Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI

SESI II: KEMAMPUAN BERKENALAN

Dosen Pegampu :

Ns.Dwi Christina, M.Kep

Disusun oleh

Kelompok 3

Chintya Acita Salyas 1902027

Liza Oktaria 1902036

Romana Souaken 1902041

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA

PADANG 2022
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI

SESI II: KEMAMPUAN BERKENALAN

1. Latar Belakang

Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan


orang lain (Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada klien yang menarik
diri atau mengalami isolasi sosial sehingga individu menghindari interaksi dengan
orang lain (Keliat, 2011). Apabila individu memiliki mekanisme koping yang adaptif
maka peningkatan sosialisasi akan lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang
memiliki mekanisme koping maladaptif akan menimbulkan masalah yang lebih
banyak dan lebih buruk apabila tidak segera diberikan penanganan atau terapi.
Dampak yang dapat ditimbulkan apabila individu menarik diri antara lain adalah
kerusakan komunikasi verbal dan nonverbal, gangguan hubungan interpersonal,
gangguan interaksi sosial, dan resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Apabila
tidak diatasi dengan segera maka akan dapat membahayakan diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan (Keliat, 2006). Pada sesi ini terapi difokuskan untuk
meningkatkan kemampuan klien untuk berkenalan.

Landasan teori

Isolasi sosial merupakan percobaan unuk menghindari interaksi dengan orang


lain dan menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat, 2011). Isolasi sosial adalah
keadaan di mana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya; klien mungkin merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan
orang lain (Yosep, 2010).

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan salah satu terapi modalitas


keperawatan jiwa dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan
pencapaian adaptasi optimal klien. Tujuan yang ditetapkan didasarkan pada
kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam
meningkatkan sosialisasi (Prabowo, 2015).

2
2. Tujuan
a. Tujuan Umum (TUM)
Tujuan umum untuk TAK sosialisasi sesi II ini adalah agar klien mampu berkenalan
dengan anggota kelompok.
b. Tujuan Khusus (TUK)
Tujuan khusus dari TAK sosialisasi sesi II ini adalah:
1. Klien mampu memperkenalkan identitas diri sendiri: nama lengkap,nama
panggilan, asal dan hobi.
2. Klien mampu menanyakan identitas diri anggota kelompok lain, nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi.
3. Pengorganisasian

Struktur organisasi dalam TAK sesi II ini antara lain:

a. Leader : Liza Oktaria


b. Co-leader : Chintya Acita Salyas
c. Fasilitator : Romana Soauken
d. Observer : Chintya Acita Salyas
e. Operator : Liza Oktaria
4. Tugas dan Peran
a. Leader:
- Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
- Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan
dimulai.
- Menjelaskan aturan permainan
- Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok.
- Mampu memimpin TAK dengan baik dan tertib.
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co-leader:
- Mendampingi leader.
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien.
- Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
- dibuat.
- Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses
terapi.

3
c. Fasilitator :
- Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
- Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator kepada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer :
- Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan
- berlangsung pada format yang tersedia.
- Mengawasi jalannya aktivitas kelompok mulai dari persiapan, proses,
hingga penutupan.
e. Operator :
- Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik).
- Timer (mengatur waktu).
- Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama
kegiatan.
5. Karakteristik Klien
Karakteristik klien yang mengikuti TAK sesi II ini antara lain:
1. Klien dengan isolasi sosial
2. Klien yang sudah mulai kooperatif dan dapat memahami pesan yang diberikan
3. Klien yang mampu berbicara
4. Jumlah klien 7 orang
6. Alat
Alat yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
1. Audio player
2. Bola kecil
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan harian klien

4
7. Seting Tempat
Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran di ruangan yang nyaman dan tenang.

Keterangan:

K: Klien L: Leader O: Observer

F: Fasilitator CO: Co-Leader OP: Operator

8. Metode
Metode yang akan digunakan dalam TAK sesi II ini adalah:
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran atau stimulasi
9. Rincian Kegiatan

Adapun rincian kegiatan TAK sesi II ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Waktu pelaksanaan : Pukul 09.05 – 09.35 WIB


b. Hari / Tanggal : 29 juni 2022 (Rabu)
c. Alokasi Waktu
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 15 menit
- Fase Terminasi : 10 menit
d. Tempat : Ruang Yudhistira

5
e. Jumlah Klien : 7 orang dengan inisial
Bp. U,Bp. B., Bp. Sl, Bp. S, Bp. R, Bp. Z, Bp. J.
10. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok (pada terminasi Sesi I
TAKS).
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
-Memberi salam terapeutik
-Peserta dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/ Validasi
-Menanyakan perasaan klien saat ini.
-Menanyakan apakah klien telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
-lain.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok.
- Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
a. Hidupkan audio player dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara:
- Memberi salam;
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi;
- Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan
bicara.
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

6
d. Hidupkan musik dan minta klien mengedarkan bola. Pada saat musik
dihentikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang di sebelah kanannya kepada
kelompok, yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Dimulai oleh
terapis sebagai contoh.
e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKS
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan.
- Memasukkan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-cakap tentangn
kehidupan pribadi.
- Menyepakati waktu dan tempat.
11. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS.
Untuk TAKS sesi II, dievaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal
dan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:

7
Sesi II: TAKS
Kemampuan Berkenalan

a. Kemampuan verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama lengkap
6. Menanyakan nama panggilan
7. Menanyakan asal
8. Menanyakan hobi
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien di bawah judul nama klien.


2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda (√) jika ditemukan
pada klien dan tanda (-) jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
- Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
- Kemampuan nonverbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4;
disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
b. Dokumentasi.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAKS pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk
kemampuan verbal dan 3 untuk kemampuan nonverbal, maka catatan keperawatan

8
adalah klien mengikuti TAKS sesi II, klien mampu berkenalan secara verbal dan
nonverbal, anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.

9
Daftar Pustaka
Keliat, B., dan Akemat, P. (2015). Keperawatan Jiwa: terapi aktivitas kelompok, edisi
2.
Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.
Keliat, B. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 2. Jakarta: EGC.
Prabowo, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: NucMed.
Stuart. (2007). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.
Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

10

Anda mungkin juga menyukai