Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS

KELOMPOK (TAK) “STIMULASI


PERSEPSI: HALUSINASI”

Dosen Pembimbing:
Ns. Ninik Yunitri, M. Kep, Sp. Kep. J. Phd

Perceptor Klinik:
Ns. Agus Samsul Hidayat, S. Kep

Disusun Oleh
Hendarista
Heppy Tiana
Jiehan
M. Iksan
Lukman Nur Halim (23090300113)

PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

Sesi 1: Mengenal Halusinasi

A. Topik
TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi pendengaran sesi 1

B. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi dengan Kemampuan Klien mengontrol Halusinasi

b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

C. Landasan Teori
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa
adalah dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). TAK
merupakan salah satu terapi modalitas yang diberikan untuk klien
dengan gangguan jiwa. TAK sangat efektif mengubah perilaku karena
didalam kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling
pengaruh mempengaruhi, saling tergantung, dan saling terjalin satu
persetujuan kelompok yang diakui bersama dan akan terbentuk suatu
system yang khas yang selain terjadi interaksi, juga interrelasi,
interdependensi, dan saling membagi tujuan dan norma yang sama
(Sutrasmi D, 2018).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakkan


rangangan internal (pikiran) dn rangsangan eksternal (dunia luar).
Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa objek
atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati
Farida & Hartono Yudi, 2010).

Adapun beberapa jenis halusinasi menurut stuart dan laraia (1998),


terdapat beberapa jenis halusinasi yaitu: halusinasi penglihatan,
halusinasi pendengaran, halusinasi penghidu, halusinasi pengecapan,
halusinasi perabaan dan halusinasi kinestetik.

Terapi aktifitas kelompok terdiri dari 4 macam yaitu terapi aktifitas


kelompok sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan orientasi
realita. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi meliputi 5 sesi
yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardik,
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan, mencegah halusinasi
dengan bercakap-cakap, dan mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat. Dimana Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi
dilakukan setiap dua kali seminggu yang dilakukan oleh perawat
terlatih. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kasus penyakit
jiwa setiap tahun semakin meningkat jumlahnya, sehingga perlu
penanganan yang lebih baik melalui pendekatan medis maupun dengan
pemberian asuhan keperawatan salah satunya melakukan
implementasi keperawatan melalui terapi modalitas seperti
melaksanakan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) dimana selama ini
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) masih belum maksimal. Dengan
adanya TAK pasien dapat meningkatkan kemampuan sensori,
meningkatkan upaya memusatkan perhatian, meningkatkan kesegaran
jasmani, dan mengeskpresikan perasaan (Prabowo, 2014).

D. Klien

1. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi dan anamnesa (wawancara)
b. Informasi dari klien sendiri dan perawat
c. Membuat kontrak dengan pasien (Menjelaskan prosedur: waktu,
tempat, durasi, tujuan, cara bermain atau melakukan terapi)
d. Menindaklanjuti asuhan keperawatan
e. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang mengalami
perubahan sensori persepsi: halusinasi.
f. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
Sebaiknya klien sudah mengenal halusinasinya. TAK membuat klien merasakan
bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama dengan dirinya sehingga
klien tidak sendiri

2. Kriteria Klien
a. Pasien yang mengalami halusinasi
b. Pasien halusinasi yang sudah terkontrol
c. Pasien yang dapat diajak bekerja sama

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/tanggal : Kamis , 28 Desember 2023
b. Waktu : 15:00 – 15:45 WIB
c. Tempat : Ruang Upip
d. Jumlah pasien : 5 orang

2. Tim terapis:
1) Leader: Jiehan
a. Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal)
b. Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan,
memimpin jalannya TAK
c. Memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya
untuk saling mengenal
d. Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
e. Membaca tujuan dan peraturan kelompok
f. Sebagai role model
2) Co-leader: Lukman Nur Halim
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin tentang
aktivitas klien
b. Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
c. Mengingatkan leader tentang waktu
d. Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
e. Membantu leadermengorganisir klien
f. Mengatur alur permainan
3) Fasilitator: Hendarista, Heppy Tiana
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai rolemodel bagi klien selama kegiatan berlangsung
c. Mempertahankan kehadiran peserta
4) Observer : M. Iksan
a. Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung

F. Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat tenang dan nyaman

L CL

K
K

O
F

K
K

F F
Keterangan:

L: Leader
Co-leader
F: Fasilitator
O: Observer
K: Klien
G. Metode dan Alat:
a. Metode
1) Diskusi dan Tanya jawab
2) Bermain peran/ simulasi
b. Alat
1) CD Player/ handphone (untuk menyetel musik)
2) Bola
3) Jadwal kegiatan harian pasien
4) Buku catatan dan pulpen

H. Langkah kegiatan:
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara/ bayangan yang
didengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa menggunakan
istilah halusinasi, gunakan kata “Halusinasi”.
 Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
2. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar atau bayangan yang dilihat (halusinasi)
tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan
klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan
terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat
terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang ada di sebelah kanan
terapis secara berurutan berlawanan jarum jam sampai semua klien
mendapat giliran. Hasilnya tulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi dan perasaan klien dari
suara yang biasa terdengar.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikut TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,
dan perasaannya jika terjadi halusinasi
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan dating, yaitu cara mengontrol
halusinasi
2. Menyepakati waktu dan tempat

J. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan diruangan tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Posisi tempat di ruang diskusi
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
b. Evaluasi Proses
1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir
2. Leader mampu memimpin acara
3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga
akhir.
c. Evaluasi Hasil
Diharapkan 100% dari kelompok mampu :
1. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
2. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas.

K. Antisipasi Masalah
Penanganan terhadap klien yang tidak efektif dalam aktivitas
1. Memanggil klien
2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
3. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
• Panggil nama klien
• Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
4. Bila klien lain ingin ikut
• Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditunjukan kepada klien
yang telah dipilih
• Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin
diikuti oleh klien tersebut
• Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi peran pada kegiatan ini.

SESI 1: TAK

Stimulasi
Persepsi:
Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No. Nama klien Menyebut isi Menyebut waktu Menyebut situasi Menyebut
halusinasi terjadi halusinasi terjadi halusinasi perasaan saat
halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi:
isi, waktu, situasi dan perasaan. Beri tanda (v) jika klien mampu dan
tanda (-) jika klien tidak mampu
Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi
halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika
sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien
mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi dan Akemat Pawirowiyono. (2022). Keperawatan Jiwa: Terapi


Aktivitas Kelompok Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Panjaitan, A. P. B. (2021). Literature Review: Hubungan Aktivitas Kelompok


Stimulasi Persepsi dengan kemampuan Pasien mengontrol Halusinasi

Sutrasmi, D., & Kirana, S. A. C. (2018). PENINGKATAN KEMAMPUAN


PERAWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI
PERSEPSI HALUSINASI: Nursing Capability Improvement on
Hallucinations Perceptual Stimulation Activity Therapy. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kesehatan, 4 (1), 19- 24

Anda mungkin juga menyukai