Anda di halaman 1dari 26

Appendicitis

Kelompok 5
Nia Nilawati 030.15.137
Nikhita Christopher 030.15.139
Siti Amalia Silvana M 031.19.027
Inesya Salsabila 030.16.071
Pendahuluan

Appendiks merupakan organ imunologis yang penting dengan partisipasinya


dalam sekresi imunoglobulin, khususnya imunoglobulin A
Apendisitis akut adalah peradangan apendiks oleh bakteri akibat tersumbatnya
lumen karena fekalit, hiperplasia jaringan limfoid dan cacing usus

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang juga


diperlukan seperti foto polos abdomen, ultrasonografi (USG), computed
tomography scan (CT scan) dan magnetic resonance imaging (MRI).

Pada pasien dengan apendisitis gold standard terapi yaitu appendiktomi


dengan indikasi tanpa gejala. Pemberian antibiotik juga diberikan sebagai
tatalaksana non-operatif.
Definisi

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks


versiformis dan merupakan
Contents
kegawatdaruratan bedah abdomen yang Title
paling sering ditemukan. Apendisitis disebut
juga umbai cacing
Epidemiologi

Insiden appendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara


berkembang, Di AS, insiden appendisitis berkisar ± 4 tiap 1000 anak
dibawah 14 tahun.

• Pria lebih > Wanita,


• Bayi dan anak sampai berumur 2 tahun 1% atau kurang.
• Anak berumur 2 - 3 tahun terdapat 15%.
• Frekuensi mulai menanjak usia 5 tahun dan mencapai puncaknya
berkisar pada umur 9 hingga 11 tahun.
Etiologi

Appendisitis umumnya terjadi karena adanya proses radang bakteri.


Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus. Diantaranya adalah
hiperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris
yang menyumbat. Ulserasi merupakan tahap awal dari kebanyakan
penyakit ini. Namun ada beberapa faktor yang mempermudah terjadinya
radang apendiks, diantaranya:

- Faktor sumbatan (Obstruksi)


-Faktor bakteri
-Kecenderungan familiar
-Faktor ras dan diet
Patofisiologi
Anamnesis
Apendiks retrosekal
Gejala Awal
Nyeri lebih dirasakan saat
berjalan (kontraksi otot psoas
• Nyeri samar dan tumpul di mayor)
epigastrium atau regio Apendiks di rongga pelvis
umbilikalis
• Mual, muntah dan anoreksi Rangsangan sigmoid/rektum
• Nyeri pindah ke kanan  Peristaltik ↑, pengosongan
bawah (nyeri tajam dan lebih rectum lebih cepat dan
jelas) berulang
• Nyeri perut saat berjalan atau Apendiks retrosekal Menempel
batuk pada kandung kemih
Frekuensi BAK ↑
Pemeriksaan Fisik

Demam ringan (37,5 – 38,5) Palpasi


bila suhu lebih tinggi mungkin sudah
0 perforasi
0 Nyeri tekan dan nyeri lepas di titik
Mcburney
1 2 Rovsing sign: Nyeri perut kanan bawah
saat penekanan perut kiri bawah
Blumberg sign: Nyeri perut bawah saat
tekanan perut kiri dilepaskan

Inspeksi Psoas sign


Distensi jika sudah perforasi, penonjolan Rangsangan otot psoas lewat hiperekstensi
0 (abses periapendikuler)
0 sendi panggul kanan
3 4 Nyeri bila appendiks yang meradang
menempel pada otot psoas mayor.

Auskultasi Obturator sign


Bising usus normal Untuk memeriksa apakah appendiks yang
0 Perforasi -> peritonitis generalisata : Bising
0 meradang bersentuhan dengan m. Obturator
5 usus menghilang akibat adanya ileus paralitik 6 internus.
Fleksi dan endorotasi sendi panggul pada
posisi terlentang akan menimbulkan nyeri.
Alvarado Score
(MANTRELS)

Interpretasi:
≥7: Apendisitis akut
5-6: Pemeriksaan lebih lanjut
(USG abdomen/CT scan dengan
kontras)
Pemeriksaan Penunjang

Darah perifer: Leukositosis


Imaging:
X-ray
USG
CT scan
Gambaran Radiologi

Untuk menegakkan diagnosis secara radiologis dapat dilakukan foto


BNO supine, tetapi jarang dapat membantu memberikan diagnosis,
namun, berguna untuk mengidentifikasi gas bebas, dan dapat
menunjukkan appendicolith pada 7-15% pasien.

Secara keseluruhan appendicolith hanya terlihat pada 10% pasien.


Adanya appendicolith akan meningkatkan probabilitas terjadinya
perkembangan apendisitis akut hingga 90
Foto BNO Supine : Tampak ovoid density di abdomen kuadran kanan
bawah susp appendicolith. (Sumber: Radiopaedia)5
USG
Akurasi untuk apendisitis: 90%
Landmark sonografi: Dasar dari sekum
Apendiks normal:
• Struktur tubular aperistaltik yang
kecil,
• Compressable
• Ovoid
• Berlapis konsentris
• Mobile
• Blind-ended
• Berawal dari posteromedial sekum,
dekat dengan transisi ileocecal
• Diameter <6 mm
• Lumen: Udara
• Memiliki garis ekogenik sentral
tipis (submukosa) yang dikelilingi
oleh zona luar hypoechoic (mukosa
muskularis) dengan lumen yang
kolaps
Pemeriksaan penunjang: USG
CT Scan

CT sekarang dipertimbangkan sebagai pemeriksaan diagnostik


paling akurat untuk menyingkirkan appendisitis. Telah dilaporkan
keakuratan diagnosis CT scan rata-rata antara 93% dan 98 % dengan
sensitifitas 90-98% dan spesifitas 83-98%; diagnosis alternative 48% -
80.
Variasi dari tehnik CT pada pasien dengan kecurigaan appendisitis
dapat dievaluasi dengan beberapa tehnik, termasuk scan CT perut dan
pelvis dengan atau tanpa kontras, CT scan konvensional dan helical,
scan penuh dan terbatas pada abdominopelvik, dan kombinasi bervariasi
materi kontras. Keuntungan dari CT tanpa kontras bahwa penggunaanya
dapat mengurangi resiko reaksi kontras intravena dan biaya lebih murah.
Gambaran CT scan Gambaran CT scan aksial
tampak apendiks terinflamasi (A) tampak perubahan inflamasi perisekum (panah)
dengan apendikolith (a). dan cairan bebas minimal dalam pasien
dengan ruptur apendiks akut.
Gambaran Appendisitis perforasi dengan
Gambaran CT scan aksial apendiks
abses.
terinflamasi dengan apendikolith
Tampak apendikolith (panah) dan udara
(panah)
dalam abses
dan cairan periappendisial dan
dan perubahan inflamasi dengan
perisekum.
penebalan dinding (panah terbuka).
Algoritma tatalaksana
0
1
• Operatif : Apendiktomi
lapatomi (gold standard)
• Non-operatif: Antibiotik broad
spectrum
0
3
Komplikasi
Perforasi
Bila tidak ditangani terjadi perforasi. Dapat terjadi setelah> 12 jam inflamasi
appendiks progresif. Jika perforasi pada bagian apendiks yang telah mengalami
pendindingan (Walling off) dapat ditemukan adanya massa yang terdiri dari
kumpulan mesoapendiks, apendiks, sekum dan lengkung usus yang disebut
sebagai massa periapendikuler.

Abses
Biasanya terjadi sebagai perkembangan dari proses penyakit, terutama setelah
perforasi.

Pylephlebitis,
yaitu trombophlebitis supurativa pada sistem vena porta akibat perluasan
infeksi apendisitis.
Prognosis

Jika appendicitis didiagnosis dan ditangani secara dini, maka prognosisnya


akan baik namun penanganan yang terlambat akan meningkatkan angka
kesakitan dan kematian.
Tindakan apendektomi sendiri memiliki angka komplikasi sekitar 4-15%.
Kesimpulan
• Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada
appendiks vermicularis, dan0merupakan penyebab akut
abdomen yang paling sering1terjadi pada anak-anak
maupun dewasa.

• Jika appendicitis didiagnosis dan ditangani secara dini,


maka prognosisnya akan baik namun penanganan yang
terlambat akan meningkatkan angka kesakitan dan
kematian. Tindakan apendektomi sendiri memiliki angka
0
komplikasi sekitar 4-15%. 3
Daftar Pustaka

1. Liang MK, Andersson RE, Jaffe BM, Berger DH. Chapter 30. The appendix. In: Brunikardi FC,
Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, et al., editors. Schwartz’s Principles of
Surgery. 10th ed. United States: McGraw-Hill Education; 2015.
2. Jones MW, Lopez RA, Deppen JG. Appendicitis. [Updated 2020 Apr 28]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020
3. Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO, Rudiman R, Riwanto I, Tahalele P. Buku ajar ilmu bedah sistem
organ dan Tindakan bedahnya (2). 4th ed. Jakarta: EGC. 2017
4. Williams NS, O’Connell PR, McCaskie AW. Bailey & Love’s Short practice of surgery. 27 th edition.
Florida: Taylor & Francis Group. 2018
5. Daga S. Kachewar S. Lakhkar DL, Jethlia K, Itai A. Sonographic evaluation of acute appendicitis and
its complications. West Afr J Radiol. 2017;24:152-6
6. Mostbeck G, Adam EJ, Nielsen MB, Claudon M, Levert D, Nicolau C, et al. How to diagnose acute
appendicitis: ultrasound first. Insights Imaging. 2016;7:255-63
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai