Anda di halaman 1dari 18

Long Case

Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Hipomanik

Disusun oleh:

Audrey Fidelia

11.2019.250

Pembimbing:

dr. Safyuni Naswati Sahupala, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan

Periode 5 Oktober – 17 Oktober 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat serta
bimbingannya dalam penulisan tugas long case ini sehingga tugas makalah long case yang
berjudul “Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Hipomanik ” ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.
Safyuni Naswati Sahupala, Sp.KJ selaku pembimbing penulis selama kepaniteraan klinik
Psikiatri di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan periode 5 Oktober - 17 Oktober 2020.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah yang
disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara serta masyarakat luas pada
umumnya di masa yang akan datang.

Jakarta, 7 Oktober 2020

Audrey Fidelia
PENGESAHAN

Long case diajukan oleh


Nama : Audrey Fidelia
NIM : 112019250
Program studi : Profesi dokter
Judul kasus : Gangguan Afektif Bipolar Episode kini Hipomanik

Telah berhasil dipertahankan di hadapan pembimbing dan diterima sebagai syarat


yang diperlukan untuk ujian kepaniteraan klinik Psikiatri Program Studi Profesi Dokter
Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana.

Pembimbing,

dr. Sayfuni Naswati Sahupala, Sp.KJ

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 8 Oktober 2020

Nama : Audrey Fidelia NIM : 11.2019.250


Dokter Pembimbing: Tanda Tangan:
dr. Sayfuni Naswati Sahupala, Sp. KJ

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Lengkap : Nn.TO


Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : Tidak bekerja
Bangsa / Suku : Indonesia / Chinesse
Agama : Kristen
Alamat : Tangerang
Dokter yang Merawat : dr. Ismoyowati, Sp. KJ
Tanggal Masuk RSJSH : 29 September 2020
Ruang Perawatan : Ruang Melati
Rujukan / Datang sendiri / keluarga : Diantar oleh pihak keluarga

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Autoanamnesis

 Tanggal 5 Oktober 2020, pukul 15.00, di Bangsal Melati Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan.
 Tanggal 6 Oktober 2020, pukul 12.00, di Bangsal Melati Rumah Sakit Jiwa Soeharto
Heerdjan.

Alloanamnesis

 Tanggal 7 Oktober 2020 berpukul 16.00, dilakukan kepada ibu pasien melalui via
telepon.
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah tanpa alasan hingga bertengkar dengan saudara sejak 1 hari
SMRS.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RSJSH oleh keluarganya karena pasien marah-marah
tanpa alasan sejak 1 hari SMRS. Keluarga mengatakan pasien sampai melemparkan
barang-barang di rumah, mengganggu adik, dan menyebabkan pertengkaran di
keluarga. Emosi pasien tidak dapat dikendalikan dan pasien tidak mau minum obat.
1 bulan SMRS keluarga pasien mulai merasa kondisi emosi pasien berbeda.
Pasien jadi lebih sering marah, banyak kemauan, dan tidak focus. Keluarga pasien
bercerita saat sedang makan bersama keluarga , ibu pasien memberi tahu pasien
untuk jangan makan terlalu banyak karena mengingat kolesterol pasien tinggi. Saat
di bilang seperti itu respon pasien marah dan segera pulang ke rumah. Pasien
menjadi mudah tersinggung kepada anggota keluarga.
6 bulan SMRS pasien tidak mau minum obat dikarenakan pasien merasa
mengalami peningkatan berat badan akibat dari efek obat. Menurut keluarga, pasien
dipengaruhi oleh pacar pasien saat itu karena pacar bilang kepada pasien bahwa efek
samping obatnya membuat pasien mengalami peningkatan berat badan. Sejak saat
itu, pasien jadi mudah untuk marah-marah tanpa alasan. Mengganggu keluarga di
rumah dan melempari barang-barang. Saat keluarga meminta pasien untuk minum
obat, pasien menolak dan berkata kalau dia tidak sakit lalu obatnya di lempar.
Saat ini, pasien merasa lebih sehat dibanding sebelumnya. Keluhan psikis
dan fisik seperti nyeri kepala, demam, dan demam disangkal oleh pasien. Pasien
memiliki riwayat trauma pada kepala karena sewaktu SMP pernah dipukul, namun
sudah menjalani pengobatan. Pasien memiliki riwayat merokok pada tahun 2019
namun sekarang sudah berhenti. Riwayat menggunakan obat terlarang dan alcohol
disangkal. Riwayat mendengar suara-suara bisikan dan melihat sesuatu yang tidak
dilihat oleh orang lain disangkal oleh pasien dan keluarga.

Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Keluarga pasien mengatakan, pasien mulai mengalami gejala pada tahun
2008 saat pasien SMP. Saat disekolah, kepala pasien pernah dipukul dan sehari –
hari kepala pasien mengeluh sakit. Keluarga mengira itu merupakan sakit kepala
biasa. Pasien di bawa ke dokter dan menjalani pengobatan, kondisi psaien sudah
pulih. Namun keluarga melihat bahwa tingkah laku pasien semakin hari semakin
berbeda. Kakak pasien pernah melihat pasien mau bunuh diri di menggunakan
selang air. Semenjak saat itu pasien di bawa ke dokter psikiatri dan diberikan
obat. Setelah meminum obat pemberian dokter, kondisi pasien menjadi lebih
baik.
Pasien pernah berkata kepada keluarga pasien bahwa tidak mau
melanjutkan sekolah selama 2 tahun. Namun keluarga pasien menyemangati dan
akhirnya pasien melanjutkan Pendidikan di SMK Pariwisata. Pasien rutin minum
obat, kadar dosis obat sudah pelan2 berkurang. Pasien dapat bersekolah, bekerja,
dan menjalani aktivitas sehari-hari.
Tahun 2018 pasien bertemu dengan calon mantan suami. Namun
bukannya semakin membaik, kondisi pasien semakin buruk. Pasien pernah
dikuncikan dalam kamar, katanya supaya tidak kabur. Pasien sering merasa
gelisah namun masih tetap mau minum obat.
Tahun 2019 keluarga pasien memergoki pasien merokok. Lalu ibu
pasien memarahi dan menasihati pasien bahwa merokok itu tidak baik. Pasien
menangis dan meminta maaf kepada ibu pasien. Pasien mengaku pernah
melakukan beberapa hubungan sex dengan orang yang berbeda-beda. Pasien
pernah beberapa kali mengalami pelecehan seksual yaitu payudara pasien
dipegang dan mengaku pernah pergi ke diskotik. Pasien mengatakan bahwa
pasien merasa jijik dengan diri sendiri. Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien pernah mau membeli banyak barang seperti AC, TV, dan lain-lain.
Namun pihak keluarga mencegah pasien karena pasien tidak membutuhkan
barang itu.
Tahun 2020 pada bulan Mei, pasien sudah mengadakan acara syukuran
karena akan menikah dengan pacar. Namun ternyata pacar ketahuan selingkuh
dan pernikahan pasien batal. Pernikahan seharusnya diadakan pada bulan
November 2020. Selanjutnya pada bulan Juni, pasien bertemu dengan seorang
laki-laki lain. Ibu pasien mengatakan kepada pasien bahwa kalau memilih
pasangan, pilih seseorang yang dapat menerima pasien apa adanya. Saat
menjalani hubungan dengan laki-laki ini kondisi kesehatan pasien memburuk.
Pasien tidak mau minum obat , dikarenakan pacar pasien memberitahu bahwa
pasien mengalami berat badan berlebih karena efek samping obat. Akhirnya
pasien tidak mau minum obat. Keluarga sudah mencoba untuk membujuk
pasien, namun pasien tidak mau. Beberapa lama kemudian pasien dan laki-laki
ini sudah tidak berhubungan lagi. Saat pasien tidak mau minum obat, kondisi
pasien menjadi lebih buruk. Pasien sering marah-marah, mengganggu keluarga,
melempar barang di rumah, memiliki banyak kemauan, dan menjadi tidak focus
pada apa yang dilakukan. Keluarga mengatakan bahwa pasien pernah beberapa
kali bekerja, namun keluar karena tidak cocok dengan pekerjaan. Setiap kali
pasien mendapatkan uang, pasien selalu memberikan kepada orang tua.
2. Grafik Perjalanan Penyakit

3. Gangguan Medik
Pasien pernah mengalami trauma kepala. Saat SMP kepala pasien pernah
dipukul sehingga sering mengalami pusing. Sudah berobat ke dokter dan
hasilnya baik. Sejak saat itu perilaku pasien berubah. Pasien memiliki hipertensi
dan kadar kolesterol tinggi.
4. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan alkohol ataupun NAPZA lainnya.
Pasien memiliki riwayat merokok pada tahun 2019.
5. Riwayat Keluarga

C. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara yang direncanakan dan
diinginkan oleh orangtuanya. Pasien dan keluarga pasien tidak mengetahui riwayat
kehamilan pada ibu pasien.
2. Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa Kanak Awal (0–3 tahun)
Saat bayi kondisi pancreas pasien kurang baik. Tidak dapat diberikan ASI
maksimal, saat sedang diminumi ASI pasien muntah. Karena pertumbuhan tidak
baik, tubuh pasien sangat kecil. Namun kondisi pancreas pasien sudah membaik
karena sudah diobati oleh dokter.
b. Masa Kanak Pertengahan (3–11 tahun )
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan anak yang normal
normal dan mudah bergaul.

c. Masa Kanak Akhir ( Pubertas dan Remaja )


Menurut pasien, saat remaja pasien sering dilarang oleh keluarga. Pasien merasa
diperlakukan beda oleh orang tuanya terhadap saudara-saudara yang lain. Pasien
pernah mendapatkan pelecehan seksual oleh lebih dari satu orang. Payudara
pasien di pegang dan tidak dapat cerita kepada siapa-siapa. Pasien pernah
melakukan hubungan sex beberapa kali dengan orang yang berbeda-beda.

3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga SMK. Setelah itu pasien tidak melanjutkan sekolahnya
dan bekerja di suatu tempat kerja.

4. Riwayat Pekerjaan
Dalam pekerjaannya, pasien sudah 4 kali berganti pekerjaan. Hal ini dikarenakan
pasien tidak pernah cocok dengan pekerjaannya. Pasien pernah bekerja di kantor
perpajakan, namun hanya bertahan seminggu dikarenakan pasien tidak cocok dengan
pekerjaannya.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Kristen. Selama berada di tempat rehabilitasi pasien rutin
berdoa dan menyanyikan lagu-lagu rohani.
6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual
Pasien belum menikah. Pasien pernah memiliki pacar dan sudah berhubungan
seksual beberapa kali dengan orang yang berbeda. Namun sekarang pasien tidak
memiliki pacar. Pasien pernah menjadi korban pelecehan seksual selama
beberapa kali.
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah
terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.
8. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga selama ini kurang baik. Pasien mengaku
kurang mendapatkan perhatian, diperlakukan berbeda di dalam keluarga, dan
jarang mengobrol bersama. Pasien memiliki beberapa orang teman namun
sekarang sudah tidak pernah kontak lagi. Pasien mengaku pernah memarahi
orang karena tidak suka ditertawakan oleh orang-orang tersebut.
D. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini pasien tinggal
bersama dengan ayah, ibu, kedua kakak, dan adiknya. Menurut keluarga pasien,
pasien merupakan anak yang baik. Mau mendengar apa yang dikatakan oleh orang
tua. Namun sejak kepala pasien dipukul, kondisi pasien menjadi berubah. Pasien
sering tertawa dengan kakak perempuannya. Pasien mengatakan bahwa pasien
kurang mendapatkan perhatian dari keluarga.

III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 5 Oktober 2020)

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan : Penampilan sesuai usia dan tampak sesuai


dengan keadaan sekitar. Pasien menggunakan kaos hijau dan celana setengah lutut.
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien tampak tenang, duduk tanpa
difiksasi. Tidak terdapat adanya gerakan yang tidak dibutuhkan.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif dan sopan saat
menjawab pemeriksa.

5. Pembicaraan : Spontan, lancar, pasien menjawab


pertanyaan yang diajukan dengan baik. Artikulasi jelas, intonasi, dan volume cukup,
tidak terdapat hendaya maupun gangguan berbicara.

B. Alam Perasaan (Emosi)


1. Mood : Eutim
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan Persepsi
a) Halusinasi : Tidak ada
b) Ilusi : Tidak ada
c) Depersonalisasi : Tidak ada
d) Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Flight of idea
b. Kontinuitas : Koheren
2. Isi Pikir
a. Preokupasi: Tidak ada
b. Waham : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
E. Fungsi Intelektual

1. Taraf Pendidikan SMK

2. Pengetahuan Umum Baik (pasien mengetahui kota-kota di Indonesia).

3. Kecerdasan Rata-rata

Konsentrasi dan Konsentrasi baik (pasien dapat diajak berbicara dan menjawab
4.
Perhatian pertanyaan dengan baik).

Orientasi

- Waktu
5. Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari).

- Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ dr.


Soeharto Heerdjan Grogol).

Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh dokter muda


- Orang
dan mengetahui dirinya di bawa ke RSJ oleh keluarga).

6. Daya Ingat

Baik (pasien dapat mengingat masa kecil, nama-nama temannya,


- Jangka
dan alamat tempat tinggal).
Panjang

- Jangka Pendek Baik (pasien mengingat kegiatan yang dilakukannya sejak pagi
sampai siang hari di RS).
- Segera
Baik (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang
mewawancarai).

7. Pikiran Abstrak Baik.

Baik (pasien dapat berjalan dengan baik tanpa


8. Visuospasial
mengenai/menyenggol benda sekitarnya)

Kemampuan
9. Baik (pasien bisa makan, mandi, dan berpakaian sendiri).
Menolong Diri

F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai
 Daya Nilai Sosial
Baik (Pasien mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Saat di rumah sakit pasien
juga berinteraksi dengan rekan lainnya).
 Uji Daya Nilai
Baik (pasien mengatakan bila ia selalu memberikan uang hasil kerjanya kepada
orang tua karena selalu mendengar keluhan bahwa orang tua kekurangan uang).
 Daya Nilai Realita
Terganggu
H.Tilikan
Derajat 5 (Pasien sadar sakit tapi tidak diterapkan perilaku praktisnya).
I. Reliabilitas : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

A. Status Internus
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital
Tekanan Darah : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
Suhu : Tidak dilakukan
Pernafasan : Tidak dilakukan

Kulit : Tidak dilakukan


Kepala : Tidak dilakukan
Mata : Tidak dilakukan
Hidung : Tidak dilakukan
Telinga : Tidak dilakukan
Mulut : Tidak dilakukan
Lidah : Tidak dilakukan
Gigi geligi : Tidak dilakukan
Uvula : Tidak dilakukan
Tonsil : Tidak dilakukan
Tenggorokan : Tidak dilakukan
Leher : Tidak dilakukan

Thorax

 Paru

Inspeksi : Tidak dilakukan


Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Tidak dilakukan

 Jantung

Inspeksi : Tidak dilakukan


Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Tidak dilakukan
Abdomen

Inspeks : Tidak dilakukan


Auskultasi : Tidak dilakukan

Perkusi : Tidak dilakukan


Palpasi : Tidak dilakukan
Ekstremitas

- Atas : Tidak dilakukan


- Bawah : Tidak dilakukan
- Genitalia : Tidak diperiksa karena tidak ada indikasi
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : Tidak dilakukan
4. Refleks patologis : Tidak dilakukan
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
otot (n), tremor (-), distonia (-), disdiadokokinesis (-)

V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien dibawa ke IGD RSJSH oleh keluarganya karena pasien marah-marah


tanpa alasan hingga melemparkan barang-barang dirumah. Sebelumnya pasien rutin
mengkonsumsi obat yang diberikan dokter, namun sudah sejak bulan Juni pasien
tidak minum obat lagi dikarenakan takut mengalami kenaikan berat badan.
Pasien pernah mengalami trauma fisik yaitu dipukul di sekolah waktu SMP.
Sejak saat itu kondisi pasien berubah. Keluarga pasien pernah melihat pasien mau
bunuh diri. Akhirnya pasien di bawa ke dokter, diberi obat, lalu kondisi pasien
membaik.
Pada tahun 2018 pasien bertemu dengan calon suami, namun kondisi pasien
menjadi lebih buruk. Pada bulan Mei 2020 pasien mmemutuskan hubungan dengan
calon suami dan tidak menjadi menikah , pernikahan seharusnya dilaksanakan pada
November 2020.
Pada tahun 2019 pasien mengaku melakukan hubungan seksual beberapa
kali dan mendapatkan pelecehan seksual beberapa kali. Pasien ketahuan merokok
oleh ibu, namun saat ini pasien sudah berhenti merokok. Pasien mengaku pernah
melakukan beberapa hubungan sex dengan orang yang berbeda-beda. Pasien pernah
beberapa kali mengalami pelecehan seksual yaitu payudara pasien dipegang dan
mengaku pernah pergi ke diskotik. Pasien mengatakan bahwa pasien merasa jijik
dengan diri sendiri. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah mau membeli
banyak barang seperti AC, TV, dan lain-lain. Namun pihak keluarga mencegah
pasien karena pasien tidak membutuhkan barang itu.

Pada Juni 2020 pasien bertemu dengan laki-laki lain. Laki-laki ini
mengatakan bahwa pasien mengalami kenaikan berat badan dikarenakan efek obat.
Sejak saat itu pasien tidak mau minum obat. Kondisi pasien semakin memburuk.
Pasien menjadi mudah marah, mengganggu keluarga di rumah, dan melempari
barang-barang dirumah.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


 Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:

1. Gangguan kejiwaan karena adanya:

 Gangguan/hendaya dan disabilitas: pada saat awal masuk didapati hendaya


dalam fungsi sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
 Distress/penderitaan: alasan pasien dibawa ke rumah sakit karena sehari
sebelumnya pasien marah-marah hingga melempari barang dirumah.

2. Termasuk gangguan afek bipolar karena:


 Berdasarkan perjalanan penyakit, pasien menunjukkan episode depresi dan
manik yang sesuai dengan kriteria gangguan afektif bipolar.
3. Dikategorikan pada episode kini hipomanik karena:
Pasien lebih banyak berbicara, bicara cepat, namun kadang bisa meluas sampai ke
hal lain.
Merasa bersemangat. Pasien sempat nyanyi saat sedang dilakukan pemeriksaan.
 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Dari hasil anamnesis dengan keluarga pasien dan pasien tidak di temukan gangguan
kepribadian dan retardasi mental.
 Aksis III : Kondisi Medis Umum
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
kelainan, sehingga aksis III tidak ada diagnosis.
 Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan
Dari anamnesis, pasien memiliki masalah dengan keluarga dan sosial.
 Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current: 70-61 (gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik).
GAF HLPY: 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial).

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


 Aksis I : F 31.0 Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Hipomanik.
Dd/ Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Depresi
 Aksis II : Tidak ada diagnosis
 Aksis III : Tidak ada diagnosis
 Aksis IV : Masalah Psikososial, pasien merasa tidak dekat dengan keluarga
dan merasa kurang perhatian.
 Aksis V: GAF current : 90-81
GAF HLPY : 80-71

IX. DAFTAR MASALAH


A. Organobiologi : Tidak ditemukan adanya factor organobiologik pada pasien.
B. Psikologik : Pasien mengamuk (melempar barang-barang dirumah, sering maarah-
marah), merasa kurang mendapatkan perhatian.
C. Sosial : Pasien berteman dengan teman-teman yang berada di rehabilitas.
D. Spiritual : Selama di rehabilitas pasien rutin berdoa dan menyanyi lagu rohani.
Pasien yakin bahwa Tuhan akan menolongnya.

X. PENATALAKSANAAN

1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
- Menghindari perlakuan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain
- Untuk mengurangi gejala depresif
- Untuk observasi lebih lanjut
2. Psikofarmaka

Lithium Carbonate 1 x 200mg


Lorazepam 1 x 2mg

3. Psikoedukasi kepada pasien dan keluarga


Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang
dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang diberikan,
pilihan obat, efek samping pengobatan dan prognosis penyakit.

4. Psikoterapi
a. Terapi individual :
- Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai penyakitnya
- Memberikan informasi mengenai pentingnya minum obat serta kontrol secara teratur
- Memberi pasien kesempatan untuk melakukan hobinya
- Memotivasi pasien dalam menjalin hubungan yang baik dengan keluarga

b. Terapi kelompok :
- Memotivasi pasien untuk bersosialisasi dengan orang disekitar

5. Sosioterapi
- Menyarankan pasien untuk mengikuti aktivitas di RSJ bersama dengan rekan lainnya
- Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain

XI. PROGNOSIS

Faktor yang mempengaruhi prognosis :


a. Faktor yang memperingan :
- Tidak ditemukan adanya gangguan organobiologik
- Tidak ada riwayat bipolar pada keluarga
- Pasien masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari
- Dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
- Factor presipitasinya jelas
b. Faktor yang memperberat :
- Pasien usia muda
- Rawat berulang
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Follow-Up
6 Oktober 2020
S : Pasien terlihat tenang, saat diawawancara sedang makan pilus. Dapat tidur dengan
baik, saat pagi hari melakukan aktivitas, dan berbaur dengan teman di tempat
rehabilitasi. Pasien tidak ada keluhan selama disini.
O : Penampilan : Berpakaian sesuai dengan lingkungan
Kesadaran : Compos mentis
Perilaku : Normal
Pembicaraan : Spontan, lancar, menjawab pertanyaan dengan baik.
Artikulasi jelas dan volume cukup.
Sikap : Kooperatif
Mood : Eutim
Afek : Meluas
Keserasian : Serasi
Inkontinuitas : Flight of idea
Halusinasi : Tidak ada
Waham : Tidak ada
Pengendalian impuls : Tidak terganggu
Tilikan : Derajat 5

A : F 31.0 Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Hipomanik


-

Anda mungkin juga menyukai