MODUL 1
KELAINAN TIROID
SKENARIO 1 : Derita Sesak
Ny. A, 53 tahun datang ke IGD Cut Meutia diantar oleh keluarganya dengan
keluhan sesak berat yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan jantung berdebar, berkeringat lebih dan diikuti dengan demam sejak 1
minggu yang lalu serta nafsu makan yang meningkat, namun berat badan menurun
dalam 1 bulan terakhir ini. Sejak adanya benjolan di leher tahun 2016 ,pasien
mendapat obat PTU dari Puskesmas setempat, namun belakangan pasien sudah
tidak rutin lagi mengkonsumsi obat tersebut. Selain mendapatkan obat untuk
benjolan dilehernya, pasien juga didiagnosis dengan gangguan jantung mendapat
terapi digoksin 3 x 0,25mg dan captopril 1 x 50 mg pasien tidak rutin meminum
obat tersebut. Hal yang sama didapati juga didapati pada adik sepupu Ny.A yang
tinggal di dataran tinggi yang saat ini dalam kondisi hamil.
Bagaimana anda menjelaskan kasus diatas
JUMP 1. TERMINOLOGI
Keadaan khusus
Anak Dewasa kehamilan
Etiologi, Epidemiologi,
Patofisiologi, Mk
Px fisik &
Penunjang
Dx & DD
Tatalaksana Rujukan
Prognosis
& Komplikasi
JUMP 5. LO
PENGERTIAN
SAMPAI SAAT INI BELUM DIDAPATKAN ANGKA YANG PASTI INSIDEN DAN
PREVALENSI HIPERTIROID PADA ANAK DI INDONESIA.BEBERAPA PUSTAKA DI LUAR
NEGERI MENYEBUTKAN INSIDENNYA PADA MASA ANAK SECARA KESELURUHAN
DIPERKIRAKAN 1/100.000 ANAK PER TAHUN (BIRREL, 2004). MULAI 0,1/100.000 ANAK PER
TAHUN UNTUK ANAK 0-4 TAHUN, MENINGKAT SAMPAI DENGAN 3/100.000 ANAK
PERTAHUN PADA USIA REMAJA (LEVARD, 1994). SECARA KESELURUHAN INSIDEN
HIPERTIROID PADA ANAK JUMLAHNYA KECIL SEKALI ATAU DIPERKIRAKAN HANYA 5-6%
DARI KESELURUHAN JUMLAH PENDERITA PENYAKIT GRAVES SEGALA UMUR (DALLAS,
1996).
ETIOLOGI
LEBIH DARI 95% KASUS HIPERTIROID DISEBABKAN OLEH PENYAKIT GRAVES, SUATU
PENYAKIT TIROID AUTOIMUN YANG ANTIBODINYA MERANGSANG SEL-SEL UNTUK
MENGHASILKAN HORMON YANG BERLEBIHAN
TSH-INDUCED HYPERTHYROIDISM:
INSPEKSI
INSPEKSI DILAKUKAN KEPADA PENDERITA DENGAN POSISI DUDUK DAN KEPALA SEDIKIT
DIEKSTENSI.PEMERIKSA BERADA DIDEPAN PENDERITA DAN MEMPERHATIKAN PERUBAHAN
WARNA KULIT, ULKUS, FISTEL, SEKRET, DAN TENTUKAN LOKASI. SETERUSNYA, PEMERIKSA
AKAN MENENTUKAN LOKASI, JUMLAH DAN BENTUK PADA BENJOLAN. BILA BENJOLAN
BERADA DI TENGAH LEHER, PENDERITA DISURUH MENEGUK AIR DAN PERHATIKAN
BENJOLAN BERGERAK KEATAS.
PALPASI
-TENGGOROKAN KERING.
-WAJAH MEMBENGKAK.
-PENGLIHATAN KABUR.
-PENDENGARAN BERKURANG.
PENYEBAB HIPOTIROIDISME
-TES DARAH UNTUK MENGUKUR KADAR T4 DAN TSH DALAM DARAH. KADAR T4 YANG
SANGAT RENDAH DALAM DARAH DAPAT MENUNJUKKAN ADANYA KONDISI HIPOTIROIDISME
PADA DIRI SESEORANG. PADA BEBERAPA KASUS, KADAR T4 DALAM DARAH SESEORANG
MASIH DALAM ANGKA NORMAL, AKAN TETAPI TERJADI PENINGKATAN TSH. KONDISI
TERSEBUT DINAMAKAN HIPOTIROIDISME RINGAN ATAU HIPOTIROIDISME SUBKLINIKAL.
ANGKA NORMAL TSH ADALAH 0,4-4,2 MIU/L. SEDANGKAN PADA PENDERITA HIPOTIROIDISME
SUBKLINIKAL, ANGKA TSH DALAM DARAH BIASANYA BERKISAR ANTARA 4,5-10,0 MIU/L.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA PENGOBATAN MENGGUNAKAN LEVOTIROKSIN ADALAH:
-DOSIS LEVOTIROKSIN HARUS TEPAT. KELEBIHAN DOSIS LEVOTIROKSIN DAPAT MENYEBABKAN PASIEN
MENGALAMI EFEK SAMPING BERUPA PENINGKATAN NAFSU MAKAN, INSOMNIA, DENYUT JANTUNG
BERTAMBAH CEPAT, DAN KEGOYAHAN BADAN.
-PENYERAPAN LEVOTIROKSIN OLEH TUBUH DAPAT DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA HAL, TERUTAMA MAKANAN
YANG DIKONSUMSI.
KOMPLIKASI HIPOTIROIDISME
Epidemiologi
terjadi pada 1 dari 3000 sampai 4000 bayi baru lahir. Penyakit ini dapat terjadi secara
transient, namun lebih sering terjadi secara permanen. Kelainan ini terjadi dua kali
lebih sering pada anak perempuan. Hipotiroid kongenital yang disebabkan oleh defek
organifikasi biasanya diturunkan resesif.
ETIOLOGI
1. Kekurangan iodium
2. Kelainan metabolisme bawaan
3. Obat” yang menyekat sintesis hormon (Goitrogen)
4. Dapat terjadi sesudah pembedahan kelenjar tiroid
5. Kegagalan hipotalamus
6. Kegagalan hipofisis anterior
7. Ketidakmampuan kelenjar tiroid dalam mensintesis hormon
dalam jumlah yang cukup banyak
PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid bekerja di bawah pengaruh kelenjar hipofisis, diproduksi hormon
tiretropik untuk mengatur produksi hormon tiroid tiroksin (T3) dan triiodotironin
(T4) dibentuk dari monoido-tirosin MIT dan diido-tirosin DIT memerlukan
iodium
T3 dan T4 diperlukan :
1. Proses metabolic pada pemakaian oksigen
2. Merangsang sintesis protein
3. Mempengaruhi sintesis protein, lemak dan vitamin
4. Hormon ini juga dibutuhkan dalam mengubah karoten menjadi vitamin A
5. Untuk pertumbuhan badan, sangat dibutuhkan tetapi harus bekerja sama dengan
GH
Klasifikasi Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid kongenital terdiri dari hipotiroid kongenital primer, sekunder dan
tersier. Untuk hipotiroid sekunder kerusakan terjadi di hipofisis dan untuk
hipotiroid kongenital primer, kerusakan terjadi pada bagian tiroid dan untuk
hipotiroid kongenital tersier kerusakan terjadi pada pituitari.
Selain itu dikelompokan menjadi:
1. Tidak Adanya Kelenjar Tiroid ( Athyrosis)
2. Kelenjar Tiroid Ektopik
3. Malformasi Kelenjar Tiroid pada Posisi Normal (Hypoplasia)
4. Kelenjar Tiroid Tumbuh dengan Normal Namun Tidak Dapat Berfungsi
Optimal (Dysmorphogenesis)
Manifestasi Klinis
• Pada neonatus, gejala khas hipotiroid seringkali tidak tampak dalam beberapa
minggu pertama kehidupan.
• Salah satu tanda yang khas dari hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir
adalah fontanela posterior terbuka dengan sutura cranial yang terbuka lebar
akibat keterlambatan maturasi skeletal prenatal.
• Gejala berikutnya yang paling sering adalah hernia umbilikalis, namun kurang
spesifik.
• Tanda dan gejala lain yang jarang terlihat adalah konstipasi (Riwayat BAB
pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit), hipotonia, suara tangis serak,
kesulitan makan atau menyusui, bradikardi dan kulit kering dan kasar.
Bayi dengan hipotiroid kongenital.(Gambar A) didapatkan hernia umbilikalis,hipotoni, letargi. (Gambar B)
didapatkan Lidah besar, ikterus, wajah sembab.
anamnesis
• ikterus lama, letargi, konstipasi, nafsu
makan menurun dan kulit teraba dingin.
Selain itu, didapat pertumbuhan anak
kerdil, ekstremitas pendek, fontanel
anterior dan posterior terbuka lebih lebar,
mata tampak berjauhan dan hidung pesek.
Mulut terbuka, lidah yang tebal dan besar
menonjol keluar, gigi terlambat tumbuh.
Leher pendek dan tebal, tangan besar dan
jari-jari pendek, kulit kering, miksedema
dan hernia umbilikalis
SKRINING HK
• Skrining HK paling baik dilakukan saat bayi berumur 48-72 jam atau
sebelum bayi pulang. Sedikit darah bayi diteteskan di atas kertas saring
khusus, dikeringkan kemudian bercak darah dikirim ke laboratorium
• Di laboratorim kadar hormon TSH diukur dan hasilnya dapat diketahui
dalam waktu kurang dari 1 minggu. Bila hasil tes tidak normal, bayi akan
diperiksa oleh Tim Konsultan Program Skrining Bayi Baru Lahir. Di
Indonesia baru dilaksanakan sejak tahun 2000 dan sampai tahun 2014, baru
diskrining kurang dari 1% dari jumlah seluruh bayi baru lahir
Laboratorium
• Penyakit hipotiroid kongenital dapat dideteksi dengan tes
skrining, yang dilakukan dengan pemeriksaan darah pada bayi
baru lahir atau berumur 3 hari atau minimal 36 jam atau 24 jam
setelah kelahiran.
Sampai saat ini belum didapatkan angka yang pasti insiden dan
prevalensi hipertiroid pada anak-anak di Indonesia. Beberapa penelitian
di luar negeri, insiden hipertiroid pada anak diperkirakan 1/100.000 anak
per tahun. Mulai 0,1/100.000 anak per tahun untuk anak per tahun untuk
anak 0-4 tahun, meningkat sampai dengan 3/100.000 anak pertahun pada
usia remaja. Secara keseluruhan insiden hipertiroid pada anak jumlahnya
kecil sekali, atau diperikarakan hanya 5-6% dari keseluruhan jumlah
penderita penyakit Graves segala umur.
ETIOLOGI
1. Penyakit Graves
2. McCune-Albright Sindrom
3. Tiroiditis Subakut (virus)
4. Adenoma Pituitari
MANIFESTASI KLINIS