Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ami Dhania Rovi Simanjuntak

NIM : 180610058

Modul 3

Kelompok 6 ( Angkatan 2018)

MODUL III

PEMECAHAN MASALAH

KESEHATAN KELUARGA

Skenario 3 : Lanjutan Skenario 2

Solusi untuk Keluarga Tn.Robert

Setelah melakukan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn.Robert, dr.Syakir kemudian
menganalisis masalah tersebut secara tertulis dan sistematis dengan menggunakan pendekatan beberapa
teori perilaku kesehatan, diantaranya Teori HL-Blum. Masalah yang telah diidentifikasi, dilakukan
skoring dengan metode Hanlon sehingga masalah utama dalam keluarga binaan tersebut dapat diketahui.
Setelah melalui penelaahan panjang, dr.Syakir dapat menentukan prioritas masalah pada keluarga
Tn.Robert, yang nantinya akan dicarikan alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut. Rumusan
penyelesaiaan masalah kesehatan keluarga Tn.Robert akan dipresentasikan kepada kepada Puskesmas
sebagai bentuk laporan kerja dr. Syakir. Bagaimana dr.Syakir melakukan analisis masalah kesehatan
dan presentasi yang baik?

JUMP 1

Terminology :

Teori HL blum : sebuah teori yang menjelaskan ada 4 faktor , lifestyle ,kelainan lingkungan ,

Metode hanlon : system dasar penilaian prioritas dengan cara relative tidak absolut dan mutlak
Sistematis : Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya

Prioritas masalah : suatu penentuan prioritas sejauh ana masalah itu penting dan yg mana harus di
selesaikan terlebih dahulu , untuk menentukan yg mana lebih penting di selesaikan

Presentasi : penyampaian ide / suatu kerjaan yang bisa juga di bilang suatu komunikasi

Prilaku Kesehatan ; suatu respon Kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan Kesehatan , termasuk
pola hidup dan lingkungan hidup

JUMP 2

Rumusan masalah

1. Bagaimana siklus pemecahan masalah yang di lakukan dokter syakir ?


2. Bagaimana dokter syakir meindentifikasi masalah dengan teori hl blum
3. Sebutkan teori Kesehatan selain teori hl blum
4. Bagaimana menentukan prioritas masalah dan contoh masalah ?
5. Apa saja metode yg di gunakan untuk menentukan masalah?
6. Apa tujuan dari analisi dan bagaimana me analisis dari keluarga binaan ,serta bagaimana
meanalisis keluarga binaan ?
7. Hal hal apa saja yang di perhatikan dalam merumuskan masalah
8. Bagimana scoring dalam metode hanlon dalam menentukan maslah utama , dan kriteria apa saja
yang di pakai dalam metode hanlon dan sebutkan 4 kelompok kriteria hanlon ?
9. Apa aja klasifikasi dari prilaku kesehatan
10. Apa saja jenis dan syarat presentasi
11. Bagaimana bentuk presentasi yang baik

JUMP 3

Hipotesa

1. pemecahan masalah dengan me identifikasi masalah dengan menentukan prioritas dan di cari
metode penyelesaian dan setelah itu dengan melakukan metode alternatif yang di lakukan
identifikasi masalah – penetapan prioritas masalah ( metode hanlon ) – analisis penyebab
masalah di bahas epideomologi dan lain lai – di dapatkan penyebab utama dalam masalah
tersebut – di dapatkan alternatif pemecahan masalah

2. menurut klasfikasi HL-Blum


- lifestyle , lingkungan ( sosial budaya ) , pelayanan Kesehatan dan genetic
- Faktor pertama yaitu perilaku, perilaku seseorang memiliki peranan penting dalam menjaga
status kesehatan, karena kesadaran dalam pribadi seseorang harus dimunculkan untuk
mencapai budaya hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari berbagai penyakit seperti
diare.
- Faktor kedua yaitu lingkungan, salah satu yang menjadi sumber berkembangnya suatu
penyakit yaitu karena kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dan dapat membahayakan
kesehatan masyarakat kita. Penumpukan sampah yang tidak dikelola dengan benar dapat
menjadi penyebab. Tempat pelayanan kesehatan sendiri memiliki beberapa program terkait
dengan pemeliharaan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit
seperti diare, namun masih terkendala dengan jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang
masih kurang memadai.
-
- Faktor ketiga yaitu pelayanan kesehatan yang menjadi penunjang dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terbaik sangat
dibutuhkan masyarakat untuk mencegah dan menurunkan tingkat kematian yang disebabkan
karena diare.
- Faktor keempat yaitu genetik, yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara meningkatkan
kualitas generasi muda mendatang yang memiliki kompetensi dan kreatifitas tinggi.
Mencapai tujuan tersebut, perlu diperhatikan status gizi Balita yang dapat meningkatkan
perkembangan otak anak.

3. Metode Snehandu B. Kar (5 faktor : niat, dukungan sosial, ada tidaknya ifo ttg playanan
kesehatan, otonomi pribadi, sistuasi bertindak )
- Health Belief Model : digunakan dalam menjelaskan perubahan perilaku Kesehatan
- Teori self efficacy : keyakinan individu atas perilaku kesehatannya
- Teori Social cognitivve of self-regulation : teori pembelajaran sosial menjadi dasar
terbentuknya perilaku kesehatan

4. Cara menentukan prioritas masalah harus melihatdampak Kesehatan , menillai anak dan si ibu
dalam masalah Kesehatan , dengan cara pendekatan fermentative , menentukan sumber yang ada ,
dan dapat dilakukan dengan melkukan bantuan orang orng yg paham dalam menentukan masalah
tersebut
- Dalam penentuan prioritas dapat dilakukan dengan Teknik scoring dan pembobotann , hal hal
yang di pertimbangkan (njenis penyakit , dan keparahan penyakit ,
- Menentukan besar masalah
- Menentukan distribusi masalah apakah sudah terjangkau permasalahan tersebut

Langkah
1 identifikasi kriteria
2 menentukan masalah Kesehatan yg berkaitan dengan lingkungan
3 melakkan pembobotan masalah dengan metode scoring
4 mengkaji kriteria dari suatu masalah

5. Metode yang digunakan menentukan masalah


Metode Delberq prioritas masalah di tentukan secara kuantatif
Meode matematik ( luas masalah , berat kerugian , )
Metode kelompok nominal
Metode Bryant

6. Tujuan analisi
Memahami Kesehatan , mempermudah menentukan prioritas , memudahkan menentukan analisi
masalah

Cara me analisis masalah kesehatan

-mengunakan survey yg sudah ada

-Memanfaatkan data yg sudah ada

-Mengunakan system yg sudah ada

-Memperhatikan factor dari keluarga tersebut

- memperoleh informasi lingkungan keluarga , dan akses Kesehatan lingkungan

7. Hal hal yang perlu di perhatikan


Seharus nya menghindari pernyataan yg terlalu umum

- Apa masalah nya


- Dimana masalah
- Siapa yang terkenamasalah
- Kapan terjadi masalah
- Dan seberapa besar masalah terjadi

8. Metode hanlon
Kriteria
- Urgensi pertimbangan dalam aspek waktu
- Atau kegawatan dalam besaran kuantitatif
- Perkembangan masalah

4 kelompok
- Kelompok k. A besar nya masalah
- Kelompok k. B besar nya masalah
- Kelompok k. C .Penangulangan suatu masalah
- Kelompok k. D Dan faktor masalah

Cara penilaian prioritas


Mpd dan mpt ( dalam 1 tabel di jumlahin setelah itu di tambah kriteria mpd dan mpt )
Langkah-langkah metode hanlon
• Menentukan rangking urutan dengan criteria spesifik
• Memasukan nilai rangking dengan metode PEARL
• Menghitung prioritas dengan scoring
• Mengrangking/mengurutkan masalah kesehatan.

9. Klasifikasi prilaku Kesehatan


a. Perilaku hidup sehat (healthy life style)
Merupakan perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan
dengan gaya hidup sehat yang meliputi makan menu seimbang, olahraga yang teratur, tidak
merokok, istirahat cukup, menjaga perilaku yang positif bagi kesehatan.
b. Perilaku sakit (illness behavior)
Merupakan perilaku yang terbentuk karena adanya respon terhadap suatu penyakit. Perilaku dapat
meliputi pengetahuan tentang penyakit serta upaya pengobatannya.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Merupakan perilaku seseorang ketika sakit. Perilaku ini mencakup upaya untuk menyembuhkan
penyakitnya.

10. Jenis dan syarat presentasi


Presentasi dadakan
Presentasi naskah
Presentasi hapalan

Syarat prsentasi
Menguasai materi
Harus memiliki keberanian
Sanggup menampilkan dan secara teratur
Memperlihatkan sikap yang tidak kaku

11. Cara menampilkan prsentasi yang baik


Hal yang perlu di perhatikan
- Menguasai lingkungan ( dating sebelum presentasi di mulai )
- Perhatikan peserta /pendengar ( perhatikan eye cantact
- Berbicara yg lugas dengan Bahasa yg jelas
- Menjelaskan media yang di gunakan
- Suara ( volume suara di perhatikan , dan melakukan pernapasan secara teratur )

JUMP 7 : SHARING INFORMATION


PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN KELUARGA

1. TEORI PEMECAHAN MASALAH

 Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting
sampai yang kurang penting.

 Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah dikarenakan
dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin
menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah
lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan

 Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama
dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Namun, penetapan prioritas
mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit
dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas.

 Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah menyeimbangkan


variabelvariabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam kenyataannya
terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula sehingga mengurangi terjadinya kesalahan timbul
akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu dimensi.

 Terdapat perbedaan dari cara penetepan prioritas pada seorang ahli epidemiologi, administrator dan
ahli hukum. Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk menilai penetapan prioritas terutama sebagai
suatu masalah penentuan mortalitas dan mortabiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan tertentu.
Pendekatan ini dipakai secara berlebihan dalam versi pertama “Metode Amerika Latin” dalam
perencanaan kesehatan. Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam
hubungannya dengan yang disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin sebagai
“kerawanan” masalah-masalah kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada ketersediaan metode teknis
untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian. Sedangkan
para ekonom memberi penekanan khusus pada biaya. Hal ini biasanya merupakan kendala akhir yang
menentukan apa yang akan dilakukan. Kebijakan penting dalam menyeimbangkan ongkos
perencanaan kesehatan umumnya adalah menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara
maksimum dari pada memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil
masyarakat.
2. METODE PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

 Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah masalah-masalah
kesehatan teridentifikasi.
 Cara memilih prioritas
1. Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai
parameter tertentu yang telah ditetapkan.
Parameter yang dimaksud adalah :
a. Besarnya masalah atau prevalensi penyakit
b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan.
c. Kenaikan prevalensi masalah (rate of increase)
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need)
e. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan (social benefit)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
g. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah (resources
availibilily)
h. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility)

Cara-cara tersebut terbagi menjadi beberapa metode, yaitu:


a. Metode Bryant
Cara ini telah dipergunakan di beberapa negara yaitu di Afrika dan Thailand. Cara ini
menggunakan 4 macam kriteria, yaitu :
 Community Concern, yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut
penting.
 Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit tersebut
 Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit tersebut
 Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk mengatasinya.

Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi scoring, kemudian


masing-masing skor dikalikan. Hasil perkalian ini dibandingkan antara masalah-masalah
yang dinilai. Masalah-masalah dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang tinggi
pula. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya
diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis
dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas
ke bawah untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan
nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit
untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

b. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)


Metode MCUA digunakan apabila pelaksana belum terlalu siap dalam penyediaan
sumber daya, serta pelaksana program atau kegiatan menginginkan masalah yang
diselesaikan adalah masalah yang ada di masyarakat. MCUA adalah suatu teknik atau
metode yang digunakan untuk membantu tim dalam mengambil keputusan atas beberapa
alternatif. Alternatif dapat berupa masalah pada langkah penentuan prioritas masalah atau
pemecahan masalah pada langkah penetapan prioritas pemecahan masalah. Pada metode
ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan
bobot yang akan digunakan.
Kriteria adalah batasan yang digunakan untuk menyaring alternatif masalah sesuai
kebutuhan.Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-
masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang
ada.
Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi,
dan justifikasi Kriteria yang dipakai terdiri dari:
 Emergency :Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian.
 Greetes member :Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.
 Expanding scope : Ruang lingkup besar di luar kesehatan
 Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.
 Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional.

c. Metode Matematik PAHO – CENDES (Pan American Health Organization-Center for


Development Studies )
Cara ini dipergunakan di Amerika Latin.
Kriteria yang dipakai adalah :
M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat dari % atau
jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan
instansi terkait.
I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas
serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.
Importancy terdiri dari :
Severity (S) : berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah kesehatan pada
umumnya (semakin berat, nilai semakin tinggi).
Rate of Increase (RI) : berat ringannya hambatan jika masalah tersebut tidak segera
ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin tinggi).
Public Concern (Pco) : banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi perhatian masyarakat
(semakin menjadi perhatian, nilai semakin tinggi)
Political Climate (PC) : banyak sedikitnya perhatian politik terhadap masalah tersebut
(semakin menjadi perhatian politik, nilai semakin tinggi)
Social Benefit (SB) : banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan manfaat sosial jika
ditangani (semakin banyak memberi manfaat sosial, nilai semakin tinggi)
V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan hasil (output) yang
diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.
C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan
masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

d. Metode Hanlon
Metode ini memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan
cara yang relatif, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sederajat, dan objektif. Dalam
buku Public Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett, Times
Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning (Spiegel and Hyman,
Aspen Publishers), metode Hanlon memiliki tiga tujuan utama:
1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas
2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relatif
satu sama lain
3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan
dinilai secara individual.
Proses penentuan kriteria diawali dengan pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan, merumuskan dan menetapkan kriteria. Sumber informasi yang
dipergunakan dapat berasal dari :
1. Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota
2. Saran dan pendapat nara sumber
3. Peraturan pemerintah yang relevan
4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.
Langkah selanjutnya adalah :
1. Menginventarisir kriteria
2. Menginventalisir dan mengevaluasi kriteria

Metode Hanlon hampir sama dengan metode MCUA, dilakukan dengan memberikan
skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).

e. Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)


Metode CARL merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan prioritas
masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan
menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan
(accessibility), kesiapan (readiness), serta daya ungkit (leverage). Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.
Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila
pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.
Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola program. Metode
CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1
– 5.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :
C: Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)
A: Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak Kemudahan dapat didasarkan pada
ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau
juklak.
R: Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti keahlian/kemampuan
dan motivasi
L: Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang
dibahas.
2. TEKNIK NON SCORING
• Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan
adalah dengan teknik non-skoring
1. Metode Delbeq
 Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi
kelompik namun pesertadiskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya,
maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang
sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.
 Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
 Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan
harapan masing-masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang
diberikan setelah mengetahui nilai rata-rata
 Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan
mempengaruhi orang lain
 Kelemahan :
 Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas
tersebut
 Penentuan peringkat bisa sangat subyektif
 Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan tidak
untuk menentukan prioritas atas dasar fakta

2. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang
sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati
bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap
peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari
1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan
2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap mengetahui dan
menguasai permasalahan
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner
yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah
4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan
mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan
5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada
pemimpin kelompok/pembuatan keputusan

3. Menentukan Prioritas Masalah


1. Melakukan pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup.
Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah
data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,
termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan,
pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.
2. Pengolahan Data
Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah,
maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat
yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada
tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.
3. Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim
dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.
4. Pemilihan Prioritas Masalah
Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak semua masalah dapat
diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang
paling penting untuk diselesaikan. Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu
proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu
untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang
penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik,
jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan
secara sistematis.

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus


diperhatikan, yakni :
1. Besarnya masalah yang terjadi
2. Pertimbangan politik
3. Persepsi masyarakat
4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Dalam menetapkan prioritas sebelumnya kita menentukan kriteria untuk menetapkan


prioritas, anda dapat menggunakan salah satu dari tiga metode, yaitu: dot voting,
weighted voting atau consensus voting – tergantung waktu, sumber dan sifat kelompok.

5. Menentukan bobot masalah


Menentukan bobot masalah adalah suatu proses pemberian nilai terhadap kriteria yang
telah dipilih. Hal ini mempunyai tujuan agar dapat membandingkan antara satu kriteria
dengan kriteria lainya yang dilihat dari nilai bobot tersebut.
Langkah-langkah dalam menetapkan bobot masalah:
a. Kriteria yang sudah ditetapkan dikaji dan di bahas secara rici sehingga kesahihannya
(validitas) setiap kriteria diterima oleh semua anggota.
b. Masing-masing anggota menentukan, memberikan bobot terhadap kriteria yang ada.
Biasanya bobot yang diberikan berkisar antara 1- 5 atau 1-10 apabila ingin memperoleh
variasi nilai yang cukup luas.
 Kriteria yang sangat penting : Skor 5
 Kriteria yang penting : Skor 4
 Kriteria yang cukup penting : Skor 3
 Kriteria yang kurang penting : Skor 2
 Kriteria yang tidak penting : Skor 1
c. Bobot yang telah ditentukan pada masing-masing kriteria dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai rata-ratanya sehingga didapatkan bobot sebenarnya.
d. Menetapkan skor Menetapkan skor permasalahan yang dihadapi atas dasar kriteria
yang telah ditentukan.
Caranya dengan menjumlahkan skor dari setiap kriteria, sehingga didapatkan skor total
bagi setiap masalah yang ada.
Dari total inilah diperoleh urutan atau prioritas masalah kesehatan.

4. Alternatif Pemecahan Masalah


Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, yakni :
1. Identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas, morbiditas dan cacat yang
timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat.
2. Pendekatan Pragmatis Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman
yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan
kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah
orangyang datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.
3. Pendekatan Politis Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-
orang penting dalam suatu msyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).

5. Teknik Presentasi
1. Tunjukkan pasion dan sikap semangat
Saat menyampaikan presentasi, tunjukkan passion kita kepada para audiens.
Tunjukkan bahwa kita bersemangat dan antusias membawakan tema
presentasi tersebut.
Memang, kita harus membuat materi presentasi yang menarik. Tapi, jika kita
ragu-ragu ketika menyampaikannya, maka itu bisa membuat kita kelihatan
tidak kompeten.
Kita membuat materi yang bagus, tapi kita terlihat ogah-ogahan saat
menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-ogahan untuk
mendengarkan kita.
Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat kita merasa percaya
diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat berpengaruh kepada
audiens. Rasa percaya diri akan membuat kita lebih bersemangat. Audiens
juga akan bersemangat mendengarkan kita.
2. Mulailah membuka presentasi yang menarik dan memukau
Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini sering kita
dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan ketika kita
membuka presentasi tersebut.
Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan, apakah
audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau tidak. Kalau
audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah melakukan tindakan
yang diharapkan, maka berarti presentasi tersebut efektif.
Banyak presentasi yang gagal menjadi sebuah presentasi yang efektif karena
presenter tidak bisa menyampaikan pembukaan presentasi yang menarik.
3. Sampaikan materi dengan singkat dan jelas
Kita tentu malas jika harus mendengarkan orang yang berbicara dengan
bertele-tele. Demikian juga para audiens. Kalau presenternya bertele-tele saat
menyampaikan presentasi, maka mereka akan bosan. Presentasipun tidak akan
efektif.
Sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema presentasi yang kita
bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan presentasi, karena bagian
itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.
Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau tidaknya
kita berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang kita sajikan.
Usahakan agar kita tidak membuat slide yang isinya membosankan dan malah
membuat audiens bingung dan salah fokus.
Sama seperti penyampaian presentasi, slide presentasi juga harus dibuat
sesimpel mungkin agar menarik dan dapat dipahami oleh para audiens.
Artike Lainnya  Perbedaan Windows 10 Home dan 10 Pro?
4. Bersikap santai dan rileks
Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya berdiri diam di atas
panggung atau mimbar. Kita bisa sambil berjalan-jalan di atas panggung,
bahkan sesekali mendekat kepada audiens.
Dibutuhkan sikap percaya diri dan rileks dalam menguasai panggung dan
audiens
Maka kita tidak membuat batas antara kita sebagai presenter dengan para
audiens. Para audiens akan merasa lebih dekat dengan kita. Kalau audiens
merasa dekat dengan si presenter, maka mereka akan lebih mempercayainya.
5. Menggunakan Bantuan Teknologi
Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka kita bisa
menggunakan bantuan teknologi.
Kita bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu, kita bisa bebas
bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan poin-poin penting
yang ada di dalam slide presentasi kita.
Kita bisa memasukkan potongan animasi atau video yang berhubungan
dengan tema presentasi Anda ke dalam slide presentasi. Dengan cara itu,
audiens akan semakin tertarik dan tidak bosan dengan presentasi kita.
6. Kuasai peralatan yang ada disekitar kita
Saat presentasi, kita menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop, atau
handled remote. Walau kita mungkin dibantu oleh seorang asisten untuk
mengoperasikan peralatan tersebut, tapi kita juga harus menguasainya.
Hal itu diperlukan agar kita tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba terjadi
masalah terhadap peralatan-peralatan yang kita gunakan. Saat ada kesalahan
teknis, kita bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus dilakukan.
Perasaan tenang ini akan membuat kita semakin percaya diri saat
membawakan presentasi.
7. Lakukan kontak mata
Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih intens
dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens yang
sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan.
Tapi, jangan khawatir jika kita harus menyampaikan presentasi di depan
puluhan, bahkan ratusan audiens. Kontak mata tetap dapat dilakukan. kita
tinggal mengarahkan tatapan Anda pada para audiens yang dianggap dapat
mewakili sudut-sudut tempat mereka duduk.
Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk
mendengarkan kita secara bergantian. Dengan demikian, para audiens akan
merasa bahwa kita memperhatikan mereka. Merekapun akan memperhatikan
kita.
Jangan lupa juga untuk tersenyum ketika kita melakukan kontak mata dengan
para audiens.
8. Kenali audiens
Ini sangat penting. kita akan dapat membuat materi presentasi yang tepat jika
kita mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens kita nanti. Kita juga akan
mengetahui bagaimana cara yang pas untuk menyampaikannya.
Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang mereka,
seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan mereka.
Materi dan gaya penyampaian presentasi kita kepada para siswa tentu akan
berbeda presentasi di hadapan para bapak ibu guru dan staf sekolah.
9. Memperhatikan penampilan
Penampilan kita sebagai presenter adalah wujud dari sikap penghargaan kita
kepada para audiens. Jika kita berpenampilan rapi, maka audiens akan merasa
dihargai oleh kita. Dengan menghargai audiens, maka kita berarti menghargai
diri sendiri.
Penampilan kita yang sesuai dengan presentasi yang kita bawakan juga akan
meningkatkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.
10. Bersikap professional
Sikap profesional ini bisa kita tunjukkan dengan datang sebelum waktu yang
telah ditetapkan. Jadi kita bisa mempersiapkan diri dulu sebelum tampil.
Presentasipun dapat dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, sikap profesional juga dapat ditunjukkan ketika ada audiens yang
mengajukan pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut dengan baik dan benar.
Kalau kita membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memberikan jawaban
yang memuaskan, maka katakan kepada audiens yang bertanya itu bahwa kita
tidak bisa menjawab pertanyaannya sekarang. Katakan bahwa kita akan
menjawab pertanyaannya via email dan jangan menunggu terlalu lama untuk
mengirimkan jawabannya kepada para audiens yang bertanya.

Anda mungkin juga menyukai