PENDAHULUAN
1.3 Hipotesis
Terdapat hubungan antara stres dengan angka kejadian insomnia pada
karyawan.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
- Untuk meningkatkan kesehatan karyawan di Kantor Bupati Kabupaten
Kuantan Singingi
Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui angka kejadian stress pada karyawan
- Untuk mengetahui angka kejadian insomnia pada karyawan
- Untuk mengetahui adanya hubungan antara stres dan insomnia pada
karyawan
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan
- Diharapkan penilitian ini dapat ini dapat memberi ilmu tambahan
khususnya dalam bidang medis tepatnya yang berhubungan dengan
kesehatan kerja. Sehingga dokter-dokter diharapkan dapat
mengidentifikasi lebih awal kejadian stress pada karyawan dan bisa
mencegah dampak buruknya.
1.5.2 Manfaat untuk profesi
- Memberikan pengetahuan pada karyawan tentang dampak dari stress
dan diharapkan karyawan dapat meningkatkan produktifitas dalam
melakukan pekerjaan.
BAB II
TINJAUAN, RINGKASAN PUSTAKA, DAN
KERANGKA TEORI
2.1 Tidur
2.1.1 Definisi Tidur
Tidur adalah salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi sebab tidur
merupakan kebutuhan dasar manusia. Sementara itu, jika kebutuhan tidur tidak
terpenuhi maka akan membawa dampak kesehatan bagi individu itu sendiri.
Berdasarkan definisi tidur adalah kondisi organisme yang sedang istirahat
secara regular, berulang dan reversible dalam keadaan mana ambang rangsang
terhadap rangsangan dari luar lebih tinggi jika dibandingkan dengan keadaan
terjaga.1
2.1.2 Fisiologi Tidur
Tidur terdiri dari keadaan fisiologis: nonrapid eye movement (NREM) dan
rapid eye movement (REM). Pada tidur NREM terdiri dari tahap 1 sampai 4,
sebagian besar fungsi fisiologis berkurang dibandingkan dengan keadaan terjaga.
Tidur REM merupakan jenis tidur yang secara kualitatif berbeda, ditandai dengan
tingginya tingkat aktivitas otak dan tingkat aktivitas fisiologis yang menyerupai
tingkat kativitas terjaga. Kira-kira 90 menit setelah awitan tidur, NREM
menghasilkan episode REM pertama malam tersebut. Latensi REM 90 menit ini
merupakan temuan yang konsisten pada orang dewasa normal.1
Pada orang normal, tidur NREM merupakan keadaan tentram dibandingkan
saat terjaga. Denyut jantung secara khas melambat lima hingga sepuluh denyut per
menit di bawah tingkat saat terjaga sedang istirahat dan sangat teratur denyutnya.1
Bagian tidur NREM yang paling dalam- tahap ketiga dan keempat- kadang
disertai ciri bangkitan ynag tidak biasa. Jika orang dibangunkan 30 menit hingga
satu jam setelah awitan tidur biasanya pada gelombang pendek mereka akan
mengalami disorientasi dan pikiran menjadi kacau. Membangunkan dengan cepat
dari tidur gelombang pendek juga menyebabkan amnesia terhadap peristiwa selama
dibangunkan tersebut.1
Sifat siklik pada tidur adalah keadaan regular dan dapat dipercaya. Periode
REM terjadi kira-kira setiap 90 hingga 100 menit sepanjang malam. Periode REM
pertama cenderung menjadi yang paling singkat, biasanya berlangsung selama 10
menit, periode REM selanjutnya berlangsung 15 hingga 40 menit. Sebagian besar
periode REM terjadi pada dua pertiga akhir malam, sedangkan sebagian besar tidur
tahap 4 terjadi pad sepertiga pertama malam.1
Gambar (1). waktu tidur (NREM dan REM) dan bangun pada neonatus
hingga dewasa
Pola tidur ini berubah selama rentang hidup seseorang. Pada periode
neonatus, tidur REM menunjukkan lebih dari 50 persen waktu tidur, dan pola EEG
bergerak dari keadaan siaga langsung ke keadaan REM tanpa melalui tahap satu
sampai empat. Saat dewasa muda, distribusi tahap tidur menjadi berubah yaitu
NREM 75 persen di mana tahap pertama lima persen, tahap kedua 45 persen, tahap
ketiga 12 persen dan tahap keempat 13 persen serta REM 25 persen.1
2.2 Insomnia
2.2.1 Definisi Insomnia
Berdasarkan DSM-IV insomnia adalah suatu kesulitan dalam memulai
tidur, mempertahankan tidur, atau tidur yang tidak menyegarkan selama satu bulan
atau lebih di mana keadaan sulit tidur ini harus menyebabkan gangguan klinis yang
signifikan.1
2.2.2 Klasifikasi Insomnia
Para ahli mengklasifikasikan insomnia menjadi 2 jenis yaitu insomnia
jangka pendek (akut) dan insomnia jangka panjang (kronik). Jenis insomnia yang
paling sering dijumpai adalah insomnia jangka pendek, dimana setiap individu
pernah mengalaminya dan umumnya meminta bantuan kepada dokter. Keadaan ini
dapat dijumpai pada keadaan stres. Insomnia jangka pendek pada umumnya tidak
menimbulkan komplikasi, berbeda dengan insomnia jangka panjang yang dapat
mengganggu kualitas hidup, gangguan mental dan fisik.11
2.3 Stres
2.3.1 Definisi Stres
Dalam pengertian umum, stres adalah suatu keadaan di mana seseorang
merasa tertekan. Menurut Bartsch dan Evelyn, stres adalah ketegangan, beban yang
menarik seseorang dari segala penjuru, tekanan yang dirasakan pada saat
menghadapi tuntutan atau harapan yang menantang kemampuan seseorang untuk
mengatasi atau mengelola hidup.13
Menurut National Safety Council, stres adalah ketidakmampuan mengatasi
ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual yang pada suatu
saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.14
Dari beberapa definisi stres yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan
bahwa stres merupakan kejadian yang dapat menyebabkan seorang menjadi tegang
sehingga terjadi respon umum dari tubuh terhadap segala jenis tuntutan.
2.3.2 Penyebab dan Sumber Stres
Penyebab stres dikenal pula dengan istilah stressor. Potter dan Perry
mengklasifikasikan stressor menjadi dua, yaitu stressor internal dan stressor
eksternal. Stressor internal adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri
individu, dan stressor eksternal adalah penyebab stres yang berasal dari luar diri
individu.15
Berdasarkan definisi stres banyak hal yang dapat menjadi sumber
netmunculnya stres itu sendiri, Sarafino membedakan sumber stres menjadi
beberapa sumber, yaitu dari dalam individu, keluarga, komunitas, dan masyarakat.
1. Individu
Menurut Sarafino kadang sumber stres itu berada dalam diri seseorang.
Tingkatan stres tergantung pada seberapa besar keadaan sakit dan usia
individu.
2. Keluarga
Stres di sini dapat bersumber dari interaksi di antara anggota pada
keluarga tersebut.
3. Komunitas
Beberapa pengalaman stres orangtua bersumber dari pekerjaannya, dan
lingkungan yang stressfull sifatnya.
4. Pekerjaan
Di antara faktor-faktor yang membuat suatu pekerjaan itu stressfull
adalah tuntutan kerja.
5. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan fisik, seperti:
kebisingan, suhu terlalu panas, kesesakan.16
2.3.3 Respons Tubuh terhadap Stres
Berkaitan dengan proses reaksi fisik dari tubuh terhadap tuntutan ataupun
gangguan yang memicu timbulnya stres, Davis mengutip pernyataaan Selye,
seorang peneliti pertama tentang stres, yang telah menguji secara pasti apa yang
terjadi di dalam tubuh pada saat respon melawan atau melarikan diri. Selye
menentukan bahwa: Setiap masalah, khayalan atau kenyataan dapat menyebabkan
korteks serebri mengirim tanda bahaya ke hipotalamus yang merupakan tempat
utama respons stres.17
Hipotalamus kemudian menstimulasi sistem saraf simpatis untuk membuat
serangkaian perubahan pada tubuh. Denyut jantung, curah jantung, tekanan darah
semua meninggi. Tubuh berkeringat, tangan dan kaki menjadi dingin karena darah
dialirkan dari anggota gerak dan sistem pencernaan ke otot besar yang akan
membantu untuk melawan atau lari. Diagfagma dan dubur terkunci. Pupil dilatasi
untuk mempertajam penglihatan dan pendengaran menjadi lebih tajam.17
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa saat
mengalami stres, tubuh menimbulkan reaksi yakni terjadinya perubahan
mekanisme sistem kerja saraf sehingga terjadi hal-hal seperti peningkatan denyut
jantung, berkeringat, tangan dan kaki menjadi dingin, susah buang air besar, dan
lain-lain.17
Pada saat menghadapi stressor tubuh mengeluarkan reaksi yang disebut
General Adaption Syndrome (GAS). GAS terdiri dari tiga tahapan yaitu alarm
reaction dimana terjadi persiapan untuk melawan stressor, resistance dimana
terjadi perlawanan stressor, dan exhaustion yaitu melemahkan perlawanan akibat
keberadaan stressor yang berkepanjangan.
1. Alarm reaction
Organisme berorientasi pada tuntutan yang diberikan oleh
lingkungannya dan mulai menghayati berbagai ancaman.
2. Resistance
Organisme memobilisasi sumber-sumbernya supaya mampu
menghadapi tuntutan yang ada.
3. Exhaustion
Jika tuntutan berlangsung lama, maka sumber-sumber penyesuaian ini
mulai habis dan organisme akan kehabisan tenaga. Jika reaksi badan
tidak cukup, berlebihan, atau salah, maka reaksi badan itu sendiri dapat
menimbulkan penyakit (disease of adaptation).18
Karyawan
Stres
Jenis kelamin Kebiasaan
Wanita merokok
Hormon kortisol ↑
Insomnia
Insomnia pada
Stres Karyawan
Usia
Jenis kelamin
Status perkawinan
Kebiasaan merokok
Variabel Definisi Variabel Alat ukur & cara ukur Hasil pengukuran Skala pengukuran Referensi
Insomnia Kondisi yang biasanya ditandai Insomnia Rating Scale 1. Insomnia Nominal Direktorat
dengan kesulitan untuk memulai ( <8) Kesehatan
atau mempertahankan tidur, disertai 2. Tidak Jiwa Depkes
dengan gejala atau iritabilitas atau insomnia RI, 1993
rasa kelelahan ketika terjaga dari (≥8)
tidur.
Stres Gangguan atau kekacauan mental Perceive Stress Scale 1. Stres Nominal Cohen &
dan emosional yang disebabkan oleh (>7) Wiliamson,
faktor luar. 2. Tidak Stres 1988
(0-7)
Usia Usia kronologis responden pada saat Kuesioner 1. 19- 25 tahun Ordinal Depkes RI,
2009
pelaksanaan penelitian 2. 26-35 tahun
3. 36-45 tahun
4. 46-55 tahun
Jenis Kelamin Perbedaan antara perempuan dan Kuesioner 1. Laki-laki Nominal Hungu, 2007
laki-laki secara biologis sejak 2. Perempuan
seseorang lahir.
Status Keadaan responden dimana lengkap Kuesioner 1. Belum kawin Nominal Cahyono, 2012
Perkawinan tidaknya pasangan hidup yang 2. Kawin
terikat perkawinan atau yang belum 3. Cerai
terikat perkawinan
Kebiasaan Keadaan dimana merokok Kuesioner 1. Merokok Nominal Donald, 2012
Merokok merupakan suatu aktivitas yang 2. Tidak
rutin dilakukan oleh responden merokok
Menopause Terhentinya siklus haid karena Kuesioner 1.Sudah menopause Nominal Nelson,2008
penurunan hormon estrogen 2.Belum menopause
progesteron
BAB IV
METODE
22
Rumus populasi infinit
Zα2 x P x Q
No =
d2
Perhitungan :
No =
(0,05)2
No = 377,46
No = 377
No
n=
1 + (No/N)
23
n= besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi
yang finit
No = besar sampel dari populasi infinit
N = besar sampel populasi finit
Perhitungan :
377
n=
1 + (377/150)
n = 107
Besar sample minimal yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 107
responden. Dengan perikiraan drop out sebanyak 15% dari jumlah sampel yang
telah didapatkan, maka:
n = 107 x 15%
= 16,05 107 + 16 = 123 responden
Setelah ditambah drop out sebesar 15% sehingga pada penelitian ini
didapatkan jumlah besar sampel sebanyak 123 responden dibulatkan menjadi 125
responden.
Jumlah besar sampel yang akan diteliti akan diperoleh dengan teknik
probability sampling yaitu cluster sampling dan simple random sampling di mana
setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel
dalam penelitian. Tahap pertama, akan dibuat sub-kelmpok berdasarkan bidang
kerja karyawan yaitu bagian umum, keuangan, hukum, kesejahteraan sosial, dan
perlengkapan. Kemudian dari masing-masing kelas akan dipilih sampel
menggunakan cara simple random sampling dengan presentase yang sama dari tiap
kelas. Apabila subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, subjek tersebut akan
dipilih menjadi sampel penelitian.
24
4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan beberapa
instrumen antara lain :
25
E
Df = (b-1) (k-1)
Keterangan:
X2 = chi square
O = nilai observasi (pengamatan)
E = nilai expected (harapan)
b = jumlah baris
k = jumlah kolom
Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p, di mana dalam
penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara
dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p≤0,05 artinya
terdapat hubungan yang bermakna antara variabel tergantung dan variabel
bebas. Namun sebaliknya, bila nilai p > 0,05 berarti tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara variabel tergantung dengan variabel bebas. Untuk
tahap analisis, data diolah menggunkan program komputer Microsoft excel
2010 dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 17.0.
26
Alur penelitian berisi gambar alur atau skema pelaksanaan dalam
pengambilan data.
Pembagian kuesioner
Analisis data
27
Tabel 4.1 Penjadwalan penelitian
Kegiatan WAKTU
Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar
Persiapan dan
pengumpulan
data
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB I
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB II
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB III
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB IV
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB V
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB VI
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB VII
Persiapan ujian
skripsi
Penyusunan
manuskrip
publikasi E-
Jurnal
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA, Muttaqin H, Sihombing RN, editors. Kaplan &
Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta. 2010.
2. Amir N. Gangguan Tidur pada Lanjut Usia. Cermin Dunia Kedokteran.
2007;157:196-206.
3. Permana C. Insomnia and correlation with psychosocial factors in primary
health 2013;2(2):237-53.
4. Afrianti R, Widyahening IS, Amri Z, Kusumawardhani AA. Stressor kerja
dan Insomnia pada Petugas Pemadam Kebakaran di Jakarta Selatan
2011;61:488-92.
5. Heny LP, Sutresna IN, Wira KP. Pengaruh Masase Punggung terhadap
Kualitas tidur pada lansia dengan Insomnia di Panti Sosial Tresna Werdha
Wana Seraya Denpasar 2013;2(2):39-44.
6. Mulyono A. Hubungan antara perilaku workaholic dengan timbulnya
insomnia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;2007.
7. Setyono A, Rahardjo M, Nugraheni R, Rahardja E. Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi job stress serta pengaruhnya terhadap kepuasan kerja
dan kinerja salesman. Manajemen 2007;4(2):70-81.
8. Kim HC, Kim BK, Min KB, Min JY, Hwang SH, Park SG. Association
between Job Stress and Insomnia in Korean Workers. Occupational health
2011;53:164-74.
9. Utsugi M, Saijo Y, Yoshioka E, Naoko H,Tetsuro S, Gong Y, et al.
Relationships of Occupational Stress to Insomnia and Short Sleep in
Japanese Workers. Sleep 2005;28(6):728-735.
10. Natalita C, Sekartini R, Poesponegoro H. Skala Gangguan Tidur untuk
Anak sebagai Instrumen Skrining Gangguan Tidur pada Anak Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama. 2011;12(6):365-72.
11. Imanudin MI. Prevalensi Insomnia pada mahasiswa FKIK UIN angkatan
2011 pada tahun 2012. Universitas Islam Negeri Jakarta;2012.
12. Hulisz D, Duff D. Asisting Seniors with Insomnia: A comprehensive
Approach. Pharmacology. 2009;34(6):38-43.
13. Kholidah EN, Alsa A. Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres dan
Psikologis. Psikologi 2012;39(1):67-75.
14. Ulfah FH. Hubungan Insomnia dengan Tingkat Stres pada Mahasiswi
tingkat akhir. Universitas Muhammadiyah Surakarta;2014.
15. Mardiana Y, Zelfino. Hubungan antara Tingkat Stres Lansia dan Kejadian
Hipertensi di RW 01 Kunciran Tangerang 2014;11(2):261-8.
16. Rozaq A. Tingkat Stres Mahasiswa dalam Proses Mengerjakan Skripsi.
Universitas Sunan Ampel Surabaya;2014.
17. Samosir ZZ, Syahfitri I. Faktor Penyebab Stres Kerja Pustakawan pada
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Studi Perpustakaan
2008;4(2):61-71.
29
18. Sari DN. Hubungan antara Stres terhadap Guru dengan Prokrastinasi
Akademik pada Siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Universitas
Ahmad Dahlan;2013.
19. Almasitoh UH. Stres Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan
Dukungan Sosial pada Perawat. Psikologi 2011;8(1):63-82.
20. Pillai V, Roth T, Mullins HM, Drake LC. Moderators and Mediators of the
Relationships between Stress and Insomnia. Sleep 2014;37(7):1199-1208.
21. Mustofa E. Efek stress fisik dan psikologis pada Kortisol, PGE2, BAFF,
IL21, SigA, dan Candidiasis vulvovaginal 2012;27:21-28.
22. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.3rded.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka.2005.
23. Novanda AW, Dwiyanti E. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan dengan
Produktivitas di Pabrik Sepatu. 2014;3(2):117-27.
24. Muldianto O, Bidjuni H, Lolong J. Perbandingan tingkat stres antara
mahasiswa program lanjutan dan regular dihubungkan dengan insomnia
mahasiswa semester akhir dalam penyelesaian skripsi Universitas Sam
Ratulangi Manado 2015;3:1-7.
25. Cohen S, Kamarck T, Merlmelstein R. A Global Measure of Perceived
Stress. Health and Social Behaviour. 1983;24:386-96.
30
Lampiran 1. Lembar Informed Consent
INFORMED CONSENT
Penjelasan mengenai penelitian
Jakarta,
Alfarezi Ramadhan
31
Formulir Persetujuan
Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya dan telah saya
pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU SECARA
SUKARELA untuk ikut dalam penelitian ini.
Tanda tangan :
Tanggal :
Jakarta,
Peserta
32
Lampiran 2. Lembar Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN INSOMNIA PADA
KARYAWAN
No. Responden :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
*khusus wanita
33
B. Kuesioner Kejadian Stres
Perceived Stress Scale (PSS)
Petunjuk pengisian
Bacalah pertanyaan berikut dengan seksama. Berilah tanda silang (X) angka yang
tertera pada tabel di bawah ini dengan gejala yang sesuai dengan yang anda alami.
0 = tidak pernah 3 = cukup sering
1 = hampir tidakpernah 4 = sangat sering
2 = kadang-kadang
34
Dalam sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa bisa mengendalikan segala sesuatu? 0 1 2 3 4
Dalam sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasa mudah marah karena hal-hal terjadi diluar 0 1 2 3 4
kendali anda?
Dalam sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasakan begitu banyak masalah sehingga anda 0 1 2 3 4
tidak bisa menyelesaikannya?
C. Kuesioner Insomnia
KSPBJ – Insomnia Rating Scale
Petunjuk pengisian
Dibawah ini terdapat pertanyaan berilah lingkaran (O) yang sesuai dengan keadaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk setiap nomor pertanyaan.
35
1 = tidur sedang, tetapi sulit dibangunkan
2 = tidur sedang, mudah dibangunkan
3 = tidur dangkal mudah terbangun
36
8) Apakah anda merasa segar waktu bangun tidur?
0 = merasa segar
1 = tidak begitu segar
2 = perasaan tidak segar
3 = sangat tidak segar.
37