Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA HIPERTEMIA

DI BANGSAL ANGGREK RS SLAMET RIYADI SURAKARTA

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktik klinik

Keperawatan Dasar Manusia

Pembimbing Akademik : Siti Lestari,MN

Pembimbing Klinik : Sri Mulyani,S.Kep.,Ns

DISUSUN OLEH:

LUTVIA MUKTI MADANI

P27220021218

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA

2021/2022
BAB I

KONSEP TEORI

A. Definisi
Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentang normal
tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipertermia adalah kondisi kegagalan
pengaturan suhu tubuh (termolegurasi) akibat ketidakmampuan tubuh melepaskan atau
mengeluarkan panas yang berlebih oleh tubuh dengan pelepasan dalam laju yang
normal (Widya, 2018). Hipertermia merupakan suatu kondisi di mana terjadinya
peningkatan suhu tubuh di atas 37,20 C akibat dari system pertahanan tubuh dari infeksi
(viremia) (Sudoyo, Aru W, dkk, 2010). Jadi, hipertermia dapat didefinisikan dengan
suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pegatur suhu
di hipotalamus.

B. Etiologi
Hipertermia dapat disebabkan karena gangguan pada otak atau akibat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsang
terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen.
Zat pirogen dapat berupa protein, pecahan protein dan zat lain. Toksin polisakarida
yang dilepas oleh bakteri roksik atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan
tubuh yang dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. (Widya 2018)
Menurut standar diagnosa keperawatan indonesi 2017 faktor penyebab hipertermia
adalah:
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4. Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebihan
8. Penggunaan inkubator
C.Menifistasi Klinis

Menurut SDKI, 2017 manifestasi klinis hipertermia adalah:


1. Gejala dan tanda mayor
Subjektif: -
Objektif : suhu tubuh diatas nilai normal

2. Gejala dan tanda minor


Subjektif : -
Objektif : kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat

D.Patofisiologis

Suhu tubuh manusia dapat dikatakan normal apabila dipertahankan pada kisaran
37oC oleh pusat pengaturan suhu dialam otak yaitu hypothalamus. Pusat pengaturan suhu
tersebut selalu menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diprosuksi tubuh dari
metabolisme dengan panas yang dilepaskan melalui kulit dan paru, sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan dalam batas nomal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita memiliki
fluktuasi harian yang sedikit lebih tinggi, pada sore hari jika dibandingkan dengan pagi
hari. Selain itu demam dapat disebabkan oleh kenaian sel point di pusat pengaturan suhu
dotak, dikenal dengan istilah hiperteria. Pada hipertermia terdapat kenaikan suhu tubuh
yang tinggi disebabkan oleh peningkatan suhu inti tubuh secara berlebihan sehingga terjadi
kegagalan mekanisme pelepasan panas. Hipertermia antara lain dijumpai pada head stroke
( tersengat panasnnya lingkungan), aktivitas fisik yang berlebihan pada cuaca panas serta
dikarenakan beberapa jenis obat-obatan seperti ekstasi (Marga 2018).
F.Pemeriksaan penunjang
1) Trombosit Biasanya hasil pemeriksaan darah lengkap pada pasien hipertermia akan
mengalami penurunan trombosit
2) Hemoglobin
Hasil pemeriksaan darah lengkap pada pasien hipertemia akan menunjukan kelainan
pada HB. Hb normal pada laki-laki yaitu 14-16 gr/dL dan pada perempuan yaitu 12-16
gr.Dl
3) Hematrokit
Hasil pemeriksaan darah lengkap pada pasien hipertermia akan menunjukan kelainan
pada hematocrit. Hematocrit normal pada laki – laki yaitu 40-54%, sedangkan pada
perempuan yaitu 35-47%
4) Leukopeni
Sel darah putih lebih rendah disbanding nilai normal

G.Penatalaksanaan

1. Berikan kompres hangat. Kompres hangat adalah melapisi permukaan kulit dengan
handuk yang telah dibasahi dengan air hangat.
2. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian tipis dan yang dapat menyerap keringat
3. Anjurkan pasien untuk minum sedikit- sedikit tapi sering sesuai kebutuhan cairan
sehari hari
4. Observasi TTV tiap 4 jam

H.Komplikasi

1) Kejang Kejang merupakan suatu kondisi dimana otot-otot tubuh berkontraksi secara
tidak terkendali akibat dari adanya peningkatan temperature yang tinggi
2) Heat Cramps Hipertermia dapat menyebabkan kram otot yang menyakitkan, kondisi ini
disebut dengan heat cramps. Heat cramps biasanya menyerang orang- orang yang
berolahraga dilingkungan panas dalam waktu yang lama
3) Edema Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, pergelangan kaki, dan
akibat dari penumpukan cairan
4) Heat Stroke Heat stroke terjadi ketika pada saat tubuh tak mampu lagi untuk
mendinginkan diri. Apabila tidak segera ditangani, heat stroke dapat merusak otak dan
organ vital lainnya
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara subjektif
(data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa dan data objektif
(data hasil pengukuran atau observasi).
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,agama, suku
bangsa, tanggal masuk, nomor register, dan diagnosis medis.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama/alasan yang menyebabkan pasien pergi mencari pertolongan
profesional kesehatan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kapan sakit pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil sebelum
akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara
medis.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien atau di dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang sama

3. Aktivitas sehari-hari
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
c. Pola Personal Hygiene
d. Pola Istirahat dan Tidur
e. Pola Aktivitas dan Latihan
f. Seksualitas/reproduksi
g. Konsep Diri
4. Pemeriksaan Fisik
Untuk mendapatkan data lanjutan, perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan agar dapat
mendukung data subjektif yang diberikan dari pasien maupun keluarga.

a. Tanda-tanda vital
TTV meliputi pengecekan tekanan darah,nadi,suhu,pernafasan,tb,bb
b. Head to toe
Memeriksa kondisi secara keseluruhan dari ujung kaki hingga ujung kepala

5. Alasan masuk rumah sakit (MRS)


Keluhan utama pasien saat MRS dan saat dikaji,dilanjutkan dengan riwayat kesehatan
sekarang, dan kesehatan sebelumnya.

B. Analisa Data
Analisis data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengaitkan data klien
serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relavan
keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan pasien
dan keperawatan pasien .
Contoh : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit dibuktikan dengan suhu tubuh
pasien diatas nilai normal dan demam naik turun.

C. Intervensi Keperawatan
Setelah merumuskan diagnosis keperawatan dilanjutkan dengan intervensi untuk
mengurangi atau menghilangkan masalah keperawatan pasien. Perencanaan merupakan
langkah ketiga dari proses keperawatan setelah perumusan diagnosis. Tahapan ini disebut
dengan perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas diagnosis
keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria hasil dan menetapkan
intervensi yang akan dilakukan.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan fase saat perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan yang telah dibuat. Implementasi terdiri dari melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang
diperlukan untuk melakukan intervensi. Perencanaan yang telah disusun dilaksanakan oleh
perawat kemudian mengakhiri tahap implementsi dengan mencatat tindakan keperawatan
dan respon pasien terhadap tindakan yang telah diberikan (Nurarif & Kusuma, 2015).

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah aspek penting dalam proses keperawatan karena kesimpulan yang
ditarik dari evaluasi dan menentukan intervensi harus diakhiri, dilanjutkan, atau diubah.
Evaluasi merupakan aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah pada pasien
dan professional kesehatan menentukan kemajuan klien mencapai tujuan atau hasil dan
keefektifan rencana asuhan keperawatan (Nurarif & Kusuma, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Diana, widya. 2018. “Laporan Pendahuluan Pasien Dengan Hipertermia”. (online),


(https://www.academia.edu/34826561/LAPORAN_PENDAHULUAN_PASIEN_DENGAN_
HIPERTER, diakses 31 Mei 2022).

Kurnia, Vitri. 2019. “Laporan Pendahuluan Hipertermia”. (online).


(https://www.scribd.com/document/426062026/LAPORAN-PENDAHULUAN-
HIPERTERMI, diakses 31Mei 2022).

Marga. 2018.”Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Pemenuhan Kebutuhan suhu Tubuh (Hipertermia). (online).
(https://www.scribd.com/document/374795021/Lp-Hipertermi, diakses 31 Mei 2022).

Persatuan Perawat Nasional Indonesia [PPNI]. 2017. Standar diagnosis keperawatan


Indonesia: Definisi dan Tindakan keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Siswantara. Dwi. 2018. “ Laporan pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Masalah Hipertermi”. (online).
(https://www.academia.edu/8880172/Laporan_Pendahuluan_dan_Asuhan_Keperawatan
_pada_Pasien_dengan_Masalah_Hipertermi%20D, diakses 31 Mei 2022)

NLPL, Lestari. 2020. “Konsep Dasar Hipertermia Pada Demam Typoid”. (online),
(http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/4882/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf, diakses pada tanggal 01 Juni 2022).

Anda mungkin juga menyukai