samping bradikardia pada


neonatus => blok paraservikal tidak sering
dilakukan di Amerika Serikat
Blok paraservikal
(obstetri)
prosedur Pasien dengan posisi litotomi

Perineum dibersihkan menggunakan


povidone iodine atau klorheksidin

Diberikan hanya selama stase aktif pada


persalinan, dimana pembukaan seviks
minimal 4 cm, dengan interval tidak
kurang dari 1jam. Pembukaan serviks
lebih dari 8 cm, prosedurnya lebih sulit
dilakukan, kurang efektif, dan risiko
brakikardia pada janin. .
Blok paraservikal
(obstetri)
Peralatan
 Sarung tangan steril
 Terompet Iowa panduan jarum dengan jarum
spinal panjang 22-gauge (15 cm)
 Spuit 10 mL dengan jarum berukuran 18
sampai 20-gauge untuk anestesi.
 Anestesi lokal tanpa epinefrin dan buffer,
jika memungkinkan.
Blok paraservikal
(obstetri)
TABEL
Blok paraservikal
(obstetri)
Teknik

Lebih aman untuk


menyuntikan pada jam 4
dan jam 8, bukan pada
jam 3 dan jam 9.

Untuk menghindari
menusuk ke janin. Jarum
diposisikan dengan
benar dan kedalaman
injeksi tidak lebih dari 3
mm, karena dapat
mengurangi risiko
komplikasi, seperti
bradikardia pada janin.
Blok paraservikal
(obstetri)
Hasil

75% pasien dengan blok paraservikal memberikan efek


analgesik sangat baik.

Onsetnya 2 – 5 menit. Durasinya tergantung pada obat


anestesi lokal yang digunakan

Blok
paraservikal kurang efektif daripada analgesik spina dalam
mengurangi rasa nyeri

Penurunan rasa sakit yang tidak sempurna pada blok


paraservikal karena pleksus Frankenhauser tidak terdapat
semua pada uterus.
Blok paraservikal
(obstetri)

Bradikardia pada janin post-blok :


Komplikasi
Terjadi 2 - 10 menit tetapi bisa
sampai 40 menit setela

Hematoma atau infeksi memiliki


0,4 % kasus.
Parestesia ekstremitas bawah
dilaporkan mencapai 7%

Reaksi alergi jarang terjadi pada


anestesi lokal, tetapi lebih sering
terjadi pada obat tipe ester.
Blok paraservikal
(obstetri)

Mirip dengan blok paraservikal pada


obstetri

Dosis total 10 - 20 mL (lidokain 1% atau


2-kloroprokain) kedalaman sekitar 10
mm pada stroma servikal dengan posisi
jam 4 dan jam 8 serviksovagina.
Penambahan vasopressin sintetis
(Pitressin) atau epinefrin untuk
mengurangi kehilangan darah pada
waktu operasi atau post operasi telah
dilakukan
Blok paraservikal
(obstetri)

Tidak membuktikan mengurangi rasa


Komplikasi
sakit yang signifikan selama
pembukaan serviks (2 percobaan).

Blok paraservikal mengurangi rasa sakit


selama intervensi uterus (biopsi
endometrium, kuretase fraksional,
evakuasi suction, atau aspirasi) yaitu
dua atau tiga poin pada skala nyeri 10
(5 percobaan).
Cenderung mengurangi resiko nyeri
berat selama intervensi uterus, namun
tidak menghilangkan rasa nyeri (2
percobaan).
RINGKASAN DAN REKOMENDASI

Obstetri

Blok Blok pudendus


paraservikal dan memberikan
nervus efek analgesik: Bradikardia
pudendus vagina bagian pada janin
mudah bawah, terjadi post -
dilakukan perineum, dan blok adalah efek
vulva pada kala samping yang
II persalinan serius karena itu
Menghidari dosis lebih baik blok
obat yang paraservikal
berlebihan dan Cara neurasial pada kehamilan
menyuntikan dikontraindikask dihindari.
secara an, episiotomi,
intravaskular laserasi
RINGKASAN DAN REKOMENDASI

Ginekologi
Blok paraservikal cenderung
mengurangi risiko nyeri berat
selama intervensi uterus, namun
tidak menghilangkan rasa nyeri.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai