Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI SENSORI

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama Anggota :
1. Ana Ilmiyatul Ula (20.004)
2. Anggita Keandri (20.006)
3. Bina Restu K (20.014)
4. Devin Liandy (20.024)
5. Maya Ambarwati (20.044)
6. Putri Cahyaning (20.057)
7. Rahmatika Fadillah S (20.059)
8. Tuti Putri Pertiwi (20.079)
9. Wahyudha Aji Seta (20.083)

POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA


PRODI DIII KEPERAWATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI SENSORI

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah isolasi sosial
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Salah satu penanganannya yaitu
dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan agar pasien
mampu/dapat berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Provinsi Jawa Tengan
terdapat kasus isolasi sosial. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas
Kelompok tentang isolasi sosial.
B. Landasan Teori
Manusia sebagai makhluk sosial hidup berkelompok dan saling berhubungan
untuk memenuhi kebutuhan sosial. Secara alamiah individu selalu berada dalam
kelompok. Dengan demikian pula dasarnya individu memerlukan hubungan timbal
balik yang didapatkan melalui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan. pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan
jiwa seseorang. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien
melalui terapi aktifitas kelompok melalui dukungan pendidikan, meningkatkan
hubungan interpersonal. (Barkhead, 1989).
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif
dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi daiam berhubungan disertai
respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama,
hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995).
Fokus terapi aktivitas kelompok ini adalah mengajarkan klien untuk
bekerjasama dcngan klien lain dalam melakukan permaian, yang bertujuan untuk
meningkatkan hubungan sosialisasi klien dengan orang lain.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. klien mampu memperkenalkan diri
b. klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain
f. klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g. klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang
telah dilakukan.
D. Sesi Yang Digunakan
Dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi ( TAKS) dibagi dalam 7 sesi, yaitu:
a. Sesi 1: Kemampuan Memperkenalkan Diri
b. Sesi 2: Kemampuan Berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan Bercakap-Cakap
d. Sesi 4: Kemampuan Bercakap-Cakap Topik Tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah Pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan Bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi Kemampuan Sosialisasi
E. Klien
1. Kriteria Klien
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKS, meliputi: menjelaskan
tujuan TAKS pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.
3. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur :
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b. Evaluasi Proses :
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Leader mampu memimpin acara.
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
c. Evaluasi Hasil :
1. Memperkenalkan diri
2. Berkenalan
3. Bercakap-cakap
4. Bercakap-cakap topik tertentu
5. Bercakap-cakap masalah pribadi
6. Bekerjasama
7. Megevaluasi kemampuan sosialisasi.
4. Antisipasi Masalah
a. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas :
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
b. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin :
1. Panggil nama klien
2. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
c. Bila klien lain ingin ikut :
1. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
2. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh
klien tersebut.
5. Pengorganisasian
a. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal :
2. Waktu :
3. Alokasi Waktu :
4. Tempat :
5. Jumlah Klien :
b. Tim Terapi
1. Leader
Uraian tugas :
a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Memimpin jalannya terapi kelompok
c) Memimpin diskusi
2. Co-Leader
a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
c) Membantu memimpin jalannya kegiatan
d) Menggantikan leader jika terhalang tugas
3. Observer
a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok denga evaluasi kelompok
4. Fasilitator
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
5. Setting Tempat

Keterangan :
= Leader

= Co-Leader

= Observer

= Perawat

= Pasien

6. Proses Pelaksanaan
SESI 1 : TAKS
Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta
bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan
pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola
memperkenalkan dirinya.
b) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
c) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap , nama
panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.
d) Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.
e) Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
f) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan klien untuk melakukan tak. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan tak. Untuk tak sesi 1,
dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal
dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

Sesi 1 TAKS Kemampuan Memperkenalkan Diri


a. Kemampuan Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan Non-Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien
mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1

SESI 2 : TAKS
Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 1 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik
1) Salam dari terapis
2) Peserta dan terapis memakai papan nama
b) Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada orang
lain.
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada
disebelah kanan dengan cara :
1) Memberi salam
2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
3) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan
bicara.
4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d) Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah kanannya kepada
kelompok, yaitu : nama lengkap, nama panggilan , asal dan hobi. Dimulai
oleh terapis sebagai contoh.
e) Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.
f) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja .
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK sesi 2, dievaluasi kemampuan klien dalam berkenalan secara verbal
dan nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

Sesi 2 TAKS Kemampuan Berkenalan


a. Kemampuan Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama lengkap

2 Menyebutkan nama panggilan

3 Menyebutkan asal

4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap

6 Menanyakan nama panggilan

7 Menanyakan asal

8 Menanyakan hobi

Jumlah

b. Kemampuan Non-Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
- Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6, disebut
belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5
- Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4,
disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3 untuk
nonverbal, catatan keperawatan adalah : klien mengikuti TAKS sesi 2, klien
mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien untuk berkenalan
dengan klien lain, buat jadwal.

SESI 3 : TAKS
Tujuan
Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok :
a. Menanyakan kehidupan pribadi kepada 1 orang anggota kelompok
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 2 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada disebelah kanan dengan cara :
1) Memberi salam
2) Memanggil panggilan
3) Menanyakan kehidupan pribadi : orang terdekat/dipercayai/ disegani,
pekerjaan.
4) Dimulai oleh terapi sebagai contoh
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja .
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK sesi 3, dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab
pada saat bercakap-cakap serta kemampuan nonverbal dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut.

Sesi 3 TAKS Kemampuan Bercakap-Cakap


a. Kemampuan Verbal : Bertanya
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Mengajukan pertanyaan yang jelas

2 Mengajukan pertanyaan yang


ringkas

3 Mengajukan pertanyaan yang


relevan

4 Mengajukan pertanyaan secara


spontan

Jumlah

b. Kemampuan Verbal : Menjawab


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menjawab dengan jelas


2 Menjawab dengan ringkas
3 Menjawab dengan relevan
4 Menjawab dengan jelas
Jumlah
c. Kemampuan Non-Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata

2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai kemempuan verbal bertanya 2,
kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non verbal 2 maka catatan
keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 3, klien belum mampu bercakap-
cakap secara verbal dan non verbal. Dianjurkan latihan diulang di ruangan ( buat
jadwal ).

SESI 4 : TAKS
Tujuan
Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota
kelompok :
a. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan
b. Memilih topik yang ingin dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 3 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin dibicarakan.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya, ”cara bicara yang baik”
atau ”cara mencari teman”.
c) Tuliskan pada flipchart atau white board topik yang disampaikan secara
berurutan.
d) Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan topik
yang ingin dibicarakan.
e) Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memilih topik yang disukai untuk dibicarakan dari daftar yang ada. f.
Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih topik.
f) Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih.
g) Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
menyampaikan pendapat tentang topik yang dipilih.
h) Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
i) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja .
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK sesi 4, dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan, memilih, dan
memberi pendapat tentang topik percakapan serta kemampuan non verbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

Sesi 4 TAKS Bercakap-Cakap Topik Tertentu


a. Kemampuan Verbal : Menyampaikan Topik
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemampuan Verbal : Memilih Topik


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Memilih topik dengan jelas


2 Memilih topik secara ringkas
3 Memilih topik yang relevan
4 Memilih topik secara spontan
Jumlah

c. Kemampuan Verbal : Memberi Pendapat


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat dengan


jelas
2 Memberi pendapat secara
ringkas
3 Memberi pendapat yang
relevan
4 Memberi pendapat secara
spontan
Jumlah

d. Kemampuan Non-Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS. Misalnya,
kemempuan verbal menyampaikan dan memilih topik percakapan 3, kemampuan
memberi pendapat 2, dan kemampuan non verbal 2. oleh karena itu, catatan
keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 4, klien mampu menyampaikan
dan memilih topik percakapan, tetapi belum mampu memberi pendapat. Secara
non verbal juga belum mampu. Dianjurkan untuk melatihan klien bercakap-cakap
dengan topik tertentu di ruang rawat ( buat jadwal ).

SESI 5 : TAKS
Tujuan
Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain :
a. Menyampaikan masalah pribadi
b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan
c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Flipchart/white board dan spidol
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 4 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyampaikan satu masalah pribadi yang ingin
dibicarakan. Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya, ”sulit
beercerita” atau ”tidak diperhatikan ayah/ibu/kakak/teman”.
c. Tuliskan pada flipchart atau white board masalah yang disampaikan.
d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan
masalah yang ingin dibicarakan.
e. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, anggota yang memegang bola memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih masalah yang ingin
dibicarakan.
g. Terapis membantu menetapkan masalah yang paling banyak dipilih.
h. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola menyampaikan
pendapat tentang masalah yang dipilih.
i. Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi
kemampuan verbal klien menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang
percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan nonverbal.

Sesi 5 TAKS Kemampuan Bercakap-Cakap Masalah Pribadi


a. Kemampuan Verbal :Menyampaikan Topik
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menyampaikan topik dengan


jelas
2 Menyampaikan topik secara
ringkas
3 Menyampaikan topik yang
relevan
4 Menyampaikan topik secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan Verbal : Memilih Topik


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Memilih topik dengan jelas


2 Memilih topik secara ringkas
3 Memilih topik yang relevan
4 Memilih topik secara spontan
Jumlah

c. Kemampuan Verbal : Memberi Pendapat Tentang Masalah


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat dengan


jelas
2 Memberi pendapat secara
ringkas
3 Memberi pendapat yang
relevan
4 Memberi pendapat ssecara
spontan
Jumlah

d. Kemampuan Non-Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan menyampaikan topik
masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan memberi pendapat 2,
dan kemampuan non verbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya adalah klien
mengikuti TAKS sesi 5, klien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin
dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi pendapat, tapi non verbal baik.
Anjurkan/latih klien untuk bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan
perawat dan klien lain di ruang rawat ( buat jadwal ).

SESI 6 : TAKS
Tujuan
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok :
a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain
b. Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Kartu kwartet
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 5 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis membagi 4 buah kartu kwartet untuk setiap anggota kelompok.
Sisanya diletakkan di atas meja.
b. Terapis meminta tiap anggota kelompok menyusun kartu sesuai dengan
seri (1 seri memiliki 4 kartu)
c. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
d. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
memulai permainan beerikut :
1) Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap) kepada
anggota kelompok di sebelah kanannya
2) Jika kartu yang dipegang serinya lengkap, diumumkan pada
kelompok dengan membaca judul dan sub judul.
3) Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap, diperkenankan
mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu diatas meja.
4) Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang
meminta, dia berhak mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu di atas
meja.
5) Setiap menerima kartu, diminta mengucapakan terima kasih.
e. Ulangi c dan d jika d2 atau d3 terjadi
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan
harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6, dievaluasi
kemampuan verbal klien dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi serta
kemampuan nonverbal.

Sesi 6 TAKS Kemampuan Bekerja Sama


a. Kemampuan Verbal : Bertanya dan Meminta
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Bertanya & meminta dengan


jelas
2 Bertanya & meminta dengan
ringkas
3 Bertanya & meminta yang
relevan
4 Bertanya & meminta secara
spontan
Jumlah

b. Kemampuan Verbal : Menjawab dan Memberi


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menjawab & memberi dengan


jelas
2 Menjawab & memberi secara
ringkas
3 Menjawab & memberi yang
relevan
4 Menjawab & memberi secara
spontan
Jumlah

c. Kemampuan Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan verbal bertanya, meminta,
menjawab, dan memberi 4, serta kemampuan nonverbal 4. Maka, catatan
keperawatannya adalah klien mengikuti TAKS sesi 6, klien mampu secara
verbal dan nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi.
Anjurkan klien melakukannya di ruang rawat ( buat jadwal ).

SESI 7 : TAKS
Tujuan
Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok
yang telah dilakukan
Setting
1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Tape recorder
2. Kaset ”marilah kemari”(Titiek Puspa)
3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 6 TAKS
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan manfaat 6 kali
pertemuan TAKS.
2) Menjelaskan aturan main/terapi
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat kesempatan dan menyampaikan pendapat tentang manfaat 6 kali
pertemuan yang telah berlalu.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.
d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak
2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu
b) Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan setiap anggota kelompok tetap melatih diri untuk 6
kemampuan yang telah dimiliki, baik di RS maupun di rumah.
2) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk memberi
dukungan pada klien dalm menjalankan kegiatan hidup sehari-hari.
c) Kontrak yang akan datang
1) Kontrak yang akan datang
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 7, dievaluasi
kemampuan verbal klien menyampaikan manfaat TAKS yang telah berlangsung 6
sesi secara verbal dan disertai kemampuan non verbal.

Sesi 7 TAKS Kemampuan Sosialisasi


a. Kemampuan Verbal : Menyebutkan Manfaat 6 Kali TAKS
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan manfaat secara


jelas
2 Menyebutkan manfaat
secara ringkas
3 Menyebutkan manfaat yang
relevan
4 Menyebutkan manfaat
secara spontan
Jumlah

b. Kemampuan Verbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4
klien mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhir TAKS pada
catatan proses keperawatan setiap klien. Disimpulkan kemampuan yang telah
dapat diterapkan oleh klien sehari-hari. Untuk klien yang telah mampu, maka
dianjurkan dan dievaluasi pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal kegiatan
keseharian). Jika klien belum mampu, klien dapat disertakan pada kelompok
TAKS yang baru.

REFERENSI
Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC.
Suyanto, novie. 2009.Isolasi sosial. http://askepjiwa.blogspot.com./07/html. tgl
2 januari 2010 pukul 15.00 wib
NASKAH ROLE PLAY ISOLASI SOSIAL
STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN KASUS ISOLASI SOSIAL

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama Anggota :
1. Ana Ilmiyatul Ula (20.004)(Pasien SP3)
2. Anggita Keandri (20.006)
3. Bina Restu K (20.014)(Pasien Isolasi Sosial)
4. Devin Liandy (20.024)(Perlengkapan)
5. Maya Ambarwati (20.044)(Narator)
6. Putri Cahyaning (20.057)(Perawat SP2)
7. Rahmatika Fadillah S (20.059)(Perawat SP3)
8. Tuti Putri Pertiwi (20.079)(Perawat SP2)
9. Wahyudha Aji Seta (20.083)(Perawat SP1)

POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA


PRODI DIII KEPERAWATAN
MENARIK DIRI ( ISOLASI SOSIAL)

Prolog
Disebuah ruang Arjuna terdapat pasien gangguan jiwa bernama Tn. R. Pasien masuk rumah
sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak memiliki teman dekat, tidak
adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta melakukan tindakan berulang yang
tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga
membuatnya kesepian. Diagnosa keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial.

SP 1 : Pasien membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab


isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan.
Perawat : “Assallamualaikum wr,wb”
Pasien : (pasien hanya diam)
Perawat : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang mawar ini
yang akan merawat Bapak. “
Pasien : “Ya”
Perawat : “Siapa nama Bapak? “Senang dipanggil apa?
Pasien : “R”
Perawat : “Apa keluhan R hari ini ?
Pasien : “Tidak ada”
Perawat : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman R?
Pasien : (hanya mengangguk)
Perawat : “ Mau dimana kita bercakap-cakap ? “ Bagaimana kalau ruang tamu?
Pasien : “Ya”
Perawat : “Mau berapa lama, R ?Bagaimana kalau 15 menit. “
Pasien : “Ya”
Perawat : “ Apa yang R rasakan selama R dirawat disini ?”
Pasien : “Merasa sendiri”
Perawat : “O …. R merasa sendirian, siapa saja yang R kenal diruangan ini. “ “Apa
saja kegiatan yang biasa R lakukan dengan teman yang R kenal ? “
Pasien : “Tidak mengenal siapapun, tidak melakukan apa-apa.” (tanpa ekspresi)
Perawat : “Apa yang menghambat dalam berkenal teman / bercakap-cakap dengan
pasien lain.”
Pasien : (diam)
Perawat : “ Menurut R apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman ?
Pasien : “Ada teman bercakap-cakap”
Perawat : “Wah benar, ada teman bercakap-cakap, apa lagi?” (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa )
Pasien : “Ada teman berbagi, ada teman untuk melakukan aktivitas”
Perawat : “Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai teman apa iya R?”
Pasien : “Tidak punya teman bicara”
Perawat : “Ya apa lagi ?”
Pasien : “Tidak ada teman melakukan aktivitas”
Perawat : “Kalau begitu inginkan R belajar bergaul dengan orang lain.”
Pasien : “Ya.”
Perawat : “ Bagus, bagaimana sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain “
Begini lo R untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan nama kita, nama panggilan
yang kita sukai,asal kita, dan hobbi.
“Contoh : Nama saya R, Senang dipanggil R , Asal dari Surakarta , Hobbi memasak, “
selanjutnya R menayakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya Begini
“ Nama bapak siapa ? senang dipanggil apa ? asalnya dari mana ? Hobbinya apa ?
“ Ayo R dicoba “ Misalnya saya belum kenal denggan R coba berkenalan dengan saya !!!
Pasien : “Nama saya R, Senang dipanggil R, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak.
Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?.”
Perawat : “Ya bagus sekali “ coba sekali lagi”
Pasien : “Nama saya R, Senang dipanggil R, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak.
Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?.”
Perawat : “Bagus sekali. Setelah R berkenalan dengan orang tersebut R bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan R bicarakan , Misalnya tentang
cuaca, tentang hobi , tentang keluarga , pekerjaan dan sebaginya .”
Pasien : “Ya”
Perawat : “ Bagaimana Perasaan R setelah kita latihan berkenalan ?”
Pasien : “Senang.”
Perawat : “ R tadi sudah mempraktekan cara berkenalan dengan baik sekali “
selanjutnya R dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajar tadi selama saya tidak ada,
sehingga R lebih siap untuk berkenlan dengan orang lain . R mau praktekan kepasien lain?
Pasien : “Mau”
Perawat : “Mau jam berapa mencobanya?”
Pasien : “Jam 10”
Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya . “ besok pagi jam 10
saya akan datang kesini untuk mengajak R berkenalan dengan teman saya perawat H
bagaimana R mau kan ?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “ Baik lah Sampai jumpa . Assallamualikum wr.wb.”

SP 2 : Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap ( berkenalan dengan orang


pertama dan dengan perawat yang lain)

Perawat : "Selamat pagi, R!"


Pasien : “Pagi”
Perawat : "Bagaimana perasaan R hari ini ?”
Pasien : “Baik”
Perawat : "Sudah diingat-ingat lagi pelajaran kita tentang berkenalan? Coba sebutkan
lagi sambil bersalaman dengan suster!"
Pasien : “Nama saya R, Senang dipanggil R, Asal dari Surakarta, Hobbi memasak.
Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana? Hobinya apa?”
Perawat : "Bagus sekali, R masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak R
mencoba berkenalan dengan ibu kader. Tidak lama kok, sekitar 10 menit.
Pasien : “Ya”
Perawat : "Ayo kita temui perawat N di sana."
Pasien : (berjalan mengikuti perawat H)
Perawat : (Bersama-sama R anda mendekati kader N)
"Selamat pagi ibu N, ini S ingin berkenalan dengan ibu."
"Baiklah R, R dapat berkenalan dengan ibu kader N seperti yang kita praktikan kemarin."
Pasien : (Pasien mendemostrasikan cara berkenalan dengan kader N: memberi salam,
menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
Perawat : “Ada lagi yang R ingin tanyakan kepada perawat N. Coba tanyakan tentang
keluarga perawat N.”
Pasien : “Keluarganya berapa?”
Perawat : “Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, R bisa sudahi perkenalan ini.
Lalu R bisa buat janji bertemu tadi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang hari.”
Pasien : “Saya sudah selesai bicara perawat N. Apa nanti kita bisa bertemu lagi jam 1
siang?”
Perawat :“Baiklah perawat N, karena R sudah selesai berkenalan, saya dan R akan
kembali ke ruangan R. Selamat pagi.”
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi dengan R
di tempat lain)
Pasien : (mengikuti perawat H)
Perawat : “Bagaimana perasaan R setelah berkenalan dengan perawat N.”
Pasien : “Senang”
Perawat : “R tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
“Pertahankan terus apa yang sudah R lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain
supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya.
Bagaimana, mau coba dengan perawat lain?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana
kalau 2 kali. Baik nanti R coba sendiri.”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? Jam 10? Sampai besok”

SP 3 Pasien : Melatih pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan orang kedua


sebagai pasien)

Perawat : “Assalamualaikum R! Bagaimana perasaan hari ini?”


Pasien : “Baik”
Perawat : “Apakah R bercakap- cakap dengan perawat N kemarin siang?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Bagaimana perasaan R setelah bercakap- cakap dengan perawat N kemarin
siang?”
Pasien : “Senang”
Perawat : “Bagus sekali R menjadi senang karena punya teman lagi. Kalau begitu R ingin
punya banyak teman lagi?
Pasien : “Ya”
Perawat : “ bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu
pasien seperti biasa, bisa? 10 menit, mari kita temui dia”
Pasien : (mengikuti perawat H)
Perawat : (bersama R saudara mendekati pasien)
“Selamat pagi ini ada pasien saya ingin berkenalan, baiklah R, R sekarang bisa kenalan
dengannya seperti telah S lakukan sebelumnya
Pasien : (pasien berkenalan)
PeraWAT : “ ada lagi R yang ingin tanyakan pada A, kalau tidak ada lagi yang ingin
ditanyakan R bisa sudahi perkenalan ini, lalu R bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu
lagi jam 4 sore nanti
Pasien : (R membuat janji untuk bertemu kembali dengan A)”
Perawat : “ Baiklah A, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan R akan kembali
keruang R, selamat pagi...”
Pasien : (Mengikuti perawat H)
PerawaT : “ Bagaimana perasaan R setelah berkenalan dengan A, dibandingkan kemarin
pagi N tampak lebih baik saat berkenalan dengan R.
“Pertahankan apa yang sudah R lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan A
jam 4 sore”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap dengan
oranglain kita tambahkan ke jadwal harian”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Jadi satu hari R dapat berbincang- bincang dengan orang lain sebanyak 3 kali.
Jam 10 pagi, jam 1 siang, dan jam 8 malam. R bisa bertemu dengan N dan tambah dengan
pasien yang dikenal. Selanjutnya R bisa berkenalan dengan oranglain lagi secara bertahap.
Bagaimana R?”
Pasien : “Ya”
Perawat : “Baiklah R besok ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman R pada jam
yang sama. Sampai jumpa....”
A. Strategi Pelaksanaan keperawatan untuk keluarga
Tujuan :
Setelah Tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
Tindakan :
Melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial
Keluarga merupakan system pendukung utama bagi pasien untuk dapat membatu pasien
mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluarga lah yang selalu Bersama-sama
dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah
meliputi :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan tentang :
 Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien
 Penyebab isolasi sosial
 Cara cara merawat pasien dengan isolasi sosial :
 Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap
peduli dan tidak ingkar janji
 Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan
kegiatan Bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela
kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
 Tidak mebiarkan pasien sendiri dirumah
3. Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
4. Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari,
mendiskusikan yang dihadapi
5. Menjelaskan perawatan lanjutan.

SP 1 Keluarga : Memberikan Penyuluhan Kepada Keluarga Tentang Masalah Isolasi


Sosial, Penyebab Isolasi Sosial, Dan Cara Merawat Pasien Dengan Isolasi Sosial.

ORIENTASI
Perawat Jaga “ selamat pagi pak, perkenalkan saya…….., saya yang merawat anak bapak dan
ibu”
(DENGAN AYAH DAN IBU PASIEN)
“ nama bapak siapa? Senang dipanggil siapa?”
“ bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak bapak sekarang? Bagaimana
kalau kita berbincang bincang tentang masalah anak bapak dan ibu dan cara perawatannya”
“ kita diskusi disini saja ya? Berapa lama bapak punya waktu?bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA
Perawat Jaga “ kira-kira bapak tahu tidak apa yang terjadi pada anak bapak? Apa yang sudah
dilakukannya?”
PERAWAT JAGAAAA “masalah yang dialami oleh anak bapak disebut dengan isolasi sosial.
Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang
lain. Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk.”
“ biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang-orang terdekat.”
“apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi,
yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
Untuk menghadapi keadaan yang demikian bapak dan anggota keluarga yang lainnya harus
sabar menghadapi anak bapak. Dan untuk merawat anak bapak , keluarga perlu melakukan
beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan anak bapak
yang caranya adalah bersikap peduli dengan anak bapak dan jangan ingkar janji. Kedua,
keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada anak bapak untuk bisa melakukan
kegiatan Bersama-sama orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela keadaan
anak bapak.”
“selanjutnya jangan biarkan anak bapak sendiri. Buat jadwal bercakap-cakap dengan anak
bapak. Misalnya sholat Bersama, makan Bersama, rekreasi Bersama, melakukan kegiatan
rumah tangga Bersama.”
“nah bagaimana kalau sekarang kita Latihan untuk melakukan semua cara itu?”
“begini contoh komunikasinya, pak : anak bapak, bapak lihat sekarang kamu sudah bercakap-
cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat
perkembangan kamu,Nak. Coba kamu berbincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu
bagaimana kalau sekarang kamu mulai sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini kamu sholat
dimana? Kalau nanti dirumah, kamu sholat Bersama-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagaimana anak bapak, kamu mau coba kan, Nak?”
“nah coba sekarang bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
“bagus, pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”
“sampai sini ada yang ditanyakan pak?”

TERMINASI
“baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan bapak setelah kita Latihan tadi?”
“coba bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosialdan tanda-tanda orang yang
mengalami isolasi sosial?”
“selanjutnya bisa bapak sebutkan Kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami
masalah isolasi sosial!”
“bagus sekali pak, bapak bisa menyebutkan Kembali cara-cara perawatan tersebut”
“ nati kalau ketemu anak bapak ,coba bapak atau ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada
semua keluarga agar mereka juga melakukan hay yang sama”
“bagaimana kalau kita ketemu tiga hari lagi untuk Latihan langsung kepada anak bapak”
“kita ketemu disini saja ya pak,pada jam yang sama”

SP 2 Keluarga : Melatih Keluarga Mempraktekkan Cara Merawat Pasien Dengan


Masalah Isolasi Sosial Langsung Di Hadapan Pasien.
ORIENTASI
PERAWAT C “ selamat pagi pak/bu, bagaimana kabar bapak/ibu hari ini?”
“bapak masih ingat Latihan merawat anak bapak seperti yang kita pelajari beberapa hari yang
lalu? Mari praktekkan langsung ke anak bapak!berapa lama waktu bapak/ibu? Baik kita akan
coba 30 menit”
“sekarang mari kita temui anak bapak”

KERJA
PERAWAT C “selamat pagi mas A, bagaimana perasaan mas hari ini? Bapak/ibu mas dating
besuk. Beri salam! Bagus. Tolong mas tunjukkan jadwal kegiatannya!”
“nah pak, sekarang bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(perawat mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)
“bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan orang tua mas?”
“baiklah sekarang saya dan orang tua mas keruang perawat dulu ya”
(perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)

TERMINASI
PERAWAT C “bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita Latihan tadi? Bapak/ibu sudah
bagus.”
“mulai sekarang bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada anak bapak”
“3 hari lagi kita bertemu untuk mendiskusikan pengalaman bapak melakukan cara merawat
yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang ya pak,sampai jumpa”

SP 3 Keluarga : Menjelaskan Perawatan Lanjutan.


ORIENTASI
PERAWAT B “selamat pagi pak/bu, karena rencana anak bapak mau pulang, maka perlu kita
bicarakan perawatan lanjutan di rumah”
“bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan disini saja? Berapa lama kitab isa
bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”

KERJA
“bapak/ibu ini jadwal anak bapak yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan?
Di rumah bapak/ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya.”
“hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak bapak
selama di rumah. Misalnya kalau anak bapak terus menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal
ini terjadi segera lapor kerumah sakit atau bawa anak bapak kerumah saki!”

TERMINASI
“bagaimana pak/bu, ada yang belum jelas? Ini jadwal harian anak bapak. Jangan lupa control
kerumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silahkan selesaikan
adminitrasinya!”

Anda mungkin juga menyukai