KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhannyya guna mempertahankan
hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan kondisi
kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan dirinya. (Lilik Ma rifatul Azizah, 2016)
3. ETIOLOGI
Menurut (Yosep & Sutini, 2014) Penyebab kurang perawatan
diri adalah:
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan menjalani klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termauk perwatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan
diri adalah kurang penurunan motifasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yaang dialami iindividu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
5. RENTANG RESPON
6. FASE
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga
merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien
berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan,
kecemasan dimana-mana, tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional, dan hubungan positif dengan orang lain yang melibatkan diri
dalam situasi yang baru. Ia terus berusaha mendapatkan rasa aman.
Begitu menyakitkan sehingga rasa nyaman itu tidak tercapai. Hal ini
menyebabkan ia membayangkan nasionalisasi dan mengaburkan realitas
dari pada kenyataan. Keadaan dimana seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stressor
interval atau lingkungan dengan adekuatnya. (Keliat & Akemat, 2019)
7. JENIS
Menurut (Yosep & Sutini, 2014) , jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri: mandi;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/ berkativitas perawatan diri untuk diri
sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan beriasuntuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri: makan ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sendiri
d. Defisit perawatan diri: eliminasi ;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan elimiinasi sendiri
8. PERILAKU
Perilaku klien tidak yakin dengan apa yang diharapkan jika
perilaku klien tidak lazim atau tidak dapat diperkirakan keluarga. Juga
dapat merasa bersalah atau bertanggung jawab dengan meyakini bahwa
mereka gagal menyediakan kehidupan penuh cinta dan dukungan klien
bahwa mereka gagal menyediakan kehidupan dirumah dan dukungan.
(Lilik Ma rifatul Azizah, 2016)
9. MEKANISME KOPING
a. Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan menemukan
ciri khas sari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidak setujuanterhadap realitia dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah
paling sederhana dan primitive
c. Isolasi diri, menarik diri
Sikap mengelompokkan orang/ keadaan hanya sebagai
semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan menandukkan
niali-nilai postif dan negatif didalam diri sendiri.
d. Intelektualisasi
Penggunaan logika dan alsan yang berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu. (Dermawan & Rusdi, 2014)
10. PENATALAKSANAAN
Pasien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak
membutuhkan perawatan medis karena hanya mengalami gangguan jiwa,
pasien lebih membutuhkan terapi kejiwaan melalui komunikasi
terapeutik. (Dermawan & Rusdi, 2014)
B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
a. Data Subjektif
1) Pasien merasa lemah
2) Malas untuk beraktifitas
3) Merasa tidak berdaya
b. Data Objektif
1) Rambut kotor, acak-acakan
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku panjang dan tidak terawat
c. Mekanisme Koping
1) Regresi
2) Penyangkalan
3) Isolasi sosial menarik diri
4) Intelektualisasi (Keliat & Akemat, 2019)
Format/Data fokus pengkajian pada klien dengan Defisit Perawatan Diri
a. Status Mental
Penampilan
[ ] Tidak rapi
[ ] Pengunaan oakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan…………………………………
Masalah Keperawatan………………………………………
b. Kebutuhan sehari-hari
1) Kebersihan diri
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
2) Makan
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
3) BAB/BAK
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
4) Berpakaian/berhias
[ ] Bantuan Minimal [ ] Bantuan Total
Jelaskan………………………………………….
Masalah Keperawatan……………………………………..
3. Analisa Data
a. Data subjektif
1) Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin,
atau di RS tidak tersedia alat mandi
2) Klien mengatakan dirinya malas berdandan
3) Klien mengatakan ingin disuapi makan
4) Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK maupun BAB. (Yosep & Sutini, 2014)
b. Data objektif
1) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor
2) Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai,
tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK (Yosep & Sutini, 2014)
4. Pohon Masalah
Efek Risiko Tinggi Isolasi Sosial
Core Problem Defisit Perawatan Diri
Etiologi Harga Diri Rendah Kronis
(Dermawan & Rusdi, 2014)
5. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan dan BAK/BAB.
(Lilik Ma rifatul Azizah, 2016)
6. Intervensi
Rencana Keperawatan Defisit Perawatan Diri
Diagnosa Perencanaan Intervensi
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
Defisit perawatan diri: mandi, 1. Klien dapat mengenal 1.1 Klien dapat menyebutkan 1.1.1 Diskusikan bersama klien
berpakaian, makan, eliminasi tentang pentingya pentingya kebersihan diri pentingya kebersihan diri
kebersihan diri dalam waktu 2 kali dengan cara menjelaskan
pertemuan: pentingya tentang arti
Tanda tanda bersih bersih dan tanda – tanda
Badan tidak bauh bersih
Rambut rapih, bersih 1.1.2 Dorong klien untuk
dan tidak bauh menyebutkan 3 dari 5
bauh mulut
Baju rapih an tidak bau
2. Klien dapat 2.1 Klien berusaha untuk 2.1.1 Motivasi klien untuk
mengidentifikasi penyebab memelihara kebersihan diri, mandi:
perilaku kekerasan yaitu: Ingatkan caranya,
Mandi pakai sabun dan evaluasi hasilya dan
disiram dengan air beri umpan balik
sampai bersih Bimbing klien dengan
Mengganti pakayan bantuan minimal
bersih sekali sehari dan Jika hasilya kurang,
merapikan penampilan. kaji hambatan yang
ada
2.1.2 Bimbing klien untuk
mandi
Ingatkan dan anjurkan
untuk mandi 2 kali
sehari dengan
menggunakan sbun
Anjurkan klien untuk
meningkatkan cara
mandi yang benar
2.1.3 Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap
hari:
Anjurkan lklien untuk
mempertahankan dan
meningkatkan
penampilan diri setiap
hari
Dorong klien untuk
mencuci pakayanya
sendiri
Demonstrasikan cara
mencuci pakayan
yang benar dengan
sabun dan dibilas
2.1.4 Kaji keinginan klien untik
memotong kuku dan
merapikan rambut
Beri kesempatan pada
klien untuk
melakukan sendiri
Ingatkan potong kuku
dan keramas
2.1.5 Kolaborasi dengan
perawat ruangan untuk
mengelolah fasilitas
perawatan kebersihan
diri, seoerti mandi, dan
kebersihan kamar mandi
2.1.6 Bekerja sama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti
odol, sikat gigi, sampo,
pakayan ganti, handuk
dan sandal
3. Klien dapat melakukan 3.1 Setelah satu minggu klien 3.1.1 Monitor klien dalam
kebersihan perawatan diri dapat melakukan perawatan melaksanakan kebersihan
secara mandiri kebersihan diri secara rutin diri secara teratur.
dan teratur tanpa anjuran Ingatkan untuk mencuci
Mandi pagi dan sore rambut, menyisir, gosok
Ganti baju setiap hari gigi, ganti baju dan pakai
Penampilan bersih dan sandal
rapi
4. Klien dapat 4.1 Klien selau tampak bersih 4.1.1 Beri reinforcement positif
mempertahankan dan rapi jika klien berhasil
kebersihan diri secara melakukan kebersihan
mandiri diri
5. Klien dapat dukungan 5.1 Keluarga selalu mengingat 5.1.1 Jelaskan pada keluarga
keluarga dalam hal-hal yang berhubungan tentang penyebab kurang
meningkatkan kebersihan dengan kebersihan diri minatnya klien menjaga
diri kebersihan diri
5.1.2 Diskusikan bersama
keluarga tentang tindakan
yang telah dilakuan klien
selama di RS dalam
menjaga kebersihan dan
kemajuan
5.1.3 Anjurkan keluarga untuk
memutuskan memberi
stimulasi terhadap
kemajuan yang telah
dialami di RS
7. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuiakan dengan rencana tindakan
keperawatn.Dengan memperhatikan mengutaman masalah utama yang aktual dan
mengancam integritas klien dan lingkungan. (Lilik Ma rifatul Azizah, 2016)
8. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjuatan uantuk emniali efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon
klien terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan SOAP, sebagai pola piker atauacuan.
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan
A: Analis aulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
terkontradiksi dengan masalah yang ada
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
klien (Muhith, 2015)
Keliat, N. A., & Akemat. (2019). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lilik Ma rifatul Azizah. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa . Yogyakarta:
Indomedia Pustaka.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori Dan Aplikasi. Yogjakarta: CV Andi
Offset.
Yosep, I., & Sutini, T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Dan Advance Mental Health
Nursing. Bandung: PT Refika Aditama.