NIM : 180610058
Modul 3
MODUL III
PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN KELUARGA
Setelah melakukan identifikasi masalah kesehatan pada keluarga Tn.Robert, dr.Syakir kemudian
menganalisis masalah tersebut secara tertulis dan sistematis dengan menggunakan pendekatan beberapa
teori perilaku kesehatan, diantaranya Teori HL-Blum. Masalah yang telah diidentifikasi, dilakukan
skoring dengan metode Hanlon sehingga masalah utama dalam keluarga binaan tersebut dapat diketahui.
Setelah melalui penelaahan panjang, dr.Syakir dapat menentukan prioritas masalah pada keluarga
Tn.Robert, yang nantinya akan dicarikan alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut. Rumusan
penyelesaiaan masalah kesehatan keluarga Tn.Robert akan dipresentasikan kepada kepada Puskesmas
sebagai bentuk laporan kerja dr. Syakir. Bagaimana dr.Syakir melakukan analisis masalah kesehatan
dan presentasi yang baik?
JUMP 1
Terminology :
Teori HL blum : sebuah teori yang menjelaskan ada 4 faktor , lifestyle ,kelainan lingkungan ,
Metode hanlon : system dasar penilaian prioritas dengan cara relative tidak absolut dan mutlak
Sistematis : Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya
Prioritas masalah : suatu penentuan prioritas sejauh ana masalah itu penting dan yg mana harus di
selesaikan terlebih dahulu , untuk menentukan yg mana lebih penting di selesaikan
Presentasi : penyampaian ide / suatu kerjaan yang bisa juga di bilang suatu komunikasi
Prilaku Kesehatan ; suatu respon Kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan Kesehatan , termasuk
pola hidup dan lingkungan hidup
JUMP 2
Rumusan masalah
JUMP 3
Hipotesa
1. pemecahan masalah dengan me identifikasi masalah dengan menentukan prioritas dan di cari
metode penyelesaian dan setelah itu dengan melakukan metode alternatif yang di lakukan
identifikasi masalah – penetapan prioritas masalah ( metode hanlon ) – analisis penyebab
masalah di bahas epideomologi dan lain lai – di dapatkan penyebab utama dalam masalah
tersebut – di dapatkan alternatif pemecahan masalah
3. Metode Snehandu B. Kar (5 faktor : niat, dukungan sosial, ada tidaknya ifo ttg playanan
kesehatan, otonomi pribadi, sistuasi bertindak )
- Health Belief Model : digunakan dalam menjelaskan perubahan perilaku Kesehatan
- Teori self efficacy : keyakinan individu atas perilaku kesehatannya
- Teori Social cognitivve of self-regulation : teori pembelajaran sosial menjadi dasar
terbentuknya perilaku kesehatan
4. Cara menentukan prioritas masalah harus melihatdampak Kesehatan , menillai anak dan si ibu
dalam masalah Kesehatan , dengan cara pendekatan fermentative , menentukan sumber yang ada ,
dan dapat dilakukan dengan melkukan bantuan orang orng yg paham dalam menentukan masalah
tersebut
- Dalam penentuan prioritas dapat dilakukan dengan Teknik scoring dan pembobotann , hal hal
yang di pertimbangkan (njenis penyakit , dan keparahan penyakit ,
- Menentukan besar masalah
- Menentukan distribusi masalah apakah sudah terjangkau permasalahan tersebut
Langkah
1 identifikasi kriteria
2 menentukan masalah Kesehatan yg berkaitan dengan lingkungan
3 melakkan pembobotan masalah dengan metode scoring
4 mengkaji kriteria dari suatu masalah
6. Tujuan analisi
Memahami Kesehatan , mempermudah menentukan prioritas , memudahkan menentukan analisi
masalah
8. Metode hanlon
Kriteria
- Urgensi pertimbangan dalam aspek waktu
- Atau kegawatan dalam besaran kuantitatif
- Perkembangan masalah
4 kelompok
- Kelompok k. A besar nya masalah
- Kelompok k. B besar nya masalah
- Kelompok k. C .Penangulangan suatu masalah
- Kelompok k. D Dan faktor masalah
Syarat prsentasi
Menguasai materi
Harus memiliki keberanian
Sanggup menampilkan dan secara teratur
Memperlihatkan sikap yang tidak kaku
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting
sampai yang kurang penting.
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah dikarenakan
dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin
menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah
lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan
Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama
dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Namun, penetapan prioritas
mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit
dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas.
Terdapat perbedaan dari cara penetepan prioritas pada seorang ahli epidemiologi, administrator dan
ahli hukum. Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk menilai penetapan prioritas terutama sebagai
suatu masalah penentuan mortalitas dan mortabiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan tertentu.
Pendekatan ini dipakai secara berlebihan dalam versi pertama “Metode Amerika Latin” dalam
perencanaan kesehatan. Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam
hubungannya dengan yang disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin sebagai
“kerawanan” masalah-masalah kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada ketersediaan metode teknis
untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian. Sedangkan
para ekonom memberi penekanan khusus pada biaya. Hal ini biasanya merupakan kendala akhir yang
menentukan apa yang akan dilakukan. Kebijakan penting dalam menyeimbangkan ongkos
perencanaan kesehatan umumnya adalah menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara
maksimum dari pada memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil
masyarakat.
2. METODE PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah masalah-masalah
kesehatan teridentifikasi.
Cara memilih prioritas
1. Scoring Technique
Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai
parameter tertentu yang telah ditetapkan.
Parameter yang dimaksud adalah :
a. Besarnya masalah atau prevalensi penyakit
b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan.
c. Kenaikan prevalensi masalah (rate of increase)
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need)
e. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan (social benefit)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
g. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah (resources
availibilily)
h. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility)
d. Metode Hanlon
Metode ini memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan
cara yang relatif, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sederajat, dan objektif. Dalam
buku Public Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett, Times
Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning (Spiegel and Hyman,
Aspen Publishers), metode Hanlon memiliki tiga tujuan utama:
1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas
2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki bobot relatif
satu sama lain
3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan
dinilai secara individual.
Proses penentuan kriteria diawali dengan pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan, merumuskan dan menetapkan kriteria. Sumber informasi yang
dipergunakan dapat berasal dari :
1. Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota
2. Saran dan pendapat nara sumber
3. Peraturan pemerintah yang relevan
4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.
Langkah selanjutnya adalah :
1. Menginventarisir kriteria
2. Menginventalisir dan mengevaluasi kriteria
Metode Hanlon hampir sama dengan metode MCUA, dilakukan dengan memberikan
skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).
2. Metode Delphi
Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang
sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati
bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap
peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah
pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari
1. Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan
2. Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap mengetahui dan
menguasai permasalahan
3. Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner
yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah
4. Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan
mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan
5. Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/
memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada
pemimpin kelompok/pembuatan keputusan
5. Teknik Presentasi
1. Tunjukkan pasion dan sikap semangat
Saat menyampaikan presentasi, tunjukkan passion kita kepada para audiens.
Tunjukkan bahwa kita bersemangat dan antusias membawakan tema
presentasi tersebut.
Memang, kita harus membuat materi presentasi yang menarik. Tapi, jika kita
ragu-ragu ketika menyampaikannya, maka itu bisa membuat kita kelihatan
tidak kompeten.
Kita membuat materi yang bagus, tapi kita terlihat ogah-ogahan saat
menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-ogahan untuk
mendengarkan kita.
Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat kita merasa percaya
diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat berpengaruh kepada
audiens. Rasa percaya diri akan membuat kita lebih bersemangat. Audiens
juga akan bersemangat mendengarkan kita.
2. Mulailah membuka presentasi yang menarik dan memukau
Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini sering kita
dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan ketika kita
membuka presentasi tersebut.
Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan, apakah
audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau tidak. Kalau
audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah melakukan tindakan
yang diharapkan, maka berarti presentasi tersebut efektif.
Banyak presentasi yang gagal menjadi sebuah presentasi yang efektif karena
presenter tidak bisa menyampaikan pembukaan presentasi yang menarik.
3. Sampaikan materi dengan singkat dan jelas
Kita tentu malas jika harus mendengarkan orang yang berbicara dengan
bertele-tele. Demikian juga para audiens. Kalau presenternya bertele-tele saat
menyampaikan presentasi, maka mereka akan bosan. Presentasipun tidak akan
efektif.
Sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema presentasi yang kita
bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan presentasi, karena bagian
itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.
Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau tidaknya
kita berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang kita sajikan.
Usahakan agar kita tidak membuat slide yang isinya membosankan dan malah
membuat audiens bingung dan salah fokus.
Sama seperti penyampaian presentasi, slide presentasi juga harus dibuat
sesimpel mungkin agar menarik dan dapat dipahami oleh para audiens.
Artike Lainnya Perbedaan Windows 10 Home dan 10 Pro?
4. Bersikap santai dan rileks
Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya berdiri diam di atas
panggung atau mimbar. Kita bisa sambil berjalan-jalan di atas panggung,
bahkan sesekali mendekat kepada audiens.
Dibutuhkan sikap percaya diri dan rileks dalam menguasai panggung dan
audiens
Maka kita tidak membuat batas antara kita sebagai presenter dengan para
audiens. Para audiens akan merasa lebih dekat dengan kita. Kalau audiens
merasa dekat dengan si presenter, maka mereka akan lebih mempercayainya.
5. Menggunakan Bantuan Teknologi
Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka kita bisa
menggunakan bantuan teknologi.
Kita bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu, kita bisa bebas
bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan poin-poin penting
yang ada di dalam slide presentasi kita.
Kita bisa memasukkan potongan animasi atau video yang berhubungan
dengan tema presentasi Anda ke dalam slide presentasi. Dengan cara itu,
audiens akan semakin tertarik dan tidak bosan dengan presentasi kita.
6. Kuasai peralatan yang ada disekitar kita
Saat presentasi, kita menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop, atau
handled remote. Walau kita mungkin dibantu oleh seorang asisten untuk
mengoperasikan peralatan tersebut, tapi kita juga harus menguasainya.
Hal itu diperlukan agar kita tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba terjadi
masalah terhadap peralatan-peralatan yang kita gunakan. Saat ada kesalahan
teknis, kita bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus dilakukan.
Perasaan tenang ini akan membuat kita semakin percaya diri saat
membawakan presentasi.
7. Lakukan kontak mata
Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih intens
dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens yang
sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan.
Tapi, jangan khawatir jika kita harus menyampaikan presentasi di depan
puluhan, bahkan ratusan audiens. Kontak mata tetap dapat dilakukan. kita
tinggal mengarahkan tatapan Anda pada para audiens yang dianggap dapat
mewakili sudut-sudut tempat mereka duduk.
Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk
mendengarkan kita secara bergantian. Dengan demikian, para audiens akan
merasa bahwa kita memperhatikan mereka. Merekapun akan memperhatikan
kita.
Jangan lupa juga untuk tersenyum ketika kita melakukan kontak mata dengan
para audiens.
8. Kenali audiens
Ini sangat penting. kita akan dapat membuat materi presentasi yang tepat jika
kita mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens kita nanti. Kita juga akan
mengetahui bagaimana cara yang pas untuk menyampaikannya.
Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang mereka,
seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan mereka.
Materi dan gaya penyampaian presentasi kita kepada para siswa tentu akan
berbeda presentasi di hadapan para bapak ibu guru dan staf sekolah.
9. Memperhatikan penampilan
Penampilan kita sebagai presenter adalah wujud dari sikap penghargaan kita
kepada para audiens. Jika kita berpenampilan rapi, maka audiens akan merasa
dihargai oleh kita. Dengan menghargai audiens, maka kita berarti menghargai
diri sendiri.
Penampilan kita yang sesuai dengan presentasi yang kita bawakan juga akan
meningkatkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.
10. Bersikap professional
Sikap profesional ini bisa kita tunjukkan dengan datang sebelum waktu yang
telah ditetapkan. Jadi kita bisa mempersiapkan diri dulu sebelum tampil.
Presentasipun dapat dimulai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, sikap profesional juga dapat ditunjukkan ketika ada audiens yang
mengajukan pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut dengan baik dan benar.
Kalau kita membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memberikan jawaban
yang memuaskan, maka katakan kepada audiens yang bertanya itu bahwa kita
tidak bisa menjawab pertanyaannya sekarang. Katakan bahwa kita akan
menjawab pertanyaannya via email dan jangan menunggu terlalu lama untuk
mengirimkan jawabannya kepada para audiens yang bertanya.