Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA PASIEN DENGAN SEPSIS DI RUANGAN


ICU RSUD W.Z. JOHANES KUPANG

OLEH
NAMA : INKA P. Y. SILA
NIM : PO5303211211538

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2022
1. Identitas Pasien
Nama : An C.L
Umur : 9 Tahun
No RM : 550321
Diagnosa : Sepsis
2. Diagnosa keperawatan utama
Diagnosa keperawatan : Hipertermi b.d proses infeksi
Dasar pemikiran Diagnosa Keperawatan Utama :
 Pasien mengatakan badanya panas
 Suhu tubuh diatas normal 38 C
 Kulit pasien tampak kemerahan
Hipertermi merupakan keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami
kenaikan suhu tubuh > 37,8 C per oral atau 38,8 c per rektal yang sifatnya menetap karena
faktor eksternal SDKI, 2018).
Hipertermi dapat membahayakan keselamatan anak apabila tidak ditangani dengan
cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti kejang dan penurunan kesadaran.
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar merupakan upaya
memberikan rangsangan pada area preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh.
3. Intervensi dan Tindakan Keperawatan yang dilakukan
 Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 maka termoregulasi membaik
dengan kriteria hasil :
 Suhu tubuh membaik
 Suhu kulit membaik
 kulit merah menurun
 Tindakan keperawatan:
Kompres hangat
 Langka – langka kegiatan :
1) Lakukan kebersihan tangan ( cuci tangan )
2) Siapkan alat ( Waslap atau handuk kecil ),perlak,kom berisi air hangat.
3) Berikan salam ,perkenalkan diri dan identifikasi pasien.
4) Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian kompres hangat
5) Jaga privacy pasien
6) Mengatur posisi nyaman bagi pasien.
7) Memasang perlak di bawah area yang akan dikompres
8) Waslap dibasahi dengan air hangat,peras dan letakan di daerah yang telah ditentukan.
9) Instruksikan kepada pasien agar segera melaporkan jika ada perubahan sensasi atau rasa
tidak nyaman.
10) Instruksikan kepada pasien agar segera melaporkan jika ada perubahan sensasi atau
rasa tidak nyaman.
11) Rapikan pasien
12) Membereskan alat
13) Lakukan Kebersihan tangan ( Mencuci tangan )
14) Dokumentasikan
4. Analisa Suatu Tindakan Keperawatan
Kompres hangat merupakan salah satu tindakan mandiri dari perawat untuk
penatalaksanaan hypertermi. Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain/
handuk yang telah dicelupkan pada air hangat dan kemudian ditempelkan pada bagian tubuh
tertentu.
Pada pasien, masalah keperawatan utama yang muncul adalah Hipertermi
berhubungan dengan penyakit. Salah satu tindakan yang dilakukan perawat untuk mengatasi
hipertermy adalah dengan kompres hangat. Setelah dilakukan evaluasi selama 2 jam suhu
tubuh turun 0,3ºC yaitu dari 38,1ºC turun menjadi 37,8ºC. Hal ini membuktikan bahwa
kompres hangat terbukti efektif sebagai tindakan mandiri perawat dalam usaha menurunkan
suhu atau mengatasi hypertermi.
Pemberian kompres hangat pada bagian tubuh akan memberikan sinyal ke
hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor panas dihipotalamus
dirangsang, system effektor mengeluarkan sinyal yang memulai keringat dan
vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor
pada medulla oblongata pada tangkai otak hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi
vasodilatasi sehingga menyebabkan kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat,
diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga menjadi normal kembali.
Tujuan kompres hangat adalah meningkatkan control kehilangan panas tubuh
melalui penguapan
Manfaat kompres hangat adalah
 Memberikan rasa nyaman pasien
 Menurunkan suhu tubuh yang demam
 Dampak fisiologisnya adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot
tubuh rileks, menurunkan rasa nyeri, memperlancar aliran darah.
Tindakan kompres hangat terbukti efektif untuk menurunkan panas, hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh fatmawati (2011) dengan hasil bahwa
tindakan kompres hangat terbukti efektif dalam menurunkan demam pada pasien
typoid, penelitian tersebut dilakukan di RSUD prof. Dr.Hi. Aloei saboe Gorontalo.
Penelitian dilakukan pada responden yang belum mendapatkan antipiretik sehingga
diperoleh hasil yang akurat. Dari 19 responden yang diteliti terbukti 14 responden
yang hasilnya menunjukkan penurunan suhu tubuh sedangkan 5 responden lainnya
tidak menunjukkan penurunan suhu tubuh. Hal ini dikarenakan, 5 responden tersebut
merupakan pasien dengan diagnosa demam thypoid H-0 yang masa infeksinya
masih tinggi, dimana demam yang dialami oleh pasien tersebut juga sulit untuk
menunjukkan penurunan suhu tubuh.
5. Bahaya yang Terjadi
Kerusakan dan iritasi jaringan kulit akan terjadi jika air yang digunakan untuk kompres
terlalu panas
6. Evaluasi
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya
adalah:
 Untuk mengatasi hipertermi tindakan mandiri perawat adalah dilakukan
kompres hangat.
 Masalah keperawatan yang muncul pada pasien yakni Hipertermi t erat asi
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.(2019).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia . Jakarta : DPP .
PPNI
Ariyanto. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Pahlevi R M. 2012 SAP kompres hangat pada pasien
demam.blogspot.com/2012 Diajses 23 September 2014
Muhamad fatmawati, 2012, Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan Demam
Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang G1
Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Jurnal Digital Skripsi. Diakses 22 mei
2014.
Smealzer & bare. 2002. Keperawatan medical bedah. Edisi 8 vol 1. Alih bahasa oleh Agung
waluyo . jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai