Anda di halaman 1dari 16

Laporan Kasus

GANGGUAN MENTAL LAIN YDT AKIBAT KERUSAKAN


DISFUNGSI OTAK DAN PENYAKIT FISIK
(F06.8)

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani


Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Aceh Utara

Oleh :
Indri Yustati Ritonga, S.Ked
2106111022

Preseptor :
dr. Mila Astari Harahap, M. Ked (KJ), Sp.KJ

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Gangguan
Mental Lain YDT Akibat Kerusakan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik”.
Penyusunan laporan kasus ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Jiwa di Rumah Sakit Umum
Cut Meutia Aceh Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Mila Astari Harahap, Sp.
KJ selaku preseptor selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian/SMF Ilmu Jiwa atas waktu dan tenaga yang telah diluangkan untuk
memberikan bimbingan, saran, arahan, masukan, semangat, dan motivasi bagi
penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Aceh Utara, Desember 2022

Penulis

i
1

BAB 2
IDENTITAS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
2.1 Identitas Pasien
Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status Pernikahan : Bercerai
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Dusun Baroh
Tanggal Pemeriksaan : 13 Desember 2022

Identitas Allo
Nama : Ny. Ranian
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 75 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Tidak bersekolah
Alamat : Dusun Baroh
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
Keakraban dengan pasien : Dekat
2.2 Anamnesis
A. Keluhan Utama
Marah-marah.
B. Keluhan Tambahan
Pasien sering keluyuran dijalan , tidak pulang kerumah sejak 10 hari dan
sering berbicara sendiri.
2.3 Riwayat Penyakit Sekarang
I. Autoanamnesis
Pasien Ny. K berpenampilan sesuai umur dengan perawakannya, pendek,
kulit hitam, rambut pendek dan berwarna hitam. Pasien mengenakan kaos dan
sarung. Pasien menjawab salam sapa pemeriksa dengan kooperatif dan saat di
panggil pasien langsung mendekat ke arah pemeriksaan. Pasien sadar saat di
wawancara, dan juga mampu mengenali dokter muda, pasien mengetahui saat ini
berada di ruangan rawat inap rumah sakit, namun tidak tahu dirumah sakit mana.
Pasien saat di wawancara mengatakan bahwa dirinya dibawa oleh ibunya ke
Rumah Sakit karena sedang hamil dan akan dilakukan pembedahan pada perut.
Pasien mengatakan sering mengalami sakit kepala, mengaku bahwa ada
batu nisan dikepalanya kemudian mengatakan ada ular di kepalanya yang
menyebabkan kepalanya sakit.
Pada saat diwawancarai, pasien menyuruh Dokter Muda untuk diam
dikarenakan dia lagi fokus mengaji dan mengatakan nanti ada yang marah jika ribut.
Saat ditanya siapa yang marah, pasien mengatakan ada ustadz yang menyuruh dan
mengawasi dia mengaji. Kemudian pada saat pasien diwawancarai sering
mengatakan “bedah perutku, ada anak didalamnya”. Pasien mengatakan ada 10
anak yang ada didalam perutnya sehingga dia harus segera dibedah. Pasien juga
ketika ditanyak apakah ada mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan seorang
dukun akan mengambil bayi nya di dalam perut. Bisikan tersebut didengar saat mau
tidur dan ketika bangun tidur. Pasien menyangkal adanya melihat roh atau makhluk
halus.

2
Ketika di wawancarai soal pekerjaan. Pasien mengatakan bekerja sebagai
ART (Asisten Rumah Tangga) di medan, dan menyuruh DM untuk meminta
gajinya kepada bos nya karena belum digaji sampai sekarang.
Pasien mengatakan bahwa ada mengkonsumsi rokok jika sedang banyak
pikiran. Kemudian pasien sering mengatakan ada dukun yang mau mengambil
anaknya didalam perut.
Pasien juga sering berteriak teriak, jika ditanyak kenapa berteriak dia
mengatakan bahwasaya beliau sedang rebutan anak dengan dukun.
II. Alloanamnesa
Alloanamnesis dilakukan dengan ibu kandung Ny. K di RSUCM ruang
UPIP pada tanggal 21 Desember 2022 pukul 10.15 WIB. Berdasarkan keterangan
Ny.R, pasien dibawa oleh adiknya bersama dengan ibunya menggunakan motor.
Ny.R mengatakan bahwa pasien dibawa ke RSUCM pasien ditemukan dipinggir
jalan, tidak pulang kerumah selama 10 hari dan mengamuk jika diajak pulang
kerumah. Pasien tidak berhenti mengamuk lalu pasien dibawak ke RSUCM untuk
dirawat inap.
Ny.R mengatakan bahwa pasien sudah lama menderita gangguan jiwa, dan
mulai pertama kali sejak tahun 2002, saat mengandung anak kedua pasien. pasien
mulai sering bicara sendiri, keluyuran keluar rumah, pasien juga sering mengamuk
dan berbicara kuat-kuat. Sejak saat itu masyarakat juga sudah memperhatikan sikap
Ny.R yang semakin aneh dan menyarankan untuk dibawak ke RS Jiwa Aceh.
Ny.Nur mengatakan bingung karena tidak mengerti bagaimana caranya, dan
akhirnya masyarakat setempat menyarankan untuk di bawak ke RS Jiwa Banda
Aceh. Ny.K dibawak ke Banda pertama kali tahun 2002 tetapi lupa lebih tepatnya
bulan berapa. Ny.K dirawat selama kurang lebih sebulan di RS Jiwa Banda Aceh.
Ny.R mengatakan bahwa dirumah terdapat keluhan yang sama dengan Ny.K
yaitu saudara laki-laki kandungnya. Saudara laki-laki kandung pasien juga sering
dibawak ke RSUCM untuk dirawat. Kemudian Ny.R mengatakan bahwa Ny.K
selalu membuang obat tanpa sepengatahuan Ny.R.
Ny.R mengatakan bahwa Ny.K jika tidak kambuh, pasien sangat
menyayangi ibunya, dan juga adiknya. Ny.R mengatakan bahwa pasien sangat

3
patuh dan sopan kepada ibunya, pasien juga suka memijat ibunya. Ny.R juga
mengatakan bahwa pasien dalam berinteraksi sosial di lingkungan baik di pekerjaan
maupun di masyarakat terkenal sangat ramah, mudah bergaul dan memiliki banyak
teman.
Ny.R mengatakan bahwa benar pasien sering mendengar adanya bisikan-
bisikan ditelinga yang mengatakan adanya dukun yang akan mengambil anaknya
didalam perut. Ny.R juga mengatakan bahwa benar pasien sering mengeluh sakit
kepala saat dirumah dan mengatakan ada ular dikepalanya. Ny.R mengatakan benar
bahwa pasien dulu pernah bekerja sebagai ART di medan selama 3 tahun.
Ny.R menjelaskan bahwa pasien pernah mengalami kejang waktu umur 1
tahun, pasien sering kejang juga pada saat gadis. Pada saat kejang, Ny.R
mengatakan selalu membawa pasien berobat ke dr. Umar yang berada di Cunda
untuk dilakukan penanganan medis.
2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Psikiatrik
Keluarga pasien mengatakan awal mula terjadinya hal tersebut sejak tahun
2002 disaat Ny.K mengandung anak keduanya yang berumur 7 bulan. Ibunya
mengatakan Ny. K seperti ini disebabkan oleh suami nya karena sering memukuli
pasien. Keluarga mengatakan Semenjak itu pasien sering berbicara sendiri,
mengamuk dan keluyuran keluar rumah, setelah itu keluarga langsung membawa
pasien ke RS Jiwa banda aceh dan dirawat selama sebulan.
2. Riwayat penyakit medis
Pasien tidak memiliki riwayat medis sebelumnya.

2.5 Riwayat Penyakit Keluarga


Keluhan yang sama dialamin oleh adik laki-laki pasien.
2.6 Riwayat Penggunaan Alkohol/NAPZA
Pasien menyangkal adanya mengkonsumsi alkohol, ganja, ataupun sabu.
2.7 Riwayat Keluarga Beserta Genogram
Pasien merupakan anak kedua dari 7 bersaudara. Saat ini pasien tinggal
bersama ibu dan saudara laki-laki kandungnya. Ayah pasien telah lama meninggal
dunia, yaitu pada bulan 2 tahun 2022.

4
Diketahui pasien tidak memiliki konflik internal dengan anggota
keluarganya yang lain. Pasien dekat dengan saudara kandung baik yang laki-laki
maupun perempuan. Diketahui ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
yang sama seperti pasien yaitu saudara laki-laki kandung.

2.8 Riwayat Kelahiran


Pasien dilahirkan di Lhoksukon pada tanggal 01 Juni 1978 pada jam 06.00
WIB pagi hari, saat ini pasien berusia 44 tahun. Selama Kehamilan, ibu dan janin
dalam keadaan baik. Pasien lahir cukup bulan dengan keadaan lahir secara
sungsang. Pasien lahir dengan berat badan normal, sehat, tidak ada trauma, tidak
ada kelainan bawaan atau kelainan fisik.
2.9 Riwayat Tumbuh Kembang
Pasien pada masa tumbuh kembang dari umur 0-6 bulan masih dilalui
dengan baik oleh pasien. Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal sesuai
anak seusianya. Pertumbuhan psikomotor, psikosoial, kognitif dan moral baik.
Pasien bertingkah laku baik sesuai anak seusianya, cukup berinteraksi dan
komunikasi dengan keluarga. Pada saat usia 1 tahun pasien sering mengalami gejala
seperti kejang tanpa disertai adanya demam, Ny.R juga berkata pada saat gadis
pasien juga sering mengalamin kejang, kurang lebih setiap 2 bulan sekali selama 3
tahun pasien wajib kejang. Pada masa kanak-kanak sampai remaja pasien dapat
bergaul dengan teman sebayanya dan bermain. Tidak pernah berkelahi dan dapat
belajar dengan baik mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya.
2.10 Riwayat Pendidikan
Pasien pernah sekolah di SDxx Lhoksukon, namun tidak sampai
menyelesaikan sekolahnya.

5
2.11 Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai ART (Asisten Rumah Tangga) di medan, pasien
menyangkal adanya masalah di tempat pekerjaan dan menyangkal adanya masalah
dalam hal bersosialisasi dengan bos ditempat dia bekerja.
2.12 Riwayat Premorbid
Pasien sebelumnya memiliki kepribadian yang baik dan penurut. Pasien
memiliki banyak teman dan termasuk ramah di lingkungannya. Pasien juga sangat
disenangi di lingkungannya ketika pasien tidak mengalami gejala, dan pasien juga
sangat menyayangi anak,cucu dan ibunya dan perhatian kepada anak, cucu dan
ibunya.
2.13 Riwayat Preseksual
Tidak pernah mendapatkan pelecehan seksual atau melakukan pelecehan
seksual.
2.14 Riwayat Pernikahan
Pasien bercerai dengan suami nya.
2.15 Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
2.16 Stresor Psikososial
Pasien tidak patuh minum obat.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Internus
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 89 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Temperatur : 36.9ºC
SpO2 : 98%
2. Status Generalis
Kepala : Normocephali
Leher : Pembesaran KGB (-)

6
Paru : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, Suara Napas Vesikuler
+/+,Rhonci -/-, wheezing -/-
Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas :
-Superior : Sianosis (-/-), ikterik (-/-) tremor (-/-)
-Inferior : Sianosis (-/-), ikterik (-/-) tremor (-/-)
3. Status Neurologi
GCS : E4V5M6 (Compos mentis)
Tanda rangsangan meningeal : Tidak dilakukan pemeriksaan
Peningatan TIK : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sclera ikterik -/-, Pupil
bulat isokor, RCL +/+, RCTL +/+
Saraf Kranial (I-XII) : Tidak dilakukan pemeriksaan
Motorik : Dalam batas normal
Sensibilitas : Dalam batas normal
Fungsi luhur : Dalam batas normal
Gangguan khusus : Tidak ditemukan
4. Status Mental
1. Deskripsi Umum
 Penampilan : Pasien dewasa perempuan umur 44 tahun,
penampilan fisik terlihat sesuai usianya. Saat waancara pasien memakai baju
kaos dan menggunakan sarung dan tidak memakai sendal. Pasien tidak
merawat diri selama di RS.
 Kesadaran : Composmentis.
 Perilaku & Psikomotor : Pasien banyak bicara dan normoaktivitas
 Sikap terhadap Pemeriksa : Saat di waancarai pasien menjawab dengan
tenang dan menjawab semua pertanyaan dengan lancar, namun terkadang
lambat, terkadang topik pembicaraannya sering melompat dari satu topik ke
topik lain. Kontak mata cukup baik dengan pemeriksa. Ekspresi wajah tampak
normal. Pasien menunjukan sikap koperatif terhadap pemeriksa.

7
2. Alam Perasaan ( Emosi )
 Mood : Labil.
 Afek : Luas.

3. Pembicaraan
Pasien berespon normal, nada suara normal, relevan (+) dan lancar (+)
5. Gangguan Persepsi
Halusinasi
- Halusinasi Auditorik
Pasien mengaku sering ada bisikan – bisikan suara dukun yang mengatakan
akan mengambil anaknya didalam perut. Pasien juga mengatakan sering ada bisik-
bisikan menyuruh untuk menyanyi dan mengaji, pasien mendengar bisikan tersebut
saat siang hari.
- Halusinasi Somatik
Pasien mengatakan bahwa didalam perutnya terdapat anak yaitu berjumlah 10.
6. Ilusi
Tidak ada Ilusi
7. Depersonalisasi
Tidak ada Depersonalisasi
8. Derealisasi
Tidak ada Derealisasi
5. Pikiran
- Bentuk Pikir : Non Realistis
- Arus Pikir : Sirkumtansial.\
- Isi Pikir : Waham Kejar (+).
6. Sensorium dan Kognitif
 Orientasi
 Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan dengan baik waktu saat
wawancara)
 Tempat : Baik (pasien mengetahui berada di lokasi Rumah Sakit).

8
 Orang : Baik (pasien dapat mengetahui dibawa oleh siapa ke RS dan
mengetahui nama Dokter Muda)
 Situasi : Baik (pasien mengetahui sedang di wawancara)

 Daya Ingat
- Pendek : Baik (Dapat mengulangi angka yang di suruh ulang oleh
pemeriksa)
- Menengah : Baik (Saat sarapan pagi dapat menyebutkan apa saja lauk yang
dimakan)
- Pajang : Baik (Dapat menyebutkan tanggal lahir, bulan dan tahun dengan
lengkap, kemudian dapat menyebutkan SD dimana)

 Konsentresi, Perhatian dan Kalkulasi


- Konsentrasi : Baik (pasien dapat berhitung mundur sebanyak 5x, pasien dapat
mengeja huruf dari belakang, pasien juga dapat menyebutkan benda yang
dimulai dari huruf tertentu)
- Perhatian : Baik (dapat menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata baik
terhadap pemeriksa, memperhatikan dengan baik apa pertanyaan pemeriksa)
- Kalkulasi : Baik (dapat menjawab dengan baik ketika disuruh hitung)
 Kemampuan Membaca dan Menulis
- Baik (pasien dapat membaca dan menulis kegiatanya)
 Kemampuan Visuospasial
- Baik (pasien dapat mencontohkan gambar jam)
 Pikiran Abstrak
- Baik (dapat menyebutkan persamaan apel dan jeruk dengan baik, dapat
menyebutkan arti pribahasa sederhana)
 Intelegensi
Baik (pasien dapat menjawab informasi dengan baik)

9
6. Pengendalian Impuls
Kemampuan mengendalikan impuls cukup baik saat di ruangan. Pasien
bersikap tenang selama di wawancara.Tidak melakukan hal yang membahayakan
bagi dirinya maupun pasien lain.
7. Tilikan
Tilikan derajat 1, karena pasien tidak menyadari dirinya sakit.
8. Taraf Kepercayaan
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien
dapat dipercaya karena pasien konsisten dengan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan, tetapi terkadang ketika diberikan pertanyaan jawaban pasien dengan
jawaban sebelumnya dapat berbeda.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal: 02 Desember 2022
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin (HGB) 11,55 g/dL 12,0 – 16,0 g/dL
Eritrosit (RBC) 4,02 Juta/uL 3,8 – 5,8 Juta/uL
Hematokrit (HCT) 34,69 % 37,0 – 47,0 %
Trombosit 185 ribu/uL 150 – 450 ribu/uL
Leukosit 4,03 ribu/uL 4,00 – 11,00 ribu/uL
Index Eritrosit
MCV 86,25 fL 79 – 99 fl
MCH 28,72 pg 27,0 – 31,2 pg
MCHC 33,30 g/dl 33,0 – 37,0 g/dl
RDW-CV 10,98 % 11,5-14,5 %
Hitung Jenis (diff)
Basofil 0,54 % 0-1,7 %
Eosinofil 6,09 % 0,60 – 7,30 %
Limfosit 24,19 % 18,0 – 48,3 %

10
Monosit 4,96 % 4,40 – 12,7 %
Neutrofil Segmen 64,22 % 39,3 – 73,7 %
Golongan darah O
KIMIA KLINIK
Gula Stik 119 mg/dl 70 – 125

E. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan Mental Lain YDT Akibat Kerusakan Disfungsi Otak dan
Penyakit Fisik (F06.8)
2. Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
3. Gangguan Waham Menetap (F.22)
F. DIAGNOSA MULTIAKSIAL
DIAGNOSIS AKSIS I
 Pasien pernah mengalami kejang berulang pada saat umur satu tahun dan sering
pada saat remaja, maka pasien termasuk kedalam Gangguan Mental Lain YDT
Akibat Kerusakan Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik (F06.8).
 Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan ini, dan beberapa gejala
skizofrenia masih tetap ada. Sehingga pasien ini termasuk ke dalam Depresi
Pasca Skizofrenia (F20.4).
 Waham yang dialamin pasien sudah berlangsung lama. Pasien juga memiliki
keluarga yang memiliki sakit seperti pasien. Sehingga pasien ini termasuk ke
dalam Gangguan Waham Menetap (F.22).
DIAGNOSIS AKSIS II
Pasien tidak mengalami gangguan tumbuh-kembang pada masa kanak-
kanak sampai dewasa. Pasien dapat bergaul dan memiliki banyak teman. Hal ini
menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami gangguan kepribadian. Pasien dapat
menyelesaikan pendidikan hingga SD dan tidak pernah tinggal kelas. Dari hal
tersebut pasien tidak memiliki gangguan kepribadian dan retardasi mental.
DIAGNOSIS AKSIS III
 Pasien mengatakan pernah mengalami gangguan pada saraf seperti kejang yang
berulang.

11
DIAGNOSIS AKSIS IV
Pasien tinggal bersama ibu dan saudara kandungnya, keluarga menyangkal
memiliki masalah dengan keluarga maupun lingkungannya. keluarga juga
menyangkal memiliki masalah pada psikososial dan lingkungannya. Berdasarkan
alloanamnesis, pasien memiliki masalah terhadap perekonomian keluarga.
DIAGNOSIS AKSIS V
Pasien sering mengamuk, bicara sendiri, keluyuran dijalan. Pasien sering
mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan dukun akan mengambil anaknya.
Pasien juga sering keluyuran, pasien juga mengatakan bahwa sakit kepala yang
dialaminya disebabkan karena adanya ular dikepalanya dan masuk kedalam
kepalanya. Sehingga pada pasien ini terdapat disabilitas dalam hubungan dengan
realita, kemudian didapatkan GAF Scale 40-31.
Axis I Gangguan Mental Lain YDT Akibat Kerusakan Disfungsi Otak
dan Penyakit Fisik (F06.8), Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4,
Gangguan Waham Menetap (F.22).
Axis II Ciri kepribadian adaptif
Axis III Riwayat kejang berulang
Axis IV Masalah ekonomi.
Axis V GAF Scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas dalam beberapa fungsi).

G. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmako
- Risperidone 2 mg 2 x 1
Adalah antipsikotik golongan atipikal yang potensial tinggi, digunakan untuk
menghilangkan gejala positif.
- Clozapine 25 mg 1 x 1
Merupakan golongan antipsikotik golongan atipikal pertama yang tidak
menyebabkan EPS.

12
2. Psikoterapi Suportif
- Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.
- Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami cara
menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara
teratur.
- Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang terdekat
pasein tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial sehingga
membantu proses penyembuhan pasien sendiri.
- Terapi Perilaku Kognitif : Meningkat distorsi kognitif, mengurangi
distraksi dan memperbaiki kesalahan dalam penilaian. Pasien mendapatkan
manfaat umum tentang penyakit yang dialaminya.
- Pelatihan Keterampilan Sosial/Social Skill Training : Pelatihan
keterampilan perilaku ini melalui penggunaan kaset video orang lain dan
pasien, roleplaying dalam terapi, dan tugas pekerjaan rumah untuk berlatih
keterampilan. Pelatihan keterampilan sosial dapat mengurangi tingkat
kekambuhan dan kebutuhan untuk rawat inap.
- Group Therapy : Psikoterapi kelompok ini dapat membantu meningkatkan
fungsi sosial dan mengurangi gejala negatif. Terapi umumnya berfokus pada
rencana kehidupan nyata, masalah, dan hubungan. Kelompok mungkin
berorientasi perilaku, psikodinamik atau berorientasi wawasan, atau
mendukung.
- Terapi Senin/Art Therapy : Banyak pasien skizofrenia mendapat manfaat
dari terapi seni, yang memberi mereka jalan keluar untuk pengeboman citra
yang terus-menerus. Ini membantu mereka berkomunikasi dengan orang lain
dan berbagi dunia batin mereka yang seringkali menakutkan dengan orang
lain
3. Saran
Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan EEG.

13
H. PROGNOSIS
N0 Bonam Ya/Tidak Malam Ya/Tidak
1 Awitan Lambat Tidak Awitan muda Ya
2 Ada Faktor Persipitasi Tidak Tidak Ada Faktor Ya
Yang Jelas Persipitasi Yang Jelas
3 Awitan Akut Ya Awitan insidious Tidak
4 Riw Sosio Seksual & Ya Riw Sosio Seksual & Tidak
Pekerjaan Yang baik Pekerjaan Yang buruk
5 Gejala Ggn Mood Ya Perilaku aukistik Tidak
(Depresif) (menarik diri)
6 Menikah Tidak Lajang Ya
7 Riw keluarga dgn ggn Ya Riw keluarga dgn Tidak
mood skizofrenia
8 Sistem pendukung baik Tidak Sistem pendukung Ya
buruk
9 Gejala positif Ya Gejala negatif Tidak

Kesimpulan : Dubia ad Bonam

14

Anda mungkin juga menyukai