0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan35 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan komplikasi penyakit apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh sumbatan lumen dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah. Komplikasinya antara lain massa periappendikuler, perforasi, dan abses.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan komplikasi penyakit apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh sumbatan lumen dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah. Komplikasinya antara lain massa periappendikuler, perforasi, dan abses.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan komplikasi penyakit apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh sumbatan lumen dan merupakan penyebab abdomen akut paling umum. Gejala khasnya adalah nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah. Komplikasinya antara lain massa periappendikuler, perforasi, dan abses.
N Siti Mariam 12100117167 Preceptor : Krishna Pradananta, SpB FinaCS ANATOMI APPENDIX O Bagian terminal dari sekum
O Organ rudimenter yang dangkal dan tipis
O Panjangnya berkisar antara 2,5 - 25 cm, rata-rata 6-9
cm. O Letak appendix adalah di regio iliaka kanan,satu pertiga lateral dan dua pertiga medial garis miring antara spina iliaca anterior dan posterior dan umbikicus (titik McBurney). APPENDICITIS • Definisi Apendisitis adalah peradangan dari apendiks veriformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Epidemiologi O Penyakit ini dapat mengenai semua umur, hanya pada anak < 1 tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidesi pada laki-laki dan perempuan sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, ketika insidensi pada laki-laki lebih tinggi. Etiologi • Sumbatan (obstruksi) lumen appendix, • Hiperplasia jaringan limfoid, • Fekalit (feses yang mengeras), • Tumor appendix, • Biji buah-buahan, • Cacing ascaris • Parasit E. histolytica • Kebiasaan makan rendah serat Patosiologi Manifestasi Klinis O Gejala klasik appendicitis adalah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus. O Keluhan sering disertai dengan mual dan kadang muntah. O Umumnya nafsu makan menurun. O Dalam beberapa jam umumnya nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik Mc Burney, nyeri terasa tajam dan lebih jelas letaknya sehingga nerupakan nyei somatic setempat. O Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang- kadang terjadi diare, mual, dan muntah. Pemeriksaan fisik Laboratorium O Pemeriksaan jumlah leukosit membantu menegakkan diagnosis apendisitis akut. Pada kebanyakan kasus terdapat leukosis, terlebih pada kasus dengan komplikasi. Diagnosis Banding O GASTROENTERITIS. Pada gastroenteritis, gejala mual, muntah, dan diare mendahului rasa nyeri. Nyeri perut sifatnya lebih rigan dan tidak tegas. Sering dijumpai adanya hiperperistalsis. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan apendisitis akut. Diagnosis Banding O DEMAM DENGUE. Demam Dengue* dapat dimulai dengan nyeri perut mirip peritonitis. Pada penyakit ini, didapatkan hasl tes positif untuk Rumpel* Leede, trombositopenia, dan peningkatan hematrokrit. Diagnosis Banding O LIMFADENITIS MESENTERIKA. Limfadenitis Mesenterika yang biasa didahului oleh enteritis atau gastroentritis, ditandai dengan nyeri perut, terutama perut sebelah kanan, serta perasaan mual dan nyeri tekan perut yang sifatnya samar, terutama perut sebelah kanan. Diagnosis Banding O KELAINAN OVULASI. Folikel ovarium yang pecah pada ovulasi dapat menimbulkan nyeri pada perut kanan bawah di tengah siklus menstruasi. Pada anamnesis, nyeri yang sama pernah timbul. Tidak ada tanda radang, dan nyeri biasa hilang dalam waktu 24 jam, tetapi mungkin dapat mengganggu selama dua hari. Diagnosis Banding O INFEKSI PANGGUL. Salpingitis akut kanan sering dikacaukan dengan apendisitis akut, Suhu biasanya lebih tinggi daripada apendisitis dan nyeri perut bagian bawah lebih difus. Infeksi panggul pada wanita biasanya disertai keputihan dan infeksi urin. Pada colok vagina, akan timbul nyeri hebat di panggul jika uterus diayun. Pada gadis dapat dilakukan colok dubur jika perlu untuk diagnosis banding (lihat 39.11 pevic inflammatory disease, PID) Diagnosis Banding O KEHAMILAN DI LUAR KANDUNGAN. Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan keluhan yang tidak menentu. Jika ada ruptur tuba atau abortus kehamilan di luar rahim dengan pendarahan, akan timbul nyeri yang mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin terjadi syok hipovolemik. Pada pemeriksaan vagina, didapatkan nyeri dan penonjolan rongga Douglas dan pada kuldosentesis didapatkan darah. Diagnosis Banding O KISTA OVARIUM TERPUNTIR. Timbul nyeri mendadak dengan intesitas yang tinggi dan teraba massa dalam rongga pelvis pada pemeriksaan perut, colok vagina, atau colok rektal. Tidak terdapat demam. Pemeriksaan ultrasonografi dapat menentukan diagnosis. Diagnosis Banding O ENDOMETRIOSIS EKSTERNA. Endometrium di luar rahim akan menimbulkan nyeri di tempat endometriosis berada, dan darah menstruasi terkumpul di tempat itu karena tidak ada jalan ke luar. Diagnosis Banding O UROLITIASIS PIELUM/URETER KANAN. Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut yang menjalar ke inguinal kanan merupakan gambaranyan yang khas. Eritrosituria sering ditemukan. Foto polos perut atau urografi intravena dapat memastikan penyakit tersebut. Pielonefritis sering disertai demam tinggi, menggigil, nyeri kostrovertebral di sebelah kanan, dan piuria Diagnosis Banding O PENYAKIT SALURA CERNA LAINNYA. Penyakit lain yang perlu dipikirkan adalah peradangan di perut, seperti divertikulitis Meckel, periforasi tukak duodenum atau lambung, kolesitits akut, pankreatitis, divertikulitis kolon, obstruksi usus awal, perforasi kolon, demam tifoid abdominalis, karsinoid, dan mukokel apendiks: Tatalaksana O Apendektomi bisa dilakukan secara terbuka atau dengan laparoskipi. O Pada apendisitis tanpa komplikasi, biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforata. O Penundaan tindak bedah sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Algoritma pengelolaan Komplikasi Komplikasi O MASSA PERIAPENDIKULER. Massa apendiks terjadi bila apendistis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan/atau lekuk usus halus. Komplikasi APENDISTIS PERFORATA. Adanya fekalit di dalam lumen, usia (orang tua atau anak kecil), dan keterlambatan diagnosis, merupakan faktor yang berperanan dalam terjadinya perforasi apendiks. insiden perforasi pada penderita di atas usia 60 tahun dilaporkan sekitar 60% Komplikasi O Perforasi apendiks akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai :dengan demam tinggi, nyeri Makin hebat yang meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. nyeri tekan dan Defense muscular terjadi di seluruh perut mungkin disertai punctum maksimum di regio iliaca kanan. peristaltik usus dapat menurun sampai hilang akibat adanya ileus paralitik. O abses rongga peritonium dapat terjadi bila pus yang yang menyebar terbatas di suatu tempat. Komplikasi O ultrasonografi dapat membantu mendeteksi adanya kantung nanah abses subdiafragma harus dibedakan dengan abses hati O pemberian antibiotik untuk kuman gram negatif dan positif serta kuman Anaerob dan pemasangan pipa nasogastrik perlu dilakukan. sebelum pembedahan. Komplikasi O APENDIKS REKURENS diagnosis apendisitis rekurens baru diperkirakan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukannya appendectomy dan hasil patologi menunjukkan peradangan akut. Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. Komplikasi O APENDISITIS KRONIK Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika semua syarat berikut terpenuhi: O riwayat nyeri perut kanan bawah yang lebih dari 2 minggu, O terbukti terjadi radang kronik appendix baik secara makroskopik dan mikroskopik dan O keluhan hilang pasca apendiktomi Komplikasi O kriteria Microskopik apendisitis kronik meliputi adanya O Fibrosis menyeluruh pada dinding apendiks, sumbatan parsial atau total pada lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus di mukosa dan infiltrasi sel inflamasi kronik. insiden apendisitis kronik adalah sekitar 1 sampai 5%