asuhan keperawatan
.1 Pengkajian
a) Identitas Klien Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, jenis kelamin,
usia, agama, suku bangsa, Pendidikan nomor registrasi, dan penanggung
jawab (Nurarif A.H, 2019).
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yaitu panas naik
turun, yang menyebabkan klien datang ke Rumah Sakit. Pada anak jika anak
yang sadar dapat langsung ditanyakan pada klien tetapi jika anak yang tidak
dapat berkomunikasi keluhan dapat ditanyakan pada orangtua klien yang
sering berinteraksi dengan klien (Nurarif A.H, 2019).
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pada anak dengan masalah demam typhoid ditemukan adanya
keluhan klien yang mengalami peningkatan suhu tubuh >37,5℃ selama
lebih dari 1 minggu, disertai menggigil , malaise dan penurunan nafsu
makan. Naik turunnya panas terjadi pada waktu pagi dan sore dan
berlangsung selama lebih dari 1 minggu (Nurarif A.H, 2019).
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu meliputi hal yang ada hubungannya dengan
penyakit sekarang, seperti riwayat apakah pernah mengalami penyakit
demam typhoid sebelunya karena pada kasus demam typhoid seseorang
yang pernah mengalami demam typhoid tidak menutup kemungkinan dapat
terkena penyakit demam typhoid kembali.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga untuk penyakit-penyakit yang herediter/familier (Moelya
et al., 2019).
2) Pemeriksaan Fisik pada anak
Menurut (Moelya et al., 2019) untuk melakukan pemeriksaan fisik pada
anak diperlukan pendekatan khusus, baik terhadap pasien maupun terhadap
orang tuanya. Berbeda dengan orang dewasa, pendekatan pemeriksaan pada
anak tergantung pada umur, keadaan fisik dan psikis anak. Cara
pemeriksaan fisik pada anak umumnya sama dengan cara pemeriksaan pada
orang dewasa, yaitu dimulai dengan general survey atau keadaan umum,
pemeriksaan tanda vital, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik pada anak meliputi :
a) Pemeriksaan tanda vital yaitu Nadi, Tekanan darah (manset harus sesuai
dengan umur), frekuensi napas, suhu.
b) Pengukuran panjang badan anak.
c) Pengukuran lingkar kepala anak.
d) Pengukuran lingkar lengan anak.
e) Pengukuran dada anak.
Adapun pemeriksaan fisik menurut (Nurarif A.H, 2019) pada Klien
demam thypoid di peroleh hasil sebagai berikut :
4 Implementasi Keperawatan
Implementasi, merupakan bagian aktif dari asuhan keperawatan, yaitu perawat
melakukan tindakan sesuai rencana. Tindakan ini bersifat intelektual, teknis, dan
interpersonal berupa berbagai upaya memenuhi kebutuhan dasar klien (Nuruzzaman &
Syahrul, 2016). Tahap pelaksanaan dilakukan setelah rencana tindakan di susun dan di
tunjukkan kepada nursing order untuk membantu pasien mencapai tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang pasien hadapi. Tahap pelaksaanaan terdiri
atas tindakan mandiri dan kolaborasi yang mencangkup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Agar kondisi
pasien cepat membaik diharapkan bekerjasama dengan keluarga pasien dalam melakukan
pelaksanaan agar tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah di buat dalam
intervensi.
.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi, merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna
apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu
pendekatan lain. Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data
perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian
perilaku yang observasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan
kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan
apakah tujuan intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nuruzzaman & Syahrul,
2016). Perumusan evaluasi formatif meliputi empat komponen yang dikenal dengan
istilah SOAP yaitu :
1) S (Subjektif)
Perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang di rasakan,
dikeluhkan, dan dikemukan pasien. Secara verbal pasien atau keluarga pasien
akan mengatakan menggigil menurun dan suhu kulit membaik setelah
diberikan asuhan keperawatan farmakologis maupun nonfarmakologis ( SLKI,
2016)
2) O (Objektif)
Tanda klinis yang diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan
keperawatan anak dengan masalah hipertermi pada data objektif yaitu suhu
tubuh membaik, takikardi menurun, takipnea menurun, pucat menurun (SLKI,
2016).
3) A (Analisasis)
Penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif) apakah
berkembangan kearah perbaikan atau kemunduran. Ukuran pencapaian tujuan
pada tahap evaluasi meliputi :
a) Masalah teratasi,
jika pasien menunjukan perubuhan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan pada rencana keperawatan.
b) jika pasien menunjukan perubahan pada sebagian kriteria hasil yang telah
ditetapkan pada rencana keperawatan.
c) Masalah tidak teratasi, jika pasien tidak menunjukan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
ditetapkan pada rencana keperawatan atau adanya permasalahan baru.
dan kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
yang ditetapkan pada rencana keperawatan atau adanya permasalahan
baru.
4) P (Perencanaan)
Pencana penanganan klien yang berdasarkan pada hasil analisis data yang
berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah
belum berhasil.