APENDISITIS
Apendisitis (radang usus buntu) adalah kedaruratan perut yang paling umum. Risiko
seumur hidup mengembangkan radang usus buntu adalah sekitar 7% dan biasanya
membutuhkan perawatan bedah.
Apendektomi pertama yang diketahui dilakukan pada 1736 oleh Claudius Amyand di
London. Satu abad kemudian baru diketahui bahwa appendicitis secara luas diakui
sebagai penyebab umum nyeri kuadran kanan bawah dan usus buntu awal yang
dianjurkan sebagai pengobatan.
Pada tahun 1889, Charles McBurney menerbitkan di New York State Medical
Journal yang menjelaskan indikasi untuk laparotomi awal untuk pengobatan radang
usus buntu.
ANATOMI
Caecum adalah bagian pertama dari usus
besar yang berhubungan dengan colon
ascenden.
Apendiks vermiformis adalah divertikulum
usus buntu (6-10 cm), berpangkal di
caecum, yang berisi massa jaringan
limfoid.
Posisi apendiks: retro caecal (64%), pelvis,
paracolica, preileal, post ileal.
Pendarahan: A. Apendikularis.
Persarafan: cabang N. Vagus (parasimpatis)
dan N. Torakalis X (simpatis).
EPIDEMIOLOGI
- Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur namun < 1 tahun jarang dilaporkan (1%)
- Insiden tertinggi pada kelompok pada umur 20 – 30 tahun
- Insiden laki – laki dan perempuan sebanding, kecuali pada umur 20 – 30 tahun, insiden
laki – laki lebih tinggi
ETIOLOGI
o Apendisitis akut: infeksi bakteri (Escherichia coli dan Bacteroides fragilis: anaerbo
dan gram negatif).
o Faecolith/appendicolith, hiperplasia limfoid, benda asing, cacing Askaris dan
parasit (Entamoeba histolytica)
o Obstruksi luminal yang menghalangi keluarnya sekresi mukosa dan menyebabkan
peningkatan tekanan intrasekal, menyebabkan pembengkakan dan stasis yang dapat
menyebabkan nekrosis dan akhirnya perforasi.
PATOFISIOLOGI
o Terjadinya suatu obstruksi lumen dianggap sebagai penyebab utama peradangan
pada apendiks. Sumbatan yang terjadi disebabkan faecolith atau appendicolith,
hiperplasia limfoid, sayur-sayuran, kacang, parasit atau neoplasma.
o Lumen apendiks yang kecil mengakibatkan terbentuk suatu closed loop
obstruction.
o Obstruksi yang terjadi membantu tumbuhnya bakteri dan sekresi mukus secara
terus-menerus berujung pada distensi intraluminal dan peningkatan tekanan dinding
usus.
oMenekan pembuluh darah nekrosis gangren perforasi.
o Abses/massa periapendikuler dan peritonitis.
faecolith/appendicolith, hiperplasia limfoid, parasite, cacing, atau neoplasma,
infeksi pada saluran usus
higene makanan buruk/kurang serat
obstruksi apendiks
gejala : mual, muntah, keringat, nyeri
ulu hati
nekrosis
gangrene
perforasi
o Massa periapendikuler/infiltrat apendiks: upaya pertahanan tubuh untuk membatasi
proses peradangan dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus dan
adneksa. Di dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat
mengalami perforasi. Pada PF teraba massa di regio inguinalis kanan.
o Apendisitis perforasi:
orang tua gejala yang samar, keterlambatan pengobatan, perubahan anatomi
berupa penyempitan lumen dan arteriosclerosis.
Anak dinding apendiks tipis, anak kurang komunikatif, omentum yang pendek.
GEJALA KLINIS
Tanda awal: nyeri di epigastrium atau region
umbilicus, mual, anoreksia, demam tak terlalu
tinggi, malaise, konstipasi, diare.
Nyeri berpindah ke kuadran kanan bawah.