Anda di halaman 1dari 21

Proposal TAK Halusinasi

RANCANGAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


HALUSINASI
DI RUANG JIWA RSJ TOMBULILATO

a. LATAR BELAKANG
b. TUJUAN
c. JENIS TAK
d. SETTING
e. ALAT
f. METODE
g. TERAPIS
1. Leader : Aldiyalsah Lumula
2. Co Leader : Adinda Lina Aini Daeng Mulisa
3. Fasilitator : - Alifia Kuna
- Anisa Rahmatia Kibu
- Aprilyani Imran
- Nurfanisa R. Podungge
- Wertina Sy. Husain
4. Observer : - Nurfadila Musa
- Nurlaila Aswad
h. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
2. Orientasi
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
i. EVALUASI DAN DOKUMENTASI

Proposal TAK Halusinasi


PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
HALUSINASI
A. LATAR BELAKANG
TAK stimulasi persepsi sensori halusinasi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian
masalah (Budi Anna Keliat dan Akemat, 2005).  
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK stimulus persepsi
merupakan sebuah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang
mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya
memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku
maladaftif. Proposal TAK Halusinasi.
Program terapi aktivitas kelompok(TAK) adalah salah satu asuhan
keperawatan gangguan jiwa yang tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, sosial dan fisik, tetapi juga fokus pada kognitif. Beberapa terapi
modalitas yang bisa diterapkan yaitu salah satunya terapi aktivitas
kelompok(TAK) Stimulasi Persepsi halusinasi.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang
dialami oleh klien gangguan jiwa. Klien merasakan sensasi berupa suara,
pengecapan, penglihaan, perabaan, atau penghidupan tanpa disertai dengan
stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011).
Halusinasi merupakan persepsi yang salah (seperti tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realitas(kenyataan)
seperti melihat bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak pernah ada.
Pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun oleh panca indra, dimana orang
tersebut sadar dan dalam keadaan terjaga yang disebabkan oleh psikotik,
gangguan fungsional, histerik atau organic, (Wijayaningsih, 2015). 
B. TUJUAN 
Menurut Budi anna keliat dan Akemat (2005), tujuan TAK sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari terapi aktivitas kelompok(TAK) stimulasi
persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang disebabkan oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus 
 Pasien bisa mengenal halusinasi
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan menghardik
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan aktivitas
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan meminum obat 
C. MANFAAT 
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat
terapeutik yaitu : manfaat umum, khusus, rehabilitasi.
1. Manfaat Umum 
 Meningkatkan kemampuan uji realitas/nyata (reality testing) dengan
komunikasi terapeutik serta umpan balik dengan ataupun dari orang
lain.
 Melakukan sosialisasi.
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif serta efektif.
2. Manfaat Khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
3. Manfaat Rehabilitasi
 Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
 Meningkatkan ketrampilan sosial.
 Meningkatkan kemampuan empati.
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.

D. SETTING

Keterangan Gambar
L  : Leader
CL  : Co Leader
F  : Fasilitator
O : Observer
P  : Pasien

E. PEMBAGIAN TUGAS 
Menurut Lilik (2011), pembagian tugas pada saat TAK antara lain : 
1. Peran Leader 
 Memimpin jalannya kegiatan TAK
 Menyampaikan tujuan serta waktu permainan pada klien
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan pada klien
 Memberi respon atau tanggapan yang sesuai dengan perilaku pasien
 Meminta respon dari klien atas permainan yang sudah dilakukan
 Memberi reinforcement positif pada klien
 Menyimpulkan kegiatan yang sudah dilaksanakan 
2. Peran Co-Leader
 Membantu tugas leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke-leader
 Mengingatkan leader tentang kegiatan yang akan dilakukan
 Menjadi contoh kegiatan bersama dengan leader
3. Peran Observer
 Mengobservasi jalannya acara
 Mencatat jumlah pasien yang hadir 
 Mencatat perilaku verbal dan non-verbal selama kegiatan sedang
berlangsung
 Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan oleh klien
 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas kelompok(TAK)
 Membuat laporan hasil kegiatan
4. Peran Fasilitator
 Memfasilitasi jalannya kegiatan 
 Memfasilitasi klien yang kurang aktif
 Mampu memotivasi pasien untuk kesuksesan kegiatan 
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar
kelompok 
5. Peran Pasien Kriteria Pasien
 Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi 
 Klien dengan gangguan stimulasi persepsi sensori halusinasi sudah
bisa berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
 Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas.
 Klien tidak membahayakan diri dan orang lain.
 Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
 Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik.   

F. AKTIVITAS DAN INDIKASI TAK STIMULASI PERSEPSI


Aktivitas TAK stimulasi persepsi halusinasi dilakukan dengan lima sesi
yang melatih kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi antara lain
sebagai berikut :
1. Sesi I : - Mengenal halusinasi
- Mengontrol halusinasi dengan menghardik
- Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiata
- Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
- Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
2. Sesi II : Games
SESI  I
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK
HALUSINASI
1. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi 
Mengenal Halusinasi  
a. Tujuan 
 Klien mengenal halusinasi.
 Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
 Klien mengenal frekuensi halusinasi.
 Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi
b. Setting 
 Kelompok berada diruang yang tenang 
 Klien duduk melingkar 
c. Alat 
 Kertas HVS
 Pulpen
d. Metode 
 Diskusi
 Tanya jawab
e. Langkah – langkah 
 Persiapan 
 Memilih pasien sesuai dengan gangguan jiwa, yaitu pasien
dengan perubahan persepsi sensori halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan untuk TAK
 Orientasi 
 Salam Terapeutik
Terapis mengucapkan salam.
 Evaluasi Validasi 
Terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.

 Kontrak 
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dan terapis menjelaskan
aturan main seperti : masing masing pasien memperkenalkan
diri dengan menyebutkan namanya, nama panggilan, jika ada
klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis, lama kegiatan 15 menit, setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir. 
 Kerja
 Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta pasien memperkenalkan nama serta nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari pasien yang berada di
sebelah kiri terapis, searah dengan jarum jam.
 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing pasien membagi pengalaman tentang halusinasi
yang mereka alami dengan menceritakan :  Isi halusinasi,
Frekuensi halusinasi, Waktu terjadinya, Perasaan klien saat
mengalami halusinasi.
 Meminta pasien menceritakan halusinasi yang dialami secara
berurutan dimulai dari pasien yang ada di sebelah kiri terapis,
seterusnya bergiliran searah dengan jarum jam.
 Saat seorang pasien menceritakan pengalaman halusinasinya,
setelah cerita selesai terapis mempersilahkan pasien lain untuk
bertanya sebanyak 3 pertanyaan. 
 Lakukan kegiatan (b) sampai semua pasien selesai mendapat
giliran. 
 Setiap pasien bisa menceritakan halusinasinya, terapis
memberikan pujian.  
 Terminasi
 Evaluasi 
Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti
kegiatan TAK  dan Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan anggota kelompoknya.
 Rencana Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan pada peserta jika mengalami
halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lainnya. 
 Kontrak Yang Akan Datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dan terapis
membuat kesepakatan dengan klien waktu dan tempat TAK
berikutnya.
f. Evaluasi dan Dokumentasi 
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
.
1. Menyebutkan isi halusinasi

2. Menyebutkan waktu
halusinasi
3. Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4. Menyebutkan perasaan bila
halusinasi timbul
            Note :  petunjuk dilakukan nilainya = 1 
2. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi 
Mengontrol Halusinasi: Menghardik
a. Tujuan
 Pasien bisa menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mangatasi halusinansi. 
 Pasien bisa memahami dinamika halusinasi.
 Pasien bisa memahami cara menghardik halusinasi.
 Pasien bisa memperagakan cara menghardik halusinasi.
b. Langkah-langkah 
1) Persiapan
 Mempersiapkan alat
 Mempersiapkan tempat pertemuan. 
2) Orientasi
 Salam Terapeutik 
Terapis mengucapkan salam.
 Evaluasi (Validasi) 
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini dan terapis
menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, terapis menjelaskan
atusan main yaitu : Lama kegiatan 20 menit, setiap klien
mengikuti kegiatan dari awal dan akhir, jika akan meninggalkan
kelompok klien harus meminta izin . Proposal TAK Halusinasi .
3) Kerja 
 Terapis meminta masing masing pasien secara berurutan searah
jarum jam menceritakan apa yang dilakukan disaat mangalami
halusinasi dan apakah hal tersebut dapat mengatasi halusinasinya.
 Setiap selasai pasien menceritakan pengalamannya, terapis
memberi pujian serta  mengajak pasien lainnya untuk
memberikan tepuk tangan.
 Terapis menjelaskan mengatasi halusinasi dengan cara
menghardik halusinasi saat halusinasi itu muncul.
 Terapis mempraktekkan cara menghardik halusinasi.
 Terapis meminta masing masing pasien mempraktekkan cara
menghardik halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri
berurutan searah dengan jarum jam sampai semua pasien
mendapatkan giliran.
 Terapis memberikan pujian serta megajak semua pasien bertepuk
tangan setelah setiap pasien selesai memperagakan cara
menghardik halusinasi 
4) Terminasi 
 Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
dan Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
 Rencana Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan pasien untuk menerapkan cara
menghardik halusinasi yang sudah dipelajari, kalau halusinasinya
itu muncul lagi.
 Kontrak Yang Akan Datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan cara lain,
terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK. 
c. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
.
1. Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasi. 
2. Menyebutkan cara
efektifitas
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi dengan
menghardik. 
4. Memperagakan menghardik
halusinasi
Note : petunjuk dilakukan nilainya = 1 

3. Proposal TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi 


Mengontrol Halusinasi dengan Bercakap-Cakap 
a. Tujuan
 Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain.
 Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai
mengalami halusinasi.
b. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan
 Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
 Terapis membuat kontrak dengan klien
2) Orientasi
 Salam Terapeutik
 Terapi mengucapkan salam ke klien.
 Evalusi/Validasi
Terapis menanyakan kabar klien hari ini dan Terapis
menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menerapkan 3 cara lainya.
 Kontrak
Terapi menjelaskan tujuan TAK dan Terapi menjelaskan
waktu kegiatan dan Terapi menjelaskan aturan main
3) Kerja
 Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan orang lain
untuk mengatasi halusinasi.
 Terapi meminta kepada pasian situasi yang sering dialami,
sehingga timbulnya halusinasi. Pasien secara bergantian
bercerita dimulai dari arah kiri terapis.
 Terapi mempraktekkan becakap-cakap dangan orang lain kalau
ada tanda-tanda halusinasi itu muncul.
 Pasien meminta memperagakan hal yang sama secara
bergantian.
 Terapi memberikan pujian kepada pasien setiap selesai
memperagakan.
4) Terminasi
 Evaluasi
Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti
TAK dan Terapi memberikan pujian atas kebersihan kelompok
 Tindak lanjut
Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap
cakap dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi dan
Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap bila ada klien
lain yang mulai mengalami halusinasi.
 Kontrak yang akan dating
Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya dan Terapi
menyapakati tempat dan waktu TAK berikutnya. 
c. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
.
1. Menyebutkan pentingnya
bercakapcakap ketika
halusinasi muncul
2. Menyebutkan cara
bercakapcakap
3. Memperagakan saat mulai
percakapan

4. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi 


Menyusun Jadwal Aktivitas
a. Tujuan 
1. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk
mencegah timbulnya halusinasi.
2. Pasien bisa menyusun jadwal aktivitas hariannya dari pagi hari
sampai dengan tidur malam.
d. Langkah – langkah
1) Persiapan
 Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK
 Terapis membuat kontrak dengan pasien
2) Orientasi
 Salam Terapeutik
Terapis mengucapkan salam
 Evaluasi / validasi 
Terapis menanyakan keadaan klien hari ini, Terapis
menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, Terapis menjelaskan
aturan peraminan yaitu : Klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir, Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis, Waktu TAK adalah 25 menit.
3) Kerja 
 Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
 Terapis memberikan kertas sebanyak satu lembar dan masing–
masing pasien sebuah pensil.
 Terapis memberitahukan bahwa  pentingnya aktivitas yang
teratur dalam upaya mencegah terjadi halusinasi.
 Terapis memberikan contoh bagaimana cara menyusun jadwal
dengan menggambarkannya dipapan tulis.
 Terapis meminta  setiap pasien menyusun jadwal aktivitas dari
bangun pagi sampai dengan tidur malam.
 Terapis mengarahkan setiap pasien sampai berhasil menyusun
jadwalnya.
 Terapis memberikan pujian kepada masing–masing pasien
setelah mereka berhasil menyusun jadwal.
4) Terminasi
 Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun
jadwal, Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
 Tindak lanjut
terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas
tersebut.
 Kontrak yang akan dating
Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK
berikutnya dan Terapis membuat kesepakatan waktu dan
tempat TAK.
e. Evaluasi dan Dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
.
1. Menyebutkan pentingnya
aktivitas mencegah
halusinasi.
2. Membuat jadwal kegiatan
harian  
Note : petunjuk dilakukan nilainya = 1 

5. TAK Stimulasi Persepsi MengontrolHalusinasi


Cara Minum Obat yang Benar
a. Tujuan 
 Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus diminumnya.
 Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.
 Klien mengetahui 5 benar minum obat.
 Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.
 Klien mengetahui akibat jika putus obat.
b. Setting
 Klien duduk melingkar.
 Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman. 
c. Alat
 Contoh obat – obatan.
d. Metode
 Diskusi.
 Tanya jawab.
 Simulasi.
e. Langkah – langkah 
1) Persiapan
 Terapis mempersiapkan alat dan tempat.
 Terapis membuat kontrak dengan klien.
2) Orientasi
 Salam Terapeutik
Terapis mengucapkan salam kepada klien.
 Evaluasi / Validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini, Terapis
menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL
TAK sebelumnya).
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan TAK, Terapis menjelaskan
aturan main TAK yaitu :  Klien mengikuti dari awal sampai
akhir, Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta
izin kepada terapis,  Lama waktu TAK 15 menit
3) Kerja 
 Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan
kepada setiap pasien.
 Terapis menjelaskan betapa pentingnya minum obat dengan
teratur, sesuai dengan anjuran.
 Terapis meminta pasien untuk menjelaskan ulang akan
pentingnya minum obat secara bergantian, searah dengan
jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis.
 Terapis mejelaskan akibat tidak minum obat dengan teratur.
 Terapis meminta pasien menyebutkan secara bergantian akibat
tidak minum obat dengan teratur.
 Terapis menjelaskan 5 benar ketika menggunakan obat: benar
obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara.
 Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping setiap obat
yang diberikan sesuai dengan contoh obat yang ada pada
pasien.
 Terapi meminta pasien menyebutkan jenis obat, dosis setiap
obat, cara penggunaan , waktu dan efek obat tersebut sesuai
dengan contoh obat yang ada pada setiap pasien. Secara
berurutan searah dengan jarum jam, dimulai dari sebelah kiri
terapis.
 Terapi memberikan pujian serta mengajarkan pasien bertepuk
tangan setiap kali pasien menyebutkan dengan benar. 
4) Terminasi 
 Evaluasi
Menayakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK dan
Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
 Tindak lanjut
Menganjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur dan
Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, pasien
bisa menghubungi perawat yg saat itu bertugas.
 Kontrak yang akan dating
Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya dan Terapi
menyepakati tempat dan waktu TAK.
f. Evaluasi dan Dokumentasi
No. Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1. Menyebutkan pentingnya
minum obat secara teratur.
2. Menyebutkan akibat jika
tidak minum obat secara
teratur.
3. Menyebutkan jenis obat

4. Menyebutkan dosis obat

5. Menyebutkan waktu minum


obat
6. Menyebutkan cara minum
obat yang tepat
7. Menyebutkan efek terapi
obat
8. Menyebutkan efek samping
obat

SESI  II
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
HALUSINASI
2. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi 
Games
a. Tujuan 
 Melatih kekompakkan klien bersama teman-temannya
 Klien mampu melakukan strategi pelaksanaan halusinasi
b. Setting 
 Kelompok berada diruang yang tenang 
 Klien duduk melingkar 
c. Alat 
 Sedotan
 Karet gelang
d. Metode 
 Games
e. Langkah – langkah 
 Persiapan 
 Memilih pasien sesuai dengan gangguan jiwa, yaitu pasien
dengan perubahan persepsi sensori halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan untuk TAK
 Orientasi 
 Salam Terapeutik
Terapis mengucapkan salam.
 Evaluasi Validasi 
Terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.
 Kontrak 
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dan terapis menjelaskan
aturan main seperti : masing masing pasien memperkenalkan
diri dengan menyebutkan namanya, nama panggilan, jika ada
klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis, lama kegiatan 30 menit, setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir. 
 Kerja
 Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta pasien memperkenalkan nama serta nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari pasien yang berada di
sebelah kiri terapis, searah dengan jarum jam.
 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing pasien dibagi menjadi 2 kelompok, lalu terapis
memperagakan aturan games,.
 Terapis menjelaskan didalam games tersebut ada hukumannya,
jika ada salah satu kelompok yang kalah maka akan diberikan
hukuman untuk menjelaskan Strategi Pelaksanaan Halusinasi.
 Terminasi
 Evaluasi 
Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti
kegiatan TAK  dan Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan anggota kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas
kelompok. Jakarta: EGC. Proposal TAK Halusinasi 

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:


EGC.
Lilik. 2011. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwaningsih dan Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Mitra


Cendeka.

Wijayaningsih. 2015. Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Trans Info Media.

https://nurseberkarya.blogspot.com/2019/01/proposal-tak-halusinasi.html

Anda mungkin juga menyukai