Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


SESI III: KEMAMPUAN KLIEN BERCAKAP-CAKAP

Disusun oleh :

1. Alfina Choirunisa (1902040)

2. Angga Daniel R S (1902041)

3. Anggita Rizki K (1902042)

4. Aprilia Saputri (1902043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


KLATEN 2019/2020
A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain (Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada
klien yang menarik diri atau mengalami isolasi sosial sehingga individu
menghindari interaksi dengan orang lain (Keliat, 2011). Apabila individu
memiliki mekanisme koping yang adaptif maka peningkatan sosialisasi
akan lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang memiliki
mekanisme koping maladaptif akan menimbulkan masalah yang lebih
banyak dan lebih buruk apabila tidak segera diberikan penanganan atau
terapi. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila individu menarik diri
antara lain adalah kerusakan komunikasi verbal dan nonverbal, gangguan
hubungan interpersonal, gangguan interaksi sosial, dan resiko perubahan
persepsi sensori (halusinasi). Apabila tidak diatasi dengan segera maka
akan dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan
(Keliat, 2006). Pada sesi ini terapi difokuskan untuk meningkatkan
kemampuan klien untuk bercakap-cakap.

B. Landasan teori
Isolasi sosial merupakan percobaan unuk menghindari interaksi
dengan orang lain dan menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat,
2011). Isolasi sosial adalah keadaan di mana individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya; klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
lain (Yosep, 2010).
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan salah satu terapi
modalitas keperawatan jiwa dalam rangka pencapaian penyesuaian
psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal klien. Tujuan yang
ditetapkan didasarkan pada kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh
sebagian besar peserta. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi
adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan
sosialisasi (Prabowo, 2015).

C. Tujuan
1. Tujuan Umum (TUM)
Tujuan umum untuk TAK sosialisasi sesi III ini adalah agar klien
mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
2. Tujuan Khusus (TUK)
Tujuan khusus dari TAK sosialisasi sesi III ini adalah:
a. Klien mampu mengajukan pertanyaan tentang kehidupan
pribadi kepada satu orang anggota kelompok
b. Klien mampu menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi.

D. Pengorganisasian
Struktur organisasi dalam TAK sesi 1 ini antara lain:
a. Leader : Gerry Wina Sartika Butar-Butar
b. Co-leader : Injilia Sambow
c. Fasilitator : Dwi Anidar, Dessy Lusiana, dan Cicilia
d. Observer : Lestie Komalasari
e. Operator : Jannasly Supit

E. Tugas dan Peran


1. Leader:
a. Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum
kegiatan dimulai.
c. Menjelaskan aturan permainan
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
e. Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
f. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co-leader:
a. Mendampingi leader.
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien.
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat.
d. Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking
dalam proses terapi.
3. Fasilitator :
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
c. Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
4. Observer :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien
selama kegiatan berlangsung pada format yang tersedia.
c. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan,
proses, hingga penutupan.
5. Operator :
a. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).
b. Timer (mengatur waktu).
Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien
selama kegiatan.
F. Karakteristik Klien
Karakteristik klien yang mengikuti TAK sesi III ini antara lain:
1. Klien dengan halusinasi atau riwayat halusinasi
2. Klien yang sudah mulai kooperatif
3. Klien yang mampu berbicara
4. Jumlah klien 5 orang
G. Alat
Alat yang akan digunakan dalam TAK sesi III ini adalah:
1. Audio player
2. Bola kecil
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal harian klien
H. Seting Tempat
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran di ruangan yang
nyaman dan tenang.

CL L
K

K
K

F F

K K

K K OP
F

Keterangan:
K: Klien L: Leader
O: Observer F: Fasilitator

I. Metode
Metode yang akan digunakan dalam TAK sesi III ini adalah:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi

J. Rincian Kegiatan
Adapun rincian kegiatan TAK sesi III ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Waktu pelaksanaan : Pukul 07.40 – 08.20 WIB
b. Hari / Tanggal : Jumat, 27 Maret 2015
c. Alokasi Waktu
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 30 menit
- Fase Terminasi : 5 menit
d. Tempat : Ruang Yudhistira
e. Jumlah Klien : 5-7 orang
K. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok (pada terminasi
Sesi II TAKS).
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Persiapan
a. Salam terapeutik
- Memberi salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini.
- Menanyakan apakah klien telah mencoba berkenalan dengan
orang lain.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bertanya dan
menjawab tentang kehidupan pribadi.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 40 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Hidupkan audio player dan edarkan bola berlawanan dengan arah
jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara:
- Memberi salam
- Memanggil panggilan
- Menanyakan kehidupan pribadi: keluarga, sekolah, atau
pekerjaan.
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang
kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.
- Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian
klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan
membicarakan topik pembicaraan tertentu.
- Menyepakati waktu dan tempat.

L. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAKS. TAKS sesi III dievaluasi kemampuan verbal
dalam bertanya dan menjawab pada saat bercakap-cakap seta
kemampuan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi
berikut:
Sesi III: TAKS
Kemampuan bercakap-cakap

a. Kemampuan verbal: Bertanya


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1. Mengajukan pertanyaan yang
jelas
2. Mengajukan pertanyaan yang
ringkas
3. Mengajukan pertanyaan yang
relevan
4. Mengajukan pertanyaan secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan verbal: Menjawab


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menjawab secara jelas
2. Menjawab secara ringkas
3. Menjawab secara relevan
4. Menjawab secara spontan
Jumlah

c. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien di bawah judul nama klien.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien dan tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4,
klien mampu; jika ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

d. Dokumentasi.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti
TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai
kemampuan verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2 dan
kemampuan nonverbal 2, maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti
TAKS sesi III, klien belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan
nonverbal. Dianjurkan latihan diulang di ruangan (buat jadwal).

Daftar Pustaka
Keliat, B., dan Akemat, P. (2015). Keperawatan Jiwa: terapi aktivitas kelompok,
edisi 2. Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 2. Jakarta: EGC.
Prabowo, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta:
NucMed.
Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai