Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

OLEH

KELOMPOK 3

1. Alfina N Taebenu (PO5303209201169)

2. Astuti M. Miha Lena (PO5303209201173)

3. Beatrice D. V. Ndajong (PO5303209201174)

4. Christine M. Lobo Huky (PO5303209201175)

5. Dina Indriani Jezua (PO5303209201177)

6. Joanina Handayani Correia (PO5303209201193)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan berkat dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal ini tepat pada waktunya. Proposal ini berisikan tentang “Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi”.
Dalam proses penyusunan proposal ini, tentu saja kami mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
Kami menyadari proposal ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami sangat
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menjadi sumber pengetahuan kepada pembaca.

Kupang, 28 Januari 2023

Penulis
A. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.

B. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktivitas Kelompok
a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien
yangmemilih latar belakang dan masalah yang sama
b) Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1) Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televise
2) Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan
berupa ekspresi perasaan secara non verbal (ekspresi wajah, gerakan
tubuh). Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik,
seni, menyanyi dan menari
3) Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktivitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan
semua kondisi nyata
4) Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
adadisekitar klien
2. Halusinasi
a) Pengertian
Halusinasi adalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek
yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca
indra (yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau
perabaan)
b) Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiology. Ini merupakan respon persepsi
paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan
informasi yang diterima melalui panca indera(penglihatan,
pendengaran, penghidu, pengecapan dan perabaan), Klien dengan
halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun
sebenarnya stimulus itu tidak ada. Di antara kedua respon tersebut
adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan
persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterima yang
disebut sebagai ilusi. Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang
dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang
diterima. Menurut Stuartdan Laraia (2001) rentang respon tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Respon adaptif respon maladaptif
2. Pikiran logis distorsi pikiran gangguan pikir/delusi
3. Persepsi akurat ilusi halusinasi
4. Emosi konsisten reaksi emosi yang sulit berespon emosi
5. Dengan pengalaman berlebihan atau minus perilaku disorganisasi
6. Perilaku sesuai prilaku aneh/tidak bisa isolasi sosial
7. Berhubungan sosial menarik diri

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan Khusus
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
4. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
5. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

D. SESI YANG DIGUNAKAN


1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

E. KLIEN
1. Kriteria Klien
a) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
b) Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses Seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok

F. KRITERIA HASIL
1. Evaluasi Struktur
a) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b) Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c) Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d) Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e) Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2. Evaluasi Proses
a) Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir
b) Leader mampu memimpin acara
c) Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan
d) Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan
e) Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah
f) Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g) Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu :
a) Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b) Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

G. PERORGANISASIAN
1. Pelaksanaan
a) Hari/Tanggal : Senin, 30 Januari 2023
b) Waktu : 08.00 sampai selesai
c) Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit), terapi
aktivitas kelompok (25 menit), penutup (10 menit)
d) Tempat : Ruang kelas
e) Jumlah Klien : 4 klien
2. Tim Terapi
a) Leader
b) Co-leader
c) Fasilitator
d) Observer

H. SETTING TEMPAT
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Tempat tenang dan nyaman.

Ilustrasi :

Leader
Klien
Fasilitator
Klien

Co-leader
Klien

Klien Klien

I. PROSES PELAKSANAAN
Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi.
b) Membuat kontrak dengan pasien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada pasien
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,yaitu mengenal suara-suara
yang didengar
2) terapis menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta ijin terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu Jika halusina
pendengaran: maka tanyakan jenis hal: mengenal suara-suara yang
didengar (halusinasi) tentang isinya,waktu, frekuensi, terjadinya,situasi
terjadinya,dan respon/perasaan klien pada saat terjadi.
b) Terapis meminta klien untuk menceritakan tentang: mengenal suara-
suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya,waktu, frekuensi,
terjadinya,situasi terjadinya,dan respon/perasaan klien pada saat terjadi
halsinasi. Mulai dari klien yang sebelah kiri, secara berurutan.Hasilnya
ditulis di kertas/whiteboard.
c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d) Simpulkanisi,waktu terjadi,situasi terjadi,dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK .
 Terapis memberikanpujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut.
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi,waktu,situasi,dan
perasaannya jika terjadi halusinasi
c) Kontrak yang akan dating
 Menyepakti TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi
 Menyepakati waktu dan tempat
J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi
terjadinya halusinasi dan perasaan saat terjadi halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai