Anda di halaman 1dari 20

NASKAH UJIAN

Disusun Oleh
Nia nilawati
030.15.137

Penguji
dr. Yongky, Sp.KJ

Pembimbing
dr. Widi Primaciptadi, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RS DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 30 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Naskah Ujian
Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa

Disusun oleh:
Nia Nilawati
030.15.137

Telah diterima dan disetujui oleh penguji:


dr.Yongky, Sp.KJ

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Periode 30 September – 25 Oktober 2019

Bogor, 21 Oktober 2019

Penguji

dr.Yongky, Sp.KJ
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang begitu
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan naskah ujian ilmu
kesehatan jiwa pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit dr.
H. Marzoeki Mahdi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian naskah ujian ini,
terutama kepada dr. Yongky, Sp. KJ selaku penguji yang telah memberikan waktu
dan bimbingannya, sehingga naskah ujian ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap naskah ujian ini dapat menambah pengetahuan dan
memahami lebih lanjut mengenai ilmu kesehatan jiwa serta salah satunya untuk
memenuhi tugas yang diberikan pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di
Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan naskah ujian ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran
dari semua pihak yang membangun guna menyempurnakan naskah ujian ini.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga naskah ujian ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.

Bogor, 21 Oktober 2019

Nia Nilawati
STATUS PSIKIATRI

I. Identitas pasien
Nama : Ny. W
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 27 tahun
Alamat : kp. Karoya , RT04/RW03,
Tenjo bogor, kac. Bojong gede, Kab. Bogor
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda, Indonesia
Status pernikahan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
No. RM : 0338243
Tanggal masuk UGD : 6 Oktober 2019

II. Riwayat psikiatri


 Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis.
 Autoanamnesis dilakukan di Bangsal Antareja RS dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 16 Oktober 2019 pukul
10.30 WIB.
 Alloanamnesis diperoleh dari Tn.P. S ( Kakak kandung, 48
Tahun) pada tanggal 18 Oktober 2019 pukul 11.00 WIB di
rumah pasien.

A. Keluhan utama
Berdasarkan alloanamnesis, pasien dibawa ke UGD RS dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor pada tanggal 6 Oktober 2019 (09.00
WIB) oleh keluarganya dengan keluhan bahwa pasien gelisah, sulit
tidur, bicara sendiri, curiga dengan suami, pasien suka keluyuran,
marah – marah dan mengamuk hingga menyakiti orang lain dan
keluarga sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.

B. Riwayat gangguan sekarang


Berdasarkan alloanamnesis, pasien dibawa oleh keluarga ke
UGD RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor dengan keluhan bahwa
pasien sering marah-marah tidak terkendali hingga menyakiti dan
melukai ayahnya sendiri dengan menggunakan pisau hingga ayah
pasien dijahit 17 jahitan, dan pasien selalu melukai suaminya dalam
bentuk tindakan memukul dengan sapu dan pisau, tindakan melukai
keluarga sekitar sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat
melukai diri sendiri disangkal. Keluhan disertai dengan perilaku
gaduh-gelisah yang timbul setiap saat, sulit tidur, sering bicara
meracau sendiri, serta berkeliaran dimalam hari membawa anaknya
yang berusia 8 tahun, pasien selalu membawa barang – barang
seperti sampah kedalam rumahnya. Pasien sudah tidak bisa merawat
diri sendiri dan pasien selalu BAB dan BAK ditempat sembarangan.
Pasien selalu melamun dan memiliki rasa curiga yang besar terhadap
suaminya, pasien lebih suka berada ditempat yang gelap.
Berdasarkan autoanamnesis, pasien mengaku bahwa dirinya
mudah sekali marah akan hal-hal kecil seperti tidak diberikan uang
dan apabila suami pulang kerja pasien selalu marah dan curiga
bahwa suaminya memiliki perempuan lain. Amarah tersebut
berlanjut menimbulkan tindakan kekerasan terhadap keluarganya
seperti memukul ibu dan ayahnya tanpa alasan. Pasien mengaku
selalu merobek uang yang diberikan oleh suaminya. Pasien selalu
mendengar suara – suara aneh yang tidak orang lain dengar. Riwayat
melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain, mencium bau-
bauan yang tidak tercium oleh orang lain, ataupun merasakan
sentuhan yang tidak nyata disangkal. Riwayat melihat barang lain
menjadi bentuk lain, merasakan adanya perubahan pada diri sendiri
ataupun pada lingkungan sekitar disangkal. Pasien menyatakan
bahwa ia ingin sekali bertemu dengan anaknya dan selalu
mengkhawatirkan anaknya.

C. Riwayat gangguan sebelumnya


a. Riwayat gangguan psikiatri
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis,
dikatakan bahwa pasien sebelumnya sudah pernah dirawat
inap di RS dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 1 (satu)
kali. Rawat inap pertama terjadi pada 18 April 2017, dimana
pasien dibawa ke rumah sakit dikarenakan marah-marah
tidak terkontrol dan melakukan tindakan kekerasan terhadap
orang lain. Keluarga menyatakan bahwa pasien merasa bosan
untuk mengkonsumsi obat-obatan sehari-hari, sehingga
pasien berhenti minum obat sejak 2 tahun yang lalu selepas
dirawat inap.
Menurut autoanamnesis pasien pernah memiliki riwayat
rawat inap diRS dr. H. Marzoeki Mahdi tetapi pasien tidak
mengetahui penyebab dan penyakitnya.
Grafik Perjalanan Penyakit Pasien

Oktober 2019
April 2019 Pasien dirawat
Pasien dirawat inap karena
inap karena marah-marah
marah-marah tidak terkendali,
tidak terkendali, melukai keluarga,
melukai orang keluyuran dan
lain. curiga.

b. Riwayat kondisi medis umum


Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis,
riwayat cedera kepala, kejang, demam tinggi, ataupun
penyakit yang membutuhkan perawatan intensif di rumah
sakit disangkal. Pasien tidak menunjukkan adanya gangguan
secara fisik.

c. Riwayat penggunaan zat


Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis,
pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan merokok. Riwayat
konsumsi alkohol dan zat narkotika, zat psikoaktif, ataupun
zat adiktif disangkal.

D. Riwayat kehidupan pribadi


a. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak ketujuh dari delapan
bersaudara. Pasien lahir di paraji, spontan, cukup bulan, dan
berat lahir 3 kg. Berdasarkan alloanamnesis, pasien lahir
langsung menangis, tanpa cacat bawaan, dan tanpa penyulit
saat proses persalinan. Riwayat infeksi atau gangguan yang
terjadi pada saat masa di dalam kandungan disangkal.

b. Masa kanak awal (0-3 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal
seperti anak-anak seusianya.

c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)


Saat sekolah pasien cukup baik dalam bergaul
bersama temannya. Pasien dapat mengikuti pelajaran dengan
baik.

d. Masa kanak akhir (pubertas hingga remaja)


Selama remaja, pasien cukup baik tetap bergaul
dengan teman sebaya, mengikuti pelajaran dengan baik,
mengikuti kata-kata keluarga.

e. Masa dewasa
- Riwayat pekerjaan
Pekerjaan pasien tidak menetap. Sebelum menikah
pasien pernah bekerja sebagai pembantu selama satu
tahun, setelah itu pasien bekerja dipabrik sablon selama
5 bulan. Setelah menikah pasien sudah tidak bekerja lagi
dan menjadi Ibu rumah tangga.
- Riwayat psikoseksual atau pernikahan
Pasien menikah satu kali. Pernikahan berlangsung
selama 10 (sepuluh) tahun, pasien menikah diusia 16
Tahun. Pernikahannya menghasilkan 2 (dua) anak yang
kini diasuh oleh keluarga suami pasien.
- Riwayat tindakan kriminal
Pasien tidak pernah melakukan tindak kriminal.
- Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama islam. Berdasarkan autoanamnesis dan
alloanamnesis, pasien selalu rajin beribadah.

E. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien
tinggal bersama dengan ibu dan kakek. Hubungan dengan
masingmasing keluarga pasien cukup baik. Hubungan pasien
dengan saudara juga baik.

Genogram keluarga pasien:

F. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya


- Impian: Pulang ke rumah bertemu dengan anaknya.
- Dorongan kehendak: Ingin pulang ke rumah.
- Hal yang menjadi sumber kejengkelan dan yang membuat
bahagia: Pasien selalu jengkel atau marah tanpa sebab. Pasien
mengatakan akan merasa senang sekali apabila dapat pulang
kerumah, mengurus rumah dan merawat anak – anak.
III. Status Mental
Dilakukan pada 16 Oktober 2019 di Ruang Antareja RS H. Marzoeki
Mahdi Bogor.

A. Deskripsi umum
1. Penampilan umum
Seorang perempuan berusia 27 tahun. Penampilan kurang rapih
dan bersih, rambut panjang berwarna hitam, perawakan kurus.
2. Kesadaran
- Biologis : Compos mentis
- Psikologis : Terganggu
- Sosial : Tidak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
- Sebelum wawancara : Pasien tampak tenang,
berbaring didalam bangsal, cara berjalan tampak normal.
- Selama wawancara : Pasien tampak tenang,
kontak mata adekuat, tidak ada gerakan involunter,
kooperatif terhadap pemeriksa.
- Setelah wawancara : Pasien langsung berdiri dan
kembali duduk di tempat sebelum wawancara.

4. Pembicaraan
Pembicaraan tidak spontan ( Pasien harus ditanya terlebih
dahulu baru menjawab) Pasien menjawab pertanyaan yang
diberikan dengan cukup kata-kata yang diucapkan, intensitas
cukup, artikulasi jelas, dan ide cerita sedikit.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif, kontak mata adekuat.
B. Alam perasaan
1. Mood : Eutim
2. Afek (ekspresi afektif) : Luas
- Skala diferensiasi : Luas
- Kestabilan : Stabil
- Echt/unecht : Echt
- Keserasian : Serasi
- Pengendalian impuls : Baik
- Kedalaman : Dangkal
- Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan, dan kecerdasan:
- Taraf pendidikan : Sesuai dengan taraf pendidikan
- Pengetahuan umum : Baik, pasien mengetahui nama
presiden Indonesia saat ini
- Kecerdasan : Baik, pasien mampu menjawab lima
soal penjumlahan.
2. Daya konsentrasi : Baik, pasien dapat mengulangi
kata-kata pemeriksa.
3. Orientasi
- Orientasi waktu : Baik, pasien dapat mengetahui
siang atau malam.
- Orientasi tempat : Baik, pasien mengetahui dirinya
sedang berada di rumah sakit.
- Orientasi personal : Baik, pasien dapat mengenali
pemeriksa.
4. Daya ingat:
- Jangka panjang : Baik, pasien masih ingat nama
sekolahnya.
- Jangka pendek : Baik, pasien masih ingat sarapan.
- Segera : Baik, pasien mampu mengucapkan
kembali yang diucapkan oleh
pemeriksa.
5. Pikiran abstrak : Baik, pasien mampu menyebutkan
persamaan dua objek berbeda seperti bola dan jeruk. Pasien
mengatakan keduanya berbentuk bulat.
6. Mampu menolong diri : Baik, pasien mampu makan dan
mandi sendiri.
7. Kemampuan visuospasial : Baik, pasien dapat mengikuti
gambar tumpang tindih yang dicontohkan pemeriksa.
8. Kemampuan baca & tulis : Baik, pasien dapat menuliskan
nama dan membaca ulang di kertas.

D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi auditorik : Ada, Pasien selalu mendengar suara
– suara bising, suara tangisan.
Halusinasi taktil : Tidak ada
Halusinasi visual : Tidak ada
Halusinasi olfaktorik : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses pikir
1. Arus pikir
- Produktivitas : Ide cerita sedikit
- Kontinuitas pikiran : Koheren
- Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa.
Pasien menggunakan bahasa secara lazim sesuai tata
bahasa.
2. Isi pikir
- Preokupasi : Ada, karna pasien selalu
memikirkan rasa ingin bertemu dengan anaknya.
- Ide mirip waham : Tidak ada
- Waham : waham cemburu, karena pasien
selalu merasa bahwa suaminya memiliki perempuan lain.

F. Pengendalian impuls : Baik

G. Daya nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan, “Apakah
merusak barang-barang di rumah merupakan perbuatan yang
baik?” Pasien menjawab tidak baik.
2. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengatakan jika melihat dompet
terjatuh dijalan dan melihat pemiliknya, maka pasien akan
memberikan dompet tersebut ke pemiliknya.
3. Penilaian realita : Terganggu. Riwayat halusinasi, dan waham.

H. Tilikan :1

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. Status Fisik

A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi napas : 17x/menit
Frekuensi nadi : 97x/menit
Suhu : 36,50 C
Kulit : Sawo matang
Kepala : Tidak ada deformitas, normosefali
Rambut : Hitam, tebal, rambut panjang
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Telinga : Normotia, sekret (-)
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop(-)
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas
vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan
pembesaran hepar dan lien.
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-), clubbing finger (-)

B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4V5M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Parase nervus kranialis : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigid (-), spasme
(-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan
keseimbangan dan koordinasi.
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal

V. Pemeriksaan Laboratorium (6 Oktober 2019)


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Keterangan
Hemoglogbin 11.3 12 - 14 g/Dl Menurun
Hematokrit 35 37 – 43 % Menurun
Leukosit 8,57 5 – 10 x 10 uL
3
Normal
Trombosit 253 150 – 400 x 103 uL Normal
SGOT 14 10 – 35 U/L Normal
SGPT 13 10 – 36 U/L Normal
Ureum 19,1 10 – 50 mg/dL Normal
Creatinin 0,53 0,5 – 1,5 mg/dL Normal
GDS 105 70 – 200 mg/dL Normal

VI. Follow-up Pasien


Tanggal Hasil
14 S Tidak ada halusinasi, ilusi, atau waham. Pasien aktif
Oktober mengikuti kegiatan rehabilitasi. Memiliki rasa ingin
2019 untuk pulang dan bertemu dengan anaknya.
O Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Halusinasi (-), ilusi (-), waham (-)
A Skizofrenia paranoid
P Risperidon 2x2mg
Lorazepam 2x2mg

18 April S Tidak ada halusinasi, ilusi, atau waham. Pasien aktif


2019 mengikuti kegiatan rehabilitasi. Memiliki rasa ingin
untuk pulang dan bertemu dengan anaknya.
O Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Halusinasi (-), ilusi (-), waham (-)
A Skizofrenia paranoid
P Risperidon 2x2mg
Lorazepam 2x2mg

19 April S Tidak ada halusinasi, ilusi, atau waham. Pasien aktif


2019 mengikuti kegiatan rehabilitasi. Memiliki rasa ingin
untuk pulang.
O Pemeriksaan fisik dalam batas normal
Halusinasi (-), ilusi (-), waham (-)
A Skizofrenia paranoid
P Risperidon 2x2mg
Lorazepam 2x2mg

VII. Ikhtisar penemuan bermakna


Pasien dibawa oleh keluarga ke UGD RS dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor dengan keluhan bahwa pasien sering marah-
marah tidak terkendali hingga menyakiti dan melukai
ayahnya sendiri dengan menggunakan pisau hingga ayah
pasien dijahit 17 jahitan, dan pasien selalu melukai suaminya
dalam bentuk tindakan memukul dengan sapu dan pisau,
tindakan melukai keluarga sekitar sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan disertai dengan perilaku gaduh-
gelisah yang timbul setiap saat, sulit tidur, sering bicara
meracau sendiri, serta berkeliaran dimalam hari membawa
anaknya yang berusia 8 tahun, pasien selalu membawa
barang – barang seperti sampah kedalam rumahnya. Pasien
sudah tidak bisa merawat diri sendiri dan pasien selalu BAB
dan BAK ditempat sembarangan. Pasien selalu melamun dan
memiliki rasa curiga yang besar terhadap suaminya, pasien
lebih suka berada ditempat yang gelap. Berdasarkan
autoanamnesis, pasien mengaku bahwa dirinya mudah sekali
marah akan hal-hal kecil seperti tidak diberikan uang dan
apabila suami pulang kerja pasien selalu marah dan curiga
bahwa suaminya memiliki perempuan lain. Amarah tersebut
berlanjut menimbulkan tindakan kekerasan terhadap
keluarganya seperti memukul ibu dan ayahnya tanpa alasan.
Pasien mengaku selalu merobek uang yang diberikan oleh
suaminya. Pasien selalu mendengar suara – suara aneh yang
tidak orang lain dengar. Pasien menyatakan bahwa ia ingin
sekali bertemu dengan anaknya dan selalu mengkhawatirkan
anaknya.
Tidak ada riwayat cedera kepala, kejang-kejang, demam
tinggi ataupun penyakit lain. Pasien tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol atau NAPZA. Dahulu pasien
merupakan anak yang baik, rajin beribadah, dan penurut.
Semasa kanak-kanak hingga sebelum sakit, pasien masih
melakukan kegiatan dan hanya akrab dengan beberapa
anggota keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, diperoleh kesadaran pasien compos mentis, sikap
terhadap pemeriksa cukup kooperatif, mau menjawab
pertanyaan, fungsi intelektual rata-rata, mood eutim, afek
terbatas, kestabilan stabil, pengendalan baik, echt, empati
dapat dirabarasakan, dangkal, skala diferensiasi luas, dan
serasi. Aktivitas psikomotor baik. Ditemukan adanya
riwayat halusinasi auditorik, dan waham cemburu. Realita
pasien terganggu. Tilikan derajat 1. Taraf kepercayaan
pasien dapat dipercaya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil yang normal.

VIII. Formulasi diagnostik


Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien tidak memiliki
riwayat cedera kepala dan kejang. Dari pemeriksaan fisik, neurologis,
penunjang juga tidak didapatkan adanya kondisi medis umum yang
dapat mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental
organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pasien tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan dan zat psikoaktif,
khususnya dalam waktu dekat ini yang dapat menyebabkan kelainan
pada fungsi otak. Oleh karena itu diagnosis gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Ditemukan gejala-gejala psikotik pada pasien berdasarkan
alloanamnesis dan autoanamnesis, yaitu halusinasi auditorik.
Berdasarkan autoanamnesis yaitu waham cemburu. adanya perilaku
gaduh – gelisah, tindakan kekerasan menyakiti orang lain. Arus pikir
pasien koheren. Total gejala psikotik tersebut menunjukkan periode
waktu > 1 bulan. Sehingga menurut kriteria PPDGJ-III digolongkan ke
dalam F20.0 Skizofrenia tipe Paranoid.

Aksis II
Berdasarkan alloanamnesis, pasien menunjukan adanya ciri
kepribadian emosional tidak stabil. Hal ini berdasarkan dari perilaku
pasien yang merupakan ledakan kemarahan yang menjurus kepada
kekerasan seperti melukai dan memukul keluarganya. Pasien
cenderung tidak dapat menahan emosi dan tidak bisa dikritik atau
ditentang.

Aksis III
Dari anamnesis, hasil pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan
medis umum.

Aksis IV
Masalah dengan keluarga : Pasien selalu cemburu terhadap
suaminya .
Masalah dengan lingkungan : Tidak ada
Masalah pendidikan : Berhenti sekolah setelah SD
Masalah pekerjaan : Tidak ada
Masalah ekonomi : pasien selalu merasa kekurangan
uang.
Masalah percintaan : tidak ada

Aksis V
 GAF HLPY: 61-70
Fungsi psikologis : Halusinasi auditorik jarang terjadi,
dan waham cemburu. Terdapat preokupasi tentang suami dan
anaknya. Pasien mudah emosi
Fungsi sosial : mampu mengikuti kegiatan sosial,
pasien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga
Fungsi perawatan diri : Dapat merawat diri sendiri dengan
baik.

 GAF Saat Masuk : 41-50


Fungsi psikologis : Terdapat halusinasi auditorik, waham
cemburu. Terdapat preokupasi tentang suami dan anaknya.
Pasien mudah emosi dan tidak dapat dikendalikan
Fungsi sosial : Tidak dapat berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang sekitar.
Fungsi rawat diri : Dapat merawat diri sendiri, makan dan
minum sendiri.

 GAF Current : 71-80


Fungsi psikologis : Terdapat halusinasi, waham cemburu.
Terdapat preokupasi tentang anak dan suami pasien Emosi lebih
dapat dikendalikan

IX. Evaluasi multiaksial


Aksis I : Skizofrenia tipe Paranoid (F20.0)
Aksis II : Ciri kepribadian emosional tidak stabil
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Pasien selalu cemburu terhadap suami, selalu merasa
kekurangan uang.
Aksis V : GAF HLPY : 61-70
GAF saat masuk : 41-50
GAF current : 71-80

X. Daftar problem
Organobiologis : Terdapat keseimbangan neurotransmitter
_______________ yang patologis.
Psikologis : Halusinasi auditorik, waham cemburu.
Sosial budaya : Hendaya dalam fungsi sosial

XI. Diagnosis banding


Skizoafektif

XII. Penatalaksanaan
 Psikofarmaka
Risperidon 2x2mg
Lorazepam 2x2mg

 Psikoterapi
Psikoterapi kognitif mengenai penyakitnya yang membutuhkan
pengobatan lama.
Psikoterapi suportif pada pasien untuk rajin minum obat secara
teratur.

 Rehabilitasi psikososial
Psikoedukasi
Latihan keterampilan hidup (spiritual, olahraga)
Latihan keterampilan sosial

XIII. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam

Faktor yang memperingan:


 Kondisi pasien yang secara umum masih baik
 Dukungan dari keluarga yang suportif

Faktor yang memperberat:


 Terdapat faktor herediter
 Pasien tidak memahami pasti akan penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai