Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang terdiri dari riwayat kesehatan yang dapat
digunakan untuk melengkapi informasi tentang status kesehatan. Pada tahap pengkajian
ini informasi diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Penulis melakukan
pengkajian pada klien Nn. V pada tanggal 7 Juni 2022. Dari pengkajian yang dilakukan
pada klien Nn. V diperoleh hasil yaitu klien mengalami kondisi demam di saat sore
menjelang malam, nyeri kepala, nyeri ulu hati sejak 5 hari sehingga pasien tampak sulit
tidur serta pasien merasakan mual dan muntah karena ia sering makan sembarangan dan
makan tidak teratur. Menurut (Widoyono, 2011) Hal itu disebabkan oleh bakteri
Salmonella thypi yang biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaninasi.
Bakteri salmonella tyhpi terinfeksi melalui makanan dengan masa tunas tersingkat
selama 4 hari yang berada di jaringan nifatik usus halus, hati, limpa, dan aliran darah
yang terinfeksi. Setelah itu kuman salmonella thypi ini berada pada masa inkubasi
sehingga ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala,
pusing, dan tidak bersemangat. Pada masa tunas tyhpoid pada umumnya pasien akan
merasakan demam yang berangsur naik pada sore hari dan malam hari.
(Bachrudin, dkk 2016) menjelaskan beberapa gejala-gejala klinis sebagai berikut:
Demam Minggu pertama suhu meningkat setiap hari, menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Minggu kedua pasien terus berada dalam
keadaan demam. Minggu ketiga suhu tubuh berangsur turun dan normal pada akhir
minggu ketiga, yang kedua Gangguan saluran pencernaan Napas berbau tidak sedap,
bibir kering, dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepi
kemerahan, jarang disertai tremor, anoreksia, mual, dan perasaan tidak enak di perut.
Abdomen kembung, hepatomegali, dan splenomegli, kadang normal, dapat terjadi diare.
dan yang ketiga gangguan kesadaran Kesadaran menurun yaitu apatis sampai somnolen.
Jarang terjadi spoor, koma, atau gelisah.
Dari hasil pengkajian yang diperoleh pada sistem pencernaan terdapat nyeri pada
ulu hati, sehingga napsu makan pasien menurun. Untuk hasil pemeriksaan lab pada
pasien Nn. V dilakukan uji Widal dengan hasil Salmonella Typhi H 1/320 NEGATIF,
Salmonella Typhi O 1/320 NEGATIF, Salmonella Paratyhphi AO 1/40 NEGATIF dan
Salmonella Paratyhphi BO 1/80 NEGATIF. L Untuk pemeriksaan urin Warna urin
kuning, Kekeruhan urin Jernih, Blood(Positf), dan Bakteri (Positif). Lalu untuk
pemeriksaan darah sel darah putih 6,56 (Normal), sel darah merah 4,20 (Normal),
Hemoglobin 10,2 g/dL (Normal).
B. Diagnosis Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada klien dengan wawancara dan pemeriksaan
fisik terhadap klien dirumuskan fokus diagnose keperawatan yang diambil dalam
pembuatan laporan studi kasus ini yaitu :
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
Permasalahan tersebut dirumuskan dengan didasarkan kepada data subjektif
pasien mengatakan demam 1 minggu yang lalu pada saat sore menjelang malam
dan demam naik turun, serta data objektif akral teraba panas, suhu 38,6oC
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Permasalahan tersebut dirumuskan dengan didasarkan kepada data subjektif
pasien mengatakan nyeri ketiks beraktifitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk benda
tumpul, nyeri di ulu hati, kepala dan seluruh badan, skala nyeri 5, dan hilang
timbul, serta data objektif pasien tampak meringis kesakitan dan tampak
memegang are yang sakit, serta gelisah dan tidak tenang.
3. Nausea berhubungan dengan distensi lambung
Permasalahan tersebut dirumuskan dengan didasarkan kepada data subjektif
pasien mengatakan mual dan muntah sudah lebih dari 10x dengan karakteristik
muntah isinya cairan dari makanan yang baru selesai di makan, perut kembung,
dan jika makan terlalu banyak maka pasien muntah, serta data objektif pasien
tidak ada nafsu makan dan hanya menghabiskan 2-3 sendok makan karena
langsung merasa mual dan muntah.
4. Defisit pengetahuan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi
Permasalahan tersebut dirumuskan dengan didasarkan kepada data subjektif
pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang dialami serta data
objektif pasien tampak bertnya kepada perawat mengenai kondisinya.
C. Intervensi
Intervensi keperawatan pertama yang dirumuskan berfokus untuk mengatasi
masalah hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. Tindakan keperawatan untuk
mengatai masalah tersebut yaitu identifikasi penyebab hipertermia, monitor suhu tubuh,
sediakan lingkunganyang dingin, longgarkan atau lepaskan pakaian, anjurkan tirah
baring, kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.
Intervensi keperawatan kedua yang dirumuskan berfokus untuk mengatasi
masalah nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis. Tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah yang pertama identifikasi karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri. Kedua identifikasi skala nyeri Ketiga identifikasi
faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. Keempat, jelaskan strategi meredakan
nyeri. Kelima, ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mngurangi rasa nyeri. Keenam,
kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.
Intervensi keperawatan ketiga yang dirumuskan berfokus untuk mengatasi
masalah nausea yang berhubungan dengan lambung. Tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah monitor mual, kendalikan faktor lingkungan penyebab
mual, berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik, ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (distraksi), kolaborasi pemberian antimietik.
Intervensi keperawatan keempat yang dirumuskan berfokus untuk mengatasi
masalah dedfisit pengetahuan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi. Tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut adalah identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi, sediakan materi dan media pendidikan kesehatan,
berikan kesempatan untuk bertanya, jelaskan faktor resiko yang dapat memperngaruhi
kesehatan.

D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan
rencana tindakan keperawatan pada diagnosa yang sudah disusun. Implementasi pada
diagnosa pertama yang dilakukan yaitu Mengidentifikasi penyebab hipertermia(Bakteri
Salmonella thyposa), memonitoring suhu tubuh(38oC), menyediakan lingkungan yang
dingin, melonggarkan atau melepaskan pakaian pasien, menganjurkan tirah
baring(menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup), melayani pemberian
paracetamol 3x500 mg/oral, cairan infus Ns 20tpm.
Implementasi pada diagnosa kedua yang dilakukan yaitu mengidentifikasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri dengan pengkajian nyeri:
P: nyeri saat beraktifitas
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tumpul
R: nyeri di bagian ulu hati dan kepala
S: skala nyeri 2
T: nyeri hilang timbul
Mengidentifikasi faktor yang memperberat(ketika beraktifitas) dan memperingan
nyeri(ketika beristirahat), Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mngurangi rasa
nyeri (relaksasi nafas dalam), melayani pemberian antrain 3x1 gram/IV
Implementasi pada diagnosa ketiga yang dilakukan yaitu Memonitor
mual( frekuensi, durasi, tingkat keparahan), Mengendalikan faktor lingkungan penyebab
mual( bau tidak sedap, suara dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan),
Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik, Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi mual (distraksi), dan Melayani pemberian
Ondansentron 3x 4mg/IV
Implementasi pada diagnosa keempat yang dilakukan yaitu Mengidentifikasi
kesiapan dan kemampuan menerima informasi, Menyediakan materi dan media
pendidikan kesehatan(Sap dan Leaflet), Memberikan kesempatan untuk bertanya,
Menjelaskan faktor resiko yang dapat memperngaruhi kesehatan (mencuci tangan 6
langkah, dan menjaga kebersihan makanan).

E. Evaluasi
Evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan pada pasien Nn. V didapatkan data subjektif
pasien sudah tidak demam, nyeri, mual muntah dan sudah mengerti tentang penyakit
yang dialaminya, Sedangkan data objektif yang didapatkan yaitu akral pasien teraba
normal dengan suhu 36,50C, pasien tidak tampak meringis dan tidak memegang area
yang sakit dengan skala nyeri 1, pasien menghabiskan makanan dan tidak merasa mual
muntah lagi, dan pasien tidak bertanya lagi tentang penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai