Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
“SESI 4 BERAKAP-CAKAP”
Diajukan untuk memenuhi
Tugas Program Profesi Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa

Disusun oleh :
Yola Maefani
R230417053

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2023-2024

1
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. Topik :
TAK Sesi 4 : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

B. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social.
Kebutuhan social yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau
keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan
kebutuhan pernytaan diri.
Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan
hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi
serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan
mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi
aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga
meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi
realitas ( Birckhead, 1989).
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari
keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima
profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk
mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan

2
bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai
respon klien selama berada dalam kelompok.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
2. Tujuan Khusus
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya antara pasien-perawat,
pasien-pasien
2. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
3. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi

D. Landasan Teori : Terlampir

E. Sesi yang Digunakan


a. Sesi 4 : Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap

F. Klien
1. Karakteristik/Kriteria
a. Klien halusinasi yang sudah mampu bekerja sama dengan perawat.
b. Klien halusinasi yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
2. Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK sesi 4 :
mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.

3
G. Kriteria Hasil
1. Evalusi Struktur
a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

H. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Selasa, 23 Januari 2024
b. Waktu : 16.00-16.30 WIB
c. Tempat : Ruangan Srikandi
d. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (10
menit) Penutup (10 menit

e. Perkenalan dan pengarahan (10 menit), terapi kelompok (10 menit), penutup
(10 menit)

2. Tim Terapis
a. Leader :Yola Maefani

Uraian tugas :
4
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi kelompok.
3) Memimpin diskusi.

b. Co-leader : Yusriyyah Durrotul Hikmah


Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4) Menggantikan leader jika ada berhalangan.

c. Observer I : Arni Nurul Zumi, Nunik Handayani


Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara.
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denganevaluasi kelompok.

d. Fasilitator :
1) Iffa Mahfudhoh
2) Nurhalissa Qotrunnada
3) Suci Ayuni
4) Bayu Solihin
5) Iman sobirin
6) Sunaryo
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

5
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
3. Metode dan Media
a. Alat:
1) Papan tulis/flipchart/whitebord
2) Kapur/ spidol
3) Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

b. Metode
1) Diskusi kelompok
2) Bermain peran/simulasi

I. Setting:
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang

CL L

F K

K F

Ket:
L : leader
Cl : Co.leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien

6
J. Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi
b. Terapi membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara
yang telah dipelajari (mengahardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan terarah) untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
2) Terapis menjelaskan aturan main:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 30 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang
lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
“ Halusinasi terjadi karena klien berfokus pada stimulus
internal. Bercakap-cakap dengan orang lain membuat klien
terpapar dengan stimulus eksternal sehingga focus klien pada
stimulus internal terdistraksi. Dengan bercakap-cakap,
halusinasi akan terputus sehingga kan mengembalikan orientasi
klien ke realita (isi pecakapan)”

7
b. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan orang yang
biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan pokok
pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan.
“Pokok pembicaraan yang dianjurkan adalah menceritakan
bahwa klien mengalami halusinasi dan meminta orang lain di
sekitarnya mengajak bercakap-cakap. Orang di sekitar klien
sebaiknya sudah diberikan penyuluhan bagaimana menanggapi
kliendengan meningkatkan cara mengontrol halusinasi yang
telah dilatihkan. Misalnya mengingatkan cara menghardik, atau
bercerita tentang kegiatan yang sudah atau belum dilakukan
sesuai jadwal yang telah disusun dalam TAK sebelumnya”
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi
muncul “Suster ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja
dengan suster” atau suster saya mau ngobrol tentang kegiatan
harian saya”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan
orang disebelahnya
“Upayakan semua klien memperagakan percakapan yang
dilakukan sehingga dapat dipastikan semua klien mampu
melakukan bercakap-cakap untuk mengontrol halusinasi”
f. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien bertepuk tangan.
g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang
sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut

8
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, dan
bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan
Dokumentasi Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi Sesi 4, kemampuan yang
diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir
evaluasi sebagai berikut :

Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi

NO Nama Klien
Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan orang yang biasa


diajak bercakap-cakap

2 Memperagakan percakapan

3 Menyusun jadwal percakapan

4 Menyebutkan tiga cara


mengontrol dan mencegah
halusinasi

9
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang
biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyebutkan tiga cara
mencegah halusinasi. Beri tanda (√) jika klien mampu, dan tanda (-) jika
klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasi pada catatan proses keperawatan pada tiap klien. Contoh:
klien mengikuti TAK orientasi realita orang klien mampu menyebutkan
nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain sebelahnya. Anjurkan klien
mengenal klien lain di ruangan.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi, Anna. 1995. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien
Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat Budi Anna, dkk, 1987. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Isaacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

12
13

Anda mungkin juga menyukai