Disusun oleh :
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan
kepadanya secara tepat.
b. Klien memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk
mencegah munculnya halusinasi.
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
C. LANDASAN TEORI
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus yang nyata
(Keliat, 2011). Intervensi keperawatan pada klien halusinasi yaitu membantu
klien mengenali halusinasinya (tentang isi halusinasi, waktu, frekuensi
terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi, dan
perasaan klien saat halusinasi (muncul). Setelah klien menyadari bahwa
halusinasi yang dialaminya adalah masalah yang harus diatasi, maka selanjutnya
klien perlu di latih bagaimana cara yang bisa dilakukan dan terbukti efektif
mengatasi halusinasi.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self awareness), peningkatan
hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya. Terapi aktifitas
kelompok dibagi menjadi 4 salah satunya adalah terapi aktifitas kelompok
stimulasi persepsi.
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan
pengalaman dengan kehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah. Dalam terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi
dalam 4 sesi, salah satunya TAK stimulasi persepsi Sesi III: klien mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
D. KLIEN
1. Karateristik/kriteria
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Tanggal : 29 Januari 2021
b. Hari : Jumat
c. Jam : 13.00 s/d 13.45
2. Tim Terapis
1. Leader : Yuly Permata Sari
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi kelompok
Memimpin diskusi
2. Co leader : Tribowo Silaban
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika berhalangan tugas
3. Fasilitator : 1. Winda Hairani Purba
2. Harni
3. Rohayati
Memotivasi peserta dalam aktifitas kelompok
Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan diskusi
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4. Observer : 1. Dwi
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok
3. Setting Tempat :
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
Keterangan:
Leader
Co leader
Fasilitator
Observer
pasien
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beli penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda (√)
jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
I. Dokumentasi
3. Tahap kerja
“Jadi, tadi kita sudah tahu cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dan sekarang kita akan melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan cara melakukan kegiatan aktivitas. Aktivitasnya yaitu mendengarkan
musik”
“Suster akan menyalakan musik lalu ibu-ibu disini boleh berjoget dan
bernyanyi. Musiknya juga nanti ibu-ibu boleh meminta diputar ulang atau
meminta diputarkan lagu kesukaan ibu-ibu sekalian.”
“Nanti setelah selesai mendengarkan musik, saya akan mengocok nama
untuk menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik”
“Lalu kita akan masukan kegiatan mendengarkan musik ini kedalam
jadwal kegiatan harian, ibu-ibu disini nantinya akan dipandu untuk
mengisinya” “sekarang kita mulai ya buk, silahkan suster musiknya diputar”
“Gimana ibu-ibu apakah mau diputar lagi atau ada yang mau diputar lagu
kesukaannya?”
“Baiklah diputar lagi yya lagunya!”
“Oke ibu mau diputar lagu apa?”
“Baik buk, suster puter lagunya!”
“Wah ibu-ibu disini sungguh bersemangat dan ceria – ceria ya mendengarkan
lagunya!”
“Sekarang ibu-ibu disini cerita perasaannya ya pak setelah
mendengarkan lagu, disini saya ada kocokan nama jadi saya kocok siapa
yang keluar namanya coba ceritakan perasaannya ya pak”
“Iya buk coba ceritakan”
“Wah bagus, beri tepuk pandu positif”
“Buk … memang hebat”
“Sekarang lanjut yya buk kocoknya”
“Hebat buk, seneng yya buk jadinya semangat lagi. Terimakasih bukk.
“Sekarang beri pandu positif!”
(Peserta akan mendapatkan giliran untuk menceritakan perasaannya hingga
semua mendapatkan giliran dengan cara mengocok nama)
“Baik ibu-ibu sekalian tadi kan masing-masing sudah mendapat giliran
untuk menceritakan perasaannya sekarang kita masukan dalam jadwal kegiatan
harian yya. Mari suster tolong dibagikan formulir jadwal kegiatan hariannya dan
dibantu ya cara menulisnya”
“Mari ibu-ibu lihat dulu ke saya, disini saya ada jadwal kegiatan harian
yang berisi tabel tanggal, jam, nama kegiatan, serta ada tulisan M jika dilakukan
mandiri atau sendiri, lalu B jika dilakukan dengan bantuan suster, dan T jika
tidak dilakukan, jadi bapak disini tulis tanggalnya dikolom tanggal. Lalu bapak
ingin dilakukan pada kapan waktunya apakah pagi, siang, dan sore dan
dilingkarkan. Setelah itu nama kegiatannya tadi kita melakukan kegiatan
aktivitas mendengarkan musik dan beri tanda ceklist ( √ ) di kolom B karena
melakukannya dengan bantuan”.
“Sekarang saya akan mengocok lagi nama untuk membacakan jadwal
kegiatan harian yang sudah dilakukan tadi dan kapan saja waktunya untuk
melakukan aktivitas mendengarkan musiknya dan cara menghardik”
“ibu… coba bacakan jadwal kegiatan hariannya”
“Wah bagus yya buk, beri pandu positif. Ibu memang hebat!”
“Selanjutnya ibu…. Ayo buk bacakan”
“Iya luar biasa. Beri pandu positif lagi. Ibu memang hebat!”
(Peserta akan mendapatkan giliran untuk membacakan jadwal kegiatan harian
yang telah mereka buat hingga semua mendapatkan giliran dengan cara
mengocok nama)
“Sekarang ibu-ibu yang ada disini harus rutin yya melakukan
aktivitasnya agar halusinasi itu tidak datang, kegiatan apa saja yang dapat
menghilangkan halusinasi? Contohnya mendengarkan musik seperti tadi, lalu
membereskan kamar, bermain bola, menggambar dan mewarnai. Setuju ya ibu-
ibu untuk rutin melakukan banyak aktivitas?”
“bagus, tepuk tangan pandu positif untuk kita semua!”
“ kita semua memang hebat!”
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana ibu-ibu setelah kita melakukan Terapi Aktivitas Kelompok
halusinasi sesi 3 ini?”
“wahh bagus ya buk. Ibu-ibu disini sangat hebat, jadi semangat lagi ya
buk setelah mendengarkan musik”
b. Tindak lanjut
“baik ibu-ibu karena kegiatan terapi aktivitas kelompok sesi 3 ini
sudah berakhir maka selanjutnya akan dilanjutkan dengan TAK sesi 4
dan 5 yaitu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dan patuh
minum ”
c. Kontrak yang akan datang
“Kita akan melakukan sesi 4 dan 5 besok setelah jam makan siang
tempatnya di sini lagi ya buk, bagaimana ibu apakah setuju? Baik semua
sudah setuju mari kita akhiri kegiatan ini mohon maaf jika ada kesalahan
atau kata-kata yang kurang berkenan. Mari kita akhiri dengan pandu
positif untuk kita semua. Wassalamu’alaikum warrohmatullohi
wabarakatuh.”
DAFTAR PUSTAKA